Pembiakan virus
Banyak virus dapat dipelihara dalam biakan sel. Pertumbuhan virus
pada hewan masih digunakan untuk isolasi primer virus-virus tertentu.
Laboratorium-laboratorium diagnostik mencoba untuk mengembangbiakan
virus dari contoh klinik untuk menetapkan etiologi penyakit.
Tersedianya biakan sel in vitro memudahkan pengenalan dan
penanaman virus yang baru diisolasi dan karakterisasi virus yang telah
dikenal.
Ada tiga jenis biakan sel yaitu:
1. Biakan primer dibuat dengan cara memisahkan sel dari jaringan
inang yang baru diisolasi.
2. Galur sel diploid merupakan biakan sekunder yang telah mengalami
perubahan yang memungkinkan mencapai batas biakannya,tetapi
tetap mempertahankan pola kromosan yang normal.
3. Galur sel yang berkelanjutan adalah biakan yang mampu bertahan
lebih lama, mungkin dengan masa tumbuh yang tidak terbatas,
yang berasal dari galur sel diploid atau dari jaringan ganas.
Jenis biakan sel yang digunakan untuk pembiakan virus bergantung
pada kepekaan sel tersebut terhadap virus yang bersangkutan.
Deteksi sel yang terinfeksi virus
Perkembangbiakan suatu virus dapat di pantau dengan berbagaicara:
1. Munculnya efek-efek sitopatik , yakni perubahan morfologi sel
2. Munculnya suatu protein yang disandikan virus misalnyahemaglutinin.
3. Adsorpsi eritrosit pada sel yang terinfeksi, yang disebut hemadsorpsi,
diakibatkan adanya hemaglutinin yang disandikan virus (parainfluenza,
influenza) dalam selaput sel.
4. Interferensi oleh virus nonsitopatogen (misalnya rubela) dengan
replikasi dan induksi efek-efek sitopatik oleh virus kedua ( misalnya
ekhovirus) yang ditambahkan sebagai indikator.
5. Transformasi morfologi oleh virus onkogen (misal virus sarkoma rous)
biasanya disertai hilangnya penghambatan kontak dan saling
menumpuknya sel membentuk kelompok.
Pembentukan badan inklusi