Hal 46-55 No.2 Vol 25 2001. Trombosis Vena Dalam - Isi
Hal 46-55 No.2 Vol 25 2001. Trombosis Vena Dalam - Isi
47
b.
48
FAKTOR RESIKO
Faktor utama yang berperan
terhadap terjadinya trombosis vena
adalah status aliran darah dan
meningkatnya
aktifitas
pembekuan
darah.
Faktor kerusakan dinding pembuluh
darah adalah relatif berkurang berperan
terhadap timbulnya trombosis vena
dibandingkan trombosis arteri. Sehingga
setiap keadaan yang menimbulkan statis
aliran darah dan meningkatkan aktifitas
pembekuan darah dapat menimbulkan
trombosis vena.
Faktor resiko timbulnya trombosis
vena adalah sebagai berikut :(1,5,11)
1. Defisiensi Anto trombin III, protein
C, protein S dan alfa 1 anti tripsin.
Pada kelainan tersebut di atas,
faktor-faktor pembekuan yang aktif
tidak
di
netralisir
sehinga
kecendrungan terjadinya trombosis
meningkat.
2.
Tindakan operatif
Faktor resiko yang potensial
terhadap timbulnya trombosis vena
adalah operasi dalam bidang
ortopedi dan trauma pada bagian
panggul dan tungkai bawah.(5.7)
b.
c.
d.
3.
49
5.
6.
7.
8.
Proses keganasan
Pada jaringan yang berdegenerasi
maligna di temukan tissue thrombo
plastin-like activity dan factor X
activiting yang mengakibatkan
aktifitas koagulasi meningkat. Proses
keganasan
juga
menimbulkan
menurunnya aktifitas fibriolitik dan
infiltrasi ke dinding vena. Keadaan
ini
memudahkan
terjadinya
trombosis. Tindakan operasi terhadap
penderita tumor ganas menimbulkan
keadaan trombosis 2-3 kali lipat
dibandingkan penderita biasa.(9)
MANIFESTASI KLINIK
Trombosis vena terutama mengenai
vena-vena di daerah tungkai antara lain
50
Pembengkakan
Pembengkakan disebabkan karena
adanya edema. Timbulnya edema
disebabkan oleh sumbatan vena di bagian
proksimal dan peradangan jaringan
perivaskuler.
Apabila pembengkakan ditimbulkan
oleh sumbatan maka lokasi bengkak
adalah di bawah sumbatan dan tidak
nyeri, sedangkan apabila disebabkan oleh
peradangan perivaskuler maka bengkak
timbul pada daerah trombosis dan
biasanya di sertai nyeri. Pembengkakan
bertambah kalau penderita berjalan dan
akan berkurang kalau istirahat di tempat
tidur dengan posisi kaki agak
ditinggikan.
3.
4.
Sindroma
post-trombosis.
Penyebab terjadinya sindroma ini
adalah peningkatan tekanan vena sebagai
konsekuensi dari adanya sumbatan dan
rekanalisasi dari vena besar. Keadaan ini
mengakibatkan meningkatnya tekanan
pada dinding vena dalam di daerah betis
sehingga terjadi imkompeten katup vena
dan perforasi vena dalam.(3.5)
Semua keadaan di atas akan
mengkibatkan aliran darah vena dalam
akan membalik ke daerah superfisilalis
apabila otot berkontraksi, sehingga
terjadi edema, kerusakan jaringan
subkutan, pada keadaan berat bisa terjadi
ulkus pada daerah vena yang di kenai.
Manifestasi klinis sindroma posttrombotik yang lain adalah nyeri pada
daerah betis yang timbul / bertambah
waktu penderitanya berkuat (venous
claudicatio), nyeri berkurang waktu
istirahat dan posisi kaki ditinggikan,
timbul pigmentasi dan indurasi pada
sekitar lutut dan kaki sepertiga bawah.(3.5)
DIAGNOSIS
Diagnosis trombosis vena dalam
berdasarkan gejala linis saja kurang
sensitif dan kurang spesifik karena
banyak kasus trombosis vena yang besar
tidak menimbulkan penyumbatan dan
peradangan
jaringan
perivaskuler
sehingga tidak menimbulkan keluhan
dan gejala.
Ada 3 jenis pemeriksaan yang
akurat,
yang
dapat
menegakkan
diagnosis trombosis vena dalam, yaitu:
(3.5.7)
1.
Venografi
Sampai saat ini venografi masih
merupakan pemeriksaan standar untuk
trombosis vena. Akan tetapi teknik
pemeriksaanya relatif sulit, mahal dan
51
Flestimografi impendans
Prinsip pemeriksaan ini adalah
mengobservasi perubahan volume darah
pada tungkai. Pemeriksaan ini lebih
sensitif pada tombosis vena femrlis dan
iliaca dibandingkan vena di betis.(3.12.13)
3.
52
1.
2.
3.
53
1. Mengurangi
Morbiditas
pada
serangan akut.
Untuk mengurangi keluhan dan gejala
trombosis vena dilakukan.(2.13)
Istirahat di tempat tidur.
Posisi kaki ditinggikan.
Pemberian
heparin
atau
trombolitik.
Analgesik untuk mengurangi rasa
nyeri.
Pemasangan
stoking
yang
tekananya kira-kira 40 mmHg.
Nyeri dan pembengkakan biasanya
akan berkurang sesudah 24 48 jam
serangan trombosis. Apabila nyeri sangat
hebat atau timbul flagmasia alba dolens
di anjurkan tindakan embolektomi.
Pada keadaan biasa, tindakan
pembedahan pengangkatan thrombus
atau emboli, biasanya tidak di anjurkan.
2. Pencegahan Sindroma post-flebitis.
Sindroma post flebitis disebabkan
oleh inkompeten katub vena sebagai
akibat proses trombosis. Biasanya terjadi
pada trombosis di daerah proksimal yang
eksistensif seperti vena-vena di daerah
poplitea, femoral dan illiaca.
Keluhan biasanya panas, edema dan
nyeri terjadinya trombosis
Sindroma ini akan berkurang derajad
keganasannya kalau terjadi lisis atau
pengangkatan trombosis.
3.
54
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pradoni et al : Comparison os
Subcuteneus LMW Heparin with
intravenous Standard Heparin in
Oroximal DVT. Lancet 339:441-445,
1992.
9.
55