Anda di halaman 1dari 16

http://yogilaksono.blogspot.com/2009/07/lube-oil-system-gt-13e2.

html
http://dasartekniktenagalistrik.blogspot.com/2010/02/sistem-pelumasan-padapembangkit-tenaga.html

Prinsip kerja dari sistem pelumas diatur oleh FG Lube Oil (FG : function group) yang mengatur operasi Main
Lube Oil Pump, Emergency Lube oil pump, dan Lube Oil Pavour Extraxtor Fan yang bertujuan menyediakan
tekanan dan temperatur minyak yang tetap untuk bantalan (bearing) gas turbindan generator.
Fungsi dari minyak pelumas bantalan(bearing) yaitu :
a. Pelumasan, untuk mengurangi gesekan antara poros dengan bantalan.
b. Pendinginan, untuk mendinginkan panas yang ditimbulkan akibat dari gesekan.
c. Sisi isap(suction) dari jacking pump
d. Supply sistem power oil (hydraulic sistem)

Gambar 1. Auxiliary thermal block


Komponen system oil :
Lube oil tank
Lube oil heater
Ventilation filter
oil Vapor Exhaust Fan dengan Mist separator
Main lube oil pump (AC)
Twin Filter
Cooler
Temperatur control valve
Accumulator
Emergency Pump (DC)
System pengembalian oli ke tangki
Bearing gas turbin, generator, dan exciter
Diagram sistem pelumasan dapat di gambarkan sebagai berikut:

Oil Vapor Exhaust Fan dengan Mist separator


Berguna untuk menventilasi udara dan menjaga level oli dalam tanki. Vapor exhaust fan dan drain menjaga
vacuum oli dalam tanki, juga mencegah oli bearing jenuh yaitu dengan mengatur perputaran oli kembali ke
tanki. Uap oli di pindah dari filter separator dimana extra coli di kembalikan ke tanki, sedangkan ukara akan
di buang ke udara bebas.

http://yogilaksono.blogspot.com/2009/07/lube-oil-system-gt-13e2.html
http://dasartekniktenagalistrik.blogspot.com/2010/02/sistem-pelumasan-padapembangkit-tenaga.html

Gambar 2. oil Vapour Extractor Fan


Main Oil Pump
Terdapat dua buah (2 x100%) main oil pump dengan type pompa sentrifugal. Dipasang berdiri pada tanki olii.
Dimana pada sisi masukan dipasang penyaring (strainer) untuk melindungi single stage impeller. Pompa
dilengkapi dengan valve non return yang mencegah oli mengalir kembali kearah suction.
Saat beroperasi pompa dioperasikan satu buah, yang lain standby. Jika tekanan keluaran pompa melemah
dibawah setting yang ditentukan maka pompa yang standby akan otomatis start.

Gambar 3. Main Oil Pump


Emergency Lube Pump
Pompa emergency bertype pompa sentrifugal, dengan suplay arus searah (DC). Type pompa ini sejenis
dengan Main Lube Oil Pump, hanya daya di suplay dari batteray atau UPS. Pompa dioperasikan saat test gas
turbin, atau ketika tekanan oli oleh main lube oil pump drop. Keluaran pompa emergency diletakan setelah
cooler dan filter, hal ini bertujuan:
- Oli hanya dapat di arahkan menuju system hanya saat komponen di blok
- Didesaign untuk tekanan keluaran yang kecil dan konsumsi daya yang lebih rendah.
Untuk keperluan keandalan respon , motor DC tidak di proteksi dengan proteksi beban lebih. Sebagai
pengaman tambahan, kabel DC di lengkapi dengan pipa baja dan insulasi tahan panas.

Gambar 4. Emergency oil pump

http://yogilaksono.blogspot.com/2009/07/lube-oil-system-gt-13e2.html
http://dasartekniktenagalistrik.blogspot.com/2010/02/sistem-pelumasan-padapembangkit-tenaga.html

Lube Oil Accumulator


Accumulator dipasang setelah supply oil pump, berefungsi menjaga tekanan oli selama pertukaran antara
main lube oil pump, sekaligus mencegah unit trip.

Gambar 5. Lube Oil Accumulator


Lube Oil Temperature Control Valve
Terpasang pada cooler lube oil, dan merupakan sebuah valve sensor thermostatic yang menjaga perubahan
temperature lube oil.
Cara kerja:
- oli yang panas dari pompa dan oli yang dingin dari cooler dicampur dalam valve thermostatic tersebut.
- Sebuah cartridge dengan elemen pengontrol thermostatic bergerak mengatur control pembukaan
percampuran antara oli panas dan dingin.
- Untuk operasi yang lebih lama semua oli di arahkan ke cooler.

Gambar 6. Lube Oil Temperature Control Valve


Lube Oil Cooler
Cooler di desaign sebagai sebuah plat penukar panas yang dipasang pada tengah aliran berlawanan. Plat
tersebut membagi antara aliran oli (panas) dan aliran air(dingin). Kadang terdapat dua cooler pada sebuah
unit, dimana saat yang satu beroperasi maka satu unit dapat di standbykan.
Cooler adalah termasuk system air pendingin tertutup yang di isi dengan air dan glycol.

http://yogilaksono.blogspot.com/2009/07/lube-oil-system-gt-13e2.html
http://dasartekniktenagalistrik.blogspot.com/2010/02/sistem-pelumasan-padapembangkit-tenaga.html

Gambar 7. Lube Oil Cooler


Lube Oil Filter
Untuk memastikan bearing bebas dari trouble, lube oil harus memenuhi criteria dan spesifikasi yang di
tentukan dalam manual operational of gas turbine. Oleh karena itu oli harus mampu memindahkan partikel
di bawah 6 um. Filter bertype duplex, dimana masing-masing sisi mampu beroperasi dalam aliran penuh.
Penggantian kedua sisi di buat tanpa menyela pasokan oli ke system.
Perbedaan tekanan (differentuial pressure) pada filter di control oleh differential pressure switch, dapat
mengindikasikan apakah filter dalam kondisi kotor atau bersih.

Gambar 8. Lube Oil Filter


Persiapan start :
1. Tidak ada perbaikan yang sedang berlangsung pada system, dan semua ijin/prosedur start harus terpenuhi
2. Level tanki oli normal
3. Temperature oli>set minimum temperature oli
4. Valve isolasi accumulator open. Valve drain closed
5. Breaker Suplly AC dan DC untuk pompa oli, extractor fan, dan jacking pump energize
6. Valve control aliran extractor fan adjust
7. Semua valve transmitter tekanan oli dan switch closed
8. Pompa emergency tidak pada posisi manual
9. Aliran air pendingin ke cooler normal
10. Valve drain dan vent kedua sisi filter closed
Saat semua telah di cek, operator pilih Main Lube Oil Pump for Operation
Sistem Pengaturan
1. Tanki minyak pelumas
Berfungsi sebagai penampung minyak. Jenis minyak yang digunakan Tilus 46.
Tinggi rendah permukaan minyak dalam tangki dimonitor oleh level switch MBV10 CL001. dimana jika level
kurang600mm dari atas tanki akan timbul alarm level lube oil tank kurang dari Min.

http://yogilaksono.blogspot.com/2009/07/lube-oil-system-gt-13e2.html
http://dasartekniktenagalistrik.blogspot.com/2010/02/sistem-pelumasan-padapembangkit-tenaga.html
Tekanan dalam tanki dibuat vacuum 30 mmwc yang dimonitor oleh prssure switch MBV10CP001. tujuan
dibuat vacuum untuk menghindari bocoran minyak pada bearing dan pipa minyak kembali. Tinggi rendah
vacuum dipertahankan oleh pembukaan sisi isap lube oil pavour extraxtor fan. Fungsi lain dari fan ini adalah
membuang udara panas dari dalam tangki dan memasukkan udara bersih melalui filter MBV 10AT001.
Temperatur minyak dalam tanki pada saat unit stop dipertahankan 15-22 oC dengan Heater
(MBV10CT001)yang kerjanya berdasarkan Temperatur Switch (MBV10CT001).
2. Tekanan Minyak Pelumas
Tekanan minyak pelumas disuplay oleh 2 buah main lube oil pump MBV 21 AP 001 / 002, keadaan normal satu
operasi satu stand by, dalam keadaan darurat system pelumas disuplay oleh DC emergency oil pump.
Tekanan discharge main lube oil pump 5,5 bar yang dimonitor oleh pressure switch MBV 21 CP 001 / 002 /
006 / 007. jika main oil pump yang sedang operasi mengalami gangguan atau tekanannya turun main lube oil
pump yang satnd by automatis operasi, dan jika tekanannya masih tetap turun fas turbin akan trip dan
emergency lube oil pump automatis operasi.
Emergency lube oil pump juga akan automatis operasi jika sumber tegangan AC hilang atau gaas turbin trip
dari exhaust end bearing. Dischare emergency oil pump dimonitor oleh pressure switch MBV 22 CP 001/002,
sedangkan MBV 40 CP 005/006, memonitor tekanan lube oil after filter, jika tekanannya normal jacking oil
pump release untuk start dan jika tekanannya kurang dari min, tekanan lube oil after filter alarm low dan
jacking oil pump auto off.
Tingkat kekotoran filter dimonitor oleh MBV 21 CP 003/004, jika DP lebih besar 0,8 bar, alarm dan filter
harus dipindah. Untuk menghindari denyutan tekanan saat pindah filter atau saat ganti pompa maka
dipasang pressure accumulator.
Tekanan minyak pelumas (L O Distribution ) yang dimonitor oleh pressure switch MBV 40 CV 001/002/003,
jika tekanannya turun dari tekanan normalnya maka akan terjadi:
a. tekanan kurang 1,2 bar alarm
b. tekanan kurang 0,8 bar gas turbin PLS
c. tekanan kurang 0,7 bar gas turbin PLST dan emergency oil pump auto start.
d. Tekanan kurang 0,6 bar jacking oil pump dan function group, rotor barring
automatis off.
3. Temperatur minyak pelumas .
Temperature minyak pelumas (outlet filer) dimmonitor oleh MBV 21 CT 002 dan dipertahankan antara 45 C
sampai dengan 65 C. untuk mempertahankan temperature tersebut aliran minyak diarahkan melalui
pendingin (cooler) MBV 21bAC 010 yang diatur oleh tree way valve (MBV 21 DT 001 ) yang air pendinginnya
diatur oleh function group. Generator & lube oil cooling water system.
4. Pengaman
1. Jika salah satu dari main lube oil pump atau DC emergency oil pump tidak stand by gas turbin tidak bisa
distart.
2. jika terjadi tekanan lube oil , 0,7 bar atau kebakaran di exhaust end bearing atau sumber tegangan AC
hilang DC emergency oil pump automatis start.
Sistem Operasi
a. Persiapan
1. Level Lube Oil Normal
2. breaker Main Lube Oil Pump sudah masuk berwarna hijau dan pilih Preselec Pompa yang akan dioperasikan
3. breaker DC Emergency oil pump sudah berwarna hijau
4. breaker oil vapour extraxtor sudah masuk berwarna hijau dan pilih preselec fan yang dioperasikan
5. breaker cooling water pump sudah masuk berwarna hijau dan pilih pompa yang akan dioperasikan
6. breaker jacking oil pump masuk berwarna hijau
b. Pelaksanaan
FG lube oil bisa dioperasikan dari :

http://yogilaksono.blogspot.com/2009/07/lube-oil-system-gt-13e2.html
http://dasartekniktenagalistrik.blogspot.com/2010/02/sistem-pelumasan-padapembangkit-tenaga.html
1. POS gas turbin
2. FG rotor Baring
3. start Up program step 1
4. Start Up program step 61
5. Compresor Washing
6. Water purging
Dalam keadaan operasi normal pompa yang operasi satu buah Main Oil pump, Satu buah vapour extraxtor
fan, sedangkan DC Emergency oil pump standby.
(FG lube oil On) jika tekanan sudah tercapai Jacking oil pump On kedua duanya.
FG lube oil auto off jika :
1. TAT dan temperature rotor face kurang 60 oC
2. Gas turbin trip dari exhaust end bearing, tetapi DC emergency oil pump tetap operasi
c. Pengamatan setelah Lube Oil Operasi
1. Bocoran minyak pelumas
2. Temperaur minyak pelumas keluar filter (kurang dr 65 oC)
3. DP filter (kurang dr Max)
4. aliran minyak keluar bearing
5. Level Minyak
6. Vibrasi pompa
7. Kelainan suara
8. Tekanan coolin water pump
4. Pemakaian filter
a. Dalam keadaan normal operasi posisi katup filer sbb:
1. Drain valve MBV 21 AA 005/006 posisi tutup
2. vent valve MBV 21 AA011/012 posisi tutup
3. Balance valve MBV21AA008 posisi tutup
b. Proses pemindahan
1. Pastikan katup filter yang akan dipakai posisi tutup
2. Buka vent valve filer yang akan di pakai
3. Buka Balance Valve
4. Amati aliran pada kaca pengintip (MBV21AX003/004) jika sudah ada aliran tutup vent valve.
5. Tutup Balance valve
6. Pindahkan/putar katup MBV 21AA015
7. Riset lampu tanda alarm pada filter yang baru di pindah.
c. Proses Penggantian
1. Pengambilan Filter
a. Pastikan filter yang akan dicuci tidak sedang dipakai
b. Buka vent valve jika tidak ada aliran dalam kaca berarti filter tidak sedang di pakai.
c. Buka drain valve
d. Buka baud dan bersihkan filter
2. Pemasangan Filter
a. Pasang baud dan kencangkan
b. Tutup drain valve
c. Buka balance valve pelan-pelan dan perhatikan aliran dalam kaca jika sudah mengalir dan tidak ada
bocoran tutup vent valve
d. Tutup balance valve.

http://yogilaksono.blogspot.com/2009/07/lube-oil-system-gt-13e2.html
http://dasartekniktenagalistrik.blogspot.com/2010/02/sistem-pelumasan-padapembangkit-tenaga.html

sistem pelumasan pada pembangkit tenaga listrik


1 Prinsip Dasar Pelumasan.

Dua benda yang permukaannya saling kontak antara satu dengan lainnya akan menimbulkan gesekan.
Gesekan adalah gaya yang cenderung menghambat atau melawan gerakan. Apabila gesekan dapat
mengakibatkan kedua benda tersebut tidak dapat bergerak relatif satu terhadap lainnya maka jenis
gesekannya dinamakan Gesekan Statik, contohnya gesekan yang terjadi antara mur dengan baut.
Sedangkan apabila kedua benda masih dapat bergerak relatif satu terhadap lainnya dinamakan Gesekan
Dinamik atau Gesekan Kinetik, seperti gesekan antara poros dengan bantalan. Gesekan dinamik akan
menimbulkan keausan material.
Keausan material dapat dikurangi dengan mengurangi besarnya gaya akibat gesekan yaitu dengan cara
menghindarkan terjadinya kontak langsung antara dua permukaan benda yang bergesekan. Salah satu
cara untuk menghindarkan kontak langsung diantara dua benda yang bergesekan adalah dengan
menyisipkan minyak pelumas diantara kedua benda tersebut. Cara ini dinamakan melumasi atau
memberi pelumasan.
Prinsip pelumasan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
Pelumasan Batas.

http://yogilaksono.blogspot.com/2009/07/lube-oil-system-gt-13e2.html
http://dasartekniktenagalistrik.blogspot.com/2010/02/sistem-pelumasan-padapembangkit-tenaga.html

Adalah pelumasan dimana permukaan kedua benda yang bergesekan dipisahkan oleh lapisan pelumas
yang sangat tipis sehingga pada beberapa lokasi masih terjadi gesekan diantara kedua benda tersebut.
Lihat Gambar .
Pelumasan Film.
Dengan memberikan lapisan minyak pelumas yang lebih tebal (berupa film) diantara kedua benda yang
bergesekan, tidak lagi terjadi gesekan diantara kedua benda tersebut. Prinsip pelumasan yang baik adalah
pelumasan film.
Fungsi utama minyak pelumas adalah untuk pelumasan, sedangkan fungsi lain yang tak kalah pentingnya
adalah untuk pendingin, perapat, mengurangi korosi, peredam kejut dan kontrol.

AB

Gambar 1 . Pelumasan Batas (A) dan Pelumasan Film (B)

Sebagai Pendingin.
Gesekan akan menimbulkan panas yang apabila berlebihan dapat menimbulkan kerusakan material.
Minyak pelumas akan menyerap panas tersebut untuk dibawa dan dibuang di sistem pendingin minyak
pelumas atau ke udara luar.
Sebagai Perapat.
Pelumas dapat difungsikan sebagai perapat, misalnya untuk mencegah bocornya hydrogen dari poros
alternator ke udara luar.
Untuk mengurangi korosi.
Pelumas dapat mengurangi laju korosi karena membentuk lapisan pelindung pada permukaan logam
sehingga kontak langsung antara zat penyebab korosi dengan permukaan logam dapat dihindari atau
dikurangi.
Sebagai Peredam Kejut.
Beban kejut dapat terjadi pada komponen mesin, diantaranya pada roda gigi. Lapisan minyak pelumas

http://yogilaksono.blogspot.com/2009/07/lube-oil-system-gt-13e2.html
http://dasartekniktenagalistrik.blogspot.com/2010/02/sistem-pelumasan-padapembangkit-tenaga.html

akan memperkecil benturan diantara permukaan roda gigi yang saling bersinggungan, sehingga dapat
meredam getaran dan noise.

2 Jenis Pelumas.
Sesuai wujudnya, pelumas dapat dibedakan menjadi Pelumas Cair (Minyak Pelumas), Pelumas Semi
Padat dan Pelumas Padat.
Pelumas Cair (Minyak Pelumas).
Jenis Pelumas Cair umumnya terbuat dari minyak mineral yang merupakan produk sampingan
dari penyulingan minyak bumi, atau ada juga yang dibuat dari bahan sintetis.
Di pasaran banyak tersedia berbagai merek minyak pelumas. Untuk mengetahui minyak
Pelumas mana yang cocok digunakan, perlu diketahui karakteristik minyak pelumas tersebut yang
merupakan gambaran dari sifat-sifat minyak pelumas.
Diantara sifat-sifat minyak pelumas yang penting diketahui adalah:
Viskositas (Viscosity)
Atau kekentakan merupakan suatu ukuran yang menyatakan besarnya tahan cairan terhadap aliran, atau
kemampuan cairan untuk mengalir. Viskositasnya akan tergantung dari temperature.apabila temperature
naik,maka viskositasnya turun. SAE membedakan viskositas minyak pelumas dengan angka-angka SAE
yang lebih tinggi menunjukan kekentalan yang lebih tinggi juga (lebih kental).

Indek Viskositas (Viscosity Index)


Merupakan ukuran dari laju perubahan kekentalan minyak pelumas terhadap perubahan temperatur.
Indek Viskositas dinyatakan dengan angka 0 sampai 100 angka yang lebih kecil berarti minyak pelumas
tersebut akan lebih cepat perubahan viskositasnya apabila temperaturnya berubah.

Titik Tuang (Pour Point)


Adalah temperatur tertinggi dimana minyak pelumas mulai membeku apabila temperaturnya diturunkan.
Minyak pelumas yang digunakan pada temperatur rendah harus memiliki Titik Tuang yang rendah.
Titik Nyala (Flash Point)
Adalah temperatur terendah dimana uap minyak pelumas akan terbakar apabila diberi sumber panas.
Pembakaran berhenti apabila sumber panasnya dihilangkan. Minyak pelumas harus memiliki Titik Tuang

http://yogilaksono.blogspot.com/2009/07/lube-oil-system-gt-13e2.html
http://dasartekniktenagalistrik.blogspot.com/2010/02/sistem-pelumasan-padapembangkit-tenaga.html

yang rendah.
Titik Bakar (Fire Point),
Adalah temperatur terendah dimana uap minyak pelumas akan terbakar dengan sendirinya dan terus
terbakar walaupun tidak diberi sumber panas dari luar.

3. Aditif Minyak Pelumas.

Aditif atau bahan tambahan yang dicampurkan kedalam minyak pelumas bertujuan untuk memperbaiki
sifat pelumas tersebut. Aditif yang banyak digunakan diantaranya adalah:

Pour Point Depressants.


Bertujuan untuk menurunkan titik tuang.

Oxidation Inhibitor.
Adalah zat anti oksidasi agar minyak pelumas tidak membentuk asam yang akan mengakibatkan korosi
dan meningkatkan kekentalannya.

Viscosity Index Improver.


Digunakan untuk memperbaiki indek viskositas.

Antifoam Agent.
Adalah zat aditif yang dapat memecah gelembung udara yang timbul pada minyak pelumas, terutama
pada sistim sirkulasinya.

* Rust and Corrosion Inhibitor.


Untuk mengurangi timbulnya karat dan korosi dan karat.

http://yogilaksono.blogspot.com/2009/07/lube-oil-system-gt-13e2.html
http://dasartekniktenagalistrik.blogspot.com/2010/02/sistem-pelumasan-padapembangkit-tenaga.html

Extreme Pressure Additive.


Berguna untuk meningkatkan kemampuan minyak pelumas dalam menahan desakan, sehingga lapisan
minyak pelumas tidak mudah terdesak meninggalkan permukaan yang perlu mendapatkan pelumasan.

Detergent
Adalah sebagai aditif pembersih yang dapat mencegah atau mengurangi terbentuknya kotoran/kerak
pada bagian yang dilumasi serta membuang kotoran yang sudah terbentuk.

Emulsifying Agent.
Berguna untuk membungkus/menyelubungi partikel air yang ada di dalam minyak pelumas, agar kontak
antara partikel air dengan permukaan material yang dilumasi terhindarkan (mencegah korosi).

Emulsion Breaker.
Untuk mempercepat terpisahnya partikel air dari minyak pelumas sehingga dapat lebih mudah untuk
membuang partikel air tersebut, misalnya pada proses pemurnian minyak pelumas/ centrifuges.

4 Pemurnian Minyak Pelumas.

Pada sistem pelumasan selalu terbuka kemungkinan tercemarnya pelumas oleh kontaminasi sehingga
kondisi minyak pelumas menjadi menurun. Agar kondisinya tetap baik sehingga masa pakainya menjadi
panjang maka minyak pelumas harus mendapat perawatan yang baik.

Diantara metode perawatan untuk pemurnian minyak pelumas yang sering dilakukan adalah:.
Penggantian sebagian minyak pelumas secara periodik.
Cara ini dilakukan dengan mengambil sebagian minyak pelumas (+/- 10 %) dari dalam sistem pelumasan
lalu menggantinya dengan yang baru. Cara ini efisien untuk mesin-mesin kecil yang menggunakan
volume pelumas sedikit, tapi akan menjadi boros untuk sistem yang besar. Cara ini juga tidak efektif
untuk minyak pelumas yang sudah teroksidasi.

http://yogilaksono.blogspot.com/2009/07/lube-oil-system-gt-13e2.html
http://dasartekniktenagalistrik.blogspot.com/2010/02/sistem-pelumasan-padapembangkit-tenaga.html

Filtrasi.
Metoda ini dilakukan dengan cara mengeluarkan seluruh minyak pelumas dari dalam sistem pelumasan
untuk selanjutnya sistem diisi minyak pelumas baru atau minyak pelumas lama yang sudah diproses
dengan menggunakan filter. Kerugian cara ini adalah mesin harus dimatikan ketika dilakukan
penggantian minyak pelumas.

Gambar 2. Saringan Minyak Pelumas.

Oil Conditioning.
Oil Conditioning menggunakan Oil Conditioner yang berupa instalasi pemulih kondisi minyak pelumas.
Instalasi ini dapat terpasang secara tetap dan merupakan bagian dari sistem pelumasan, atau instalasi
mobile (dapat dipindah).
Perlengkapan yang ada di dalam instalasi Oil Conditioner diantaranya Pompa sirkulasi, Mesh Filter,
Magnetic Filter, Heater, Gas Extractor dan Centrifuges.
Instalasi Oil Conditioner hihubungkan dengan tangki minyak pelumas pada sistem pelumasan. Secara
kontinyu, sebagian kecil minyak pelumas disirkulasikan melalui instalasi Oil Conditioner. Minyak
pelumas yang sudah bersih langsung dikembalikan ke tangki, atau disimpan di dalam tangki cadangan.

http://yogilaksono.blogspot.com/2009/07/lube-oil-system-gt-13e2.html
http://dasartekniktenagalistrik.blogspot.com/2010/02/sistem-pelumasan-padapembangkit-tenaga.html

Bila level minyak pelumas di dalam tangki turun, maka ditambahkan minyak pelumas baru atau minyak
pelumas yang sudah dibersihkan.

Gambar 3 . Oil Conditioning.

5. Siklus Pelumasan.

Sistem pelumasan diperlukan untuk mensupply minyak pelumas yang bersih dengan tekanan dan suhu
tertentu kedalam bantalan turbin, bantalan alternator, bantalan kompresor, bantalan Load Gear, sistem
kontrol, sistem pengaman dan lain-lainnya.
Starting Packages (misalnya Starting Diesel beserta perlengkapannya) ada yang mempunyai sistem
pelumasan tersendiri dan ada juga yang mempunyai sistem pelumasan yang menjadi satu dengan Sistem
Pelumasan Utama.
Peralatan Sistem Pelumasan Utama biasanya dipasang pada Engine Bedplate dan terdiri dari:

http://yogilaksono.blogspot.com/2009/07/lube-oil-system-gt-13e2.html
http://dasartekniktenagalistrik.blogspot.com/2010/02/sistem-pelumasan-padapembangkit-tenaga.html

Lube Oil Reservoir,

Adalah tangki yang dapat menampung sejumlah besar minyak pelumas.


Reservoir ini harus cukup besar agar minyak pelumas dapat diam / berhenti sesaat didalam tanki untuk
mengendapkan kotoran-kotoran dan membuang gasnya.
Suhu minyak pelumas selalu di monitor dan dijaga agar tetap pada batas-batas yang ditetapkan agar
proses pelumasan dapat berjalan dengan baik.
Suhu minyak pelumasan di dalam Reservoir juga tidak boleh terlalu rendah karena akan menghambat
pemompaan. Bila suhunya terlalu rendah maka secara otomatis alat pemanas yang dipasang didalam
tangki akan bekerja.

Primary Lube Oil Pump

Atau Main Lube Oil Pump (Pompa Minyak Pelumas Utama), berfungsi sebagai pompa minyak pelumas
utama dan diputar langsung oleh poros turbin gas, atau diputar oleh motor listrik AC.
Untuk Primary Lube Oli Pump yang diputar oleh motor listrik, penempatan pompa adalah didalam
reservoir minyak pelumas, sedangkan motor listriknya berada diatas tutup reservoir.
Pompa ini harus mampu mensupply kebutuhan minyak pelumas dalam keadaan operasi normal. Sebagai
contoh, kapasitas Primary Lube Oil Pump sebesar 2.800 liter per menit dengan tekanan 6 bar.
Secondary Lube Oil Pump atau Auxilliary Lube Oil Pump atau Back-up Lube Oil Pump,

Untuk turbin gas yang Primary Lube Oil Pump-nya diputar langsung oleh poros turbin gas, maka
Secondary Lube Oil Pump akan bekerja ketika putaran turbin masih rendah (saat start-up dan shutdown) dimana tekanan minyak pelumas dari Primary Lube Oil Pump belum mencukupi. Bila putaran
turbin cukup tinggi, maka secara otomatis Secondary Lube Oil Pump akan stop
Pada turbin gas yang Primary Lube Oil Pump diputar oleh motor listrik, maka Secondary Lube Oil Pump
berfungsi sebagai cadangan.
Secondary Lube Oil Pump juga akan bekerja secara otomatis bila tekanan minyak pelumas turun oleh
karena suatu sebab.
Emergency Lube Oil Pump,

pemasangan pompa ini sama seperti pemasangan Secondary Lube Oil Pump.

http://yogilaksono.blogspot.com/2009/07/lube-oil-system-gt-13e2.html
http://dasartekniktenagalistrik.blogspot.com/2010/02/sistem-pelumasan-padapembangkit-tenaga.html

Emergency Lube Oil Pump diputar oleh motor listrik DC dan bekerja bila tegangan listrik AC hilang dan
atau tekanan minyak pelumas turun mencapai batas yang ditetapkan.
Baik kapasitas maupun tekanan minyak pelumas dari Emergency Lube Oil Pump lebih rendah dibanding
dari Primary Lube Oil Pump, maka hasil pemompaannya akan langsung dialirkan kedalam bantalanbantalan tanpa melalui Lube Oil Cooler.
Emergency Lube Oil Pump pada umumnya hanya digunakan apabila turbin tidak dibebani serta
putarannya sangat rendah (diputar turning gear/Ratchet).

Lube Oil Cooler,

Atau Pendingin Minyak Pelumas, biasanya terdiri dari dua unit, salah satunya beroperasi dan yang
lainnya stand-by, dan menggunakan media pendingin udara atau air.
Lube Oil Cooler dengan media pendingin air akan lebih kecil dimensinya sehingga sedikit memakan
tempat dibandingkan dengan yang menggunakan media pendingin udara.
Lube Oil Cooler berfungsi untuk mendinginkan minyak pelumas yang sudah ditampung didalam reservoir
dan akan dialirkan kembali ke bantalan-bantalan.
Untuk Lube Oil Cooler yang menggunakan media pendingin udara, setiap unit cooler memiliki dua buah
kipas (fan) dengan kapasitas 2 x 50%, sehingga lebih hemat dalam pemakaian listrik pada saat suhu
minyak lumas tidak terlalu tinggi.
Vapor Extractor,
Adalah sejenis exhaust fan yang berfungsi untuk mengeluarkan gas-gas yang ada didalam reservoir
minyak pelumas, dan membuat sedikit vakum di reservoir.
Kondisi vakum ini akan berguna untuk membantu mencegah kebocoran minyak pelumas dari celah
labirin pada ujung bantalan, dan mempercepat penguapan gas-gas yang terkandung didalam minyak
pelumas.
Detektor Suhu, Detektor Tekanan dan Detektor Level,
Untuk memonitor agar suhu, tekanan maupun level sesuai dengan yang ditetapkan.
Disamping detektor-detektor tersebut dilengkapi juga dengan signal alarm dan peralatan trip.
Salah satu contoh batas-batas suhu dan tekanan minyak pelumas adalah sebagai berikut :
Suhu minyak pelumas di dalam reservoir : Minimum : 27 oC.
Suhu minyak pelumas masuk bantalan : Normal : 45 - 65 oC.
Maksimum : 70 oC.

http://yogilaksono.blogspot.com/2009/07/lube-oil-system-gt-13e2.html
http://dasartekniktenagalistrik.blogspot.com/2010/02/sistem-pelumasan-padapembangkit-tenaga.html

Suhu minyak pelumas keluar bantalan : Maksimum : 90 oC


Tekanan minyak pelumas masuk bantalan: Normal : 1,5 bar.
Minimum : 1,0 bar (alarm)
0,8 bar (trip)

Anda mungkin juga menyukai