batuan untuk keteknikan sebagai metode untuk perencanaan tambang bawah permukaan. Ada
enam parameter yang diperhitungkan dalam sistem pengkelasan RMR, yaitu kekuatan batuan,
Rock Quality Designation (RQD), spasi diskontinuitas, kondisi permukaan diskontinuitas,
kondisi keairan, dan koreksi kemiringan (dip) diskontinuitas. Keenam faktor tersebut memiliki
nilai yang dijumlahkan untuk mendapatkan total nilai (Rating). Kualitas massa batuan di daerah
penelitian menurut metode RMR dari Bieniawski (1992) dibagi menjadi empat kelas, yaitu baik,
cukup, buruk, dan sangat buruk. Di dalam geoteknik, klasifikasi massa batuan yang pertama
diperkenalkan sekitar 60 tahun yang lalu yang ditujukan untuk terowongan dengan
penyanggaan menggunakan penyangga baja. Kemudian klasifikasi dikembangkan untuk
penyangga non-baja untuk terowongan, lereng, dan pondasi. 3 pendekatan desain yang biasa
digunakan untuk penggalian pada batuan yaitu: analitik, observasi, dan empirik. Salah satu
yang paling banyak digunakan adalah pendekatan desain dengan menggunakan metode
empiric. Klasifikasi massa batuan dikembangkan untuk mengatasi permasalahan yang timbul di
lapangan secara cepat dan tidak ditujukan untuk mengganti studi analitik, observasi lapangan,
pengukuran, dan engineering judgement. Tujuan dari klasifikasi massa batuan adalah untuk:
dan kualitas.
Menyediakan pengertian dasar mengenai sifat karakteristik setiap kelas massa batuan.
Menghubungkan berdasarkan pengalaman kondisi massa batuan di suatu tempat dengan
parameter klasifikasi.
Menyediakan informasi kuantitatif untuk tujuan desain.
Memungkinkan kebijakan teknik yang lebih baik dan komunikasi yang lebih efektif pada
suatu proyek.
Dikarenakan kompleknya suatu massa batuan, beberapa penelitian berusaha untuk mencari
hubungan antara desain galian batu dengan parameter massa batuan. Banyak dari metodemetode tersebut telah dimodifikasi oleh yang lainnya dan sekarang banyak digunakan untuk
penelitian awal atau bahkan untuk desain akhir. Beberapa klasifikasi massa batuan yang
dikenal saat ini adalah:
1. Metode klasifikasi beban batuan (rock load)
span
terowongan
akan
menyebabkan
berkurangnya
waktu
berdirinya
massa batuan oleh Terzaghi 1946. Konsep RSR ini selangkah lebih maju dibandingkan konsepkonsep yang ada sebelumnya. Pada konsep RSR terdapat klasifikasi kuantitatif dibandingkan
dengan Terzaghi yang hanya klasifikasi kulitatif saja. Pada RSR ini juga terdapat cukup banyak
parameter yang terlibat jika dibandingkan dengan RQD yang hanya melibatkan kualitas inti
terambil dari hasil pemboran saja. Pada RSR ini juga terdapat klasifikasi yang mempunyai data
masukan dan data keluaran yang lengkap tidak seperti Lauffer yang hanya menyajikan
datakeluaran yang berupa stand-up time dan span. RSR merupakan penjumlahan rating dari
parameter-parameter pembentuknya yang terdiri dari 2 katagori umum, yaitu:
Parameter geoteknik; jenis batuan, pola kekar, arah kekar, jenis bidang lemah, sesar, geseran,
dan lipatan, sifat material; pelapukan, dan alterasi.
Parameter konstruksi; ukuran terowongan, arah penggalian, metode penggalian RSR
merupakan metode yang cukup baik untuk menentukan penyanggaan dengan penyangga baja
tetapi tidak direkomendasikan untuk menentukan penyanggaan dengan penyangga rock bolt
dan beton.
5. Rock Mass Rating (RMR)
Bieniawski (1976) mempublikasikan suatu klasifikasi massa batuan yang disebut Klasifikasi
Geomekanika atau lebih dikenal dengan Rock Mass Rating (RMR). Setelah bertahun-tahun,
klasifikasi massa batuan ini telah mengalami penyesuaian dikarenakan adanya penambahan
data masukan sehingga Bieniawski membuat perubahan nilai rating pada parameter yang
digunakan untuk penilaian klasifikasi massa batuan tersebut. Pada penelitian ini, klasifikasi
massa batuan yang digunakan adalah klasifikasi massa batuan versi tahun 1989 (Bieniawski,
1989). 6 Parameter yang digunakan dalam klasifikasi massa batuan menggunakan Sistim RMR
yaitu:
1. Kuat tekan uniaxial batuan utuh.
2. Rock Quality Designatian (RQD).
3. Spasi bidang dikontinyu.
4. Kondisi bidang diskontinyu.
5. Kondisi air tanah.
6. Orientasi/arah bidang diskontinyu.
Pada penggunaan sistim klasifikasi ini, massa batuan dibagi kedalam daerah struktural yang
memiliki kesamaan sifat berdasarkan 6 parameter di atas dan klasifikasi massa batuan untuk
setiap daerah tersebut dibuat terpisah. Batas dari daerah struktur tersebut biasanya
disesuaikan dengan kenampakan perubahan struktur geologi seperti patahan, perubahan
kerapatan kekar, dan perubahan jenis batuan. RMR ini dapat digunakan untuk terowongan.
lereng,dan pondasi.