BAB I. Moka KTI Fraktur Femur
BAB I. Moka KTI Fraktur Femur
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat,
rahmat-Nyalah, sehinggah penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judul " Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tn. "F" Dengan Fraktur
Femur Di Ruangan Bedah Lelaki Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M.
HAULUSSY Ambon".
penulis menyadari didalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak
mengalami kesulitan dan hambatan, namun semua dapat terselesaikan atas berkat
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehinggah Karya Tulis Ilmiah ini
dapat terselesaikan.
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini belum sempurna baik dari segi isi maupun
dari teknik penulisan. untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
ke arah yang lebih baik.
pada kesempatan ini perkenangkan penulis untuk menyampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
1. Achmad Ely,S.Kp.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Depkes
Maluku yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menimbah ilmu pada Program Studi Keperawatan Ambon, jurusan
keperawatan.
2. Dr. NY. F. Koedoeboen, M.Kes, selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. M. HAULUSSY Ambon yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
menggunakan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. HAULUSSY Ambon sebagai
lokasi penelitian dalam rangka penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
3. Abd. Rivai S. Dunggio, A.Kp., M.Kes, Selaku Ketua Program Studi
Keperawatan Ambon, Politeknik Kesehatan Depkes Maluku.
4. F.X. Lenahatu, AMK, selaku kepala ruangan Bedah Lelaki yang telah ikut
membantu memberikan masukan kepada penulis selama melakukan penelitian.
5. Ns. Ida Djafar, S.Kep., selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah, selalu setia
memberikan bimbingan dan masukan yang sangat besar dalam menambah
wawasan penulis.
6. pada Tn. "F" selaku objek yang diteliti yang banyak membantu dalam
memberikan data dan informasi selama penulis mengadakan penelitian.
6. Seluruh Staf Dosen pada Program Studi Keperawatan Ambon yang telah
membimbing dan memberikan pengetahuan kepada penulis selama mengikuti
pendidikan pada Politeknik Kesehatan Depkes Maluku.
8. Ayahanda dan Ibunda tercinta, seluru keluarga yang tidak henti-hentinya
mendoakan serta memberikan dukungan baik materi maupun moril selama penulis
mengikuti pendidikan pada Politeknik Kesehatan Depkes Maluku.
9. Rekan rekan mahasiswa Program Studi Keperawatsn Ambon, angkatan 2006
serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih. Hapan penulis semoga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat menambah pengetahuan kita dan bermanfaat untuk kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dalam taraf
halusinasi menuju industrialisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan
mobilisasi masyarakat atau mobilitas masyarakat yang meningkat otomatisasi
terjadi peningkatan penggunaan alat-alat transportasi atau kendaraan bermotor
khususnya bagi masyarakat yang tinggal diperkotaan. Sehingga menambah
kesemrawutan arus lalu lintas. Arus lalu lintas yang tidak teratur dapat
meningkatkan kecenderungan terjadinya
Kecelakaan tersebut sering kali menyebabkan cidera tulang atau disebut fraktur.
Fraktur merupakan satu ganguan musculoskeletal yang umum disebabkan
oleh trauma. Dengan semakin pesatnya kemajuan lalu-lintas dindonesia, maka
mayoritas fraktur disebabkan oleh kecelakaan lalulintas kapan saja, dimana saja
dan siapa saja dapat mengalami trauma yang disebabkan oleh kecelakaan lalulintas. Salah satu fraktur yang sering terjadi akibat kecelakaan lalu-lintas adalah
fraktur femur. Fraktur ini terjadi karena adanya daya dari luar yang melebihi dari
kemampuan tulang femur sehinggah terjadi diskontinuitas jaringan tulang femur.
Penanganan segera pada klien yang dicurigai terjadinya fraktur adalah
dengan mengimobilisasi bagian fraktur adalah salah satu metode mobilisasi
fraktur adalah fiksasi Interna melalui operasi Orif (Smeltzer, 2001). Penanganan
tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi
Tahun
2006
2007
2008
2009
Januari Mei
Sumber : Rekam Medik RSUD Dr. M. Haulussy Ambon.
Persentase
23,5 %
31,3 %
27,4 %
17,6 %
perawatan anggota keluarganya yang menderita fraktur femur. Untuk itu penulis
mersa tertarik untuk memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan fraktur
femur yang sesuai dengan ilmu pengetahuan dan kertampilan yang penulis miliki.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana Penerapan Asuhan
Keperawatan Pada Klien dengan Fraktur Femur .
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dalam penulisan ini adalah agar mamapu
menerapkan Asuhan keperawatan pada klien denganm fraktur femur di
Ruangan Bedah Lelaki RSUD. Dr. M. Haulussy Ambon.
2. Tujuan Khusus
Adapun Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Dapat melakukan pengkajian pada Tn. F dengan fraktur femur dan dapat
mengetahui masalah yang dihadapi oleh klien.
b. Dapat Merumuskan diagnose keperawatan pada Tn. F sesuai dengan datadata yang berhasil didapatkan selama pengkajian.
c. Bagi institusi
Hasil penelitian dapat dijadikan bahan tambahan referensi bagi
semua
pihak
guna
mengembangkan
ilmu
pengetahuan
sehingga
BAB II
KAJIAN PSUTAKA
A.
Konsep Dasar Fraktur Femur
1. Pengertian faktur femur
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya
disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, Arif, et al, 2000). Sedangkan menurut
Linda Juall C. dalam buku Nursing Care Plans and Dokumentation menyebutkan
bahwa Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan
eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang.
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik. Kekuatan dan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu
sendiri dan jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur
yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila
seluruh tulang patah, sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak melibatkan
seluruh ketebalan tulang (Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson, 1995)
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis
dan luasnya (Smeltzer, 2001)
Fraktur femur atau patah tulang paha merupakan rusaknya kontiunitas
tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan
otot, dan kondisi tertentu, seperti degenerasi tulang atau osteoporosis. Fraktur
tulang femur dapat terjadi mulai dari proximal sampai distal. Untuk
mematahkan batang femur pada orang dewasa, diperlukan gaya yang besar.
Secara klinis, fraktur femur terdiri atas pada tulang paha terbuka dan pada
tulang paha tertutup (Arif Mutaqin, 2008).
Fraktur femur tertutup adalah fraktur dimana kulit tidak ditembus oleh
fragmen tulang, sehingga tempat fraktur tidak tercemar oleh lingkungan.
Fraktur terbuka adalah fraktur dimana kulit dari ekstremitas yang terlibat telah
ditembus (Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson, 1995).
2. Klasifikasi
Ada dua tipe dari fraktur femur, yaitu :
a. Fraktur Intrakapsuler femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul
dan melalui kepala femur (capital fraktur) : (1). Hanya di bawah kepala
femur. (2). Melalui leher dari femur
b. Fraktur Ekstrakapsuler. (1). Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui
trokhanter femur yang lebih besar/yang lebih kecil /pada daerah
intertrokhanter. (2). Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak
lebih dari 2 inci di bawah trokhanter kecil.
1. Etiologi fraktur femur menurut (Purnawan Junadi, 1982) (1). Trauma
langsung/ direct trauma, yaitu apabila fraktur terjadi di tempat
dimana bagian tersebut mendapat ruda paksa (misalnya benturan,
pukulan yang mengakibatkan patah tulang). (2). Trauma yang tak
langsung/ indirect trauma, misalnya penderita jatuh dengan lengan
dalam keadaan ekstensi dapat terjadi fraktur pada pegelangan
tangan. (3). Trauma ringan pun dapat menyebabkan terjadinya
fraktur bila tulang itu sendiri rapuh/ ada underlying disesase dan
hal ini disebut dengan fraktur patologis.
keluhan nyeri
Keterbatasan melakukan
pergerakan
- Penurunan kemampuan otot
- Perubahan bentuk tubuh
- Perubahan status psikologi
Nyeri
Prosedur Pemasangan
Prosedur pemasangan
fiksasi internal
Keterbatasan pergerakan
fisik, tirah baring lama
Resiko Terjadi
komplikasi fraktur
Perubahan Peran
Resiko Infeksi
Perubahan sirkulasi,
embolisme lemak
Resiko disfungsi
neurovaskuler perifer
6. Traksi
Rasional
6) Kolaborasi fisioterapi
Rasional : Menjalakan fungsi independent perawat dan
mempercepat penyembuhan
c. Diagnosa 3. Resiko tinggi kerusakan intregitas jaringan kulit
berhubungan dengan perubahan sirkulasi sekunder terhadap fraktur.
Tujuan
: Kerusakan intregitas jaringan dapat diatasi setelah
tindakan perawatan
Kriteria hasil : Tidak ada laserasi, Intregitas kulit baik
Intervensi :
1) Kaji ulang intregitas luka dan observasi terhadap tanda infeksi
Rasiona : Untuk memonitori suhu tubuh dan mendektesi infeksi
2)
dini.
Monitor suhu tubuh
Raional : Untuk mengetahui perkembangan klien dan mendeteksi
3)
infeksi dini
Pertahankan kesejajaran tubuh
Rasional : Meminimalkan gerak / mengurangi gerakan dapat
4)
5)
mengontrol nyeri.
Pertahankan sprei tempat tidur tetap kering dan bebas kerutan
Rasional : Untuk menjaga intregitas kulit.
Kolaborasi pemberian antibiotic
Rasional : Menjalankan fungsi independent perawat dan
mempercepat penyembuhan.
4. Implementasi Keperawatan.
Implementasi adalah pelaksanaan keperawatan oleh perawat dan
pasien (keliat, 1994). Pelaksanaan rencana keperawatan merupakan kegiatan
yang diberikan kepada pasien. Kegiatan ini melihat pelaksanaan secara medis,
pada tahap ini perawata menetapkan pengetahuan dan keterampilannya
berdasarkan ilmu-ilmu keperawataan dan ilmu yang terkait secara terintegrasi.
C.
Kerangka Konsep
Nyeri
P
Gangguan Mobilisasi
Fisik
Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagnosa
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
Gangguan Rasa
Nyaman
Gangguan istirahat
tidur
Defisit perawatan diri
Resiko tinggi
kerusakan jaringan
integritas kulit
GAMBAR 2
BAB III
MATODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriftif yang
berbentuk studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan yang komperhensif
meliputi pengkajian, diagnosa keperawata, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian ini berlangsung dari tanggal 29 Juli 2009 sampai dengan
tanggal 1 Agustus 2009
2. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang bedah lelaki Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. M Haulussy Ambon.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah klien dengan fraktur femur yang dirawat di ruang
bedah lelaki Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M Haulussy Ambon.
D. Variabel dan Defenisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Variabel independen
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang
nilainya menentukan variabel lain. Adapun yang menentukan dalam
variabel ini adalah proses keperawatan yang meliputi 5 tahap, antara lain :
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan
evaluasi.
b. Variabel dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang
nilainya ditentukan oleh variabel lain. Adapun yang menjadi variabel
dependen dalam penelitian ini adalah klien yang menderita fraktur femur
dengan masalah-masalah yang timbul.
2. Defenisi Operasional
a. Asuhan keperawatan adalah suatu pelayanan esensial yang diberikan oleh
perawat berdasarkan upaya-upaya preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif, sesuai dengan posisi yang ada pada diri mereka.
b. Pengkajian adalah dasar utama atau langkah awal dari proses keperawatan
yang terdiri dari beberapa tahapan diantaranya pengumpulan data,
pengelompokan data dan menganalisis data.
c. Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang singkat, jelas dan
pasti tentang status atau masalah kesehatan pasien yang perlu
ditanggulangi.
d. Perencanaan adalah pengembangan dari pencatatan rencana keperawatan
dan menentukan pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah
atau mengurangi masalah klien.
e. Implementasi
adalah
perwujudan
atau
pelaksanaan
perencanaan