Studa
Studa
hilangnya stippling
terjadinya Oedema
keratinisasi berkurang
b. Lidah
c. Kelenjar Saliva
- Kecepatan aliran saliva rendah
- Biosintesis protein menurun karena sel-sel asinus mengalami atropi
sehingga jumlah protein saliva menurun
- Xerostomia, aliran saliva berkurang karena menurunya jumlah jaringan
asihan yang sebanding dengan ductus dan connective tissue
Fungsi kelenjar saliva yang mengalami penurunan merupakan suatu
keadaaan normal pada proses penuaan manusia. Lansia mengeluarkan
jumlah saliva yang lebih sedikit pada keadaan istirahat, saat berbicara,
maupun saat makan. Keluhan berupa xerostomia atau mulut kering sering
ditemukan pada orang tua daripada orang muda yang disebabkan oleh
perubahan karena usia pada kelenjar itu sendiri.
Berdasarkan penelitian terjadinya degenerasi epitel saliva, atrofi, hilangnya
asini dan fibrosis terjadi dengan frekuensi dan keparahan yang meningkat
dengan meningkatnya usia. Secara umum dapat dikatakan bahwa saliva
nonstimulasi (istirahat) secara keseluruhan berkurang volumenya pada usia
tua.
d. Ligamen Periodontal
Perubahan pada ligamen periodontal yang berkaitan dengan lanjut usia yaitu
e. Gingiva
- Terjadinya penambahan papilla jaringan ikat dan menurunnya keratinisasi
epitel.
Keratinisasi epitel gingiva yang menipis dan berkurang terjadi berkaitan
dengan usia. Keadaan ini berarti permeabilitas terhadap antigen bakteri
meningkat, resistensi terhadap trauma fungsional berkurang, atau keduanya.
Karena itulah, perubahan tersebut dapat mempengaruhi hasil perawatan
periodontal jangka panjang.
- Pergerakkan dent gingival junction ke apical meluas ke Cemento Enamel
Junction.
Migrasi epitel junction ke arah permukaan akar dapat disebabkan oleh erupsi
gigi melewati gingiva sebagai usaha untuk mengatur kontak oklusal dengan
gigi lawannya (erupsi pasif) akibat hilangnya permukaan gigi karena atrisi.
Hal ini kemudian berkaitan dengan resesi gingiva. Resesi gingiva yang terjadi
pada lanjut usia bukanlah merupakan proses fisiologis yang pasti, namun
merupakan akibat kumulatif dari inflamasi atau trauma yang terjadi pada
periodontal (seperti menyikat gigi yang terlalu keras).
Penuaan gigi
bertambahnya usia perubahan ini bukanlah sebagai akibat dari usia tetapi
disebabkan oleh refleks, keausan, penyakit, kebersihan mulut, dan kebiasaan.
Email mengalami perubahan pada yang nyata karena pertanbahan usia,
termasuk kenaikan konsetrasi nitrogen dan fluoride sejalan usia.
a)
Email :
b)
Dentin
c)
Pulpa
2.
Dalam suatu kelompok orang berusia 65 tahun atau yang lebih tua,
3.
Penuaan sementum
1) Faktor genetik
Penuaan dini
Resiko penyakit
2) Faktor endogenik.
Hormon : menurunya hormone estrogen dan testosterone menyebabkan
osteoblast menurun, osteoklast meningkat sehingga terjadai resorbsi dan
remodeling tulang dan tulang alveolar menjadi berkurang.
2.
Penuaan mengakibatkan kehilangan kontak oklusal akan menganggu
kestabilan lengkung gigi sehingga menganggu fungsi kunyah.
3.
Epitel mukosa mudah terkelupas dan jaringan ikat di bawahnya sembuh
lambat. Atropi jaringan ikat menyebabkan elastisitas menurun sehingga
menyulitkan pembuatan protesa yang baik.
4.
Secara klinis, mukosa mulut memperlihatkan kondisi yang menjadi lebih
pucat, tipis kering, dengan proses penyembuhan yang melambat. Hal ini
menyebabkan mukosa mulut lebih mudah mengalami iritasi terhadap
tekanan ataupun gesekan, yang diperparah dengan berkurangnya aliran
saliva (Silverman 1965).
5.
6.
7.
Berkurangnya fungsi pengecapan juga cenderung menambah masalah
pada pemakaian gigi tiruan (Barnes).
Pengurangan aliran saliva akan mengganggu retensi gigi tiruan, karena
mengurangi ikatan adhesi saliva diantara dasar gigi tiruan dan jaringan lunak
dan menyebabkan iritasi mukosa. Keadaan ini menyebabkan kemampuan
pemakaian gigi tiruan berkurang sehingga kemampuan mengunyah
berkurang, kecekatan gigi tiruan berkurang, kepekaan pasien terhadap
gesekan-gesekan dari gigi tiruan bertambah (Boucher 1982).
1. Pergerakan ke mesial (kea rah depan) dari gigi geligi. Pada tiap arcus
dentalis yang berhubungan dengan ausnya facies aproximalis (daerah
kontak) dari gigi geligi tetangganya (proses penyesuaian local untuk gigi
sebelahnya)
2. Atrisi enamel, diikuti dengan terbukanya dentin pada facies occlusalis dan
edge insisal. Proses ini berhubungan dengan reduksi besar cavitas pulparis
karena dentin sekunder yang mengalami atrisi yang hebat
3. Pergerakan mandibula ke depan dalam hubungan dengan maksila.
Diakibatkan karena atrisi bonjol-bonjol gigi belakang cenderung menimbulkan
kontak gigitan tepi dari insisivus atas dan bawah bertemu
4. Resesi gingiva, menyebabkan CEJ pada cavum oris sehingga perlekatan
ligamentum periodonsium akan berkurang dan tepi soket tereabsorpsi.
Terjadi rasa ngilu/ karies serviko fasial, menganggu estetika karena gigi
terlihat panjang, dinding poket meradang, jumlah sel fibrobrast ligament
periodontal menurun.
5. Akar gigi memanjang karena deposisi cementum pada regio apicalis
sehingga kompensasi resesi gusi ke arah akar menyebabkan erupsi aktif
6. Penyempitan rongga pulpa dan penebalan cementum