Anda di halaman 1dari 37

KEGIATAN 1 : GAMETOGENESIS

Gametogenesis adalah proses proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Pada
hewan jantan proses ini disebut spermatogenesis yang akan menghasilkan sperma, terjadi di
testis. Pada hewan betina disebut oogenesis dan menghasilkan sel telur atau ovum, terjadi di
ovarium. Keseluruhan gametogenesis dibagi tiga tahap yaitu perbanyakan(poliferasi, tumbuh
(growth) dan pematangan.
Spermatogenesis terjadi di dalam tubulus seminiferus dalam testis. Proses tersebut
berlangsung mulai dari dinding tepi sampai ke lumen tubulus seminiferus. Tingkatan
perkembangan sel germa dalam tubulus adalah sebagai berikut : spermatogonium,
spermatosit I, spermatosit II, spermatid dan spermatozoid.
Oogenesis terjadi didalam ovariumdan dilanjutkan didalam oviduk jika terjadi
penetrasi spermatozoid. Dalam oogenesis sel germa berkembang dalam folikel-folikel telur.
Oosit diovulasikan dari folikel de graff dalam tahap metaphase meiosis II. Jika dalam oviduk
terjadi penetrasi sperma, maka terjadi penuntasan meiosis II dan oosit II berkembang menjadi
ootid atau ovum yang matang.
Latihan 1

: Spermatogenesis

Tujuan

Untuk mengetahui tingkatan-tingkatan spermatogenesis yang terjadi di testis melalui prepasat


awetan histologist.
Alat dan Bahan

Mikroskop
Preparat awetan testis katak Bufo
Preparat awetan spermatozoa sapi
Preparat awetan testis mamalia

Cara Kerja :
1. Periksalah penampang testis katak Bufo dan tikus dibawah mikroskop. Carilah bagian
tubulus seminiferus.
2. Mula-mula gunakan perbesaran lemah kemudian dengan perbesaran kuat.

3. Gambar penampang tubulus seminiferus dengan berbagai tingkatan spermatogenesis,


mulai dari spermatogonium sampai sperma yang tersusun secara berurutan mulai dari
dasar membrane kearah lumen.
4. Perhatikan :
a. Spermatogonium
Dapat dilihat pada dinding tubulus seminiferus, ukurannya relative kecil,
bentuk

agak

oval,

inti

berwarna

kurang

terang,

terletak

berderet

didekat/melekat membrane basalis.


b. Spermatosit I
Letak agak menjauhi membrane basalis, ukuran paling besar, bentuk bulat, inti
terwarna kuat.
c. Spermatosit II
Ukuran agak kecil (1/2 spermatosit I), bentuk bulat warna inti lebih kuat, letak
makin menjauhi membrana basalis.
Pada objek yang dapat dilihat dengan mudah adalah spermatosit I,
sedangkanspermatosit II sukar diamati karena setelah dibentuk akan angsung
mengalami meiosis II.
d. Spermatid
Letak di dekat lumen, ukuran kecil, bentuk agak oval, warna inti kuat, akan
mengalami diferensiasi dari satu sel yang bulat menjadi spermatangatozoid.
e. Spermatozoid
Letaknya dalam lumen, bentuk panjang, ada yang bergerombol pada sel seroli
dan ekornya menghadap kelumen. Mempunyai bentuk yang berbeda dari sel
kelamin sebelumnya karena sperma disiapkan untuk dapat bergerak, sehingga
dilengkapi alat gerak berupa flagella.
Selain itu dalam testis terdapat pula sel lain yang bukan sel kelamin tetapi turut berperan
dalam proses spermatogenesis:
a) Sel sertoli: terdapat dalam tubulus seminiferus, umumnya dikelilingi oleh
spermatozoid, berfungsi sebagai pemberi makan sperma yang sedang berkembang.
b) Sel leydig : merupakan sel endokrin penghasil hormone testosterone, terdapat
didaerah interstitial testis.

Latihan 2

: Oogenesis

Tujuan

Mengetahui tingkatan-tingkatan oogenesis yang terjadi di ovarium melalui pengamatan


preparat histologis.
Alat/Bahan

Mikroskop
Preparat awetan ovarium mamalia
Preparat awetan ovarium Bufo
Preparat awetan ovarium Cavia
Preparat awetan ovarium Columba
Preparat awetan ovarium folikel de graff

Cara kerja:
1. Periksalah penampang ovariumm masing-masing preparat yang telah disediakan
dibawah mikroskop
2. Mula-mula gunakan perbesaran lemah kemudian dengan perbesaran kuat.
3. Gambar penampang ovarium dan bermacam-macam tingkatan perkembangan ovum.
4. Perhatikan:
a. Folikel primer
Terletak di tepi kortek, dibangun oleh oosit I dan selapis sel folikeel (sel
granulose), berbentuk kubus. Antara oosit dan sel-sel granulose dipisahkan oleh
zona pelusida.
b. Folikel sekunder
Terletak lebih ke tengah, ukurannya lebih besar, terdiri dari sebuah oosit I yang
dilapisi oleh bebrapa sel granulose.
c. Folikel tersier
Volume stratum granulosum yang melapisi oosit I bertambah banyak. Terdapat
beberapa celah (antrum) diantara sel-sel granulose. Jaringan ikat stroma yang
terdapat diluar stratum granulosun menyusun diri membentuk teka interna dan
eksterna.
d. Folikel matang (folikel de graff)
Folikel ini siap diovulasikan. Berukuran paling besar, antrum menjadi sebuah
rongga besar berisi cairan folikel (liquor folliculi). Oosit dikelilingi oleh sel
granulosa yang disebut corona radiate, dihubungkan dengan sel-sel granulose
oleh tangkai penghubung yang disebut cumulus oophorus.

Folikel Skunder

Analisis Observasi
Buatlah analisis observasi masing-masing preparat yang saudara amati dibawah mikroskop.

KEGIATAN 2 : TIPE-TIPE TELUR


Sel telur diproduksi dalam ovarium. Perkembangan sel telur terjadi dalam folikelfolikel telur. Folikel telur yang matang akan mengalami ovulasi, sel teluryang dilepaskan dari
ovarium akan masuk ke oviduk. Seperti sel yang lain, sel telur dilengkapi dengan membrane
sel yang disebut plasmalema atau oolema. Untuk melindungi sitoplasma, inti, yolk dan

organel-organel dalam sel. Disamping oolema, kebanyakan sel telur dikelilingi oleh
membrane-membran telur. Membrane telur yang disekresi oleh sel telur sendiri disebut
membrane telur primer, contohnya membrane vitelin yang mengelilingi oolema. Membrane
telur yang disekresi oleh sel-sel folikel disebut membrane telur sekunder, contohnya zona
pelucida yang terletak disebelah luar membrtan vitelin. Membrane telur yang disekresi oleh
kelenjar oviduk dan uterus disebut membrane telur tersier, contohnya membrane cangkang
dan cangkang kapur pada telur reptile dan aves.
Berdasarkan jumlah dan penyebaran yolknya, telur dapat dibagi menjadi beberapa
tipe: isolesital (yolk sedikit dan tersebar merata, misalnya telur mamalia), telolesital,
megalesital dan centrolesital (yolk di tengah dan sitoplasma dipinggir, misalnya telur insect).
Dalam praktikum ini akan kita coba mengamati :
1. Telolesital
Yolk banyak dan tersebar tidak merata, terutama tertimbun dikutub vegetal,
misalnya telur amphibian. Umumnya pada daerah anima telur katak ini lebih
banyak pigmen.
2. Megalesital/telolesital ekstrim
Yolk(deutoplasma) banyak sekali dan tersebar merata sehingga nucleus dengan
sedikit ooplasma terdesak ke permukaan sel telr yang disebut keeping lembaga.
Telur tipe ini berukuran besar, contohnya telur ayam.

Tujuan:
1. Mengamati struktur telur-telur telolesital dan megalesital.

2. Mengetahui perbedaan telur telolesital dan megalesital.


Alat/Bahan :

Mikroskop
Kaca arloji
Pinset
Lup
Telur katak
Telur ayam

Cara Kerja :
1. Ambilah telur katak yang ada diperairan, lalu taruh dalam kaca arloji dan amati
morfologinya.
2. Pecahlah sebutir telur ayam, letakkan dalam gelas arloji yang besar. Amati selaputselaput telurnya serta bagian-bagian lainnya dengan memperhatikan gambar.
Analisis Observasi :
Bandingkan struktur morfologi sel telur dari kedua hewan yang diamati.
Diskusi :
1. Apakah semua sel telur hewan vertebrata memiliki sel folikel?
2. Mengapa sebelum dioviposisikan sel telur aves harus dilengkapi dengan selaput
cangkang dan cangkang kapur?
Tugas/Evaluasi :
1. Dimankah tempat penyimpanan sperma sebelum dikeluarkan pada katak dan ayam?
2. Apa fungsi khalaza pada telur ayam?
3. Bagaimanakah perbedaan sel telur aves pada saat diovulasikan dan pada saat di
oviposisikan?
Daftar Pustaka
Majumdar, N.N. 1985. Text Book of Vertebrate Embryologi. New Delhi: Tata Mc Graw-Hill
Rugh, 1971. A guided to Vertebrate Development, inneapolis: Burgers Publishing
Sugianto. 1996. Perkembangan Hewan.Jakarta: Depdikbud
Yatim,W.1990.Reproduksi dan Embriologi.Bandung:Tarsito

KEGIATAN 3: PEMERIKSAAN KEHAMILAN (Metode Galli Mainini)


Tujuan:
1. Dapat menyebutkan tanda-tanda katak jantan
2. Dapat melakukan pemeriksaan kehamilan cara Galli Mainini dan cara imunologi
3. Dapat menarik kesimpulan mengenai hasil pemeriksaan serta dapat menerangkan
dasar-dasar pemeriksaan tersebut
Dasar Teori:
Kemampuan bereproduksi merupakan salah satu ciri-ciri dari hewan sebagai makhluk
hidup. Cara bereproduksinya beragam. Pada umumnya dimulai dengan proses perkawinan,
kehamilan dan melahirkan. Ketika terjadi kehamilan pada diri seorang perempuan, maka
tubuh bereaksi dengan membentuk perubahan-perubahan dan segera memproduksi hormonehormon kehamilan, guna mendukung kelangsungan kehamilan. Hormon hCG (Human
Chorionic Gonadotropin) merupakan hormone yang bersifat luteotropik pada beberapa
spesies, termasuk manusia, tikus, kelinci, babi dan sebagainya. hCG diproduksi oleh plasenta.
hCG pada wannita berperan untuk mempertahankan korpo lutea selama tahap-tahap
permulaan kehamilan. Segera setelah ovulasi korpus luteum akan cukup mendapat dorongan
dari faktor luteotropik hipofisa, sehingga korpus luteum tetap aktif sampai terbentuknya hCG

dalam jumlah yang cukup untuk bertindak sebagai luteotropik. Sejumlah hCG dapat timbul
pada wanita hamil hari ke 5 sampai 16 setelah ovulasi, tetapi titer hCG tidak mencapai
puncaknya sampai hari kehamilan 35-50 (Nalbaandov, 1990). Produksi hCG akan meningkat
hingga sekitar hari kehamilan ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan. Hormon ini
merupakan indikator yang dideteksi oleh alat test kehamilan melalui urin. Jika alat test
kehamilan mendeteksi peningkatan kadar hormone ini dalam urin,, maka alat test kehamilan
akan mengindikasikan terjadinya kehamilan atau hasil test positif;
Untuk mengetahui kehamilan, banyak metode yang bisa digunakan, salah satunya Test
dengan metode Galli Mainini. Tes kehamilan ini merupakan test yang bersifat konvensional
namun dari metode inilah lahir metode-metode pemeriksaan kehamilan yang lebih mutakhir
dan instan seperti test pack dan kertas strip. Metode Galli Mainini pada prinsipnya adalah
pengukuran hCG yang terdapat pada urine betina hamil bila disuntikkan pada katak jantan
setelah diinkubasi 1-2 jam, akan merangsang sistem reproduksi katak jantan sehingga
mengeluarkan sperma. Dengan itu, dapat dilihat sperma pada urin yang disekresikan oleh
katak. Sedangkan metode test pack pada prinsipnya didasarkan pada reaksi kompleks
antigen-antibodi yang spesifik.
Alat/Bahan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Mikroskop
Objek glass dan deg glass
Alat suntik
Beker glass
Pipet tetes
Katak jantan dewasa
Urin wanita hamil (1-2,5 bulan)
Urin wanita tidak hamil

Cara Kerja:
Percobaan 1: Galli Mainini
1. Urin yang akan diperiksa disuntikkan sebanyak 3-5 ml ke dalam kantong getah bening
katak jantan dibawah kulit di daerah ventral paha, lalu diteruskan menembus sekat
pembatas paha dan perut. Disemprotkan urin tersebut ke dalam kantong abdominal
2. Katak diletakkan di dalam beker glass yang berisi sedikit air
3. Sesudah kurang lebih 2 jam, katak itu diambil dan diusahakan mengeluarkan urinnya
diatas pelat kaca yang kering
4. 1-2 tetes urin itu diteteskan dengan pipet diatas kaca obyek, ditutup dengan kaca
penutup dan diperiksa di bawah mikroskop.

5. Bila terlihat spermatozoa, diperhatikan bentuk dan gerakannya. Dalam keadaan


demikian pemeriksaan positif
Percobaan 2: Test Imunologi
Tes ini menggunakan alat yang sudah disediakan berupa alat test pack yang memiliki
daya akurasi yang cukup baik atau akurat. Alat tersebut dicelupkan ke dalam urin wanita
yang diduga hamil dan urin wanita yang tidak hamil sampai batas yang sudah ditentukan.
Setelah beberapa saat alat tersebut diperiksa. Apabila timbul dua garis maka menandakan
hasil yang positif.
Analisis Observasi
Bandingkan hasil pengamatan saudara pada kedua alat yang berbeda dan kedua urine
wanita yang berbeda.
Diskusi:
1. Jelaskan perbedaan katak jantan dan katak betina, sehingga tidak terjadi kekeliruan
dalam penggunaan hewan percobaan!
2. Mengapa digunakan urine wanita yang hamil muda?
3. Apa makna hasil pemeriksaan positif atau negatif?
Tugas
Buatlah hasil pemeriksaan saudara dalam bentuk tabel!
Daftar Pustaka
Carlson, B. M. 1988. An Introduction to Embryology. Ed 5. Philadephina: WB Saunders
Nalbandov. 1990. Fisiologi Reproduksi pada Mamalia dan Unggas. Jakarta: UI Press
Yatim, W. 1990. Reproduksi and Embryology. Bandung: Tarsito

KEGIATAN 4: SIKLUS ESTRUS


Tujuan:
1. Membedakan sel-sel hasil apusan vagina
2. Menentukan tahapan siklus estrus yang sedang dialami hewan betina dewasa (mencit)
Dasar Teori:
Mamalia dewasa yang tidak hamil mengalami siklus reproduksi. Dengan mengetahui
siklus reproduksinya, maka dapat diketahui masa subur hewan betina. Siklus reproduksi
adalah perubahan siklik yang terjadi pada sistem reproduksi (ovarium, oviduk, uterus dan
vagina) hewan betina dewasa yang tidak hamil. Siklus reproduksi dipengaruhi oleh faktor
pelepas dari hipotalamus, hormone gonadotropin dari hipofisis dan hormone seks dari
ovarium.
Siklus estrus adalah suatu siklus reproduksi yang ditemukan pada mamalia betina non
primate. Siklus ini pada primate disebut siklus menstruasi yang mempunyai hubungan erat
dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada organ reproduksi. Siklus estrus ditandai
dengan masa berahi atau estrus. Lamanya siklus estrus berbeda-beda menurut jenis hewan,
misalnya mencit dan tikus: 4-5 hari, marmot 15 hari. Hewan yang memiliki siklus estrus
sekali dalam setahun disebut monoestrus, sedangkan yang memiliki siklus estrus beberapa
kali pertahun disebut poliestrus.
Pada siklus ini dikenal adanya masa proestrus, estrus, metestrus dan diestrus. Semua
tingkatan ini dapat kita lihat dengan membuat apusan vagina. Tingkatan-tingkatan siklus
estrus yaitu:
Proestrus
Estrus
Metestrus
Diestrus

: sel epitel normal, mempunyai inti


: sel epitel menanduk, ukuran besar, tidak mempunyai inti
: sel epitel menanduk dan ditemukan leukosit
: sel epitel berinti da nada leukosit

Keterangan:
(a,b) = proestrus, (c,d) = estrus, (e,f) = metestrus, (g,h) = diestrus
Sumber: (Marcondes, Bianchi, & Tanno, 2002)

Dengan melihat struktur epitelium permukaan vagina dari apusan vagina dapat
diketahui stadium estrus betina. Apusan vagina dibuat sebelum menyatukan hewan jantan dan
betina, sehingga reproduksi akan berhasil baik. Adanya sumbat vagina (vaginal plug) setelah
penyatuan menandakan bahwa kopulasi sudah berlangsung dan hari itu dapat ditentukan
sebagai hari nol kehamilan.
Alat/Bahan:
Mikroskop
Cutton bud, objek glass
Mencit (Mus musculus)
Pewarna metilen blue
Cara Kerja:
1. Pegang mencit dengan bagian ventral mengahadap saudara, kemudian usap vagina
mencit memakai cutton bud yang telah dibasahi air. Oleskan pada permukaan objek
glass
2. Tunggu sampai kering, lalu teteskan pewarna metilen blue tunggu 3-5 menit
3. Cuci dengan aquades perlahan-lahan, biarkan sampai kering
4. Amati dibawah mikroskop, berada pada stadium apa mencit yang saudara buat apusan
vaginanya
Analisis Observasi:

Gambarlah sel-sel yang tampak dari hasil apusan vagina mencit yang diamati.
Kemudian tentukan tahapan siklus reproduksinya.
Diskusi:
1. Bagaimana cara menentukan tahapan siklus reproduksi mencit
2. Bagaimanakah keadaan ovarium, oviduk, uterus, dan vagina jika tahap siklus
reproduksi mencit sudah diketahui, serta hormone yang dominan pada keadaan
tersebut
Tugas/Evaluasi:
1. Jelaskan hubungan antara siklus, siklus estrus dan siklus ovarium dalam kaitannya
dengan siklus estrus!
2. Hormon-hormon apakah yang berperan dalam mengatur siklus reproduksi pada
manusia?
3. Apakah beda siklus menstruasi dan siklus estrus?
4. Jika kita hendak mengawinkan mencit, keberhasilan terbesar akan terjadi bila hewan
betina berada pada tahap apa dari siklus estrus? Jelaskan mengapa demikian?
Daftar Pustaka
Carlson, B. M. 1988. An Introduction to Embryology. Ed 5. Philadephina: WB Saunders
Marcondes, F. K., Bianchi, F. J., & Tanno, A. P. 2002. Determination of the Estrous Cycle
Phases of Rats: Some Helpful Considerations. Brazilian Journal of Biology, 62, 609614.
Nalbandov. 1990. Fisiologi Reproduksi pada Mamalia dan Unggas. Jakarta: UI Press
Yatim, W. 1990. Reproduksi and Embryology. Bandung: Tarsito

KEGIATAN 5
PERKEMBANGAN EMBRIO KATAK
Telur katak mempunyai dua kutub. Kutub anima berpigmen hitam sedangkan kutub
vegetative tidak berpigmen. Cirri telur yang telah difertilisasi adalah adanya daerah kelabu
yang berbentuk sabit (grey crescent). Hal ini akibat penetrasi sperma sehinggaa pigmen di
tempat yang berlawanan bergeser kea rah masuknya sperma kurang lebih sepertiga pigmen
pigmen menjadi berkurang dan tampak bagian ini lebih pucat warnanya.

Setelah fertilisasi terjadi maka pembelahan pun dimulai. Zigot yang terbentuk
memasuki tahap 1 pembelahan. Tipe pembelahannya holoblastik anequal, dimana
pembelahan pertama merupakan pembelahan bidang vertical dari kutub anima ke kutub
vegetatif melalui daerah abu-abu hingga dihasilkan dua sel blastomer. Kemudian disusul
pembelahan ke II, yaitu suatu bidang vertical yang tegak lurus pada bidang pembelahan I
menghasilkan 4 blastomer. Pembelahan ke III horizontal dan tegak lurus terhadap bidang
pembelahan I dan II lebih dekat ke kutub anima menghasilkan 8 blastomer yang tidak sama
besar, yaitu 4 mikromer dan 4 makromer.
Setelah mengalami beberapa kali pembelahan, ditemukan stadium morula yang
berongga dimana sel-sel pada kutub anima akan lebih besar daripada sel-sel pada kutub
vegetatif. Sel yang kecil disebut mikromer, sel yang besar disebut disebut makromer dan sel
menengah disebut mesomer. Pada stadium selanjutnya akan kita temui perbedaan antara
mikromer dan makromer yang sangat menyolok serta telah ditemui rongga yang besar
sehingga stadium ini disebut stadium blastula.
Embrio pada tahap blastula memiliki rongga yang letaknya mengarah ke kutub anima.
Rongga tersebut dinamakan blastocoel. Lapisan atap blastocoel lebih tipis daripada alasnya,
karena atap blastocoel hanya tersusun 2-4 lapisan mikromer. Kemudian embrio memasuki
tahap gastrula.
Gastrula dibentuk dari serangkaian proses gerakan sel dengan hasil akhir berupa 3
lapisan embrional ectoderm, mesoderm, dan endoderm. Pelekukan terjadi di daerah batasan
antara mikromer dan makromer yang selanjutnya menjadi bibir dorsal blastoporus
(merupakan tahapan gastrula awal), berakibat invaginasi sehingga sel-sel yang berada diluar
bermigrasi ke dalam. Akibat invaginasi ini terbentuk rongga yang semakin lama semakin
membesar yang merupakan bakal arkhenteron. Rongga archenteron semakin membesar
sehingga mendesak blastocoel yang semakin lama rongganya mengecil (merupakan gastrula
akhir).
Setelah gastrulasi adalah tahap pembentukan neurula. Stadium neurulasi dimulai
dengan terbentuknya penebalan ektoderm neural pada bagian dorsal yang disebut keping
neural (neural plate). Pada perkembangan selanjutnya keping neural ini akan membentuk
lekuk neural dan kemudian mengalami perubahan bentuk menjadi bumbung neural (neural
tube).
Pembentukan bermacam-macam organ terjadi setelah neurulasi. Pada stadium lanjut dari luar
terlihat adanya pemanjangan tubuh embrio dan terbentuknya tunas ekor. Pada stadium ini
telah terbentuk sistem pencernaan makanan, alat indra, sistem vaskuler dan ekskresi.

Tujuan

: 1. Mempelajari tipe dan pola pembelahan embrio katak


2. Mempelajari pembentukan organ katak yang berasal dari setiap lapisan
embrional.

Alat/Bahan

: Mikroskop
Sediaan sayatan embrio katak

Cara Kerja

1. Amati dan gambar embrio katak pada persediaan sayatan meliputi embrio katak
tahap pembelahan I, II, III.
2. Gambar Tahap Morula, Blastula, tahap pembentukan keping neural,

tahap

pembentukan lipatan neural dan tahap pembentukan bumbung neural.


3. Amati dan gambar sediaan sayatan embrio katak melalui stadium tunas ekor
melalui mata dan pronepros.
Analisis Observasi
Hasil pengamatan terhadap perkembnagan embrio digambar dan diberi keterangan
gambar.
Diskusi
Diskusikan dalam kelompok tentang masalah-masalah yang ditemui selama kegiatan
pengamatan ini berlangsung. Misalnya tentang keadaan sediaan embrionya, kurang cocoknya
hasil pengamatan dengan teori yang terdapat dalam buku acuan.
Tugas / Evaluasi
1. Pada telur katak terdapat daerah kelabu. Jelaskan bagaimana terbentuknya daerah
kelabu tersebut!
2. Dari hasil pengamatan anda terhadap tahap morula dan blastula, jelaskan
perbedaan keduanya berdasarkan yang diamati!
3. Anada telah mengamatisediaan sayatan embrio katak, bagaimana cara anda
mengenali wilayah otak dan wilayah bakal mata.
Daftar Pustaka
Glibert, S.F. (1985). Developmental Biology. 1 ed. Massachusetts: Sinaver Associates,
Inc.Publ.
Mathews, W.W. (1982). Atlas of Descriptive Embriology. 4 ed. New York: MC. Graw Hill
Book Co.
Rugh, R. (1971). A Guide to Vertebrate Development. 6 ed. Minneapolis: Burges Publishing
Company

www.chaffey.edu
pixgood.com
http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/F/FrogEmbryology.html
www.discoverdevelopment.com

Gambar 5.1 Perkembangan Awal Embrio Katak


Sumber : www.chaffey.edu

Gambar 5.2. Tahap pembelahan I, II & III

Gambar 5.3. Tahap Morula


Sumber : www.chaffey.edu

Gambar 5.4. Tahap Blastula


Sumber : pixgood.com

Gambar 5.5. Tahap Awal Gastrulasi


Sumber : http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/F/FrogEmbryology.html

Gambar 5.6. Tahap Akhir Gastrulasi


Sumber : http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/F/FrogEmbryology.html

Gambar 5.7. Neurulasi


Sumber : www.discoverdevelopment.com
KETERANGAN GAMBAR :
1. Neural folds

5. Ventral Mesoderm

2. Neural crest cells

6. Notochord

3. Ectoderm

7. Dorsal Mesoderm

4. Endoderm

8. Archenteron

KEGIATAN 6
PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM

Pada ayarn pembelahan terjadi sebelum telur dikeluarkan oleh induk, karena fertilisasi
bersifat internal. Perkembangan yang mudah diamati adalah pada masa pengeraman.
a) Masa pengeraman 16 jam.
Adanya pertumbuhan yang cepat akan terlihat suatu daerah lekukan yang
paling pinggirnya bertanggul pada daerah median blastodiscus. Daerah ini disebut
daerah primitif,embrio nantinya akan berkembang anterior dari garis ini.
b) Masa pengeraman 19-21 jam.
Pada stadium ini anterior dari nodus Hensen telah berkembang menjadi sistem
syaraf yang masih berupa lekuk neural (neural groove) dan juga sudah terbentuk
lipatan kepala. Anterior dari lipatan kepala terlihat daerah bening, karena daerah ini
tidak ada penyebaran sel bakal mesoderm, daerah ini disebut daerah pro-amnion.
c) Masa pengeraman 24-26 jam
Pada masa 21 diinkubasi telah terbentuk satu pasang somit lateral notocorda,
somit-somit berikutnya akan terbentuk posterior dari yang pertama dalam setiap
jam. Sedangkan lipatan kepala akan diikuti oleh pembentukan usus depan. Pada
jam 35 inkubasi,akan terbentuk jantung yaitu dari mesoderm splanchis pada kakikaki porta usus depan, sedangkan pada mesoderm splanchis lainnya akan terbentuk
pulau-pulau darah.
d) Masa pengeraman 33 jam
Pada masa pengeraman ini jantung sudah mulai membelok kekanan dan sudah
terbentuk satu pasang aorta dan vena vitelina. Sistem syaraf juga sudah mulai
berdiferensiasi dan lateral prosensefalon terlihat penebalan yang disebut vesikula
optik. Sedangkan bagian posterior bumbung neural masih berupa keping yang
disebut sinus Rhoboidalis. Porta usus depan sudah lebih keposterior.
e) Masa pengeraman 45-50 jam
Perubahan yang sangat jelas ditemukan adalah terjadinya torsi.
f) Masa pengeraman 48 jam
Wilayah otak terbagi menjadi telensefalon, diensefalon, mesensefalon dan
metensefalon dan mielensefalon. Vesikula optik inavaginasi membentuk cawan
optik yang berdinding rangkap. Placoda telinga berinvaginasi membentuk vesikula
telinga (vesikula otik). Venavitelin bergabung menjadi vena omvalo mensenterika
yang lebih besar. Jantung berputar seperti huruf S dan sudah terbagi menjadi
atrium, ventrikel, sinus venosus dan truncusarterosus.
g) Masa pengeraman 72 jam
Peda embrio ayam umur 72 jam, bakal hidung terbentuk berupa lekuk hidung,
yaitu hasil invaginasi placoda hidung. Tunas sayap terbentuk berupa tonjolan dari
permukaan tubuhlateral dekat porta usus depan.

Ayam merupakan contoh hewan ovivar yang mudah kita dapatkan. Pembuahan terjadi
di dalam tubuh betina dan telur dikeluarkan dari tubuh sudah terbungkus oleh cangkang yang
sangat kuat untuk melindungi embrio yang ada di dalamnya. Setelah telur dibuahi sehingga
menjelang menetas ternyata menunjukkan perubahan-perubahan berat embrio dan bentuk
tubuhnya.
Aves juga memahami tingkat pertumbuhan, perbanyakan, blastulasi, gastrulasi, dan
tubulasi (pembentukan pipa-pipa), deferensiasi dan kelahiran, pada aves inti yang diselimuti
dengan sedikit sitoplasma terletak di dorsal, yolk yang mengisi bagian terbesar embrio ini
terjadi pada saat blastulasi, pada saat gastrulasi embrio dilapisi oleh 3 lapisan benih (germ
layer) masing-masing : ektoderm, mesoderm, endoderm.
Pada saat tubulasi akan terbentuk : pipa entoderm, pipa endoderm, pipa mesoderm, pipa
syaraf, batang notochord.

Pipa Entoderm
Menghasilkan jaringan epitel sebelah luar tubuh, kulit epidermis dan derivatnya
yang terdiri dari bahan tanduk, kuku, indra dan lain-lain.
Pipa Endoderm
Menjadi lapisan terdalam: saluran pencernaan beserta kelenjar-kelenjarnya, hati
dan pankreas tumbuh dari pipa endoderm. Paru-paru berasal dari penonjolan
ventral endoderm di daerah pharynx.
Pipa Mesoderm
Menghasilkan banyak jaringan dan alat-alat otot lurik, otot polos dan otot jantung,
jaringan penunjang dan jaringan pengikat juga merupakan derivat dari mesoderm.
pipa bagian atas mesoderm : membentuk otot daging tubuh columna vertebrata dan
menggantikan notochord tulang rusuk, tengkorak dan tulang muka.
- Pipa bagian tengah : menghasilkan ginjal, gonad, dan saluran-salurannya
- Pipa bagian bawah : menghasilkan bagian dermis kulil,otot dll.
Pipa Syaraf
Menjadi otot dianterior (caput) dan medulla spinalis di tengah dan posterior
salurandengan pipa dan mempunyai canalis centralis pada batang saraf
ventrikularis pada otak.
Notochord.
Berkembang menjadi tulang belakang
Blastula di blastodiscus, terdapal 2 bagian yaitu :
a. Area pellucida (bagian tengah diatas blastosul)
Area opaca (bagian yang dibawahnya terdapat yolk.
b. Epitlas (lapisan luar),terbagi menjadi 2 bagian yiatu :
o berkembang menjadi embrio
o selaput ekstra embrional (untuk melindungi dan memberi makan
embrio)

Ciri khas gastrulasi aves dan mamalia terdapatnya garis primitif yaitu : penebalan yang
mula-mula terlihat pada bagian tengah posterior dari area pellucida, terjadi karena migrasi
sel-sel dari bagian lateral dari epiblas posterior menuju ke tengah.
Penebalan menyempit membentuk garis primitif dari posterior ke anterior sepanjang
60-75% area pellucida sumbu anterior posterior dari embrio nantinya. Terbentuknya lekuk
primitif fungsinya : bibir blastoporus terjadinya involusi dari sel ke dalam blastosul,ujung
anterior garis primitif ditemukan bongolan yang disebut nodus Hansen. Bibir blastoporus sel
yang bermigrasi melaiui nodus hansen begerak ke arah anterior untuk membentuk mesoderm
di daerah kepala. Sel berikut yang bermigrasi kearah anterior adalah sel mesoderm yang akan
membentuk notochord. Sel yang bermigrasi melalui lateral garis primitif akan membentuk
mesoderm dan endoderm embrio.

Tujuan :
1. mengetahui tahapan-tahapan perkembangan ayam
2. mengetahui masa-masa pengeraman ayam melalui inkubasi.

Alat/bahan: mikroskop, kertas, pensil,preparat embrio, stria primitiva, preparat embrio ayam
48 jam, preparat embrio ayam 3 solmit,perparat embrio ayam 5 somit, pereparat embrio
ayam 11 somit, embrio 33 jam, embrio ayam 48 jam, embrio ayam 72 jam.

Cara Kerja
1. disiapkan mikroskop dan preparat embrio ayam
2. preparat diletakkan pada mikroskop.dicari perbesaran yang sesuai sehingga obyek
terlihat jelas
3. obyek yang terlihat digambar dan diidentiflkasi bagian-bagiannya, kemudian
digambar sebagai data pengamatan
4. kegiatan tersebut diulangi untuk preparat embrio ayam yang lain.
Analisis Observasi
Hasil pengamatan terhadap perkembangan embrio digambar dan diberi keterangan
gambar.

Diskusi
Diskusikan dalam kelompok tentang masalah-masalah yang ditemui selama kegiatan
pengamatan ini berlangsung. Misalnya tentang keadaan sediaan embrionya, kurang

cocoknya hasil pengamatan dengn teori yang terdapat dalam buku acuan. Diskusikan
kemungkinan faktor penyebabnya

Tugas / Evaluasi
1. Pengamatan embrio ayam umur inkubasi 48 jam telah dilakukan. Bakal organ apa
sajakah yang berasal dari ektoderm, mesoderm, dan endoderm?
2. Anda telah mengamati pembuluh darah yang terbentuk pada perkembangan
embrioayam.jelaskan tentang:
a. Awal terbentuknya pembuluh darah
b. Tebentuknya
3. Bandingkan dan jelaskan perbedaan perkembangan organ pada embrio ayam umur
inkubasi 33 jam dan 48 jam.
Daftar Pustaka
Carlson. B.M. 1988. An Introduction to Embryology. Ed 5. Philadelphia: WB Saunders.
Hunuison, Gretechen L. 1996. Animal Tissue Techniques. San Fransisco : W. H. Freeman
andCompany
Nalbandov. 1990. Fisiologi Reproduksi Pada Mamalia dan Unggas. Jakarta: UI Press.
Yatim,W. 1990. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito
www.aps.uoguelph.ca
embryology.med.unsw.edu.aw
galleryhip.com
pixshark.com

Gambar 6.1. Sediaan embrio ayam 24 jam


Sumber : www.aps.uoguelph.ca

Gambar 6.2. Sediaan embrio ayam 33 jam


Sumber : www.aps.uoguelph.ca

Gambar 6.3. Sediaan embrio ayam 48 jam


Sumber : embryology.med.unsw.edu.aw

Gambar 6.4. Sediaan embrio ayam 56 jam


Sumber : galleryhip.com

Gambar 6.5. Sediaan embrio ayam 72 jam


Sumber : pixshark.com

KEGIATAN 7
STRUKTUR PERKEMBANGAN AYAM
Ayam merupakan contoh hewan ovipar yang mudah kita dapatkan. Pembuahan
mereka terjadi di dalam tubuh betina, dan telur dikeluarkan dari tubuh sudah terbungkus oleh
cangkok yang cukup kuat untuk melindungi embrio yang ada di dalamnya. Setelah telur
dibuahi sehingga menjelasng menetas ternyata menunjukkan perubahan-perubahan berat
embrio dan bentuk tubuhnya.
Aves juga memahami tingkat pertumbuhan, perbanyakan, blastulasi, gastrulasi, dan
tubulasi (pembentukan pipa-pipa), deferensiasi, dan kelahiran. Pada aves inti yang diselimuti
dengan sedikit sitoplasma terletak di dorsal, yolk yang mengisi bagian terbesar embrio, ini
terjadi pada saat blastulasi. Pada saat gastrulasi embrio dilapisi oleh 3 lapisan bening
(germlayer), yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Pada saat tubulasi akan terbentuk
pipa entoderm, pipa endoderm, pipa mesoderm, pipa syaraf, dan batang notochord.
1. Pipa entoderm
Akan menghasilkan jaringan epitel sebelah luar tubuh, kulit, epidermis, dan derivatnya
yang terdiri dari bahan tanduk, kuku, indera, dan lain-lain.
2. Pipa endoderm
Menjadi lapisan terdalam: saluran pencernaan beserta kelenjar-kelenjarnya, hati dan
pankreas tumbuh dari pipa endoderm. Paru-paru berasal dari penonjolan ventral
endoderm di daerah pharynx.
3. Pipa mesoderm
Menghasilkan banyak jaringan dan alat otot-otot lurik, otot polos dan otot jantung,
jaringan penunjang dan jaringan pengikat juga merupakan derivat dari mesoderm.
Pipa bagian atas mesoderm: membentuk otot daging tubuh,columna vertebrata dan
menggantikan notochord, tulang rusuk, tengkorak, dan tulang muka.
Pipa bagian tengah: menghasilkan antara lain ginjal, gonad, dan saluran-salurannya.
Pipa bagian bawah: menghasilkan dermis kulit, otot subcutis, dll.
4. Pipa saraf
Menjadi otot di anterior (caput) dan batang saraf (medulla spinalis) di tengahdan
posterior (cervix, torax, abdomen). Saluran dengan pipa itu menjadi kanalis sentralis
pada batang saraf ventriculus pada otak.
5. Notochord
Berkembang menjadi tulang belakang (vertebrae).
Perkembangan telur selanjutnya setelah organ-organ dalam tubuhnya lengkap hingga
21 hari akan tumbuh sebagai individu ayam muda.

Tujuan
1. Mengetahui struktur perkembangan ayam dari awal inkubasi sampai awal penetasan
(kurang lebih 21 hari)
2. Mengetahui perubahan tubuh ayam dari hari ke hari selama 21 hari
Alat dan Bahan
Mesin penetas, pinset, termometer, mangkok kecil, gelas arloji, telur dan air
Cara Kerja
1. Menyiapkan mesin penetas
Membersihkan ruangan mesin penetas atau oven
Mengatur temperatur mesin penetas pada suhu 40-41 derajat celcius
2. Letakkan telur pada mesin penetas dengan cara sebagai berikut:
Letakkan ujung telur menghadap ke atas dan condong ke kanan dengan kemiringan
450C
Selama penetasan telur harus dibolak-balik, diputar kurang lebih 8 kali
Pengamatan dilakukan pada hari I, II, III, IV, VI, XVIII, dan XXI
3. Cara pengamatan embrio
Dengan hati-hati telur di pecah, tapi jangan sampai merusak embrio. Kemudian di

tuang ke dalam gelas arloji


Amati: janin, darah, serabut berwarna merah dsb
Telur yang di pecah pada gelas arloji diamati kemudian di gambar pada kertas kerja
sebagai laporan data pengamatan

Analisis Observasi
Hasil pengamatan terhadap perkembangan embrio di gambar dan diberi keterangan gambar
Diskusi
Diskusikan dalam kelompok tentang masalah-masalah yang ditemui selama kegiatan
pengamatan ini berlangsung
Tugas/Evaluasi
1. Pada berapa jam pengamatan somit terbentuk?
2. Amati embrio ayam umur 4-5 hari, organ apa yang sudah terbentuk?
3. Pembentukan otak terjadi pada inkubasi berapa jam?
Daftar Pustaka

Carlson, B. M. (1988). An Introduction to Embriology. Ed 5. Philadelphia: WB Saunders.


Humason, Gretechen L. (1996). Animal Tissue Techniques. San Francisco: W. H. Freeman
and Company.
Nalbandov. (1990). Fisiologi Reproduksi Pada Mamalia dan Unggas. Jakarta: UI Press.
Yatim, W. (1990). Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito.

KEGIATAN 8
REGENERASI PLANARIA
Planaria merupakan hewan tingkat rendah yang mempunyai daya regenerasi sangat
tinggi. Planaria akan segera melakukan regenerasi apabila mengalami luka baik secara alami
maupun buatan. Apabila bagian tubuh planaria dipotong baik melintang membujur ataupun
dipotong bagian tubuhnya menjadi kecil-kecil maka dia akan segera beregenerasi membentuk
individu baru lagi yang utuh.

Regenerasi adalah suatu proses pemotongan atau perusakan bagian tubuh dan
kemudian tumbuh lagi mengadakan fragmentasi atau penyembuhan kembali. Regenerasi
merupakan proses perkembangbiakan suatu individu dari bagian tubuhnya yang terlepas
(Hadikastowo, 1982). Regenerasi berlangsung dengan dua cara, yaitu epimorfis dan
morfalaksis. Epimorfis merupakan perbaikan disebabkan oleh proliferasi jaringan baru
kemudian membentuk blastema di atas jaringan lama. Contohnya pada Lacertilia.
Morfalaksis adalah perbaikan yang disebabkan oleh reorganisasi jaringan lama. Contohnya
pada Planaria. Selain itu, dikenal pula regenerasi intermediet, yaitu sel-sel membelah namun
masih mempertahankan fungsi sel yang telah terdiferensiasi. Contohnya pada hati manusia.
Tahapan regenerasi planaria:
1.
2.
3.
4.

Adanya neoblast yang terhimpun pada permukaan luka


Terbentuk suatu blastema
Akan berproliferasi
Berdiferensiasi membentuk bagian-bagian yang hilang

Gambar. Tahapan Regenerasi Planaria


Tahapan regenerasi planaria dimulai dengan adanya neoblast yang akan tampak terhimpun
pada permukaan luka bagian sebelah bawah epithelium sehingga terbentuknya suatu blastema
yang kemudian struktur sel mengalami diferensiasi dalam pertumbuhan blastema dan
dibawah kondisi yang optimal mengalami regenerasi berproliferasi membentuk bagianbagian yang hilang. Neoblast berukuran sekitar 10m dengan rasio nukleositoplasmik yang
tinggi. Sitoplasma neoblast terdiri dari RNA yang melimpah dan sejumlah ribosom. Pada
tubuh sehat, neoblast didistribusikan sepanjang sel parenkim/mesenkim dan ada pada sel
mitosis dan akan disebarkan selama pembentukan jaringan baru. Oleh karena itu, neoblast
merupakan sel induk (stem cell) pada cacing pipih (Newmark and Alvarado, 2001).
Tujuan
Mengetahui proses regenerasi Planaria (Dugesia sp.) setelah autotomi buatan

Alat dan Bahan


Planaria (Dugesia sp.), air, cutter, kuas, pinset, object glass, cawan petri, hati ayam
Cara Kerja
1. Planaria diambil dengan kuas kemudia diletakkan pada kaca benda.Setelas posisi sesuai
dilakukan pemotongan dengan beberapa tipe:
a. Dipotong menjadi 2 bagian, arah anterior dan posterior, titik pemotongan dilakukan di
depan faring
b. Dibelah menjadi dua bagian anterior dan posterior namaun di bagian medial masingmasing dibelah sedikit
c. Dibelah secara longitudinal mulai dari kepala sampai ujung posterior
2. Letakkan potongan planaria pada cawan petri dan diamati perubahan yang terjadi selama
satu minggu
3. Selama satu minggu pengamatan, suhu dan air dalam cawan petri dikontrol setiap hari
4. Selama pengamatan, planaria diberi hati ayam segar sebagai makanan
Analisis Observasi
Hasil pengamatan terhadap perubahan pada planaria setelah dilakukan pemotongan
Diskusi
Diskusikan dalam kelompok tentang masalah-masalah yang ditemui selama kegiatan
pengamatan ini berlangsung
Daftar Pustaka
Hadikastowo. (1982). Zoologi Umum. Bandung: Armico.
Newmark & Alvarado. Regenerasi in Planaria. Encyclopedia of Life Science.

Anda mungkin juga menyukai