1 / September / 2018
ISSN : 2086-7395
Abstrak
Kebijakan Pemerintah Pusat dengan mengalokasikan anggaran cukup besar untuk Desa
perlu disingkapi dengan baik sehingga kebijakan tersebut bisa memberikan manfaat dan
kemakmuran untuk masyarakat desa. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontibusi
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan membantu dalam tatakelola desa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah RUP yang merupakan metode
pengembangan perangkat lunak yang sudah teruji dan banyak digunakan dalam pengembangan
sistem informasi. Hasil dari penelitian ini berupa aplikasi yang dikelompokan untuk mengelola
profile desa, administrasi kependudukan, dan pertanahan.
Pendahuluan
Latar Belakang
Penataan berbagai segi kehidupan berbangsa dan bernegara itu terjadi pada lingkungan
kehidupan antar bangsa yang semakin terbuka, dimana nilai-nilai universal di segala bidang
(pendidikan,ekonomi dan perdagangan, politik, kemanusiaan, dan kelestarian fungsi
lingkungan hidup) saling berkaitan secara kompleks.
Kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat dengan potensi pemanfaatannya
secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi
dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan
kecenderungan global tersebut akan membawa kita ke dalam jurang digital divide, yaitu
keterisolasian dari perkembangan global karena tidak mampu memanfaatkan informasi. Oleh
karena itu kebijakan e-goverment harus mampu mendorong terciptanya masyarakat informasi.
Pemerintah Daerah harus berupaya untuk memanfaatkan kemajuan teknologi informasi
dan meningkatkan kemampuan, mengelola, serta mendistribusikan informasi untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik. Oleh karena itu perlu segera meningkatkan proses
transformasi menuju e-goverment. Melalui proses transformasi tersebut diharapkan dapat
mengoptimasikan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk mengeliminasi sekat-
sekat organisasi birokrasi, serta membentuk jaringan sistem manajemen dan proses kerja yang
memungkinkan instansi-instansi pemerintah bekerja secara terpadu untuk menyederhanakan
akses kesemua informasi yang harus tersedia. Dengan demikian seluruh pihak yang
berkepentingan dapat setiap saat memanfaatkan informasi secara optimal.
Sistem Informasi Desa Terintegrasi adalah aplikasi yang akan digunakan untuk mengelola
dan menyajikan data-data yang berkaitan dengan pelayanan, potensi dan pertanahan Desa
secara online, baik internet maupun intranet.
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian Pengembangan Sistem Informasi Desa
Terintegrasi adalah:
Kajian Pustaka
Pengertian Desa & Pemerintah Desa
Ada beberapa terminologi yang terkait dengan Desa dan Pemerintah Desa menurut UU
Nomor 6 Tahun 2014, yaitu sebagai berikut:
1) Pengertian Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia [1].
2) Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mengacu pada UU Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 18 dinyatakan bahwa Kewenangan Desa
meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat Desa
Pengertian Sistem Informasi
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu
sasaran tertentu. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu sistem merupakan
elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu memiliki komponen-
komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environment),
penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (process) dan sasaran
(objective) dan tujuan (goal). Selengkapnya karakteristik tersebut diuraikan sebagai berikut:
Metode Pengembangan
Metodologi pengembangan perangkat lunak adalah sekumpulan prosedur yang sistematik dan
berurutan serta teknik-teknik yang digunakan dalam melakukan pengembangan perangkat lunak
atau sistem. Penggunaan metodologi ini berdasarkan pada best practices di
pemerintahan/perusahaan baik di dalam maupun di luar negeri.
Model proses pengembangan Sistem Informasi Desa Terintegrasi menggunakan model RUP
(Rational Unified Process) seperti ditunjukan dalam gambar berikut:
2. Elaboration Phase
Pada tahap ini akan dilakukan analisa lebih mendalam dari setiap requirement yang
didapat, sehingga dapat dicari suatu solusi untuk mengatasi suatu problem yang ada.
Kemudian tim dapat mendefinisikan bisnis proses yang baru dan mengidentifikasi batasan-
batasan teknis. Selain itu, pada tahap ini akan dilakukan identifikasi lebih detil pada setiap
requirement. Pekerjaan tim adalah membuat spesifikasi teknis dan alur data dari
requirement yang ada. Aktifitas ini akan dilakukan beberapa kali dengan sistem design
prototyping.
Pada fase Elaboration Phase yang perlu diperhatikan adalah persiapan pengadaan
peralatan sistem yang menyangkut:
1. Perangkat Keras Komputer dan Server
2. Perangkat Keras untuk Data Center dan Jaringan LAN/WAN (Hardware)
3. Perangkat Jaringan Lokal Area Network
4. Perangkat Keras dan Lunak Keamanan Jaringan Komputer
3. Construction Phase
Pada tahap ini akan dilakukan pembangunan sistem berdasarkan dokumen design
yang dihasilkan, dan mengintegrasikannya dengan sistem yang sudah berjalan. Konstruksi
aplikasi akan dilakukan mengikuti standar pengembangan yang sudah dibuat
4. Transition Phase
Pada tahap ini akan dilakukan pengujian sistem untuk memastikan bahwa
fungsionalitas yang dibuat sudah memenuhi requirement dan design. Integration Test
Pengembangan Sistem Informasi Desa Terintegrasi
Syarif Hidayat, Sofwandi Noor
4
Jurnal Global Volume V No. 1 / September / 2018
ISSN : 2086-7395
dilakukan untuk keseluruhan fungsionalitas pada sistem agar memenuhi standar kualitas
yang sudah ditentukan.Tim bertanggung jawab untuk membuat metodologi pengujian dan
melaksanakan beta-test.Aplikasi yang teruji dengan baik diikuti dengan User Acceptance
Test yang menyatakan penyerahan aplikasi. Pada tahap ini akan berfokuspada bug fixing,
training ke user pengguna, dan migrasi data dari aplikasi lama ke aplikasi yang baru.
Business Modeling
Dalam Business Modelingakan dilakukan beberapa aktifitas seperti Assess Business
Status, Identify Business Process, sampai dengan Refine Roles and Responsibilities. Aktifitas
ini dilakukan untuk memahami bisnis proses yang diperlukan untuk pengembangan Sistem
Informasi Desa Terintegrasi.
Konsultasi dengan pihak Instansi Pemerintah sangat diperlukan untuk memberikan
gambaran yang lebih detail tentang bisnis proses yang berjalan.
Requirements
Tujuan dari Requirement Workflow adalah untuk mendapat gambaran detil tentang sistem
yang harus dikembangkan agar sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Tahapan ini sangat menentukan keberhasilan dalam pengembangan sebuah perangkat
lunak. Kesalahan dalam menangkap/memahami kebutuhan (requirement) pengguna bisa
berakibat fatal terhadap produk yang dihasilkan.
Implementation
Pada Implementation Workflow,programmer akan membuat sebuah code program yang
mengacu pada diagram yang sudah didefinisikan dalam tahapan perancangan (design).
Pengembangan Sistem Informasi Desa Terintegrasi
Syarif Hidayat, Sofwandi Noor
5
Jurnal Global Volume V No. 1 / September / 2018
ISSN : 2086-7395
Pengujian per-unit atau disebut dengan unit test juga akan dilakukan untuk mendeteksi
kesalahan (error) setiap unit/komponen. Pengujian ini meliputi Screen Test (pengujian
tampilan aplikasi), Functionality Test, Validity, dll.
Jika semua unit/komponen telah divalidasi maka tahap berikutnya adalah mengintegrasikan
masing-masing komponen menjadi sebuah sub-sistem yang kemudian diintegrasikan menjadi
sebuah sistem.Jika semua pengujian unit telah dilakukan maka pengujian integrasi diperlukan
untuk modul-modul yang terkait.
Produk yang dihasilkan dalam tahapan ini meliputi Code Program (Source Program) dan
Test Result.
Pengujian (Test)
Pengujian merupakan tahapan yang sangat penting dalam pengembangan perangkat
lunak. Tujuan pengujian perangkat lunak diantaranya adalah:
Untuk memverifikasi interaksi antara obyek dan integrasi seluruh komponen dari
perangkat lunak.
Untuk memverifikasi dan menyakinkan bahwa semua requirement telah
diimplemantasikan dan produk yang dihasilkan sesuai dengan requirement.
Dalam pengujian UAT (User Acceptance Test) harus ditentukan test criteria dan
prosedur pengujian sebagai acuan untuk menentukan bagaimana pengujian dilakukan dan
apakriteria yang menentukan sebuah pengujian dikatakan berhasil.
Deployment
Apabila pengembangan dan pengujian sudah dilakukan, maka sistem akan di-deploy di
Operasional Server. Tim pengembang akanmelakukan instalasi perangkat lunak di operasional
server.
Platform dasar dari aplikasi ini adalah Web Based System, dimana dengan system ini
memungkinkan penggunaan yang luas, tanpa ada kebutuhan setting aplikasi di sisi klien.
Platform Server Site (Server Pusat / Server Lokal)
Perangkat lunak yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Linux atau Windows 2000 Server sebagai platform Operating System
2. Apache Server sebagai Web Server
3. MySQL Sebagai Database Management System (DBMS).
Selanjutnya dalam pendayagunaan data profil desa dan kelurahan diarahkan pada
pemanfaatan data sebagai data dasar bersama pelaku pembangunan desa dan kelurahan dalam
mendukung perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan
pelestarian kebijakan, program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan
masyarakat, pelayanan publik, pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan
desa dan kelurahan, lembaga kemasyarakatan serta penataan wilayah adminstrasi
pemerintahan.
Data profil desa dan kelurahan yang tersedia di setiap pusat data diharapkan dapat
dipergunakan dalam:
1) Penetapan prioritas pembangunan.
Sesuai karakteristik potensi unggulan desa yang tergambar dalam profil desa dan
kelurahan dapat menjadi dasar penetapan prioritas pembangunan di desa, seperti desa
Modul Profile Desa terdiri dari beberapa Sub Modul sebagai berikut:
1) Keadaan Umum Wilayah,
2) Potensi Desa,
3) Kelembagaan,
4) Kemasyarakatan,
5) Perhubungan & Komunikasi,
6) Data Kesehatan dan
2) Potensi Desa
Sub Modul ini digunakan untuk pencatatan data Industri Besar & Kecil, Data Pariwisata,
Pertambangan & Galian, Pertanian & Perkebunan, Data Peternakan, Data Perikanan seperti
ditunjukkan dalam gambar berikut ini:
3) Kelembagaan
Sub Modul ini digunakan untuk pencatatan data Lembaga Kemasyarakatan, Lembaga
Pemerintahan, dan Data Politik seperti ditunjukkan dalam gambar berikut ini:
4) Kemasyarakatan
Sub Modul ini terdiri dari 4 Menu yaituKeamanan & Ketertiban, Sumber Daya
Manusia, Ekonomi Masyarakat, Data Kemasyarakatan seperti ditunjukkan dalam gambar
berikut ini:
Simpulan
Hasil dari penelitian yang dilakukan ini telah menghasilkan sebuah perangkat lunak yang
masih bersifat prototype. Untuk dapat diimplementasikan, apa yang disampaikan dalam
penelitian ini tentunya masih perlu ada penyesuaian sesuai dengan kondisi desa tersebut.
Semoga apa yang telah dihasilkan dalam penelitian ini bisa memberikan manfaat buat
pemerintah desa maupun masyarakat dan Universitas Subang.
Daftar Pustaka
[1] Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
[2] Jogiyanto, “Sistem Teknologi Informasi, Oktober 2008