Bab 2 - 08110241024
Bab 2 - 08110241024
Bab 2 - 08110241024
KAJIAN TEORI
A.
Dasar Teori
1. Tinjauan Gender
a.
Gender
Disadari bahwa isu gender merupakan isu baru bagi masyarakat,
sehingga menimbulkan berbagi tafsiran dan respons yang tidak
proposional
tentang
gender.
Salah
satu
faktor
yang
12
istilah-istilah
yang
berkaitan
dengan
gender
dalam
mengakses
dan
mendapatkan
manfaat
13
Akses
Yang dimaksud dengan aspek akses adalah peluang atau
Partisipasi
Aspek partisipasi merupakan keikutsertaan atau partisipasi
14
c)
Kontrol
Kontrol adalah penguasaan atau wewenang atau kekuatan
Manfaat
Manfaat adalah kegunaan yang dapat dinikmati secara
15
No.
84
Tahun
2008
tentang
Pedoman
16
c.
17
I.Analisis
Kebijakan Gender
1
Tujuan Kebijakan
2.
Data Pembuka
Wawasan
. Kuantitatif
. Kualitatif
3
Faktor-faktor
Kesenjangan
. Akses
. Partisipasi
. Kontrol
. Manfaat
II. Formulasi
Kebijakan Gender
III. Rencana
Tindak
Kebijakan
Gender
5.
Tujuan Kebijakan
Gender
Apa yang harus
dilakukan untuk
mengurangi
kesenjangan?
7
Kegiatan
Pelaksanaan
Pemanfaatan
&Evaluasi
8
Sasaran
8. Indikator
Gender
4
Isu Gender
Kesenjangan apa,
dimana, mengapa
18
19
disusun
untuk
mengurangi
atau
menghilangkan
20
(Kemendiknas,
2010).
Berikut
adalah
contoh
data
dan
yang
mengimplementasikan
menegaskan
pentingnya
manajemen
keterlibatan
pelaksanaan,
kebijakan/program/kegiatan
evaluasi
pendidikan.
maupun
Strategi
monitoring
integrasi
21
22
23
3.
Metoda Pembelajaran
4.
Lingkungan Pembelajaran
5.
Pendidik
6.
24
25
yang
disengaja
untuk
menyelesaikan
beberapa
26
Isu
Kebijakan
EVALUASI
KEBIJAKAN
Formulasi
Kebijakan
Implementasi
Kebijakan
Kinerja
Kebijakan
(Agenda
Pemerintah)
Input
Output
Proses
27
pendidikan.
Formulasi
atau
perumusan
kebijakan
28
c.
banyak
variabel
yang
mempengaruhi
keberhasilan
29
sama
sekali
oleh
kelompok
sasaran,
maka
konsisten,
tetapi
apabila
implementor
kekurangan
efektif.
Sumberdaya
tersebut
dapat
berwujud
30
4) Struktur Birokrasi
Struktur birokrasi yang bertugas mengimplementasikan
kebijakan
memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
Disposisi
disini
mengandung
makna
sikap
dari
hal
ini
peneliti
berasumsi
bahwa
keberhasilan
maka
perilaku
guru
akan
konsisten
dalam
Sikap
31
psikologi
proporsi.
sosial;
Sedangkan
meskipun
Toto
terdapat
Tasmara
ragam
(2006:
1)
sikap-sikap
yang
mencakup
niat,
keyakinan,
32
33
yang
berhubungan
dengan
kecenderungan
34
mudah
untuk
mengubah
sikap
seseorang
jika
35
diterima guru berupa isu atau wacana mengenai gender. Isu tersebut
oleh guru akan diolah berdasarkan informasi dan pengetahuan yang
dimiliki sebelumnya. Dalam pemikirannya akan muncul suatu
kesimpulan apa akibat yang timbul apabila ia ikut kesetaraan gender.
Dengan kata lain, informasi atau pesan yang diterima akan
menimbulkan sebuah keyakinan yang akan menimbulkan sikap
tertentu terhadap keikutsertaannya dalam kesetaraan gender. Guru
akan memberikan kesetujuan dan ketidaksetujuannya mengikuti
kesetaraan gender.
b. Perilaku
Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan pengertian bahwa
perilaku merupakan tanggapan atau reaksi individu terhadap
rangsangan atau llingkungan. Sedangkan pengertian perilaku
(behavior) menurut Bimo Walgito (1994: 15) adalah kegiatan
individu sebagai akibat dari stimulus yang diterima baik stimulus
internal maupun eksternal. Kemudian Skinner (Bower dan Hilgart,
1981: 170) membedakan perilaku menjadi dua macam, yaitu
respondent behavior dan operant behavior. Respondent behavior
merupakan tingkah laku bawaan individu yang berupa refleks-refleks
dan instink, sedangkan operant behavior merupakan tingkah laku
individu yang dibentuk, dipelajari, dan dapat dikendalikan melalui
proses belajar. Oleh sebab itu, Wasty Soemanto (2006: 104)
menyatakan bahwa tingkahlaku akan berkembang jika manusia
36
Sedangkan
Myers
berpendapat
bahwa
perilaku
untuk
menyikapi
lingkungan.
37
sesuatu
dan
dipengaruhi
oleh
c.
seseorang
ditentukan
oleh
apa
yang
dia
lakukan.
38
NIAT
PERILAKU
NORMA
d.
SUBYEKTIF
39
intelektual
merupakan
kegiatan-kegiatan
kapasitas
mental.
untuk
Pekerjaan
40
(affective)
dan
psikomotor
(psychomotor).
Domain
Mengingat
2.
Memahami
mengklasifikasikan, menyimpulkan,
membandingkan, menjelaskan.
3.
Menerapkan
Menggunakan, melaksanakan.
4.
Manganalisis
5.
Mengevaluasi
6.
Mengkreasi
Membedakan, menguraikan,
mengorganisasikan.
41
2.
Tanggapan
3.
Penilaian
4.
Organisasi
5.
Internalisasi
42
43
C.
Kerangka Pikir
Mengacu pada teori yang menyebutkan keterkaitan antara sikap dan
perilaku serta teori tentang pembentuk sikap dan perilaku, maka peneliti
mengembangkan suatu kerangka berfikir yang dijadikan sebagai model
penelitian
tentang
sikap
dan
perilaku
guru
terhadap
kebijakan
44
terdapat di dalam sikap dan perilaku sehingga yang akan diukur dan diteliti
nantinya hanyalah faktor sikap dan perilaku.
Dibawah ini merupakan gambar yang menunjukkan bahwa sikap
kesetaraan gender guru terbentuk oleh beberapa faktor, antara lain usia,
jenis kelamin, dan tingkat pendidikan guru. Ketiga faktor ini merupakan
faktor pengontrol dari munculnya sikap, sehingga tidak ditampilan sebagai
varibel dalam penelitian ini.
Usia
Jenis Kelamin
Tingkat Pendidikan
Gambar 5 : Faktor Pembentuk Sikap
Setelah itu gambar 6 menjelaskan tentang perilaku guru dalam
mengimplementasikan kebijakan pengarusutamaan gender di sekolah.
Perilaku responsif gender ini dinyatakan dengan sering atau tidak sering
guru dalam mengimplementasikannya. Perilaku guru dalam implementasi
kebijakan pengarusutamaan gender (PUG) di sekolah terbagi menjadi tiga
pilar, yaitu pilar manajemen sekolah, pembelajaran dan peran serta
masyarakat. Akan tetapi dalam penelitian ini hanya difokuskan pada pilar
manajemen dan pembelajaran saja karena kedua pilar ini yang berhubungan
langsung dengan guru.
45
Pilar Manajemen
Perilaku Guru
Pilar Pembelajaran
Perilaku Guru
Kesetaraan Gender
46
Hipotesis
1.
Hipotesis Utama
a. H1 = Terdapat pengaruh positif dan signifikan sikap kesetaraan
gender guru terhadap perilaku pengimplementasian Kebijakan
Pengarusutamaan Gender (PUG) di SMP se-Kecamatan Kutoarjo.
b. H2 = Semakin guru setuju terhadap kesetaraan gender, maka
perilakunya akan semakin konsisten dalam mengimplementasikan
kebijakan PUG di SMP se-Kecamatan Kutoarjo.
2.
Hipotesis Tambahan
a. Kecenderungan sikap terhadap kesetaraan gender guru ditentukan
oleh usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan.
b. Konsistensi perilaku guru dalam pengimplementasian Kebijakan
PUG ditentukan oleh usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan.
c. Pengaruh sikap kesetaraan gender guru terhadap perilaku
pengimplementasian Kebijakan PUG ditentukan oleh usia.
d. Pengaruh sikap kesetaraan gender guru terhadap perilaku
pengimplementasian Kebijakan PUG ditentukan
oleh jenis
kelamin.
e. Pengaruh sikap kesetaraan gender guru terhadap perilaku
pengimplementasian Kebijakan PUG ditentukan oleh tingkat
pendidikan.
47