Pola Pembiayaan Usaha Kecil Perkebunan Kopi Robusta Dan Industri Pengolahan Kopi Luwak PDF
Pola Pembiayaan Usaha Kecil Perkebunan Kopi Robusta Dan Industri Pengolahan Kopi Luwak PDF
No.
Unsur Pembiayaan
Uraian
1.
Jenis usaha
2.
3.
Lokasi usaha
4.
- Investasi
= Rp. 79.000.000,- Modal kerja = Rp. 21.991.667,- Total
= Rp. 100.991.667,-
5.
Sumber dana
6.
Plafon pembiayaan
7.
Kelayakan finansial
8.
10 tahun
iii
No.
iv
Unsur Pembiayaan
Uraian
1.
Jenis usaha
2.
Skala usaha
3.
Lokasi usaha
4.
- Investasi
= Rp. 65.000.000,- Modal Kerja = Rp. 179.425.000,- Total
= Rp. 244.425.000,-
5.
Sumber dana
Modal sendiri
6.
Plafon pembiayaan
7.
Kelayakan finansial
8.
5 tahun
No.
Unsur Pembiayaan
Uraian
1.
Jenis usaha
2.
Skala usaha
3.
Lokasi usaha
4.
Sumber dana
Modal sendiri
5.
Plafon pembiayaan
6.
Kelayakan finansial
7.
20 tahun
KATA PENGANTAR................................................................................
RINGKASAN-RINGKASAN......................................................................
iii
DAFTAR ISI...........................................................................................
vii
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
PENDAHULUAN......................................................................
METODE KAJIAN..................................................................
10
13
13
13
13
4.1.3. Penanaman...........................................................
14
4.1.4. Pemeliharaan........................................................
14
4.1.5. Panen...................................................................
15
15
16
16
16
ASPEK KEUANGAN................................................................
19
19
21
23
vii
BAB VI
ASPEK PEMASARAN..............................................................
25
BAB VII
29
29
30
32
35
35
36
LAMPIRAN.............................................................................................
37
39
40
42
43
44
45
viii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Struktur PDRB memperlihatkan bahwa perekonomian daerah Provinsi
Bengkulu didominasi oleh sektor primer, ditandai oleh dominannya kontribusi
sektor primer terutama sektor pertanian yang mencapai lebih dari 30 persen
baik pada PDRB provinsi maupun pada PDRB kabupaten-kabupaten yang ada.
Demikian pula sektor ini menyerap tidak kurang dari 70 persen tenaga kerja.
Kondisi ini memperlihatkan bahwa sumberdaya alam terutama sumberdaya di
bidang agribisnis merupakan potensi ekonomi yang menjadi tulang punggung
perekonomian daerah ini. Oleh sebab itu, memberikan prioritas pada
pengembangan agribisnis adalah kebijakan pembangunan ekonomi dan
wilayah yang tepat.
Salah satu kabupaten yang
sangat peduli pada pengembangan
agribisnis di Provinsi Bengkulu
adalah
Kabupaten
Berbagai
program/
Kepahiang.
kebijakan
Saat ini
Kepahiang
(perkebunan
rakyat).
yang
membuat
Kabupaten
Kopi Robusta
Kopi Arabika
Petani
(KK)
Luas
areal
Produksi
(ton)
Prod/Ha
(ton)
Petani
(KK)
13,553
24,017 16,059.89
770
385
13,100
21,059 12,590,50
745
57,741
87,267 50,859.64
22.69
24.13
24.76
23
28
32
Luas
areal
Produksi
(ton)
Prod/Ha
(ton)
447
80
800
920
631
261.36
700
746.2
2,792
4,266
1,637.00
715.47
99.84
32.95
14.79
15.97
97.84
14
10
2|
Potensi keunggulan usaha kopi luwak ini juga didukung oleh ketersediaan
bahan baku yang mencukupi.
Sebagai usaha perkebunan rakyat, kopi robusta dan kopi luwak di
Kabupaten Kepahiang ini umumnya adalah usaha mikro kecil. Sebagaimana
kebanyakan usaha mikro lainnya, usaha kopi ini juga memerlukan berbagai
perkuatan, di antaranya adalah perkuatan dalam informasi dan akses terhadap
sumber
pembiayaan
terutama
pada
perbankan
sumber
pembiayaan
formal
membantu
atau
dalam
rujukan
bagi
perbankan
dalam
rangka
meningkatkan
2.
Menyusun
rekomendasi
pola-pola
pembiayaan
perbankan
bagi
b.
c.
4|
d.
e.
Tersusunnya profil pelaku dan unit usaha perkebunan kopi robusta dan
unit usaha pengolahan kopi luwak yang informatif baik bagi pihak
perbankan sebagai sumber pembiayaan, pemerintah, maupun bagi pihak
dunia usaha/pelaku usaha guna berkembangnya kedua jenis usaha
tersebut.
4.
Tersusunnya
formulasi
atau
pola
pembiayaan
perbankan
untuk
6|
dengan
menggunakan
teknik
mendalam
(depth
Analisis terhadap aspek ini bertujuan agar profil usaha yang disusun
dilengkapi dengan analisis resiko yang dapat timbul dalam penyelengaraan
usaha ini. Resiko dapat berupa resiko teknis seperti kegagalan panen atau
produksi karena berbagai penyebab atau resiko finansial karena terjadinya
fluktuasi harga baik harga input maupun harga produk yang dihasilkan.
Dalam hal ini, digunakan analisis terhadap data time series.
8|
di
Kabupaten
Kepahiang
2.75
hektar.
dengan
Sementara
tergolong
dalam
industri
Industri yang
Mereka
Sementara
kering dan penumbukan dari biji kopi yang telah digoreng tersebut, lalu
pengkemasan.
Beberapa
dari
perusahan
kopi
bubuk
tersebut
telah
menggunakan merk seperti kopi cap Jempol, Cap semar, cap Gentong Mas,
Cangkir AA, Cang Eng, cap Tugu, cap Tiga Saudara dan masih banyak merk
kopi bubuk lainnya tetapi sebagian besar masih belum mengurus ijin dari balai
POM.
3.3. Pengolahan Kopi Luwak
Dalam pengolahan kopi luwak dapat dilakukan dengan dua cara.
Pertama, binatang luwak (musang) dilepas, jika model ini yang dipilih maka
ada dua peran yang dimungkin dapat dilakukan oleh luwak dalam proses
produksi ini, yakni memetik sekaligus mengelupaskan kulit luar dari biji kopi.
Kedua,
binatang
luwak
(musang)
peran
luwak
hanya
usaha
kopi
Kepahiang
luwak
model
di
yang
biji
kopi
yang
sudah
dipetik,
kemampuannya
untuk
10 |
kopi basah yang diberikan, hanya sekitar 10-15 persen saja yang dimakannya,
dan jumlah itulah yang diproses lebih lanjut untuk dijadikan kopi bubuk. Biji
kopi yang tidak dimakan oleh Luwak dapat diolah sebagaimana pengolahan
kopi pada paparan sebelumnya. Luwak tidak setiap hari memakan biji kopi,
hanya kurang lebih 3 (tiga) hari dalam seminggu ia memakan biji kopi tersebut.
Oleh sebab itu, skala usaha pengolahan kopi luwak ini lebih ditentukan oleh
jumlah luwak yang dipelihara.
11
12 |
terutama
terhadap
pembentukkan
bunga
dan
buah
serta
13
adalah
pelindung
tanaman
agar
tidak
terlalu
tinggi
citri),
kutu
lamtoro
(Ferrisia
virgata),
kutu
loncat
(Heterophylla, sp), dan kutu hijau (Coccus viridis). Sedang penyakit yang
sering ditemukan adalah penyakit karat daun (Hemileia vastantrix), jamur
upas
(Corticium
(Chephaleuros
salmonicolor),
coffea),
dan
penyakit
penyakit
bercak
embun
hitam
jelaga.
pada
buah
Selanjutnya,
14 |
lanjut
adalah
pemupukan.
Pupuk
yang
digunakan
dengan dosis
bagian timur.
Hasil
masih hijau.
4.1.6. Pasca Panen
Budidaya tanaman kopi bertujuan untuk mendapatkan buah kopi
yang fungsi utamanya adalah sebagai bahan minuman penyegar. Dengan
15
Pengolahan Kopi
proses
sebagai
berikut;
kopi
yang
Pengupasan
Sortasi
dipetik
kulit
->
buah
Pengeringan
->
Pengupasan
kering
->
kopi
luwak
mulai
berkembang
pada
daerah
16 |
produksi. Adapun jenis kopi yang dapat digunakan sebagai kopi luwak
adalah jenis kopi arabika.
terbatas pada mengelupaskan kulit luar dari biji kopi yang sudah
dipetik, prosesnya adalah biji kopi yang sudah dipetik diberikan kepada
luwak untuk dimakannya. Kelebihan binatang ini adalah kemampuan
ia untuk melakukan pemilihan/ sortasi terhadap biji kopi yang baik.
Dalam
hal
ini,
ia hanya
akan
memakan
biji
kopi
yang
telah
masak/merah dan tidak memiliki cacat. Oleh sebab itu, dari jumlah biji
kopi basah yang diberikan, hanya sekitar 10-15
17
Setiap
18 |
itu,
umur
ekonomis
dari
populasi
tanaman,
usaha
budidaya
kopi
ini
dapat
dosis
pupuk,
skenario
hasil
produksi
Produksi (kg)
350
400
500
600
700
700
700
650
650
600
600
550
550
500
500
450
450
400
19
dalam menyelenggarakan
budidaya Kopi
Robustanya tidak
jumlah
Uraian Biaya
Satuan
Upah
OH
Pupuk
Urea
kg
2. KCl
kg
MPK/Ponska
kg
Biaya pupuk
3.
Obatan/Racun Hama
4.
Herbisida
5.
Kemasan/karung
buah
Biaya Angkut dan
6.
kg
Bongkar Muat
Jumlah Biaya/ha/tahun
Produksi dan harga
kg bk
jual petani
Keuntungan/ha/tahun
Keuntungan/UT/tahun
26
harga
satuan
(Rp)
30.000
100
50
100
2.000
2.500
2.500
12
3.000
200.000
125.000
250.000
575.000
70.000
200.000
36.000
600
300
180.000
Jumlah
Satuan
Jumlah
(Rp)
780.000
1.841.000
600
13.000
7.800.000
5.959.000
16.387.250
20 |
tinggi,
yakni
setiap
satu
rupiah
biaya
yang
dikeluarkan
akan
Namun demikian,
kontribusi dari hasil kebun kopi ini tidak terjadi dalam setiap bulannya
mengingat panen kopi yang bersifat musiman. Oleh sebab itu, hasil dari
usaha kebun kopi ini bagi petani lebih ditujukan untuk tabungan atau
untuk memenuhi keperluan-keperluan yang direncanakan.
5.2. Pengolahan Kopi Bubuk
Kebutuhan dana investasi untuk usaha pengolahan kopi bubuk ini
berjumlah Rp 65.000.000,- (enam puluh juta rupiah). Dana ini utamanya
diperlukan untuk pengadaan mesin penggorengan dan penggilingan,
bangunan pabrik dan gudang untuk menyimpan bahan baku dan hasil
produksi, dan lantai jemur. Perkiraan kebutuhan dana investasi lebih
rinci disajikan pada Tabel 5.3. Dengan investasi ini, proses produksi dapat
mengolah bahan baku ( biji kopi kering) sebanyak 400 kg per hari.
Tabel 5.3.
Rincian Biaya Investasi Usaha Pengolahan Kopi Bubuk
No
1
2
3
4
Uraian Biaya
Satuan
Jumlah
Satuan
Mesin Penggorengan
unit
1
Mesin Penggilingan
unit
1
Bangunan
unit
1
Lantai Jemur
paket
1
Jumlah Biaya Investasi
Harga/
Biaya
Satuan (Rp)
15.000.000
5.000.000
40.000.000
5.000.000
Jumlah
biaya (Rp)
15.000.000
5.000.000
40.000.000
5.000.000
65.000.000
21
Tabel 5.4.
Rincian Biaya, Produksi, dan Penerimaan Usaha Pengolahan Kopi
Bubuk dalam 1 (satu) Bulan
No.
Uraian
A.
Biaya Produksi
Biji Kopi Kering
setelah
dilakukan
pensortiran
Upah
BOP
Kayu Bakar
Listrik & air
Kemasan
BBM (Solar)
1.
2.
3.
-
4.
5.
B.
C.
Satuan
kg
Jumlah
Satuan
Biaya/harga
(Rp)
10.000
17.000
Jumlah
(Rp)
170.000.000
2.500.000
kubik
25
80.000
kg
l
125
150
26.000
4.500
- Penyusutan
Jumlah Biaya BOP
Jumlah Biaya Produksi
Biaya Angkut Penjualan
Jumlah Biaya Operasi
Produksi dan Penerimaan
Keuntungan/bulan
7.500
31.000
R/C ratio
2.000.000
250.000
3.250.000
675.000
1.085.000
7.260.000
185.935.000
750.000
186.685.000
232.500.000
45.815.000
1,25
sebesar Rp 45.815.000
dibutuhkan
22 |
Untuk
secara rinci
Jumlah
Satuan
Mesin Penggorengan
unit
1
Mesin Penggilingan
unit
1
Bangunan
unit
1
Kandang
ekor
10
Lantai Jemur
paket
1
Luwak/Musang
ekor
10
Jumlah Biaya Investasi
Uraian Biaya
Satuan
Harga/Biaya
Satuan (Rp)
15.000.000
5.000.000
40.000.000
900.000
5.000.000
500.000
Jumlah
biaya (Rp)
15.000.000
5.000.000
40.000.000
9.000.000
5.000.000
5.000.000
79.000.000
pada Tabel 5.6. Rekapitulasi ini di dasarkan pada rincian biaya, produksi,
dan biaya &harga satuan pada Tabel Lampiran 1 dan 3.
23
Uraian
Jumlah1 (Rp)
Biaya Operasi
Bahan Baku (Buah Kopi)
Pakan Luwak dan obat-obatan
Biaya Angkut pembelian
Upah
Kemasan
BOP (dirinci)
Biaya Adm/Umum dan
Pemasaran
Bunga Pinjaman
Jumlah Biaya Operasi
Penerimaan
Laba Operasi
Catatan:
1)
2)
Jumlah2 (Rp)
8.000.000
3.200.000
200.000
2.000.000
390.000
4.396.667
8.000.000
3.200.000
200.000
2.000.000
390.000
4.396.667
2.500.000
0
19.436.667
58.800.000
39.363.333
2.500.000
1.305.000
21.991.667
58.800.000
36.808.333
Biaya investasi dan pengadaan bahan baku (buah kopi) didanai dengan dana
sendiri.
Biaya investasi dan pengadaan bahan baku (buah kopi) didanai dengan
danapinjaman Bank dengan tingkat suku bunga sebesar 18 persen flat.
Kriteria
Kelayakan
NPV
IRR
No
3
4
5
24 |
Payback
Period
R/C
B/C
Satuan
Rp
%
Bln/hr
Skenario
Sumber Pembiayaan
Dana senidiri
Pinjaman
1.187.917.406
1.145.915.326
57.67
49.62
2 bln (50 hari kerja)
Industri
pengolahan
dan
pemasaran
produk
kopi
di
Pertama, rendahnya daya saing produk kopi, baik kopi biji maupun kopi
olahan yang disebabkan oleh rendahnya mutu dan tampilan produk,
rendahnya tingkat efisiensi produksi dan pemasaran, rendahnya akses
pelaku usaha terhadap informasi, lemahnya budaya pemasaran dan
kewirausahaan pelaku, serta minimnya sarana dan prasarana pengolahan
dan pemasaran produk kopi.
25
Keempat, permintaan produk kopi olahan baik pangan maupun non pangan
cenderung mengalami kenaikan setiap tahun, sebagai akibat peningkatan
kesejahteraan penduduk, kepraktisan dan perkembangan teknologi hilir.
oleh
profitabilitas yang diperoleh petani kopi secara finansial dan ekonomi. Dengan
demikian perkebunan kopi rakyat di Indonesia layak untuk diteruskan dan
secara ekonomi perkebunan kopi rakyat mampu berjalan secara efisien. Selain
itu, usaha pengolahan kopi bubuk rakyat sangat dominan menggunakan biaya
input domestik. Relatif sedikitnya kandungan input impor dalam biaya
26 |
27
28 |
BAB 7.
7.1.
robusta membiayai usaha budidaya kopinya dengan dana sendiri atau dengan
sumberdana pinjaman non formal yang ada dilingkungan dekat mereka.
Mereka belum bersentuhan dengan lembaga keuangan formal atau perbankan.
Kondisi ini dimungkinkan terjadi karena adanya kendala baik yang bersifat
psikologis
maupun
yang
bersifat
teknis.
Kendala
psikologis
berupa
dipaparkan
pada
bab
maka
petani
kopi
ini
dapat
robusta
dapat
dipertimbangkan
sebagai
calon
nasabah
potensial
memiliki kendala
yang relatif
kurang
29
7.2.
yakni apakah calon debitur mau mengembalikan dan apakah dia mampu
mengembalikan pinjamannya.
Mau mengembalikan
berkaitan dengan
program dari pemerintah, hal itu lebih disebabkan oleh persepsi mereka
tentang kredit program itu sendiri. Persepsi mereka terhadap kredit program
tersebut adalah bahwa kredit program tersebut lebih
pemberian Cuma-Cuma.
dimaknai sebagai
mampu
mengembalikan
hutang
atau
pinjaman
erat
Jenis Usaha
1.
Budidaya Kopi
2.
3.
Kopi bubuk
Kopi Luwak
Dana sendiri
Dana pinjaman Bank
Indikator
Keuntungan
Rp.16.387.250,- /UT/tahun
R/C
4,24 per tahun
Data pada Tabel 7.1 memperlihatkan bahwa ketiga jenis usaha layak
untuk didanai
30 |
namun putarannya lambat, yakni 4,24 per tahun. Nilai R/C ini menunjukan
bahwa setiap rupiah dana yang dibelanjakan untuk membiayai usaha ini akan
menghasilkan
3,24,-. Namun penerimaan atau keuntungan ini diperoleh dalam kurun waktu
satu tahun.
rendah namun dengan putaran yang lebih cepat dibandingkan dengan usaha
budidaya Kopi Robusta, yakni sebesar 1,25 perbulan.
Sementara usaha
pengolahan kopi luwak memiliki nilai R/C 2,67 dan 3,03 tergantung sumber
pembiayaan untuk biaya investasi dan pembelian bahan baku. Indikator R/C
ratio ini memperlihatkan bahwa usaha kopi luwak memiliki nilai R/C yang
cukup tinggi, yakni sekitar 3,0 dengan putaran dana setiap bulan. Hal ini
menunjukan bahwa usaha pengolahan kopi luwak memiliki resiko finansial
yang lebih rendah untuk dibiayai dibanding usaha budidaya kopi robusta dan
usaha pengolahan kopi bubuk.
Tingkat keuntungan dari ketiga jenis usaha tersebut dapat digunakan
untuk menetapkan plafon pinjaman.
keuntungan yang paling tinggi, yakni hampir mencapai 46 juta rupiah per
bulan, diikuti oleh usaha pengolahan kopi luwak pada kisaran 36-39 juta
rupiah perbulan, dan usaha kopi robusta sekitar 16 juta rupiah per tahun.
Penggunaan
kedua
indikator
finansial
ini
dalam
pertimbangan
diberikan tidak hanya didasarkan pada kemampuan perolehan laba tetapi juga
tingkat resiko finansial dari usaha yang bersangkutan. Bila dibandingkan nilai
R/C dari ke tiga jenis usaha tersebut maka usaha pengolahan kopi luwak
memiliki tingkat resiko finansial yang paling rendah.
robusta memiliki nilai R/C yang paling tinggi, namun dengan putaran yang
lambat karena nilai R/C tersebut dalam kurun waktu satu tahun. sementara
31
lembaga keuangan, khususnya perbankan, telah tersedia dana untuk itu. Ada
tiga opsi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan pinjaman tersebut.
Opsi Pertama adalah pendekatan penyaluran secara individu. Opsi ini
merupakan opsi yang sudah biasa dilaksanakan oleh lembaga keuangan
termasuk perbankan.
serta
persyaratan-persyaratan
yang
diperlukan.
Dari
aspek
penyaluran dana pinjaman, opsi ini merupakan opsi yang paling mudah sebab
tidak banyak pihak yang terlibat dalam penyaluran kredit.
Gambar 7.1. Opsi Pertama Penyaluran Dana Pinjaman Bank Kepada Petani
32 |
Gambar 7.2: Opsi Kedua Penyaluran Dana Pinjaman Bank Kepada Petani
Opsi
ini
channelling.
memfungsikan
kelompok
tani
atau
gapoktan
sebagai
ataupun gapoktan tidak ada. Resiko kegagalan ini akan ditanggung oleh pihak
perbankan dan petani, namun demikian kredibilitas dari kelompok tani
ataupun gapoktan juga akan menjadi pertaruhan. Opsi ini lebih sesuai untuk
penyaluran kredit kepada petani kopi robusta.
berupa pendampingan
teknis
pemasaran, penjaminan
33
gambar 7.3.
Penjaminan
Pemerintah
Daerah
Pendampingan
Gambar 7.3. Opsi ketiga Penyaluran Dana Pinjaman Bank Kepada Petani
34 |
BAB 8.
8.1.
35
8.2.
Dampak Lingkungan
Peningkatan perkebunan kopi serta industri olahan yang berbahan
dasar kopi oleh masyarakat petani setempat akan menimbulkan dampak positif
maupun negatif terhadap lingkungan setempat, baik lingkungan fisik, hayati
maupun sosial ekonomi.
Secara
ekologis
dampak
dari
peningkatan
perkebunan
ini
akan
komponen
sosial,
ekonomi,
budaya,
serta
komponen
kesehatan
lingkungan.
Untuk itu perlu adanya telaah lingkungan yang berguna memberikan
informasi lingkungan, mengidentifikasi permasalahan lingkungan, kemudian
mengevaluasi dampak penting yang timbul untuk kemudian disusun suatu
alternatif tindakan pengelolaannya untuk penanggulangan dampak negative
dan mengoptimalkan dampak positif.
Telaah 'holistik' perlu dilakukan oleh pemerintah terhadap seluruh
komponen
lingkungan
yang
diperkirakan
akan
mengalami
perubahan
36 |
LAMPIRAN - LAMPIRAN
37
38 |
Lampiran 1
Tabel Biaya Investasi Pengolahan Kopi Luwak pada Skala Usaha dengan
Jumlah Luwak 10 Ekor
No.
A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
C.
D.
Uraian
Satuan
Jumlah
Satuan
Biaya Investasi
Mesin
unit
1
Penggorengan
Mesin
unit
1
Penggilingan
Bangunan
unit
1
Kandang
ekor
10
Lantai Jemur
paket
1
Luwak/Musang
ekor
10
Jumlah Biaya Investasi
Biaya Produksi
Bahan Baku/Biji
kg
1000
Kopi Basah
Pakan Luwak :
- Pisang & Kates
paket
1
- Susu
Kaleng
80
- Ayam
kg
40
- Obat-obatan
paket
1
Biaya Angkut
paket
1
Pembelian
Upah
OB
2
Kemasan
kg
15
BOP :
- Kayu Bakar
kubik
3
- Listrik & air
l
- BBM (Solar)
20
- Penyusutan alat
paket
- Perawatan Alat dan
mortalitas Luwak
Jumlah Biaya Produksi
Biaya Adm/Umum dan
1
Pemasaran
Bunga Pinjaman
Jumlah Biaya
Produksi dan Penerimaan
Kopi Bubuk Luwak
kg
80
Kopi biji kering
kg
360
Jumlah Penerimaan
Keuntungan per
bulan
R/C Ratio
2.67
Harga/Biaya
Satuan (Rp)
Jumlah Biaya
(Rp)
15.000.000
15.000.000
5.000.000
5.000.000
40.000.000
900.000
5.000.000
500.000
40.000.000
9.000.000
5.000.000
5.000.000
79.000.000
8.000
8.000.000
1.000.000
10.000
30.000
200.000
200.000
3.200.000
1.000.000
800.000
1.200.000
200.000
200.000
1.000.000
26.000
80.000
4.500
2.500.000
2.000.000
390.000
4.396.667
240.000
250.000
90.000
1.316.667
2.500.000
18.186.667
2.500.000
1.305.000
21.991.667
600.000
30.000
48.000.000
10.800.000
58.800.000
36.808.333
Catatan: Skenario Biaya didasarkan pada asumsi bahwa biaya Investasi dan
bahan baku (Biji Kopi Basah) di danai dengan dana pinjamana dengam
tingkat suku bunga pinjaman 18 persen/tahun flat
39
Lampiran 2
No
A.
1.
Biaya Investasi
Mesin Pengolahan Kopi
2.
3.
4.
5.
6.
Mesin Press
Bangunan
Kandang
Lantai Jemur
Luwak/Musang
Total
Biaya Produksi
Bahan Baku/Biji Kopi
Basah
Pakan Luwak
> Pisang & Kates
> Susu
> Ayam
> Obat-obatan
Biaya Angkut pembelian
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
C.
D.
E.
G.
40 |
Tahun Ke2
3
15.000.000
5.000.000
40.000.000
9.000.000
5.000.000
5.000.000
79.000.000
Upah
Kemasan
BOP
- Kayu Bakar
- Listrik & Air
- BBM (Solar)
- Penyusutan Alat
- Perawatan Alat dan
Mortalitas Luwak
Biaya Adm/Umum dan
Pemasaran
Bunga Pinjaman
Total
Penerimaan
Kopi Bubuk Luwak
Kopi Biji Kering
Total
Keuntungan/laba
NPV 1
NPV 2
IRR (%)
0
-79.000.000
1.145.915.326
749.930.701
49.62
80.000.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
0
10.000.000
8.000.000
12.000.000
2.000.000
2.000.000
0
10.000.000
8.000.000
12.000.000
2.000.000
2.000.000
0
10.000.000
8.000.000
12.000.000
2.000.000
2.000.000
0
10.000.000
8.000.000
12.000.000
2.000.000
2.000.000
0
10.000.000
8.000.000
12.000.000
2.000.000
2.000.000
20.000.000
3.900.000
20.000.000
3.900.000
20.000.000
3.900.000
20.000.000
3.900.000
20.000.000
3.900.000
2.400.000
2.500.000
900.000
15.800.000
12.500.000
2.400.000
2.500.000
900.000
15.800.000
12.500.000
2.400.000
2.500.000
900.000
15.800.000
12.500.000
2.400.000
2.500.000
900.000
15.800.000
12.500.000
2.400.000
2.500.000
900.000
15.800.000
12.500.000
25.000.000
25.000.000
25.000.000
25.000.000
25.000.000
13.050.000
210.050.000
13.050.000
210.050.000
13.050.000
210.050.000
13.050.000
210.050.000
13.050.000
210.050.000
480.000.000
108.000.000
480.000.000
108.000.000
480.000.000
108.000.000
480.000.000
108.000.000
480.000.000
108.000.000
588.000.000
377.950.000
588.000.000
377.950.000
588.000.000
377.950.000
588.000.000
377.950.000
588.000.000
377.950.000
No
A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
C.
D.
Biaya &
Penerimaan
(Rp. 000)
Biaya Investasi
Mesin
Pengolahan Kopi
Mesin Press
Bangunan
Kandang
Lantai Jemur
Luwak/Musang
Total
Biaya Produksi
Bahan Baku/Biji
Kopi Basah
Pakan Luwak
- Pisang & Kates
- Susu
- Ayam
- Obat-obatan
Biaya Angkut
Pembelian
Upah
Kemasan
BOP
- Kayu Bakar
- Listrik & Air
- BBM (Solar)
- Penyusutan
alat
- Perawatan Alat
dan
Mortalitas
Luwak
Biaya
Adm/Umum dan
Pemasaran
Bunga Pinjaman
Total
Penerimaan
Kopi Bubuk
Luwak
Kopi Biji Kering
Keuntungan/laba
Tahun ke0
15.000
5.000
40.000
9.000
5.000
5.000
79.000
79.000
80.000
80.000
80.000
80.000
80.000
0
10.000
8.000
12.000
2.000
2.000
0
10.000
8.000
12.000
2.000
2.000
0
10.000
8.000
12.000
2.000
2.000
0
10.000
8.000
12.000
2.000
2.000
0
10.000
8.000
12.000
2.000
2.000
20.000
3.900
20.000
3.900
20.000
3.900
20.000
3.900
20.000
3.900
2.400
2.500
900
15.800
2.400
2.500
900
15.800
2.400
2.500
900
15.800
2.400
2.500
900
15.800
2.400
2.500
900
15.800
12.500
12.500
12.500
12.500
12.500
25.000
25.000
25.000
25.000
25.000
13.050
210.050
588.000
480.000
13.050
210.050
588.000
480.000
13.050
210.050
588.000
480.000
13.050
210.050
588.000
480.000
13.050
210.050
588.000
480.000
108.000
377.950
108.000
377.950
108.000
377.950
108.000
377.950
108.000
377.950
NPV: Rp 1.145.915.326
Catatan: Asumsi Biaya investasi dan kebutuhan bahan baku (biji kopi basah)
untuk produksi satu bulan didanai dengan pinjaman dengan tingat suku
bunga 18 persen per tahun.
41
Lampiran 3
Tabel Rincian Biaya, Produksi dan Penerimaan Usaha Pengolahan Kopi Luwak
dalam Satu Bulan pada Skala Usaha dengan Jumlah Luwak Sebanyak 10 Ekor
No
A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
C.
D.
Uraian
Satuan
Jumlah
Satuan
Biaya Investasi
Mesin Penggorengan
unit
1
Mesin Penggilingan
unit
1
Bangunan
unit
1
Kandang
ekor
10
Lantai Jemur
paket
1
Luwak/Musang
ekor
10
Jumlah Biaya Investasi
Biaya Produksi
Bahan Baku/Biji Kopi
kg
1000
Basah
Pakan Luwak
- Pisang & Kates
paket
1
- Susu
Kaleng
80
- Ayam
kg
40
- Obat-obatan
paket
1
Biaya Angkut pembelian
paket
1
Upah
OB
2
Kemasan
kg
15
BOP
- Kayu Bakar
kubik
3
- Listrik & air
l
- BBM (Solar)
20
- Penyusutan alat
paket
- Perawatan Alat dan mortalitas
Luwak
Jumlah Biaya Produksi
Biaya Adm/Umum dan Pemasaran
1
Jumlah Biaya
Produksi dan Penerimaan
Kopi Bubuk Luwak
kg
80
Kopi biji kering
kg
360
Jumlah Penerimaan
Keuntungan per bulan
R/C Ratio
3.03
Harga/Biaya
Satuan (Rp)
Jumlah
Biaya (Rp)
15.000.000
5.000.000
40.000.000
900.000
5.000.000
500.000
15.000.000
5.000.000
40.000.000
9.000.000
5.000.000
5.000.000
79000.000
8.000
8.000.000
1.000.000
10.000
30.000
200.000
200.000
1.000.000
26.000
0
1.000.000
800.000
1.200.000
200.000
200.000
2.000.000
390.000
80.000
4.500
2.500.000
600.000
30.000
240.000
250.000
90.000
1.316.667
1.250.000
3.146.667
16.936.667
2.500.000
19.436.667
48.000.000
10.800.000
58.800.000
39.363.333
Catatan: Skenario Biaya didasarkan pada asumsi bahwa biaya Investasi dan bahan
baku (Biji Kopi Basah) di danai dengan dana sendiri.
42 |
Lampiran 4
Tabel Cashflow Usaha Pengolahan Kopi Luwak pada Skala Usaha 10 Ekor
No
A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
C.
80.000
80.000
80.000
15.000
5.000
40.000
9.000
5.000
5.000
79.000
Pakan Luwak
- Pisang & Kates
- Susu
- Ayam
- Obat-obatan
Biaya Angkut pembelian
80.000
80.000
10.000
8.000
12.000
2.000
2.000
.
10.000
8.000
12.000
2.000
2.000
10.000
8.000
12.000
2.000
2.000
10.000
8.000
12.000
2.000
2.000
10.000
8.000
12.000
2.000
2.000
Upah
Kemasan
BOP
- Kayu Bakar
- Listrik & air
- BBM (Solar)
- Penyusutan alat
20.000
3.900
20.000
3.900
20.000
3.900
20.000
3.900
20.000
3.900
2.400
2.500
900
15.800
2.400
2.500
900
15.800
2.400
2.500
900
15.800
2.400
2.500
900
15.800
2.400
2.500
900
15.800
12.500
12.500
12.500
12.500
12.500
25.000
25.000
25.000
25.000
25.000
197.000
197000 197.000
197.000
197.000
480.000
480.000 480.000
480.000
480.000
108.000
0 588.000
108.000 108.000
588.000 588.000
108.000
588.000
108.000
588.000
391.000 391.000
391.000
391.000
Tahun
Keuntungan/Laba
NPV 1
NPV 2
IRR
-79.000
1.187.917.406
778.006.784
57.67
391.000
NPV : Rp 1.187.917.406
Catatan: Asumsi biaya investasi dan kebutuhan bahan baku (biji kopi basah)
untuk produksi satu bulan didanai dengan dana sendiri.
43
Lampiran 5
Tabel Cashflow Usaha Pengolahan Kopi Bubuk (Rp. 000,-)
No
Tahun ke-
A.
Biaya Investasi
1.
Mesin Penggorengan
2.
Mesin Penggilingan
3.
Bangunan
4.
Lantai Jemur
5.
Tanah
15.000
5.000
40.000
5.000
65.000
B.
1.
2.
3.
Biaya Operasi
Bahan Baku (Biji Kopi
Kering)
Upah
1.700.000 1.700.000
25.000
25.000
25.000
25.000
BOP
74.750
74.750
74.750
74.750
74.750
- Kayu Bakar
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
2.500
2.500
2.500
2.500
2.500
32.500
32.500
32.500
32.500
32.500
- BBM (Solar)
6.750
6.750
6.750
6.750
6.750
- Penyusutan
13.000
13.000
13.000
13.000
13.000
7.500
7.500
7.500
7.500
7.500
1,807.250 1.807.250
1.807.250 1.807.250
1.807.250
1,860.000 1.860.000
1.860.000 1.860.000
1.860.000
C.
Penerimaan
D.
Laba
-65.000
NVP 1
111.743
NPV 2
-3.138
IRR
44 |
1.700.000
25.000
- Kemasan
4.
1.700.000 1.700.000
83.01
52.750
52.750
52.750
52.750
52.750
A.
Biaya
1.
Penyiapan Lahan
2000
2.
Penanaman
2000
3.
Pemeliharaan Tanaman
a. Bibit Untuk Penyulaman
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
400
b. Pupuk
4.
- Urea
160
320
480
640
960
960
960
960
960
960
1280
1280
1280
1280
1280
1280
1280
1280
1280
1280
- TSP
160
320
480
640
960
960
960
960
960
960
1280
1280
1280
1280
1280
1280
1280
1280
1280
1280
- KCl
160
320
320
320
480
480
480
480
480
480
640
640
640
640
640
640
640
640
640
640
c. Racun Hama
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
d. Herbisida
200
200
200
200
200
200
200
150
150
150
150
150
150
150
150
100
100
100
100
100
e. Upah
500
500
500
500
500
500
500
450
450
450
450
450
450
450
450
375
375
375
375
375
1760
21
175
2381
24
200
2744
30
250
3630
36
300
3716
42
350
3802
42
350
3702
42
350
3702
39
325
3659
39
325
4459
36
300
4416
36
300
4416
33
275
4373
33
275
4373
30
250
4205
30
250
4205
27
225
4162
27
225
4162
24
200
4119
350
400
500
600
700
700
700
650
650
600
600
550
550
500
500
450
450
400
Panen
a. Bahan/ karung
b. Upah
Total Biaya
B.
Produksi
C.
Harga
D.
Penerimaan
4000
0
-4000
NPV 1
4270
NPV 2
(964)
IRR
39.58
1680
0
1680
0
1760
1944
1970
15
15
15
15
15
16
16
16
16
16
17
17
17
17
17
18
18
18
5250
6000
7500
9000
10500
11200
11200
10400
10400
9600
10200
9350
9350
8500
8500
8100
8100
7200
2869
3256
3870
5284
6698
7498
7498
6741
5941
5184
5784
4977
4977
4295
4295
3938
3938
3081
6000
6000
6000
6000
6000
6000
6000
6000
6000
6000
6000
6000
6000
6000
6000
6000
6000
6000
ii