OLEH :
NI MADE ANGGA AGUSTINI
1202105045
letargi, dan membran mukosa menjadi pucat. Apabila timbulnya anemia perlahan
(kronis), mungkin hanya timbul sedikit gejala, sedangkan pada anemia akut yang
terjadi adalah sebaliknya (Fadil, 2005).
4. Patofisiologi Terjadinya Penyakit Anemia.
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan
sel darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi
akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat
penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai
dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam
system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini
adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel
darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma
(konsentrasi normal 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada
sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada
kelainan
hemplitik)
maka
hemoglobin
akan
muncul
dalam
plasma
akan
berdifusi
dalam
glomerulus
ginjal
dan
kedalam
urin
5. Klasifikasi Anemia.
Menurut Mansjoer (2001) klasifikasi anemia yaitu :
5.1 Anemia Mikrositik Hipokrom :
Anemia Defisiensi Besi.
Anemia ini umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Di Indonesia paling
banyak disebabkan oleh infestasi cacing tambang (ankilostomiasis). Infestasi
cacing tambang pada seseorang dengan
a) Sistem Kardiovaskuler: lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, sesak napas saat
beraktivitas, angina pektoris, dan gagal jantung.
b) Sistem Saraf: sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunang-kunang,
kelemahan otot, iritabilitas, lesu, serta perasaan dingin pada ekstremitas.
c) Sistem Urogenital: gangguan haid dan libido menurun.
d) Epitel: warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun, serta
rambut tipis dan halus.
6.2 Gejala Khas Masing-masing anemia
Gejala khas yang menjadi ciri dari masing-masing jenis anemia adalah sebagai
berikut :
a) Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis.
b) Anemia defisisensi asam folat: lidah merah (buffy tongue)
c) Anemia hemolitik: ikterus dan hepatosplenomegali.
d) Anemia aplastik: perdarahan kulit atau mukosa dan tanda-tanda infeksi.
7. Pemeriksaan Fisik Pada Pasien Anemia.
Keadaan umum
Tanda-tanda vital (RR, TD, nadi, temperatur)
Ikterus, splenomegali, hepatomegali
Perdarahan dan tanda-tanda infeksi
Disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis, dan kuku sendok (koilynochia).
Lemah, lesu, cepat lelah, telinga mendenging, mata berkunang-kunang, kaki
terasa dingin, sesak nafas, dispepsia, pucat pada konjungtiva,mukosa mulut,
telapak tangan, dan jaringan di bawah kuku
8. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Pada Anemia.
Pemeriksaan Laboratorium
8.1 Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin adalah parameter status besi yang memberikan suatu ukuran
kuantitatif tentang beratnya kekurangan zat besi setelah anemia berkembang. Pada
pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat
sederhana seperti Hb sachli, yang dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan,
yaitu trimester I dan III.
8.2 Penentuan Indeks Eritrosit
Pada setiap kasus anemia perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut ini:
Terapi spesifik sebaiknya diberikan setelah diagnosis ditegakkan.
Terapi diberikan atas indikasi yang jelas, rasional, dan efisien.
9.1 Jenis-jenis terapi yang dapat diberikan adalah:
a. Terapi gawat darurat
Pada kasus anemia dengan payah jantung atau ancaman payah jantung, maka
harus segera diberikan terapi darurat dengan transfusi sel darah merah yang
dimampatkan (PRC) untuk mencegah perburukan payah jantung tersebut.
b. Terapi khas untuk masing-masing anemia
Terapi ini bergantung pada jenis anemia yang dijumpai, misalnya preparat besi
untuk anemia defisiensi besi.
c. Terapi kausal
Terapi kausal merupakan terapi untuk mengobati penyakit dasar yang menjadi
penyebab anemia. Misalnya, anemia defisiensi besi yang disebabkan oleh infeksi
cacing tambang harus diberikan obat anti-cacing tambang.
d. Terapi ex-juvantivus (empiris)
Terapi yang terpaksa diberikan sebelum diagnosis dapat dipastikan, jika terapi ini
berhasil, berarti diagnosis dapat dikuatkan. Terapi hanya dilakukan jika tidak
tersedia fasilitas diagnosis yang mencukupi. Pada pemberian terapi jenis ini,
penderita harus diawasi dengan ketat. Jika terdapat respons
9.2 Pencegahan anemia
Upaya-upaya untuk mencegah anemia, antara lain sebagai berikut:
a. Makan makanan yang mengandung zat besi dari bahan hewani (daging, ikan,
ayam, hati, dan telur); dan dari bahan nabati (sayuran yang berwarna hijau tua,
kacang-kacangan, dan tempe).
b. Banyak makan makanan sumber vitamin c yang bermanfaat untuk meningkatkan
penyerapan zat besi, misalnya: jambu, jeruk, tomat, dan nanas.
c. Minum 1 tablet penambah darah setiap hari, khususnya saat mengalami haid.
d. Bila merasakan adanya tanda dan gejala anemia, segera konsultasikan ke dokter
untuk dicari penyebabnya dan diberikan pengobatan
d. Eleminasi
Gejala : riwayat piclonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB).
Hematemasis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan
haluaran urine
Tanda ; distensi abdomen.
e. Makanan/cairan
Penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukkan produk
sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring).
Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan.
f. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan
berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata.
Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ;
klaudikasi. Sensasi manjadi dingin. Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi
cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu berespons, lambat dan dangkal.
Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan dari lubanglubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi,
tanda Romberg positif, paralysis (AP).
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)
h. Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas. Tanda :
takipnea, ortopnea, dan dispnea.
i. Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore (DB).
Hilang libido (pria dan wanita). Imppoten. Tanda : serviks dan dinding vagina
pucat.
2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul.
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perubahan
komponen seluler yang diperlukan untuk mengirim O2 ke sel ditandai dengan
warna kulit pucat, pasien merasa tangan dan kakinya dingin, CRT >3 detik.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake nutrisi yang tidak adekuat ditandai dengan pasie pasien mngeluh berat
badannya terus turun dan merasa haus.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan
pasien mengatakan klelalhan dan letih setelah beraktifitas.
d. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pajanan ditandai dengan
pasien tampak gelisah dan bertanya tanya tentang penyakitnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dochterman, Joanne Mccloskey, Bulechek, Gloria M. (2008). Nursing Interventions
Classification (NIC), Fifth Edition. Missouri: Mosby
Fadil,
M.(2005).
Konsep
Dasar
Anemia.
Available
at
Dian.
(2006).
Anemia
Defisiensi
Besi.
Available
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21579/4/Chapter%20II.pdf.
at
Diakses
Lampiran
Pathway Anemia
Defisiensi nutrient
Perdarahan
ANEMIA
anoreksia
Mual
Mual/muntah
Defisiensi pengetahuan
Berkurangnya Hb dalam
darah
Intake nutrisi
inadekuat
Intoleransi
aktivitas
Ketidakseimbangan Nutrisi
kurang dari dari kebutuhan
tubuh
Keletihan
No
1
Diagnosa
Ketidakefektifan
Intervensi
NIC label :
Rasional
NIC label :
perfusi jaringan
keperawatan selama x 24
Hemodynamic Regulation
Hemodynamic Regulation
perifer berhubungan
jam, diharapkan
1. Kenali adanya
dengan perubahan
ketidakefektifan perfusi
komponen seluler
yang diperlukan
lainnya
3. Monitor dan
untuk mengirim O2
ke sel ditandai
NOC label
Tissue perfusion :
Peripheral
dokumentasikan denyut
jantung, ritme dan nadi
4. Monitor nadi di
sekeliling, kapiler dan
suhu serta warna
ekstremitas
5. Pertahankan
keseimbangan cairan
dengan memberikan
cairan IV atau diuretic
dengan tepat
6. Monitor masukan dan
pengeluaran nutrisi,
keluaran urine, dan berat
badan pasien dengan
Evaluasi
S : klien
mengatakan
tangannya
sudah terasa
hangat
O : CRT < 3 detik,
akral hangat,
sianosis (-)
A : Tujuan tercapai.
P : Pertahankan dan
tingkatkan kondisi
klien
tepat
2
Ketidakseimbangan
NIC Label:
S: klien
Nutritional therapy
mengatakan sudah
kebutuhan tubuh
1. Menentukan kerjasama
pasien
2. Membantu kebutuhan nutrisi
tidak adekuat
ditandai dengan
dibutuhkan untuk
pasie pasien
status
memenuhi persyaratan
mngeluh berat
kebutuhan
2. Intake makanan sesuai
kebutuhan
3. Intake cairan sesuai
kebutuhan
4. Pasien tidak
menunjukkan tandatanda kekurangan energi
5. Kadar hematokrit normal
gizi
2. Mendorong peningkatan
konsumsi protein, zat
besi, dan vitamin C
yang sesuai
3. Memberikan pasien
protein tinggi, kalori
pasien mampu
menentukandengan tepat
dengan sesuai
4. Monitor catatan asupan
untuk kandungan gizi
dan kalori
5. Timbang berat pasien
pada interval yang tepat
6. Memberikan informasi
yang tepat tentang
kebutuhan nutrisi dan
bagaimana
memenuhinya
Intoleransi aktivitas
ditandai dengan
yang menunjukan
pasien mengatakan
kriteria hasil :
ketidaktoleransi
S : klien
mengatakan
sudah tidak
klien
merasa letih.
O: klien tampak
mampu
memerlukan pelaporan
lelah
berpartisipasi
Conservation
1. Keseimbangan aktifitas
dan istirahat
2. Menggunakan tidur dan
dokter
2. Tingkatkan pelaksanaan
ROM pasif sesuai
dalam
perawatan diri
tanpa bantuan
atau dengan
istirahat untuk
memulihkan energy
3. Mengenali pembatasan
energy
4. Mengatur aktivitas untuk
menyimpan energy
5. Adaptasi gaya hidup
sesuai tingkat energy
6. Berpartisipasi dalam
aktifitas fisik tanpa
disertai peningkatan
tekanan darah, nadi, RR
indikasi
3. Buat jadwal latihan
aktivitas secara bertahap
untuk pasien dan
berikan periode istirahat
4. Berikan reinforcemen
4. Reinforcement bermanfaat
bantuan
minimal tanpa
menunjukkan
kelelahan
Klien mampu
berpartisipasi
untuk pencapaian
dalam aktifitas
fisik tanpa
latihan
disertai
peningkatan TD,
N, RR dan
perubahan ECG
A : intervensi
tercapai
sebagian
P : lanjutkan
intervensi
disritmia, dispneu,
diaphoresis, pucat,
tekanan hemodinamik
lelah lagi
6. Agar klien mendapatkan
energy yang maksimal dari
asupan nutrisinya
7. Karena kelelahan fisik dan
emosional yang berlebihan
dapat membuang energy klien
lebih banyak
8. Kegiatan fisik yang berat dan
kekurangan suplai oksigen
dapat mengakibatkan
ketidakadekuatan perfusi
untuk memastikan
oksigen ke jaringan
9. Agar otot dapat rileks dan dan
yang memadai.
7. monitor pasien dari
kelelahan fisik dan
emosional berlebihan.
energy
Defisiensi
pengetahuan
keperawatan selamax 24
ditandai dengan
criteria hasil :
NOC Label : Knowledge :
pasien tampak
gelisah dan bertanya
tanya tentang
penyakitnya.
disease process
1. Klien mengetahui spesifik
penyakitnya (skala 5)
2. Klien mengetahui faktor
penyebab penyakitnya
(skala 5)
3. Klien mengetahui tanda
ketegangan otot.
NIC Label : Teaching
Disease Process
Process
1. Nilai pengetahuan klien1.
1. Membantu dalam
penyampaian informasi yang
sekarang tentang
akan diberikan.
spesifik proses
2.Pasien akan mengetahui dengan
penyakitnya
baik tentang penyakitnya.
2. Jelaskan tentang
3.Mengkaji tingkat pengetahuan
patofisiologi penyakit
pasien.
dan ceritakan anatomi
4. Agar pasien dapat memahami
dan fisiologinya secara
tepat
3. Tanyakan pengetahuan
penyakitnya.
5. Membantu dalam proses terapi.
6. Pemahaman pasien akan jauh
lebih baik dengan penjelasan yang
S : Klien
mengatakan
sudah lebih
nyaman karena
sudah
mengetahui
tentang
penyakitnya
O: Klien dapat
menjelaskan
tentang faktor
penyebab, tanda
dan gejala
penyakitnya(skala 5)
klien tentang
kondisinya
4. Gambarkan tanda dan
gejala yang biasa dari
tepat.
7. Pasien akan dilibatkan langsung
dalam proses penyembuhan
sehingga merasa lebih nyaman.
dan gejala
penyakitnya
A : Tujuan tercapai
sebagian
P : Lanjutkan
intervensi
untuk memanage
gejalanya
6. Gambarkan proses
penyakit secara tepat
7. Diskusikan untuk
memilih
5
Keletihan
mengatakan
perasaan lelah
terapy/perawatan
NIC label :Energy
Management
Management
1.
penyebab kelelahan
Mengurangi tingkat
3.
1. Untuk mengetahui
penyebab kelelahan
mengatakan
dapat mengatasi
perasaan depresi
yang dialami,
pada klien
Memantau
pasien.
2. Untuk mengetahui tingkat
kelelahan pasien.
3. Mengetahui makanan yang
mengatakan
meningkat
O: Klien dapat
emosional berlebih
Fatigue Level
1.
Menentukan
S : Klien
pada pasien
Konsultasi dengan
pasien.
4. Untuk meningkakan
klien
nafsu makannya
meningkatkan
2.
kelelahan (skala 3)
Mengatasi depresi
perasaan klien
3.
meningkatkan
(skala 3)
Meningkatkan nafsu
asupan makanan
makan (skala 4)
berenergi tinggi
Menganjurkan
4.
pasien untuk
beristirahat atau
5.
membatasi aktivitas
Hindari kegiatan
perawatan selama
waktu istirahat
6.
pasien
Rencanakan periode
kegiatan ketika
pasien memiliki
7.
energi pasien.
5. Menghindari mengganggu
nafsu makannya
A : Tujuan tercapai
sebagian
P : Lanjutkan
pasien.
7. Untuk menghindari
kelelahan.
8. Untuk mencegah
kelelahan.
9. Untuk mengetahui hasil
perawatan.
intervensi
yang dapat
menurunkan
8.
aktivitas pasien
Ajarkan teknik
manajemen waktu
untuk mencegah
9.
kelelahan
Evaluasi
peningkatan
program tingkat
aktivitas pasien
Mual berhubungan
dengan rasa
keperawatan
Management
1. Untuk mengetahui kondisi
makanan/ minuman
yang tidak enak di
lidah ditandai
dengan dengan
sensasi muntah dan
melaporkan mual
selamax Management
1. Kaji kondisi mual
jam, diharapkan mual dapat
pasien termasuk
diatasi dengan kriteria hasil :
durasi, frekuensi,
NOC Label : Discomfort
dan faktor
Level
1. Pasien melaporkan mual
presipitasi.
2. Identifikasi faktor
berkurang menjadi skala 5
penyebab terjadinya
(dari skala 1-5)
2. Pasien tidak muntah (skala
mual (misalnya
5)
medikasi dan
mual pasien
2. Untuk mengetahui penyebab
mual
3. Untuk mengurangi rasa mual
4. Memberikan pengetahuan
kepada pasien
5. Agar pasien tetap
mendapatkan asupan nutrisi
S : Klien
mengatakan
mualnya sudah
mulai
berkurang, klien
mengatakan
nafsu makannya
membaik, dan
klien
mengatakan
Label:
Nausea
&
Vomiting Control
1. pasien melaporkan mual
terkontrol (skala 5)
2. pasien dapat memahami
faktor
(skala 5)
(skala 5)
NOC
prosedur).
3. Tingkatkan istirahat
penyebab
mual
adekuat.
4. Berikan informasi
tidak muntah
saat makan
O: Klien tidak
tampak mual
dan muntah,
mengenai nausea,
klien mampu
diantaranya
menghabiskan
makanannya
A : Tujuan tercapai
sebagian
P : Lanjutkan
berkurang.
5. Berikan makanan
intervensi
dalam keadaan
hangat
6. Berikan makan
dengan porsi sedikit
tapi sering
7. Kolaborasi
pemberian obat anti
emetk
NOC Label : Medication
Management
1. Tentukan obat anti
NOC Label : Medication