Anda di halaman 1dari 8

8 Penerapan Intrepretative Structural Modeling...

(Makmur S)

PENERAPAN INTREPRETATIVE STRUCTURAL MODELING (ISM) DALAM


PENENTUAN ELEMEN PELAKU DALAM PENGEMBANGAN
KELEMBAGAAN SISTEM BAGI HASIL PETANI KOPI DAN
AGROINDUSTRI KOPI

Makmur Sianipar
Peneliti RIBEP (Research Institut for Business and Economic Policy)
Korspondensi: Perumahan Bogor Asri Blok AB-4 No. 23 Nanggewer CIBINONG, Bogor, Email:
makmursianipar@yahoo.com

ABSTRACT

Coffee farmer and agroindustry face bankcruptcy risk if they operate separately. This
research aim to design a key actor in profit sharing institutional development. There are ten
actor in coffee value chain resulted by Interpretative Structural Modelling (ISM) methode,
consisted of facilitator, coffee agroindustry, local government, intermediary, financial
institution, farmer organization, R&D, central government, eksportir and coffee farmer.
Key word: Fair profit sharing, Interpretatif structural modelling, coffee agroindustry
bekerjasama dan secara bersama-sama
PENDAHULUAN menikmati nilai tambah yang tercipta dalam
Dalam agroindustri kopi, petani dan bisnis kopi, melalui mekanisme sistem bagi
agroindustri sama-sama akan menghadapi hasil yang adil.
risiko kerugian bila bekerja sendiri-sendiri. Sistem bagi hasil sendiri sudah lama
Petani kopi akan menghadapi risiko kerugian dikenal dalam masyarakat dunia. Di Indonesia
akibat fluktuasi harga dan produksi. bagi hasil antara petani penggarap dan pemilik
Agroindustri kopi juga akan menghadapi tanah juga sudah lazim terjadi. Pembagian
risiko kerugian bila beroperasi sendirian hasil antara petani dengan pemilik lahan
dengan melakukan pembelian bahan baku dilakukan berdasarkan jumlah total produksi
mengikuti harga pasar yang berlaku. yang dibagi sesuai dengan kesepakatan.
Dengan melihat risiko yang dihadapi Pemilik lahan hanya berkontribusi dalam hal
oleh petani dan agroindustri, untuk menjamin penyediaan lahan, sedangkan petani
keberlangsungan bisnis kedua pelaku tersebut, penggarap menyediakan modal kerja dan
diperlukan kerjasama yang saling tenaga kerja selama proses produksi. Pada
menguntungkan antara petani kopi dengan umumnya nisbah pembagian hasil tersebut
agroindustri. Kerjasama yang dijalin diantara adalah 50:50 dari total produksi, sehingga
kedua pelaku didasarkan atas kesepahaman sering disebut dengan istilah sistem maron,
bahwa kedua pihak memiliki saling walaupun dalam prakteknya ada perbedaan
ketergantungan satu sama lain. Untuk antar daerah. Dalam UU No.2 tahun 1960
membangun kerjasama yang saling diatur mengenai sistem bagi hasil, dimana
menguntungkan diantara pelaku dan untuk pengaturannya diserahkan pada Bupati/kepala
mendorong berkembangnya klaster daerah dengan pedoman bahwa untuk
agroindustri di Kabupaten Toba Samosir tanaman padi yang ditanam di sawah
maka diperlukan pengetahuan akan pelaku- perbandingan antara penggarap dan pemilik
pelaku yang terlibat dalam pengembangan adalah 1:1, sedangkan untuk tanaman palawija
kelembagaan sistem bagi hasil. di sawah dan untuk tanaman di tanah kering,
Keberlajutan usaha tani kopi sangat bagian penggarap adalah 2/3 dan pemilik
tergantung pada keberlanjutan agroindustri adalah 1/3 (Sajogyo dan Sajogyo, 2007).
kopi dan sebaliknya. Jika kedua pelaku Sistem bagi hasil juga diterapkan
memiliki saling ketergantungan, maka dalam sistem ekonomi syariah. Menurut Rivai
selayaknyalah bila kedua pihak saling dan Veithzal (2008) sistem bagi hasil
AGROINTEK Volume 6, No.1 Maret 2012 9

(syirkah) yang umum diterapkan dalam sistem ISM adalah teknik pemodelan deskriptif yang
syariah adalah mudharabah (trust financing, merupakan alat strukturisasi untuk suatu
trust ivestment), musyarakah (partnership, hubungan langsung (Saxena et al. 1992).
project financing participation), al-muzaraah Dasar pengambilan keputusan dalam teknik
(harvest yield profit sharing) dan al-musaqah ISM adalah kelompok. Model struktural
(plantation management fee base on certain dihasilkan guna memotret masalah kompleks
portion of yield). dari suatu sistem, melalui pola ynag dirancang
Pembiayaan modal ventura juga secara seksama dengan menggunakan grafis
menerapkan bagi hasil, khususnya serta kalimat. Melalui teknik ISM, model
pembiayaan terhadap usaha kecil yang belum mental yang tidak jelas ditransformasikan
memiliki bentuk badan hukum Perseroan menjadi model sistem yang tampak (visible).
Terbatas (PT), walaupun tidak tertututp Bagian petama dari teknik ISM
kemungkinan dengan yang berbadan hukum adalah melaukan penyusunan hirarki.
PT apabila kedua belah pihak saling Penentuan tingkat hirarki dapat didekati
menginginkannya (Kasmir, 2008 dengan lima kriteria (Eriyatno 1998) yaiyu (1)
Nasution (2002) menyatakan bahwa kekuatan pengikat (bond strength) di dalam
kelembagaan merupakan seperangkat aturan, dan atau antar kelompok/ tingkat, (2)
prosedur, norma perilaku individual, dan frekwensi relatif dari oksilasi; tingkat yang
kontrol terhadap sumber daya yang sekaligus lebih rendah lebih cepat terguncang
mengatur hubungan seseorang dengan dibandingkan tingkat diatasnya, (3) konteks;
lainnya. Pengembangan kelembagaan tingkat yang lebih tinggi beroperasi pada
merupakan suatu proses perbaikan yang jangka waktu lebih lambat dalam ruang yang
mencakup struktur dan hubungan diantara lebih luas, (4) liputan; tingkat yang lebih
anggota dalam organisasi untuk lebih tingggi mencakup tingkat dibawahnya, dan (5)
produktif dengan tujuan memenuhi kebutuhan hubungan fungsional; tingkat yang lebih
para anggotanya secara efektif, efisien dan tinggi mempunyai peubah lambat yang
adil. Kemampuan suatu kelembagaan dalam mempengaruhi peubah cepat di tingkat
mengkoordinasikan, mengendalikan sumber bawahnya.
interdependensi antar partisan sangat Bagian kedua dari teknik ISM
ditentukan oleh kemampuan institusi tersebut adalah membagi substansi yang sedang
mengendalikan sumber interdependensi yang ditelaah ke dalam elemen-elemen dan sub-sub
merupakan karakteistik dari komoditas seperti elemen secara mendalam sampai dipandang
biaya transaksi, resiko dan ketidakpastian. memadai. Penyusunan sub elemen ini
Kelembagaan dapat diartikan juga sebagai menggunakan masukan dari kelompok yang
suatu norma/kaidah peraturan atau organisasi terkait. Selanjutnya ditetapkan hubungan
yang memudahkan koordinasi dalam kontekstual antar sub elemen, yang
membentuk harapan masingmasing yang dinyatakan dalam terminologi sub ordinat
mungkin dapat dicapai dengan saling yang menuju pada perbandingan berpasangan.
bekerjasama, yang didalamnya termasuk Berdasarkan pertimbangan
semua lembaga sosial, ekonomi, budaya dan hubungan kontekstual, disusun Structural Self
lainlain, baik dalam bentuk suatu organisasi, Interaction Matrix (SSIM), kemudian dibuat
maupun tradisi dan pranata yang terdapat tabel Reachability Matrix (RM) dan
dalam masyarakat yang terdiri dari unsur perhitungan menurut Transivity Rule dengan
publik, swasta dan lembaga swadaya (Rintuh melakukan koreksi terhadap SSIM sampai
dan Minar, 2005). diperoleh matriks yang tertutup. RM yang
Tujuan penelitian ini adalah untuk telah memenuhi transity rule kemudian diolah
mendapatkan pelaku-pelaku kunci dalam untuk menetapkan pilihan jenjang (level
pengembangan kelembagaan sistem bagi hasil partition). Hasilnya dapat digambarkan dalam
antara petani kopi dan agroindustri kopi. bentuk skema setiap elemen menurut jenjang
vertikal dan horisontal. Berdasarkan RM, sub
METODE PENELITIAN elemen di dalam satu elemen dapat disusun
Penelitian ini menggunakan metode menurut Driver Power Dependence (DP-P)
Interpretative Structural Modeling ( ISM). menjadi 4 klasifikasi atau sektor yaitu sektor
10 Penerapan Intrepretative Structural Modeling...(Makmur S)

ketergantungan, sektor linkage, sektor kelembagaan. Penelitian ini akan


autonomuos I dan sektor autonomuos II dilaksanakan di daerah Kabupaten Toba
seperti terlihat pada Gambar 1. Samosir, Sumatera Uatara, mulai bulan
Penelitian ini terdiri dari tiga tahap Januari 2011 Desember 2011. Tahapan dan
yaitu tahap identifikasi sistem, tahap kerangka pemikiran penelitian disajikan pada
identifikasi pelaku, dan tahap penentuan Gambar 2.
struktur elemen pelaku dalam pengembangan

IV. Independent: III. Linkage:


Strong Driver weak Strong driver strongly
Driver power

Dependent variabels Dependent variabels


I. Autonomous II. Autonomous
Weak Driver - weak Weak Driver - strongly
Dependent variabels Dependent variabels

Dependence
Gambar 1. Matriks Driver Power -Dependence

Identifikasi jumlah
dan nama elemen Penilaian hubungan
Mulai Identifikasi jumlah kontekstual antar sub
dan nama sub elemen setiap
elemen elemen pada setiap
Menetapkan Pakar

Pembentukan Structural Self


Transtiv Reachibility Matrix Interaction Matrix
e (RM) untuk setiap (SSIM) untuk setiap
elemen pada setiap elemen pada setiap pakar
Tida
Ya
Penentuan sub elemen
Pembentuka RM Gabungan kunci
n RM Penentuan struktur sub
Gabungan elemen
Penentuan kategori sub

Sub elemen kunci


Selesai Struktur dan Kategori
sub elemen dari elemen
Kelembagaan

Gambar 2. Tahapan dan kerangka pikir penelitian


AGROINTEK Volume 6, No.1 Maret 2012 11

dari luar sistem merupakan input lingkungan,


HASIL DAN PEMBAHASAN yaitu peubah eksogenous yang dapat
mempengaruhi sistem (Eriyatno 1999).
Analisis Kebutuhan dan Identifikasi Sistem
Pelaku dan stakeholder yang terlibat Elemen pengembangan kelembagaan
dalam agroindustri kopi di Kabupaten Tobasa Dengan menggunakan pengumpulan
adalah petani kopi, pedagang kecil pengumpul pendapat pakar dengan teknik Delphi,
tingkat desa, pedagang menengah pengumpul ditetapkan sepuluh pelaku penting yang
tingkat desa, pengolah biji kopi, pedagang di harus dilibatkan dalam pelaksanaan sistem
tingkat kecamatan, agen eksportir, eksportir, bagi hasil pada klaster agroindustri kopi yaitu
pengolah kopi bubuk, asosiasi eksportir kopi, (1) petani kopi, (2) kelompok tani, (3)
lembaga penelitian, perguruan tinggi dan agroindustri kopi, (4) pedagang pengumpul,
pemerintah daerah. (5) fasilitator, (6) eksportir, (7) lembaga
Identifikasi sistem berutujuan untuk keuangan dan bank, (8) pemerintah daerah,
memberikan gambaran terhadap sistem dikaji (9) perguruan tinggi dan lembaga litbang, dan
dalam bentuk diagram sebab akibat (casual (10) pemerintah pusat.
loop diagram) seperti yang disajikan pada Hubungan antar elemen pelaku
Gambar 3. Gambar 3. menunjukkan hubungan sistem bagi hasil pada klaster agroindustri
yang positif antara meningkatnya diperoleh dari pendapat pakar. Structural Self-
kesejahteraan petani kopi dengan Interaction Matrx (SSIM) awal kemudian
kesejahteraan pelaku klaster. Sedangkan disusun berdasarkan hubungan antar elemen
hubungan negatif terdapat antara peningkatan tujuan tersebut. Reachability Matrix yang
biaya produksi dengan penurunan keuntungan diperoleh berdasarkan SSIM awal kemudian
agroindustri kopi. direvisi menurut aturan transitivity. SSIM
Berdasarkan deskripsi diagram hasil revisi diperoleh berdasarkan
kausal, kemudian dituangkan ke dalam Reachability Matrix yang telah direvisi
diagram input output. Diagram input output tersebut. Intepretasi dari Reachability Matrix
menggambarkan hubungan antara masukan elemen pelaku disajikan pada Tabel 1,
dengan keluaran sistem melalui proses sedangkan diagram model struktural pada
transformasi yang digambarkan sebagai kotak Gambar 5. Matriks DP-D elemen pelaku
hitam (black box). Diagram input-output kemudian dibuat berdasarkan Driver Power
sistem bagi hasil petani agroindustri kopi (DP) dan Dependence (D) yang disajikan pada
disajikan pada Gambar 4. Rancangan sistem Gambar 6.
menggunakan dua jenis input, yaitu input dari
luar sistem dan input dari dalam sistem. Input

+ +
- +
Bagi hasil Petani-Agroindustri
Harga Kopi Ekspor

Resiko+Petani Kopi -
+
+
- -
Keuntungan Petani Kopi +
+ + Biaya Produksi per Unit Resiko Agroindustri Kopi
+ -

Nilai Tambah Petani Kopi


Harga Kopi Mentah

+ + +
+
Nilai Tambah Agroindustri Kopi
Kesejahteraan pelaku klaster kopi
Kesejahteraan Petani Kopi - -

+
-
+ Keuntungan+Agroindustri Kopi

+ Volume Ekspor
+ +
Produksi Kopi Mentah Lahan Budidaya Kopi

Biaya Budidaya
+ Kopi Jumlah Unit Agroindustri Kopi +
Biaya Produksi Agroindustri

Mutu Kopi Ekspor

Gambar 3. Diagram sebab akibat sistem manajemen bagi hasil petani kopiagroindusri
kopi dalam klaster
12 Penerapan Intrepretative Structural Modeling...(Makmur S)

Gambar 4. Diagram input-output Sistem manajemen bagi hasil petani kopiagroindustri kopi

Tabel 1. Reachability Matrix final dan interpretasinya dari elemen pelaku


No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Drv R
1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 3 5
2 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 5 4
3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 2
4 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 3
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
6 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 3 5
7 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 3
8 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 3
9 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 5 4
10 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 3 5
Dep 10 7 2 5 1 10 5 5 7 10

Dari Tabel 1 terlihat bahwa Driver sistem bagi hasil. Sub elemen pelaku yang
Power tertinggi atau elemen kunci yang mempunyai daya dorong besar di urutan ke
merupakan pelaku yang sangat berperan besar dua adalah agroindustri kopi sendiri. Dengan
untuk mendorong berjalannya sistem bagi kata lain, kebersediaan agroindustri kopi
hasil pada klaster agroindustri kopi adalah dalam menjalankan sistem bagi hasil sangat
adanya fasilitator yang memfasilitasi seluruh berperan besar dalam mendorong berjalannya
pelaku dalam klaster untuk terlibat dalam sistem bagi hasil.
AGROINTEK Volume 6, No.1 Maret 2012 13

Strukturisasi elemen pelaku pada pelaku lain akan tertarik untuk terlibat dalam
Gambar 5. menunjukkan bahwa fasilitator sistem bagi hasil. Kelima elemen pelaku ini
berada pada level tertinggi yang berada di barada pada sektor independen yang berarti
level 5, yang berarti bahwa berjalannya sistem keberadaannya tidak tergantung pada sistem
bagi hasil dalam klaster agroindustri kopi di tetapi mempunyai daya dorong yang besar
Kabupaten Toba Samosir sangat diperlukan untuk melibatkan pelaku lain dalam klaster
adanya fasilitator yang menfasilitasi dan agroindustri kopi untuk terlibat dalam sistem
mendorong semua pelaku yang ada dalam bagi hasil.
klaster agroindustri kopi untuk mendukung Sub elemen pelaku kelompok tani
berjalannya sistem bagi hasil. Pada level 4 beserta perguruan tinggi/litbang berada pada
adalah sub elemen agroindustri kopi yang level 2 yang secara bersama-sama sangat
memberikan arti bahwa keberhasilan tergantung pada keterlibatan pedagang
fasilitator mendorong agroindustri kopi untuk pengumpul, lembaga keuangan dan
bersedia bekerjasama dengan sistem bagi hasil pemerintah daerah dalam mendorong
sangat menentukan keterlibatan pelaku lain berjalannya sistem bagi hasil. Sub elemen
untuk mengikuti sistem bagi hasil. petani kopi, eksportir, dan pemerintah pusat
Pada level 3 adalah pedagang berada pada level 1 dan sangat terhgantung
pengumpul, lembaga keuangan dan bank, dan pada keterlibatan pelaku lainnya dalam sistem
pemerintah daerah. Hal ini berarti bahwa jika bagi hasil. Artinya jika pelaku lainnya telah
pedagang pengumpul, lembaga keuangan dan melibatkan diri dalam mendorong berjalannya
pemerintah daerah melibatkan diri dalam sistem bagi hasil, maka petani kopi, eksportir
mendorong berjalannya sistem bagi hasil dan pemerintah pusat akan melibatkan diri.

Gambar 5.. Strukturisasi elemen pelaku dalam sistem bagi hasil


14 Penerapan Intrepretative Structural Modeling...(Makmur S)

12

10 5
3
8 4 7 8

6
2 9
4
1 6 10
2

0
0 2 4 6 8 10 12
.
Gambar.6. Matriks DP-D untuk elemen pelaku

Gambar 6. menunjukkan bahwa sub daya dorong tinggi untuk mendorong


elemen pelaku fasilitator berada pada sektor berjalannya sistem bagi hasil berturut-turut
independen dan memiliki daya dorong paling adalah pedagang pengumpul, lembaga
tinggi dalam mendorong pelaku lain dalam keuangan dan bank, eksportir dan pemerintah
klaster agroindustri kopi untuk terlibat dalam daerah. Kelima elemen pelaku ini berada pada
sistem bagi hasil. Peringkat daya dorong sektor independent sehingga mempunya daya
tertinggi urutan ke dua adalah agroindustri dorong besar terhadap sistem walaupun tidak
kopi yang juga berada di sektor independen. tergantung pada sistem. Pelaku yang
Hal ini berarti bahwa jika fasilitator dan tergantung pada sistem adalah petani,
agroindustri kopi memiliki daya dorong yang pemerintah pusat, kopkelompok tani,
besar untuk mendorong pelaku lainnya untuk perguruan tinggi dan lembaga litbang. Ke
terlibat dalam sistem bagi hasil. Dengan daya empat pelaku yang berada pada sektor
gerak yang besar dan ketergantungan terhadap ketergantungan ini akan terlibat dalam sistem
sistem yang rendah, keterlibatan kedua pelaku bagi hasil bila pelaku lainnya telah
ini akan mendorong keterlibatan pelaku berpartisipasi dalam mendorong berjalannya
lainnya dalam klaster agroindustri kopi untuk sistem bagi hasil.
terlibat dalam sistem bagi hasil.
Sub elemen pelaku kelompok tani DAFTAR PUSTAKA
dan perguruan tinggi dan lembaga litbang Eriyatno. 1998. Ilmu Sistem. Meningkatkan
berada pada sektor ketergantungan bersama- Mutu dan Efektivitas Manajemen.
sama dengan sub elemen pelaku petani kopi, Bogor : IPB Press.
eksportir dan pemerintah pusat. Hal ini Hasan, Z. 1985. Determination of Profit and
berarti berarti bahwa kelima pelaku ini sangat Loss Sharing in Interest-free Business
kecil daya dorongnya untuk mendorong Finance. Journal of Research in Islamic
pelaku lain untuk menjalankan sistem bagi Economics. Vol.3 No.1. pp.13-29
hasil, bahkan para pelaku ini tergantung pada Hasan, Zubair. 2008. Islamic Banks: Profit
keterlibatan pelaku lainnya Sharing, Equity, Leverage Lure and
Credit Control. [http://mpra.ub.uni-
KESIMPULAN muenchen.de. Tersedia pada tanggal 28
Lembaga yang berperan kunci untuk Januari 2010]
mendorong keberhasilan sistem manajemen Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan
bagi hasil dari hasil ISM adalah fasilitator dan Lainnya. Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali
agroindustri. Pelaku lain yang juga mempunya Pers.
AGROINTEK Volume 6, No.1 Maret 2012 15

Nasution, M. 2002. Pengembangan Rintuh, C dan Miar. 2005. Kelembagaan dan


Kelembagaan Koperasi Pedesaan untuk Ekonomi Rakyat. Yogyakarta: BPFE
Agroindustri. Bogor : IPB Press. Yogyakarta. .
Rivai, V dan AP Veithzal. 2008. Islamic Sajogyo dan P Sajogyo. 2007. Sosiologi
Financial Management. Teori, Konsep, Pedesaan. Kumpulan Bacaan. Jilid 2.
dan Aplikasi Panduan Praktis untuk Yogyakarta: Gajah Mada University
Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi Press.
dan Mahasiswa. Jakarta: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai