KEAMANAN
PANGAN
UNTUK PENGOLAH DAN PENJUAL
PANGAN SIAP SAJI (PSS)
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Deputi Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
Tahun 2014
Pengantar (1)
Setiap produk pangan yang akan diedarkan dan
dikonsumsi masyarakat harus dijamin aman.
Tujuan keamanan pangan adalah :
untuk mencegah perpindahan penyakit melalui pangan
(keracunan pangan) dan
untuk mempertahankan mutu pangan mulai penanganannya
dari bahan hingga siap dikonsumsi.
Pengantar (1)
Yang termasuk kedalam industri pangan siap saji:
Restoran, Rumah makan, Katering (Jasaboga), Kantin/kafetaria, Pusat
jajanan/ kuliner, Warung Makan, Gerobak dorong/pikul (PKL).
Definisinya masing-masing:
PKL : pelaku usaha yang melakukan usaha per-dagangan dengan
menggunakan sarana usaha bergerak maupun tidak bergerak,
menggunakan prasarana kota, fasilitas sosial, fasilitas umum, lahan dan
bangunan
milik
pemerintah
dan/atau
swasta
yang
bersifat
sementara/tidak menetap.
Rumah Makan : setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup
kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di
tempat usahanya;
Restoran : salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat disebagian
atau seluruh bangunan yang permanen dilengkapi dengan peralatanan
dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan
penjualan makanan dan minuman bagi umum ditempat usahanya.
Pengantar (2)
Jasaboga termasuk Pangan Siap Saji.
Jasaboga adalah usaha pengelolaan pangan yang disajikan di luar tempat
usaha atas dasar pesanan yang dilakukan oleh perseorangan atau badan
usaha.
Pengantar (3)
PSS semakin berkembang, diminati, dan dimanfaatkan oleh
masyarakat disebabkan oleh perubahan pola hidup manusia
dan perekonomian.
Perkembangan Industri PSS masih belum diiringi dengan
pengetahuan keamanan pangan yang memadai. Penjual PSS
belum menerapkan prinsip dasar keamanan pangan
Karenanya perlu pendidikan pangan bagi setiap pengolah
pangan (food handler) yang bertanggung jawab besar dalam
menyediakan pangan yang aman.
Pendidikan dan pelatihan keamanan pangan akan :
Menyadarkan adanya bahaya akibat penanganan pangan yang buruk,
Memberikan pengetahuan untuk menghindari kondisi-kondisi yang dapat
menyebabkan keracunan pangan.
Kunci 1:
Sediakan Bahan
Baku yang Aman
(beli dan simpan)
Telur
Pilih telur yang masih segar, bersih, bebas dari kotoran unggas.
Jangan pilih telur yang retak atau pecah (mikroba mudah masuk)
Pilih daging dengan tampilan, warna, dan bau normal, khas daging segar
Jangan pilih daging yang sudah terlalu lama di suhu ruang (28-30 C)
Jangan pilih daging yang permukaannya terlalu basah/berair.
Daging yang sudah dibeli harus segera disimpan di suhu dingin (5C) untuk penggunaan
yang tidak lama atau disimpan beku (-18C) untuk penggunaan yang lama.
Tabel 1.
Ciri-ciri bahan pangan ikan dan hasil perikanan lainnya yang segar dan tidak segar
Bahan
Ikan
Kerang &
Tiram
Kepiting
Udang
Lobster
agak
gelap
(ada
Pangan kering
Perhatikan label pangan yang tertera pada kemasan.
Jangan pilih pangan kering dalam kemasan plastik yang mudah sobek
karena mudah tercemar terutama oleh kapang. Kapang mudah tumbuh dan
berkembang biak dengan cepat pada kondisi pangan yang lembab.
Jangan pilih pangan kering yang telah berkapang karena mungkin sudah
mengandung mikotoksin yang berbahaya.
Bahan pangan kering dalam kondisi penyimpanan yang baik, relatif
aman dan dapat disimpan sampai 6 bulan.
Produk impor
Pilih produk impor dalam kemasan yang telah terdaftar di Badan POM RI
dengan dibuktikan dengan adanya nomor registrasi ML pada label.
Utamakan penggunaan bahan baku dalam negeri untuk pengolahan PSS.
Tabel 2.
Bahan baku pangan yang harus diperhatikan suhu penyimpanannya
No
1
2
3
4
Contoh bahan
baku pangan
Daging, ikan,
udang, dan
olahannya
Telur, susu, dan
olahannya
Sayur, buah,
pangan olahan
Tepung dan bijibijian
-5 s/d -10 C
< -10C
5 s/d 7 C
0s/d -5 C
< -5C
10C
10C
10C
28 s/d 30C
atau suhu
ruang
28 s/d 30C
atau suhu
ruang
28 s/d 30C
atau suhu
ruang
Kunci 2:
Olah Pangan
Secara
Seksama
Peralatan bersih tidak boleh dipegang pada bagian yang kontak langsung
dengan pangan atau yang kontak dengan mulut.
Peralatan harus bersih,
Keadaan peralatan sebaiknya utuh, tidak cacat, tidak retak, dan mudah
dibersihkan.
Suhu pengolahan minimal 90C agar mikroba perusak dan mikroba patogen mati
dan tidak boleh terlalu lama agar kandungan zat gizi tidak hilang akibat
penguapan.
Mencicipi pangan harus menggunakan sendok khusus yang selalu harus dicuci
setiap selesai digunakan.
Kunci 3:
Pajang dan Sajikan
Pangan Secara
Aman
Pemajangan harus memperhatikan prinsip First In First Out (FIFO) dan First
Expired First Out (FEFO)
yaitu pangan yang dipajang lebih dulu dan yang mendekati masa kedaluwarsa disajikan lebih
dulu.
Tempat atau wadah pemajangan harus terpisah untuk setiap jenis PSS dan
mempunyai tutup yang dapat menutup sempurna tetapi berventilasi yang
dapat mengeluarkan uap air.
PSS tidak dicampur dengan pangan mentah.
Perhatikan suhu penyimpanan PSS yang dipajang seperti yang tercantum
pada Tabel 3.
Jenis pangan
Pangan kering
Pangan basah
(berkuah)
Pangan disajikan
dingin
Pangan beku
Disajikan
dalam waktu
lama
Akan segera
disajikan
Belum
segera
disajikan
>60C
-10C
65,5C
-1 s/d -5C
5 s/d 10C
<10C
<0C
25 s/d 30C
Pintu lemari pendingin atau lemari beku hendaknya selalu dalam kondisi
tertutup untuk mencegah naik turunnya suhu.
Buatlah peringatan-peringatan untuk konsumen mengenai hal-hal yang
harus diperhatikan pada saat memilih pangan agar konsumen tidak
menjadi sumber pencemaran/kerusakan pangan.
Peringatan dapat berupa gambar atau tulisan yang jelas, mudah terlihat dan dibaca serta
dipahami konsumen.
Keran dispenser seperti untuk sirup atau sari buah (jus) harus
selalu dibersihkan
untuk mencegah penumpukan sisa-sisa minuman dan berfungsi dengan baik
misalnya tidak menetes pada saat akan digunakan.
Kunci 4:
Jual Pangan
Secara Aman
Penjual PSS harus memperhatikan semua
kondisi yang terkait dengan keamanan pangan,
termasuk fasilitas, dan tata cara dalam
menangani pangan
Peralatan
Pemisahan
Pangan yang ditempatkan dalam wadah yang sama seperti dus atau rantang
harus dipisah dari setiap jenis pangan agar tidak saling campur aduk.
Suhu pangan
PSS yang harus dijual dalam kondisi suhu tertentu (panas, dingin, beku),
pemilihan wadahnya harus disesuaikan. Untuk pangan panas, gunakan wadah
yang tahan panas,contohnya wadah plastik tahan panas, wadah alumunium,
wadah gelas/beling, dll sedangkan pangan dingin dan beku gunakan wadah yang
sesuai untuk pangan dingin dan beku, contohnya wadah plastik, kaleng, dll.
Plastik transparan
Masakan sayuran dapat dibungkus dengan plastik transparan tahan panas.
Untuk pangan beku seperti es krim dapat dibungkus menggunakan wadah
plastik dan diberi es pada wadah plastik pembungkus luar (sekunder). Namun
demikian konsumen dianjurkan untuk membawa wadah sendiri.
Kertas minyak
untuk membungkus :
Styrofoam
untuk membungkus :
Alumunium foil
digunakan sebagai kemasan sekunder
hangat.
lingkungan
Kunci 5 :
Jaga
Kebersihan
Prinsip umum
Fasilitas baik bangunan dan peralatannya dijaga kebersihannya
Penjual PSS perlu mempunyai program dan jadwal pembersihan
dilaksanakan setiap hari yang dipantau pelaksanaannya.
Jadwal ini hendaknya diketahui oleh semua karyawan di tempat
usaha tersebut
Penjual PSS sebaiknya mengetahui dan menguasai cara
membersihkan ruangan maupun peralatan
Pembersihan menggunakan bahan kimia pencuci dengan benar.
Petugas pembersih sebaiknya menggunakan disinfektan dan
deterjen/sabun yang sesuai, dengan jumlah dan konsentrasi yang
benar.
Bahan-bahan pembersih sebaiknya tersedia dalam jumlah yang
cukup dan disimpan di tempat yang terpisah dan bersih.
Tempat sampah
harus terpisah antara sampah basah atau organik
dan sampah kering atau anorganik.
harus bertutup, tersedia dalam jumlah yang cukup
diletakkan sedekat mungkin dengan sumber produksi
sampah, namun tetap menghindarkan tercemarnya
pangan oleh sampah.
Pengendalian hama
Hama merupakan salah satu ancaman terhadap
keamanan dan kelayakan pangan, bilamana terdapat
daerah dan kondisi yang kondusif untuk hama
berkembang biak. Untuk menghindari hal tersebut maka :
perlu dilakukan pemeriksaan terhadap pangan yang masuk,
sanitasi dan pemantauan.
bangunan dan semua ruangan atau fasilitas sebaiknya
selalu dijaga dalam kondisi baik dan bersih
Lubang, saluran air, dan tempat lain dimana hama bisa
masuk sebaiknya ditutup dan atau dirancang agar hama
tidak dapat masuk.
Semua ruang penyimpanan, penyiapan, dan pemajangan
sebaiknya selalu dijaga kebersihannya, dan tidak ada
pangan yang tercecer.
Penutup
Penanganan PSS menjadi perhatian penting dalam
mewujudkan
keamanan
pangan
yang
dikonsumsi
masyarakat, maka semua pihak
memiliki peran dan
kewajiban yang sama dalam menyediakan pangan yang
aman, bermutu, dan bergizi.
Usaha PSS merupakan salah satu sumber perekonomian
masyarakat, maka pengolah maupun penjual PSS sebagai
pelaku
tumbuhnya
industri
PSS
harus
memiliki
pengetahuan keamanan pangan yang memadai.
Dengan adanya 5 kunci keamanan pangan PSS ini,
diharapkan industri PSS termasuk PKL pangan senantiasa
mampu menyediakan bahan baku, mengolah pangan,
menyajikan atau memajang pangan, menjual pangan
semua dengan cara yang aman, serta menjaga kebersihan.
TERIMA KASIH
Keterangan Lebih Lanjut?