Anda di halaman 1dari 50

REKAYASA PONDASI 1

(PONDASI DANGKAL)
M. SHOUMAN, Dipl. Ing. HTL, MT

PRINSIP UMUM
PERENCANAAN PONDASI
DEFINISI UMUM:
Pondasi adalah suatu konstruksi bagian dasar bangunan yang
berfungsi sebagai penerus beban dari struktur atas ke lapisan
tanah di bawahnya yang diharapkan bisa menghindari
terjadinya:
Keruntuhan geser
Penurunan yang berlebihan

PEMBAGIAN JENIS PONDASI:


1. Pondasi Dangkal

Lapisan tanah keras dangkal


Beban bangunan relatif ringan

pondasi tapak (segi empat, lingkaran)


pondasi menerus
pondasi rakit (mat foundation)

2. Pondasi Dalam

Lapisan tanah keras dalam


Beban bangunan relatif berat

pondasi tiang pancang


pondasi sumuran (dengan dan tanpa casing)
pondasi coisson

CONTOH FISIK PONDASI DANGKAL

CONTOH FISIK PONDASI DANGKAL

CONTOH PERENCANAAN PONDASI DANGKAL

CONTOH PERENCANAAN PONDASI DANGKAL

CONTOH PERENCANAAN RUMAH DENGAN PONDASI DANGKAL

CONTOH PERENCANAAN RUMAH DENGAN PONDASI DANGKAL

CONTOH PERENCANAAN RUMAH DENGAN PONDASI DANGKAL

GAMBAR DETAIL PONDASI DANGKAL

GAMBAR DETAIL PONDASI DANGKAL

CONTOH PONDASI DALAM (PANCANG)

CONTOH PONDASI DALAM (PANCANG)

CONTOH PONDASI DALAM (PANCANG)

CONTOH PONDASI DALAM (SUMURAN)

Perangkaian Tulangan

CONTOH PONDASI DALAM (SUMURAN)

Pemasukan Rangkaian Tulangan

Tulangan Terpasang

CONTOH PONDASI DALAM (SUMURAN)

Pengecoran Beton

KRITERIA PERENCANAAN PONDASI:


1.

Daya dukung sistem pondasi harus lebih besar daripada


beban yang bekerja pada pondasi

2.

Penurunan yang terjadi akibat pembebanan tidak melebihi


dari penurunan yang diijinkan

Contoh Kegagalan
Desain Pondasi

10

Contoh Kegagalan Pondasi

Contoh Kegagalan Pondasi

11

Contoh Kegagalan Pondasi

Contoh Kegagalan Pondasi

12

HAL-HAL YANG BERPENGARUH TERHADAP


DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN SISTEM PONDASI:

1.

Kondisi pelapisan tanah dasar dimana pondasi bertumpu

2.

Pondasi: bentuk, dimensi, dan elevasi

PARAMETER TANAH DASAR PENDUKUNG PONDASI:


1. Index properties:
Berat volume: , sat, d,
Angka pori:

Vv
Vs

Porositas:

Vv
V

Kadar air:
n
1 n

e
1 e

Ww
Ws
V

w
Derajat kejenuhan: S V
v

Atterberg Limit: LL, PL, dan PI

2. Engineering Properties:
Sudut geser dalam:
Cohesi: c
Koefisien konsolidasi: Cc

13

INVESTIGASI TANAH UNTUK


PERENCANAAN PONDASI:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Boring (tangan atau mesin)


SPT (Standard Penetration Test)
Sampling: disturbed (DS) atau undisturbed (UDS)
Vane Shear
CPT (sondir)
Test pit
Plate bearing test
Uji laboratorium: index dan engineering properties

CONTOH STRATIGRAFI TANAH:

14

DEFINISI PONDASI DANGKAL


Q

1.

Perbandingan antara
kedalaman dengan lebar
pondasi 1

2.

Daerah penyebaran struktur


pondasi pada tanah di
bawahnya (lapisan
penyangga/bearing stratum)
lebih kecil atau sama dengan
lebar pondasi

Df

Daerah penyebaran beban

STABILITAS PONDASI
1. Daya dukung pondasi, dipengaruhi oleh:
- Macam pondasi: dimensi dan letak pondasi
- Sifat tanah (indeks dan teknis): berat volume (), kohesi (c),
sudut geser dalam ()
2. Penurunan (settlement):
- Penurunan segera (immediately settlement); akibat elastisitas tanah
- Penurunan konsolidasi (consolidation settlement), akibat
keluarnya air pori tanah yang disebabkan oleh adanya
pertambahan tegangan akibat beban pondasi

15

JENIS PENURUNAN
Q

St

Penurunan seragam

St1

St2

Penurunan tidak seragam

KONSEP DAYA DUKUNG


Beban q diberikan secara
bertahap pada pondasi
dengan lebar B. Penurunan
akibat pertambahan beban
diplot:

Jenis Keruntuhan:
(a) General shear failure
(b) Local shear failure
(c) Punching shear failure

16

MODEL KERUNTUHAN,

(Vesic, 1973)

General shear failure:


Umumnya terjadi pada pasir
padat
Local shear failure :
Sering terjadi pada pasir
dengan kepadatan sedang
Punching shear failure :
Sering terjadi pada pasir lepas

MEKANISME KERUNTUHAN

Keruntuhan
dibagi menjadi
3 zona

17

ZONA KERUNTUHAN,

(Terzaghi)

Zona I:
Zona yang langsung di bawah pondasi dicegah untuk bergerak lateral
oleh gaya friksi dan adhesi antara tanah dan dasar pondasi, sehingga
Zona I selalu tetap dan dalam keadaan seimbang, serta bekerja sebagai
bagian dari pondasi.
Zona II:
Juga disebut zona geser radial, karena zona ini terbentuk dari satu set
gaya-gaya geser radial dengan titik pusat spiral logaritmik pada ujung
dasar pondasi yang membentuk zona geser radial tersebut.
Zona III:
Disebut juga zona geser linear. Batas Zona III dengan garis horisontal
membentuk (450-/2). Bidang geser di atas batas horisontal oleh Terzaghi
diabaikan, dan diganti oleh beban q sebesar .Df.

DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL

(Terzaghi)

18

ANGGAPAN DAN DASAR TEORI (Terzaghi)


1. Menghilangkan tahanan geser tanah di atas bidang horisontal yang
melewati dasar pondasi, dan menggantikannya dengan seolah-olah
terdapat beban sebesar q = . Df
2. Membagi distribusi tegangan di bawah pondasi menjadi 3 bagian
3. Tanah adalah homogen dan isotropik, dan kekuatan gesernya
dipresentasikan menurut persamaan Coulomb, = c + . tan
4. Dasar pondasi menerus, kasar, dan penyelesaian permasalahan adalah
2 dimensi
5. Zone elastis dibatasi oleh bidang lurus bersudut
sedang zona plastis termobilisasi

dengan horisontal,

6. Total tekanan pasif Pp terdiri dari tiga komponen pembentuk, di mana


masing-masing dapat dihitung sendiri-sendiri, kemudian ketiga komponen
tersebut ditambahkan meskipun permukaan kritis masing-masing
komponen tidak sama

FORMULA DAYA DUKUNG


(general shear failure)
Type Pondasi

Kapasitas Daya Dukung

FS

Menerus

qult. = c.Nc + q.Nq + 0,5. B. .N

Bujur Sangkar

qult. = 1,3.c.Nc + q.Nq + 0,4. B. .N

Lingkaran

qult. = 1,3.c.Nc + q.Nq + 0,3. B. .N

dimana:
q = .Df
: Effective Overburden Pressure
c = kohesi
B = lebar pondasi
= berat volume tanah
Nc, Nq, dan N = fungsi dari : Faktor daya dukung Terzaghi

19

Faktor Daya Dukung (general shear failure):

Nq

e 2( 3 / 4 / 2 ) tan
2 cos 2 ( 45 0 )
2

Nc (Nq 1) cot

tan K p
1

2
2 cos

Faktor Daya Dukung


(general shear failure):

Nq

e 2( 3 / 4 / 2 ) tan
2 cos 2 ( 45 0 )
2

Nc (Nq 1) cot

tan K p
1

2 cos 2

20

FORMULA DAYA DUKUNG


(local shear failure)
Type Pondasi

Kapasitas Daya Dukung

FS

Menerus

qult. = 0,67.c.Nc + q.Nq + 0,5. B. .N

Bujur Sangkar

qult. = 0,867.c.Nc + q.Nq + 0,4. B. .N

Lingkaran

qult. = 0,867.c.Nc + q.Nq + 0,3. B. .N

dimana:
q = .Df
: Effective Overburden Pressure
c = kohesi
B = lebar pondasi
= berat volume tanah
Nc, Nq, dan N = fungsi dari : Faktor daya dukung Terzaghi

Faktor Daya Dukung (local shear failure):

21

Faktor Daya Dukung


(local shear failure):

KASUS 1:
Satu pondasi dangkal mempunyai denah 1,5m x 1,5m.
Tanah pendukung pondasi mempunyai parameter:
= 200, c = 15,2 kN/m2, dan = 17,8 kN/m3.
Alas pondasi berada pada kedalaman 1 m di bawah permukaan
tanah.
Bila faktor keamanan yang dipakai 4, berapa beban (gaya) yang
bisa dipikul oleh kolom yang ditumpu pondasi tersebut?
Asumsikan keruntuhan yang terjadi adalah general shear failure dan
local shear failure!

22

KASUS 1:
Q
= 200,
c = 15,2 kN/m2
= 17,8 kN/m3

1.0 m

1.50 x 1.50

KASUS 1.1:

General shear failure

Daya dukung: qult. = 1,3.c.Nc + q.Nq + 0,4. B. .N


Dengan = 200, maka: Nc = 17,69

Nq = 7,44 N = 3,64

Sehingga:
qult.

= 1,3*15,2*17,69 + (1*17,8)*7,44 + 0,4*1,5*17,8*3,64


= 520,85 520 kN/m2

Beban ijin:

qall = qult/FS = 520/4 = 130 kN/m2

Beban kolom: Qall = 130*(1,5*1,5) = 292,5 kN

23

KASUS 1.2:

Local shear failure

Daya dukung: qult. = 0,867.c.Nc + q.Nq + 0,4. B. .N


Dengan = 200, maka: Nc = 11,85

Nq = 3,88 N = 1,12

Sehingga:
qult.

= 0,867*15,2*17,69 + (1*17,8)*3,88 + 0,4*1,5*17,8*1,12


= 237,3 kN/m2

Beban ijin:

qall = qult/FS = 237,3/4 = 59,3 kN/m2

Beban kolom: Qall = 59,3*(1,5*1,5) = 133 kN

PENGARUH MUKA AIR TANAH (Terzaghi)


Contoh (menerus):
Kasus I:

q = (Df - D) + D
= sat - w
pada suku ke-tiga formula Terzaghi diganti

Kasus II:

Kasus III:

qult. = c.Nc + q.Nq + 0,5. B. .N

q = .Df
pada suku ke-tiga formula Terzaghi diganti

q = .Df
pada suku ke-tiga diganti formula Terzaghi
1
B

(D+'(B-D)),

untuk DB
untuk D>B

24

FORMULA DAYA DUKUNG (Meyerhof)


qult = c.Nc.Fcs.Fcd.Fci + q.Nq. Fqs.Fqd.Fqi + 0,5..B.N. Fs.Fd.Fi
c

: cohesi

: tekenan efektif overburden

: berat volume tanah

: lebar pondasi

Fcs.Fcd.Fci

: faktor bentuk

Fqs.Fqd.Fqi

: faktor kedalaman

Fs.Fd.Fi

: faktor inklinasi (kemiringan)

Nc, Nq, N

: faktor daya dukung Meyerhof

Faktor Daya Dukung (Meyerhof)


Nq = e tan tan2(450-/2)
Nc = (Nq-1) cot
N = 2(Nq+1) tan

25

Faktor Daya Dukung (Meyerhof)

Nc

Nq

Faktor Bentuk (Meyerhof)


De Beer (1970):

B Nq
Fcs 1
L Nc

B
Fqs 1 tan
L
B
Fs 1 0,4
L

Dimana L : panjang pondasi,

dan

L>B

26

Faktor Kedalaman (Meyerhof)


Hansen (1970) mengusulkan persamaan faktor kedalaman:

D
Fcd 1 0,4 f
B
D
Fqd 1 2 tan (1 sin ) 2 f
B
Fd 1

untuk

Df
1
B

untuk

Df
1
B

Atau:

D
Fcd 1 0,4 tan 1 f
B
D
Fqd 1 2 tan (1 sin )2 tan 1 f
B

Fd 1

Faktor Inklinasi (Meyerhof)


Meyerhof (1963) dan Hanna & Meyerhof (1981):
Q

Fci Fqi 1 0
90


Fi 1

: sudut kemiringan beban yang dihitung dari vertikal.

27

KASUS 1.3:

Q
200
0,7m

C=0
= 300
=18 kN/m3
B

Pondasi dengan denah bujur sangkar seperti gambar diharap


mampu menahan beban Q = 150 kN. Tentukan lebar pondasi
tersebut bila faktor keamanan yang dipakai adalah 3!

KASUS 1.3 (solusi):


qult = c.Nc.Fcs.Fcd.Fci + q.Nq. Fqs.Fqd.Fqi + 0,5..B.N. Fs.Fd.Fi
Karena c = 0, maka:

qult = q.Nq. Fqs.Fqd.Fqi + 0,5..B.N. Fs.Fd.Fi

q = 0,7*18 = 12,6 kN/m2


Karena = 300, maka:
Nq = 18,4
N = 22,4
Fqs = 1 + 1*tan300 = 1,577
Fs = 1 0,4*1 = 0,6
Fqd = 1 + 2*tan300 *(1-sin300)2*(0,7/B) = 1+ 0,202/B
Fd = 1
Fqi = (1 20/90)2 = 0,605
Fs = (1 20/30)2 = 0,11

28

KASUS 1.3 (solusi):


qult

= 12,6*18,4*1,577*(1+ 0,202/B)*0,605 + 0,5*18*B*22,4*0,6*1*0,11


= 221,2 + 44,68/B + 13,3B

qall

= qult/3 = 73,73 + 14,89/B + 4,43B

qall

= Q/A = 150/B2

150/B2 = 73,73 + 14,89/B + 4,43B

B = 1,3m

Daya Dukung Pondasi Dangkal Berdasarkan


Nilai SPT (Meyerhof)
qall

qall

N
Kd
F1

untuk B F4

N B F3
F2 B

untuk B > F4

Kd = 1 + 0.33 (Df/B) 1.33

qall = beban ijin untuk penurunan


yang diijinkan tidak
melampaui 25 mm, dengan
satuan kPa atau ksf

: faktor kedalaman

Df = kedalaman pondasi
B = lebar pondasi
F = faktor koreksi (faktor keamanan) dengan harga sebagai berikut:

29

Daya Dukung Pondasi Dangkal Berdasarkan


Nilai SPT (Meyerhof)
Faktor koreksi F
N55

F1
F2
F3
F4

N70

Df

SI

Fps

SI

Fps

0.05
0.08
0.3
1.2

2.5
4
1
4

0.04
0.06
0.3
1.2

2
3.2
1.0
4.0

0.5 Df

2B

Nrata-rata

Penentuan nilai SPT rata-rata

Daya Dukung Pondasi Dangkal Berdasarkan


Nilai SPT (Meyerhof)
Hubungan antara NSPT dengan qall

Bowles (1982):
Formula Meyerhof masih terlalu
konservatif dianjurkan untuk
dinaikkan hingga 50% dari
formula Meyerhof

30

Daya Dukung Pondasi Dangkal Berdasarkan


Nilai SPT (Parry, 1977)
Untuk tanah berbutir kasar (c = 0)
qult = 30N

[kPa]

untuk Df B

Df
B
0,75 B

Nrata-rata

Sudut geser dalam:

N
25 28
q

0 .5

q = effective overburden

Daya Dukung Pondasi Dangkal Berdasarkan


CPT (Schmertmann, 1978)

Untuk tanah berbutir kasar (-soils):


Pondasi lajur

qult = 28 0.0052 (300-qc)1.5

[kg/cm2 atau ton/ft2]

Pondasi tapak

qult = 48 0.009 (300-qc)1.5

[kg/cm2 atau ton/ft2]

Untuk tanah berbutir halus (c-soils):


Pondasi lajur

qult = 2 + 0.28 qc

[kg/cm2 atau ton/ft2]

Pondasi tapak

qult = 5 + 0.34 qc

[kg/cm2 atau ton/ft2]

31

INTERPRETASI HASIL SONDIR


S4
0.00

25

50

75

100

125

150

0.50
1.00
1.50
2.00

qc = 7 kg/cm2

2.50
3.00
3.50
4.00
4.50

qc = 20 kg/cm2

5.00
5.50
6.00
6.50

qc > 150 kg/cm2

PENGARUH BEBAN EKSENTRIS


PADA PONDASI
Distribusi Tegangan:

qmax/ min

B
L
Q Mx y My x Q Mx 2 My 2

3
BL
Ix
Iy
BL 112 B L 112 BL3

qmax/ min

Q 6Mx 6My

BL B 2L BL2

2e

Q : beban vertical
M : momen.

32

LANGKAH PENYELESAIAN PERHITUNGAN DAYA DUKUNG


AKIBAT BEBAN EKSENTRIS:
1. Perhitungan tegangan kontak
Jarak eksentrisitas e adalah:

M
Q

Dengan menstubtitusikan persamaan eksentrisitas di atas ke persamaan


tegangan kontak didapat::

qmax

Q
6e
(1
)
BL
B
Bila:

dan

qmin

Q
6e
(1
)
BL
B

e = B/6

qmin = 0

e > B/6

qmin = negative

qmax menjadi

qmax

(tarik!!!!)

4Q
3L(B 2e)

2. Perhitungan lebar dan panjang efektif


B = lebar efektif

= B 2e

L = panjang efektif = L
Sebaliknya, jika eksentrisitas berada pada arah memanjang, maka panjang
efektif L = L 2e dan lebar efektif B = B

3. Perhitungan daya dukung (qu) dengan cara Terzaghi atau Meyerhof


Apabila daya dukung dihitung berdasarkan teori Meyerhof, perlu diperhatikan:
Faktor bentuk dan factor inklinasi dihitung berdasarkan lebar dan panjang efektif
Faktor kedalaman dihitung berdasarkan lebar dan panjang total

33

4. Daya dukung total


5. Faktor keamanan:

Qult = qult x B x L
FS = Qult / Q
e

Modifikasi agar tegangan


kontak tidak negatif:

B/2

B/2

CONTOH KASUS:
Q = 4200 kg

M = 16 900 kgcm

Dengan tegangan ijin tanah


sebesar 1 kg/cm2, tentukan
dimensi pondasi tersebut!

1.00

BxB

34

Perkiraan harga B:
qall

Q
A

Q
qall

qall

4200
65cm
1

Kontrol Tegangan:
q

Q
6e
Q
6e
(1
) 2 (1
)
A
B
B
B
e

qmax

M 16900

4.02cm
Q
4200

Q
6e
4200
6 x 4.02
(1
)
(1
) 1.36kg / cm 2 qall !!!!!
B2
B
65 2
65

Penentuan B berdasarkan qmax = qall:


qall qmax

Q
6e
4200
6 x 4.02
(1 )
(1
) 1kg / cm2
B2
B
B2
B

B 75cm

Kontrol qmin:
qmin

Q
6e
4200
6 x 4.02
(1
)
(1
) 0.51kg / cm 2 0
B2
B
75 2
75

OK

35

PENURUNAN PONDASI DANGKAL

Jenis Penurunan:
1. Penurunan Segera (elastis), Se
2. Penurunan Konsolidasi, Sc

Se terjadi segera setelah pelaksanaan konstruksi


Sc = f(waktu), akibat disipasi air pori pada lempung jenuh

PENURUNAN PONDASI DANGKAL


Fase Penurunan Konsolidasi:
1. Konsolidasi primer:
- Akibat disipasi air pori
- Pada lempung inorganik dan kelanauan
2. Konsolidasi sekunder:
- Akibat selip dan reorientasi partikel tanah
- Pada tanah organik (gambut)

Penurunan total:

Stotal = Se + Sc

36

PENURUNAN ELASTIS

q0

: tegangan kontak

: Poissons ratio

Es

: Modulus elastisitas tanah

PERHITUNGAN PENURUNAN ELASTIS


Harr (1966): (flexible)

Se

Bq0
2
(1 s )
Es
2

(sudut pondasi)

Se

Bq0
2
(1 s )
Es

(pusat pondasi)

1 m 2 m
1 1 m 2 m

ln
m. ln
1 m 2 m

1 m 2 m

dimana: m = B/L
B = lebar pondasi
L = panjang pondasi

37

PERHITUNGAN PENURUNAN ELASTIS

Penurunan rata-rata (Harr):


Se

Bq0
2
(1 s ) av
Es

(flexible)

Se

Bq0
2
(1 s ) r
Es

(rigit)

PERHITUNGAN PENURUNAN ELASTIS


Janbu, Bjerrum, Kjaernsli (pada lempung jenuh)

q0

Df

Se A1A2

q0 B
Es

B
H

s = 0.50
A1 = f(H/B)
A2 = f(Df/B)

38

PERHITUNGAN PENURUNAN ELASTIS


Janbu, Bjerrum, Kjaernsli (pada lempung jenuh)

PERHITUNGAN PENURUNAN ELASTIS


Hartman (1978) (pada tanah pasir)
2B

Se C1C2 (qc q )
0

dimana:

Iz

Iz
z
Es

= faktor pengaruh regangan

C1 = faktor koreksi kedalaman pondasi


= 1 - 0.5 (q/(qc-q))
C2 = faktor koreksi terhadap rangkak tanah
= 1 + 0.2 log(10 t)
t : dalam tahun
qc

= tegangan kontak pondasi

= overburden pressure pada level dasar pondasi

39

PERHITUNGAN PENURUNAN ELASTIS


Faktor pengaruh regangan:
0

0.2

0.4

pondasi bujur sangkar dan lingkaran:

0.6

Iz

z=0
z = 0.5B
z = 2B

B/2

Iz = 0.1
Iz = 0.5
Iz = 0

pondasi dengan L/B 10:


z=0
z=B
z = 4B

2B

Untuk 1 < L/B < 10

Iz = 0.2
Iz = 0.5
Iz = 0
Iz : interpolasi

: Bujur sangkar/lingkaran
: Empat persegi panjang,
dengan L/B 10

4B

Depth

Perkiraan Harga Parameter Elastis Tanah:


Es

766 NSPT

[kN/m2]

Es

2 qc

[pada satuan yang sama]

Es

250 c 500 c

[lempung NC]

Es

750 c 1000 c

[lempung OC]

N
qc
c

: nilai SPT tanah


: tahanan konus (sondir)
: kohesi tanah (undrained)

Harga-harga empiris:
Tipe tanah
Pasir lepas
Pasir agak padat
Pasir padat
Pasir kelanauan
Pasir dan kerikil
Lempung lunak
Lempung medium
Lempung padat

Es (MN/m2)

10.35 24.15
17.25 27.60
34.50 55.20
10.35 17.25
69.00 172.50
2.07 5.18
5.18 10.35
10.35 24.15

0.20 0.40
0.25 0.40
0.30 0.45
0.20 0.40
0.15 0.35
0.20 0.50

40

CONTOH KASUS:

10

20

30

Penurunan elastis pada pasir

Q=1440 kN

NSPT

qc

=17.8 kN/m3

Dengan luas 3x3 m2, berapa


penurunan elastis pondasi setelah 5
tahun? (metoda Hartman)

Dengan formula pendekatan Es [kN/m2] = 766 NSPT, kurva SPT-z dikembangkan menjadi kurva
Es-z dengan harga Es rata-rata seperti pada Tabel berikut:

10

20

30

Q=1440 kN

NSPT

qc

1600 2400
Es

7600
2

11490

No

z [m]

z [m]

Es
[kN/m2]

1
2
3
4

0-1
1-1.5
1.5-4
4-6

1
0.5
2.5
2

8 000
10 000
10 000
16 000

9192
4

11490
14554

=17.8 kN/m3

16852
16086

41

Faktor Pengaruh:

10

20

30

No

z [m]

z [m]

Iz

1
2
3
4

0-1
1-1.5
1.5-4
4-6

1
0.5
2.5
2

0.233
0.433
0.361
0.111

Q=1440 kN

NSPT

=17.8 kN/m3

qc

1600 2400
Es
7600

2
2
4

0.2

0.4

Iz

11490
9192

11490
14554

16852
16086

Perhitungan Penurunan:

2B

Se C1C2 (qc q )
0

Iz
z
Es

Luas pondasi = 3 x 3 = 9 m2
Q = 1440 kN

q0 = 1440/9 = 160 kN/m2

Overburden pressure q = .h

= 17.5 x 1.5 = 26.7 kN/m2

Tabel perhitungan I z z
Es

No

z [m]

z [m]

Es [kN/m2]

Iz

1
2
3
4

0-1
1-1.5
1.5-4
4-6

1
0.5
2.5
2

8 000
10 000
10 000
16 000

0.233
0.433
0.361
0.111

Iz
z
Es

1.10-4
0.217 10-4
0.903 10-4
0.139 10-4
1.550 10-4

C1 = 1-0.5 [q/(qc-q)] = 1-0.5 [26.7/(160-26.7)] = 0.9


C2 = 1+ 0.2 log (10 t) = 1 + 0.2 log(10 x 5) = 1.34
2B

Se C1C2 (qc q )
0

Iz
z
Es

= 0.9 1.34 (160-26.7) 1.55 10-4 = 249.2 10-4 m = 24.9 mm

42

PENURUNAN KONSOLIDASI

Persamaan Umum:

H
e
e0

Sc H

e
1 e0

: tebal tanah yang mengalami pertambahan tegangan


: perubahan angka pori
: angka pori awal

PENURUNAN KONSOLIDASI
Tanah NC:

Sc H

p 0 p
1
C c . log

1 e0
p0

Sc H

Cc
1 e0

p 0 p
log

p0

e0
e
Cc

e0+e

log (p0+p)-log p0
p0

p0+p

log p

H : tebal tanah yang mengalami


pertambahan tegangan
e : perubahan angka pori
e0 : angka pori awal
p0 : tegangan awal efektif
(sebelum ada beban)
p : pertambahan tegangan akibat
beban luar
pc : tegangan prakonsolidasi
Cc : compression index
Cs : swelling index

43

PENURUNAN KONSOLIDASI
Tanah OC:

(p0 + p) < pc

Sc H
e0
e0+e

Cs
1 e0

p 0 p
log

p0

Cs

Cc

H : tebal tanah yang mengalami


pertambahan tegangan
e : perubahan angka pori
e0 : angka pori awal
p0 : tegangan awal efektif
(sebelum ada beban)
p : pertambahan tegangan akibat
beban luar
pc : tegangan prakonsolidasi
Cc : compression index
Cs : swelling index

log (p0+p)-log p0

p0

p0+p

pc

log p

PENURUNAN KONSOLIDASI
Tanah OC:

p0 < pc < (p0 + p)

Sc H
e0

e1
e

pc
Cc
log H
1 e0
p0

p 0 p
log

pC

Cs

e2

Cc

e0+e

log pc-log p0
log (p0+p)-log pc

p0

Cs
1 e0

pc

p0+p

log p

H : tebal tanah yang mengalami


pertambahan tegangan
e : perubahan angka pori
e0 : angka pori awal
p0 : tegangan awal efektif
(sebelum ada beban)
p : pertambahan tegangan akibat
beban luar
pc : tegangan prakonsolidasi
Cc : compression index
Cs : swelling index

44

PERTAMBAHAN TEGANGAN
Beban Segi Empat:
B L

p z dp

0 0

L
dx

dy

3qz 3
2( x 2 y 2 z 2 )

dx dy

p z q I

B
x

z
p

A
z

2mn m 2 n 2 1
1 2mn m 2 n 2 1 m 2 n 2 2

tan 1 2
m n 2 m 2 n 2 1
4 m 2 n 2 m 2 n 2 1 m 2 n 2 1

m = B/z

dan

n = L/z

PERTAMBAHAN
TEGANGAN
Beban Segi Empat:

Kurva Faktor Pengaruh


Beban Segi Empat

45

PERTAMBAHAN
TEGANGAN
Beban Bujur Sangkar :

Kontur Pertambahan Tegangan


Akibat Beban Bujur Sangkar

PERTAMBAHAN
TEGANGAN
Beban Lingkaran:

q = [kN/m2]
dr

r
R

1
p z q1
3
[(R / z )2 1] 2

pz

46

PERTAMBAHAN
TEGANGAN

1
p z q1
3
[(R / z )2 1] 2

Beban Lingkaran:
z/R

Variasi p/q
terhadap z/R

z/R

p/q

0.00
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
0.08
0.09
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0.90
1.00

PERTAMBAHAN
TEGANGAN
Beban Lingkaran:

1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
0.9999
0.9999
0.9998
0.9997
0.9995
0.9993
0.9990
0.9925
0.9763
0.9488
0.9106
0.8638
0.8114
0.7562
0.7006
0.6464

z/R

p/q

1.10
1.20
1.30
1.40
1.50
1.60
1.70
1.80
1.90
2.00
2.10
2.20
2.30
2.40
2.50
2.60
2.70
2.80
2.90
3.00

1.0000
0.5466
0.5020
0.4612
0.4240
0.3902
0.3596
0.3320
0.3070
0.2845
0.2640
0.2455
0.2287
0.2135
0.1996
0.1869
0.1754
0.1648
0.1551
0.1462

4.00
4.50
5.00
5.50
6.00
6.50
7.00
7.50
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00

p/q
1.0000
0.0698
0.0571
0.0476
0.0403
0.0345
0.0298
0.0261
0.0230
0.0182
0.0148
0.0123
0.0103
0.0088
0.0076
0.0066
0.0058
0.0052
0.0046
0.0041

1
p z q1
3
2
[(R / z ) 1] 2
p/q
0

0,2

0,4

0,6

0,8

1,0

z/R

Kurva Variasi p/q terhadap z/R

47

CONTOH KASUS:

Penurunan Konsolidasi
Q = 800 kN

1m
2 x 2 m2

1,5 m

Lempung

Es
s
e0
Cc
Cs

NC:
= 16 kN/m3
= 8.04 kN/m3
= 6000 kN/m2
= 0,5
= 0,8
= 0,32
= 0,09

5m

pasir

SOLUSI: Penurunan Konsolidasi


Karena muka air tanah berada 1,5m di bawah dasar pondasi, maka
penurunan konsolidasi hanya akan terjadi pada lapisan tanah lempung
setebal 5m di bawah pondasi.
Pada lempung yang terkonsolidasi secara normal, penurunan konsolidasi
bisa didekati dengan persamaan:
Sc H

Cc
1 e0

p 0 p
log

p0

Karena tebal tanah yang akan terkonsolidasi adalah 5m, agar perhitungan
lebih teliti, maka lapisan tanah setebal 5m tersebut akan kita bagi secara
fiktif menjadi 5 lapisan setebal @1m. Selanjutnya tegangan awal (p0)
maupun pertambahan tegangan ( p) pada masing-masing lapisan fiktif
tersebut kita hitung

48

Q = 800 kN

1m
z = 0m = 0B
2 x 2 m2

1,5 m

p
p0
p
p0
p
p0
p
p0

5m

pasir

p
p0

Lempung

Es
s
e0
Cc
Cs

z = 2m = 1B
z = 3m = 1,5B
z = 4m = 2B

NC:
= 16 kN/m3
= 8.04 kN/m3
= 6000 kN/m2
= 0,5
= 0,8
= 0,32
= 0,09

z = 5m = 2,5B
z = 6m = 3B

PERTAMBAHAN
TEGANGAN
Beban Bujur Sangkar:

Kontur Pertambahan Tegangan


Akibat Beban Bujur Sangkar

49

Sc H

C c p 0 p
log

1 e0
p0

q = Q/A = 800/4 = 200 kN/m2


Hi = 1m

Cc = 0,32

p/q

e0 = 0,8

p0

Sc

(kN/m2)

(kN/m2)

(m)

(m)

(B)

0,4

80

2,5*16+0,5*8,04 = 44,02

0,080

1,5

0,19

38

2,5*16+1,5*8,04 = 52,06

0,042

0,12

24

2,5*16+2,5*8,04 = 60,10

0,026

2.5

0,072

14,4

2,5*16+3,5*8,04 = 68,14

0,015

0,055

11

2,5*16+4,5*8,04 = 76,18

0,010
0,173

Penurunan konsolidasi Sc = 0,173 m

50

Anda mungkin juga menyukai