ABSTRACT
Coffee farmer and agroindustry face bankcruptcy risk if they operate separately. This
research aim to design a key actor in profit sharing institutional development. There are ten
actor in coffee value chain resulted by Interpretative Structural Modelling (ISM) methode,
consisted of facilitator, coffee agroindustry, local government, intermediary, financial
institution, farmer organization, R&D, central government, eksportir and coffee farmer.
Key word: Fair profit sharing, Interpretatif structural modelling, coffee agroindustry
PENDAHULUAN
Dalam agroindustri kopi, petani dan
agroindustri sama-sama akan menghadapi
risiko kerugian bila bekerja sendiri-sendiri.
Petani kopi akan menghadapi risiko kerugian
akibat fluktuasi harga dan produksi.
Agroindustri kopi juga akan menghadapi
risiko kerugian bila beroperasi sendirian
dengan melakukan pembelian bahan baku
mengikuti harga pasar yang berlaku.
Dengan melihat risiko yang dihadapi
oleh petani dan agroindustri, untuk menjamin
keberlangsungan bisnis kedua pelaku tersebut,
diperlukan
kerjasama
yang
saling
menguntungkan antara petani kopi dengan
agroindustri. Kerjasama yang dijalin diantara
kedua pelaku didasarkan atas kesepahaman
bahwa kedua pihak memiliki saling
ketergantungan satu sama lain. Untuk
membangun
kerjasama
yang
saling
menguntungkan diantara pelaku dan untuk
mendorong
berkembangnya
klaster
agroindustri di Kabupaten Toba Samosir
maka diperlukan pengetahuan akan pelakupelaku yang terlibat dalam pengembangan
kelembagaan sistem bagi hasil.
Keberlajutan usaha tani kopi sangat
tergantung pada keberlanjutan agroindustri
kopi dan sebaliknya. Jika kedua pelaku
memiliki saling ketergantungan, maka
selayaknyalah bila kedua pihak saling
10
kelembagaan.
Penelitian
ini
akan
dilaksanakan di daerah Kabupaten Toba
Samosir, Sumatera Uatara, mulai bulan
Januari 2011 Desember 2011. Tahapan dan
kerangka pemikiran penelitian disajikan pada
Gambar 2.
Driver power
IV. Independent:
I.
III. Linkage:
Dependent variabels
Dependent variabels
Autonomous
II. Autonomous
Dependent variabels
Dependent variabels
Dependence
Gambar 1. Matriks Driver Power -Dependence
Identifikasi jumlah
dan nama elemen
Identifikasi jumlah
dan
nama
sub
elemen
Menetapkan Pakar
Mulai
Pembentukan
Reachibility
(RM)
untuk
elemen pada
Transtiv
e
Matrix
setiap
setiap
Penilaian hubungan
kontekstual antar sub
elemen
setiap
elemen pada setiap
Structural
Self
Interaction
Matrix
(SSIM) untuk setiap
elemen pada setiap pakar
Tida
Ya
Pembentuka
n
RM
Gabungan
RM Gabungan
Selesai
11
+
Bagi hasil Petani-Agroindustri
Harga Kopi Ekspor
Resiko+Petani Kopi
+
Keuntungan Petani Kopi
+
+
Resiko Agroindustri Kopi
+
Nilai Tambah Agroindustri Kopi
Keuntungan+Agroindustri Kopi
+
+
Produksi Kopi Mentah
Biaya Budidaya
+ Kopi
Volume Ekspor
+
+
Biaya Produksi Agroindustri
Gambar 3. Diagram sebab akibat sistem manajemen bagi hasil petani kopiagroindusri
kopi dalam klaster
12
Gambar 4. Diagram input-output Sistem manajemen bagi hasil petani kopiagroindustri kopi
Tabel 1. Reachability Matrix final dan interpretasinya dari elemen pelaku
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
2
1
1
0
0
0
1
0
0
1
3
1
1
1
1
0
1
1
1
1
4
1
1
0
1
0
1
1
1
1
5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
6
1
0
0
0
0
1
0
0
0
7
1
1
0
1
0
1
1
1
1
8
1
1
0
1
0
1
1
1
1
9
1
1
0
0
0
1
0
0
1
10
1
0
0
0
0
1
0
0
0
Dep
10
7
2
5
1
10
5
5
7
Dari Tabel 1 terlihat bahwa Driver
Power tertinggi atau elemen kunci yang
merupakan pelaku yang sangat berperan besar
untuk mendorong berjalannya sistem bagi
hasil pada klaster agroindustri kopi adalah
adanya fasilitator yang memfasilitasi seluruh
pelaku dalam klaster untuk terlibat dalam
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
Drv
3
5
9
8
10
3
8
8
5
3
R
5
4
2
3
1
5
3
3
4
5
13
14
12
10
5
3
7 8
6
2
4
1
6 10
2
0
10
12
Nasution,
M.
2002.
Pengembangan
Kelembagaan Koperasi Pedesaan untuk
Agroindustri. Bogor : IPB Press.
Rivai, V dan AP Veithzal. 2008. Islamic
Financial Management. Teori, Konsep,
dan Aplikasi Panduan Praktis untuk
Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi
dan Mahasiswa. Jakarta: Rajawali Pers.
15