PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu
sama lain nya dalam peranannya dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
(Bailon dan Maglaya, 1976). Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua atau
lebih yaang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu,
adik, kakak, kakek, dan nenek. (Reisner, 1980)
Ada 4 asumsi dasar tentang teori perkembangan keluarga,seperti yang di uraikan oleh
Aldous (1978) adalah :
1. Keluarga berkembang dan berubah dari waktu ke waktu dengan cara-cara yang sama dan
dapat di prediksi.
2. Karena manusia menjadi matang dan berinteraksi dengan orang lain, mereka memulai
tindakan-tindakan dan juga reaksi-reaksi terhadap tuntutan lingkungan.
3. Keluarga dan anggotanya melakukan tugas-tugas tertentu yang di tetapkan oleh mereka
sendiri atau oleh konteks budaya dan masyarakat.
4. Terdapat kecenderungan pada keluarga untuk memulai dengan sebuah awal dan akhir
yang kelihatan jelas.
Teori perkembangan keluarga meningkatkan pemahaman kita tentang keluarga pada titik
yang berbeda dalam berbagai siklus kehidupan mereka dan menghasilkan deskripsi yang
khas tentang kehidupan keluarga dalam berbagai tahap perkembangannya. (Duval dan
Miller, 1985). Malahan dengan mengkaji tahap perkembangan keluarga dan pelaksanaan
tugas-tugas yang sesuai dengan tahap tersebut, para profesional perawatan kesehatan keluarga
diberikan pedoman untuk menganalisis pertumbuhan dan kebutuhan promosi kesehatan
keluarga. Perawat keluarga lebih mampu memberikan dukungan yang diperlukan untuk
kemajuan dari satu tahap ke tahap yang lain dengan lancar.
2.2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
anak yang paling tua sebagai tonggak untuk interval siklus kehidupan, dengan pengecualian
dua tahap terakhir kehidupan keluarga ketika anak-anak sudah tiak ada lagi dirumah. Apabila
terdapat beberapa anak dalam keluarg, terjadi beberapa tumpang tindih tahap-tahap yang
berbeda. Sebaliknya Carter dan McGoldrick (1988) merumuskan tahap siklus kehidupan
keluarga yang berfokus pada hal-hal penting dimana anggota keluarga masuk atau keluar dari
keluarga, jadi mengganggu keseimbangan keluarga. Penekanan disini diletakkan pada
hubungan-hubungan yang berubah, yang menjadi syarat sehingga keluarga bisa bergerak dari
satu tahap siklus kehidupan ke tahap berikutnya.
(1985) dan Carter dan McGoldrick (1988). Tahap-tahap tersebut terdiri dari 9 tahap siklus
kehidupan keluarga. tahap antara dari Carter dan McGoldrick ditambahkan pada model
siklus kehidupan delapan tahap duvall dan Miller untuk memberikan gambaran yang
komperhensif tentang perubahan kehidupan keluarga.
2.3.2
secara finansial, dan secara fisik telah meninggalkan keluarganya namun belum berkeluarga.
Tahap keluarga antara tidak dianggap tahap siklus kehidupan keluarga oleh Duvall dan
sosiolog lainnya. Namun, karena ini umumnya dialami seseorang (remaja tidak keluar secara
langsung dari keluarga asalnya dan membentuk keluarga, seperti yang sering ditemukan pada
masa lalu), dan karena masa ini merupakan masa transisi yang sangat penting, tahap ini
dimasukan dalam naskah ini. Tahap ini benar-benar diabaikan oleh para profesional
perawatan kesehatan keluarga dan para ahli terapi keluarga (Aylmer, 1988).
Tahap keluarga antara dianggap oleh Aymer (1988) dan ahli-ahli terapi lainnya
sebagai dasar bagi semua tahap berikutnya, bagaimana dewasa muda melewati tahap ini
sangat mempengaruhi siapa yang dinikahinya dan juga kapan dan bagaimana pernikahan
berlangsung. Untuk melewati tahap ini dengan sukses, dewasa muda harus pisah dari
keluarga asalnya tanpa memutuskan atau secara reaktif berhubungan dengan pergantian yang
emosional.
Tugas-tugas perkembangan
Pada tahap keluarga antara ini bersifat individual, bukan berorientasi pada keluarga.
Carter dam McGoldrick (1980) menjelaskan bahwa tugas perkembangan yang utama dari
dewasa muda yang belum kawin adalah menerima keluarga asalnya. Tiga tugas
perkembangan yang dicantumkan oleh Carter dan McGoldrick (1988):
1. Pembedahan diri dalam hubungannya dengan keluarga asalnya.
2. Menjalin hubungan dengan teman sebaya yang akrab.
3. Pembentukan diri yang berhubungan dengan kemandirian pekerjaan dan
finansial.
TAHAP TRANSISI: KELUARGA ANTARA DAN TUGAS-TUGAS
PERKEMBANGAN KELUARGA YANG BERSAMAAN
Tahap Siklus Kehidupan Keluarga
Tugas- Tugas Perkembangan Keluarga
1. Pisah dari keluarga asal
2. Menjalin hubungan intim dengan teman
Tahap transisi: Keluarga antara
sebaya
3. Membentuk kemandirian dalam hal
Sudah waktunya dewasa muda membentuk tujuan hidup pribadi dan perasaan bangga
akan diri sendiri sebelum hidup bersama orang lain dalam sebuah ikatan perkawinan.
Umumnya hal ini merupakan tahap transisi yang sulit, karena memisahkan diri dari keluarga
asal baik secara fisik, finansial maupun emosional umumnya lambat di banyak keluarga saat
ini.
Tahap ini secara khusus dialami secara berbeda-beda, tergantung pada jenis kelamin
seseorang. Carl Gilingan dalam karyanya In a Different Voice (1982), menguraikan orientasi
pria dan wanita yang berbeda melalui sosialisasi mereka. Pria umumnya diajarkan untuk
mengejar identitas ekspresi diri, sedangkan wanita pengorbanan diri. Karena pria dan wanita
dewasa muda mengalami masa belum kawin, mereka mempunyai isu identitas yang
berbedakan untuk diselesaikan. Keseimbangan antara otonomi dan cinta dibutuhkan dalam
membina hubungan dan bekerja, tapi pria umumnya berjuang dengan isu-isu cinta dan
hubungan, sementara wanita berjuang dengan isu-isu otonomi.
Masalah-Masalah Kesehatan.
Selama masa transisi ini, ada masalah-masalah yang pribadi maupun masalah
keluarga. Penggunaan keluarga berencana dan pengendalian kelahiran meupakan masalah
dan kebutuhan utama. Penyakit-penyakit yang ditularkan secara seksual (STD) lebih sering
ditemukan dalam kelompok ini (penyakit kelamin, AIDS, dll). Kecelakaan dan bunuh diri
merupakan penyebab utama mortalitas. Masalah-masalah kesehatan mental juga umum
terjadi, dan seperti dijelaskan diatas, terutama menghadapi isu pisah dengan cara fungsional
dari keluarga asal sehingga hubungan heterokseksual yang intim dan sehat dapat dijalin.
2.3.3
yang menikah atau proreaksi dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang
kehubangan baru yang intim.
perbedaan tersebut (Satir, 1983) dan konflik-konflik. Cara yang sehat untuk memecahkan
masalah adalah hubungan kemampuan pasangan untuk bersikap empati ; saling mendukung,
dan mampu berkomunikasi secara terbuka dan sopan (Raush et al, 1969) dan melakukan
pendekatan terhadap konflik atas rasa saling hormat menghormati (Jackson dan Lederer,
1969).
Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis. Perubahan peran dasar
terjadi dalam perkawinan pertama dari sebuah pasangan, kerena mereka pindah dari rumah
orang tua mereka ke rumah mereka yang baru. Pasangan tersebut menghadapi tugas-tugas
memisahkan diri dari keuarga asal mereka dan mengupayakan berbagai hubungan dengan
orang tua mereka, sanak saudara, dan ipar-ipar mereka karena loyalitas utama mereka harus
di ubah untuk kepentingan hubungan perkawinan mereka. Bagi pasangan tersebut hal ini
menuntut pembentukan hubungan baru dengan orang tua masing-masing, yaitu hubungan
yang tidak hanya memungkinkan dukungan dan kenikmatan satu sama lain, tapi juga otonomi
yang melindungi pasangan baru tersebut dari campur tangan pihak luar yang mungkin dapat
merusak bahterra perkawinan yang bahagia.
Keluarga berencana
Apakah ingin memiliki anak atau tidak dan penentuan waktu untuk hamil meruakan
suatu keputusan keluarga yang sangat penting. Karena keluarga berencana merupakan
tanggung jawab utama dari perawat yang bekerja dengan keluarga, maka bidang ini perlu di
bahas lebih mendalam. Keluarga berencana yang kurang di informasikan dan kurang efektif
mempengaruhi kesehatan keluarga dalam banyak acara : morbiditas dan mortalitas ibu
sampai anak,menelantarkan anak, sehat sampai sakit orang tua, masalah-masalah
perkembangan anak,termasuk inteligensia dan kemampuan belajar dan perselisihan dalam
perkawinan. Pembentukan keluarga dengan sengaja dan terinformasi meliputi membuat
keputusan tentang penentuan tempat dan waktu perkawinan,kehamilan pertama,jarak
kelahiran, dan jumlah keluarga. Meskipun orang mempunyai hak utuk membuat keputusan
sendiri tentang kapan dan / apakah ingin mempunyai anak,terepas dari pertimbangan
kesehatan keluarga.
Masalah-masalah kesehatan
Masalah-masalah utama adalah penyesuaian seksual dan peran perkawinan,
penyuluhan dan konseling keluarga berencana, penyuluhan dan konseling prenatal, dan
komunikasi. Konseling semakin perlu diberikan sebelum perkawinan. Kurangnya informasi
sering mengakibatkan masalah-masalah seksual dan emosional, ketakutan, rasa bersalah,
kehamilan yang tidak direncanakan, dan penyakit-penyakit kelamin baik sebelum maupun
sesudah perkawinan. Kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan ini menghambat
pasangan tersebut merencanakan kehidupan mereka dan memulai hubungan dengan dasar
yang mantap.
2.3.4
Biasanya orang tua tergetar hatinya dengan kelahiran anak pertama mereka, tapi agak takut
juga, kekuatiran terhadap bayi biasanya berkurang setelah beberapa hari, karena ibu dan bayi
mulai saling mengenal. Akan tetapi kegembiraan yang tidak dibuat-buat ini berakhir ketika
seorang ibu baru tiba dirumah dengan bayi setelah tinggal di rumah sakit untuk beberapa
waktu. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan semua peran-peran mengasyikkan yang teah
dipercayakan kepada mereka. Peran tersebut mulanya sulit karena perasaan ketidakadekuatan
menjadi orang tua baru,kurangnya bantuan dari keluarga dan teman,nasehat yang
menimbulkan konflik dari keluarga ,teman-teman,dan para profesional perawatan kesehatan
yang bersifat membatu,dan sering terbangun tengah malam oleh bayi yang berlansung 3
hingga 4 minggu,ibu juga letih secara psikologis dan fisiologis,ia sering merasakan beban
tugas sebagai ibu rumah tangga dan barang kali juga bekerja selain merawat bayi. Khususnya
terasa sulit jika ibu menderita sakit atau mengalami persalinan dan pelahiran yang lama dan
suit atau seksio sesar.
Kedatangan bayi dalam rumah tangga menciptakan perubahan-perubahan bagi setiap
anggota keluarga dan setiap kumpulan hubungan. Oleh sebab tu, meskipun kedudukan
sebagai
orang
tua
menggambarkan
tujuan
yang
teramat
penting
bagi
semua
17% pasangan tidak mengalami masalah atau hanya masalah-masalah sedang,tapi sisa nya
mengalami masalah berat atau uar biasa. Masalah-masalah yang lazim di laporkan :
1. Suami merasa di abaikan (ini paling sering di sebutkan suami).
2. Terdapat peningkatan perselisishan dan argumen antara suami dan istri.
3. Interuksi dalam jadwal yang kontinu ( begitu lelah sepanjang waktu merupakan
komentar khas).
4. Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.
5. Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga
Setelah lahir anak pertama, keluarga mempunyai beberapa tugas perkembangan yang
penting. Suami, istri, dan bayi semuanya belajar peran-peran yang baru, sementara unit
keluarga ini memperluas fungsi dan tanggung jawab. Ini meliputi pengganbungan tugas
perkembangan yang terus-menerus dari setiap anggota keluarga dan keluarga secara
keseluruhan (Duvall, 1977).
SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA INTI DENGAN DUA ORANG TUA, DAN
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN YANG BERSAMAAN
Tahap Siklus Kehidupan
Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga
Keluarga
1. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unti yang
mantap (mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga)
2. Rekonsilisasi
tugas-tugas
perkembangan
yang
Keluarga Sedang Mengasuh
Anak
nenek
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985)
Masalah- Masalah Kesehatan
Masalah-masalah utamakeluarga dalam tahap ini adalah pendidikan meternitas yang
terpusat pada keluarga, perawatan bayi yang baik, pengenalan dan penanganan masalahmasalah kesehatan fisik secara dini, imunisasi, konseling perkembangan anak, keluarga
berencana, interaksi keluarga, dan bidang-bidang peningkatan kesehatan umum (gaya hidup).
2.3.5
Tahap ketiga siklus keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun dan
berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang, keluarga mungkin terdiri 3 hingga 5 orang,
dengan posisi suami/ayah,istri/ibu,anak laki-laki/saudara, anak perempuan/saudari. Keluarga
menjadi majemuk dan berbeda (duvall dan miller,1985).
Kehidupan keluarga selama tahap ini penting dan menuntut bagi orang tua. Kedua
orang tua banyak menggunakan waktu mereka, karena memungkinkan ibu bekerja baik
bekerja paruh waktu atau penuh. Namun, menyadari orang tua adalah arsitek keluarga,
merancang dan mengarahkan perkembangan keluarga ( satir,1983), adalah penting bagi
merka untuk memperkokoh kemitraan mereka secara singkat, agar perkawinan mereka tetap
hidup dan lestari.
Anak-anak usia prasekolah harus banyak belajar pada tahap ini, khusus nya dalam hal
kemandirian.mereka harus mencapai otonomi yang cukup dan mampu memenuhi kebutuhan
sendiri agar dapat menangani diri mereka sendiri tanpa campur tangan orang tua mereka di
mana saja. Pengalaman di kelompok bermain,taman kanak-kanak, Project Head Star, pusat
perawatan sehari, atau program-program lain nya merupakan cara yang baik untuk membantu
perkembangan semacam ini. Program-program prasekolah yang teratur sangat bermanfaat
dalam membantu orang tua dengan anak usia prasekolah yang berasal dari dalam kota dan
berpendapatan rendah.peningkatan yang tajam dalam IQ dan keterampilan sosial telah di
laporkan terjadi setelah anak menyelesaikan sekolah taman kanak-kanak selama dua tahun
( Kraft et al, 1968).
Banyak sekali keluarga dengan orang tua tunggal berada dalam siklus tahap ini.
Dikalangan keluarga dengan orang tua tunggal, ketegangan yang timbul dari peran mengasuh
anak untuk anak usia prasekolah, di tambah lagi peran-peran lain adalah besar. Pusat-pusat
perawatan sehari bagi bayi dan anak usia prasekolah dengan kualitas yang layak dan baik
sulit di temukan jika ditempatkan di kebanyakan komunitas. Ibu-ibu yang bekerja dan ibu-ibu
yang
mengekspresikan diri mereka, seperti tampak dalam kemampuan menangkap bahasa dengan
cepat.
Masalah-Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan fisik yang tak lazim adalah penyakt-penyakit menular pada anak,
dan jatuh, luka bakar, keracunan, dan kecelakaan-kecelakaan yang lain. Masalah-masalah
kesehatan yang lain adalah persaingan antar kakak-adik, keluarga berencana, kebutuhan
pertumbuhan dan perkembangan, masalah-masalah pengasuhan anak, seperti membatasi
lingkungan (disiplin), penganiayaan dan menelantarkan anak, keamanan dirumah, dan
masalah-masalah komunikasi keluarga.
2.3.6
dasar dan berakhir pada usia 13 tahun awal dari masa remaja. Keluarga biasanya mencapai
berjumlah anggota maksimum,dan hubungan keluarga di akhir tahap ini ( Duvall, 1977).
Lagi-lagi tahun-tahun pada masa ini merupakan tahun-tahun yang sibuk. Kini, anak-anak
mempunyai keinginan yang mempunyai kegiatan-kegiatan masing-masing, di samping
kegiatan-kegiatn wajib dari sekoah dan dalam hidup, serta kegiatan-kegiatan orang tua
sendiri. Setia orang menjalani tugas-tugas perkembangannya sendiri-sendiri sama seperti
keluarga berupaya memenuhi tugas-tugas perkembangan sendiri.
anggota keluarga.
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988). Duvall dan Miller (1985)
Menurut Erikson (1950), orang tua berjuang dengan tuntutan ganda yaitu berupa
mencari kepuasan dalam mengasuh generasi berikutnya (tugas perkembangan generativasi)
dan memperhatikan perkembangan mereka sendiri, sementara anak-anak usia sekolah
mengembangkan
Salah satu tugas orang tua yang sangat penting dalam mensosialisasikan anak pada
saat ini meliputi meningkatkan prestasi anak disekolah. Tugas keluarga yang signifikan
lainnya adalah mempertahankan hubungan perkawinan yang bahagia. Karena telah
dilaporkan bahwa kebahagiaan perkawinan dalam tahap ini menurun. Meningkatkan
komunikasi yang terbuka dan mendukung hubungan suami istri merupakan hal yang vital
dalam bekerja dengan keluarga dengan anak usia sekolah.
2.3.7
dimulai. Tahap imi berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih
singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih ingin
tinggal dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun. Tujuan keluarga yang terlalu enteng pada
tahap ini yang melonggarkan ikatan keluarga memungkinkan tanggung jawab dan
kebebebasan yang lebih besar bagi remaja dalam persiapan menjadi dewasa muda (Duvall,
1977).
Tahap kehidupan keluarga ini mungkin yang paling sulit, atau sudah tentu yang paling
banyak diperbincangkan dan ditulis (Kodwell et al, 1983). Tugas perkembangan remaja
menghendaki pergerakan dari ketergantungan dan kendali orang tua dan orang dewasa
lainnya, melalui periode aktivitas dan pengaruh kelompok teman sebaya yang kokoh hingga
saat menerima peran-peran orang dewasa (Adamns, 1971). Adams (1971) menguraikan tiga
aspek proses perkembangan remaja yang menyita banyak perhatian, yani emansipasi (otonom
yang meningkat), budaya orang muda (perkembangan hubungan teman sebaya), kesenjangan
antar generasi (perbedaan nilai-nilai dan norma-norma antara orang tua dan remaja).
Ketika orangtua menerima remaja apa adanya, dengan segala kelemahan dan
kelebihan mereka, dan ketika mereka menerima sejumlah peran mereka pada tahap
perkembangan ini tanpa konflik atau sensitivitas yang tidak pantsa, mereka membentuk pola
untuk semacam penerimaan diri yang sama. Hubungan antara orang tua dan remaja
seharusnya lebih mulus bila orang tua merasa produktif, puas, dan dapat mengendalikan
kehidupan mereka sendiri (Kidwell et al, 1983) dan orang tua atau keluarga berfungsi secara
fleksibel (Preto, 1988).
Orang tua merasa berkompetisi dengan berbagai kekuatan sosial dan institusi, mulai
dari otoritas sekolah dan konselor hingga keluarga berencana dan seks pranikah dan pilihan
kumpul kebo. Faktor-faktor lain menambah pengaruh mereka yang semakin berkurang
tersebut. Karena adanya spesialisasi jabatan dan profesi, orang tua tidak bisa lagi membantu
anak mereka dengan rencana-rencana untuk bekerja. Mobilitas penduduk dan kurangnya
hubungan orang dewasa yang kontinu bagi remaja ddan orang tua, selain ketidakmampuan
banyak orangtua untuk tidak mendiskusikan masalah-masalah pribadi, seks, dan masalahmasalah yang berkaitan dengan obat-obatan secara terbuka dan tidak menghakimi bersama
anak-anak mereka juga memberikan kontribusi pada masalah-masalah orangtua-remaja.
dengan tanggung jawab ketika remaja putri atau putranya secara progresif dari hubungan
dependen yang dibentuk sebelumnya ke arah suatu hubungan yang semakin mandiri.
Pergeseran yang terjadi dalam hubungan anak orang tua ini salah satu hubungan khas yang
penuh dengan konflik- konflik sepanjang jalan.
SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA INTI DENGAN DUA ORANG TUA, DAN
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA YANG BERSAMAAN
Tahap Siklus Kehidupan Keluarga
Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga
Keluarga dengan anak remaja
1. Menyeimbangkan kebebasan dengan
tanggung jawab ketika remaja
Masalah-Masalah Kesehatan
Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik, tapi promosi kesehatan
tetap menjadi hal yang penting. Faktor-faktor resiko harus diidentifikasikan dan dibicarakan
dengan keluarga, seperti pentingnya gaya hidup keluarga yang sehat. Sedangkan pada remaja,
penyalah gunaan obatobatan dan alkohol, kehamilan yang tidak dikehendaki, kecelakaanterutama kecelakaan motor maupun mobil merupakan bahaya yang amat besar, dan patah
tulang dan cedera karena atletik. Dalam mendiskusikan topik ini dengan keluarga, perawat
dapat terjebak dalam perselisihan atau masalah antara orangtua dan kaum muda. Remaja
biasanya mencari pelayanan kesehatan menyangkut uji kehamila, penggunaan obat-obatan,
uji AIDS, keluarga berencana dan aborsi, diagnosis dan perawatan penyakit kelamin.
Agaknya telah menjadi tren yang sah bagi remaja untuk menerima perawatan kesehatan tanpa
ijin orangtua.
2.3.8
rumah orangtua dan berakhir dengan rumah kosong, ketika anak terakhir meninggalkan
rumah. Tahap ini dapat singkat atau panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang ada
dalam rumah atau berapa banyak anak yang belum menikah yang ,asih tinggaldirumah
setelah tamat dari SMA dan perguruan tinggi. Motifnya seringkali adalah ekonomi- tingginya
biaya hidup bila hidup sendiri.
Fase iniditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak- anak untuk
kehidupan dewasa yang mandiri. Orangtua, karena mereka membiarkan anak mereka pergi,
melepaskan 20 tahun peran sebagai orangtua dan kembali pada pasangan perkawinan mereka
yang asli. Tugas-tugas perkembangan menjadi penting ketika keluarga tersebut berubah dari
sebuah rumah tangga dengan anak-anak ke sebuah rumah tangga yang hanya terdiri dari
pasangan suami istri. Tujuan utama keluarga adalah reorganisasi keluarga menjadi sebuah
unti yang tetap berjalan sementara melepaskan anak-anak yang dewasa ke dalam kehidupan
mereka sendiri (Duvall, 1977).
membantu anak mereka yang lebih kecil agar mandiri. Dan ketika anak laki-laki atau
perempuan yang dilepas menikah, tugas keluarga adalah memperluas siklus keluarga
dengan memasukan anggota keluarga baru lewat perkawinan dan menerima nilai-nilai dan
gaya hidup dari pasangan itu sendiri.
Masalah-Masalah Kesehatan
Maslah utama kesehatan meliputi masalah komunikasi kaum dewasa muda dengan
orangtua mereka, masalah-masalah transisi peran bagi suami-istri, masalah orang yang
memberikan perawatan (bagi orang tua lanjut usia) dan munculnya kondisi kesehatan kronis
atau faktor-faktor yang berpengaruh seperti kolesterol tinggi, obesitas, dan tekanan darah
tinggi. Maka, perlunya strategi promosi kesehatan dan gaya hidup yang sehat menjadi
lebih penting bagi anggota keluarga yang dewasa.
2.3.9
dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau
kematian salah satu pasangan.tahap ini biasanya dimulai ketika 45-55 tahun dan berahir pada
saat seseorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun kemudian.
Tahap pertengahan meliputi perubahan-perubahan pada penyesuaian perkawinan
(seringkali lebih baik), pada distribusi kekuasaan antara suami dan istri (lebh merata), dan
pada peran (diferensiasi peran perkawinan meningkat)(Leslie dan Koman, 1989). Keluargakeluarga usia pertengahan umumnya secara ekonomi lebih baik daripada tahap-tahap siklus
kehidupan lain (McCullough dan Rutenberg, 1988). Partisipasi kekuatan buruh yang
meningkat oleh wanita dan pendapatan yang lebih tinggi daripada periode sebelumnya oleh
pria bertanggung jawab untuk keamanan ekonomi yang dialami oleh kebanyakan keluarga
usia pertengahan.kegiatan-kegiatan waktu luang dan persahabatan yang dapat dinikmati satu
sama lain disebut faktor utama yang menimbulkan kebahagiaan. Kepuasan seksual juga
memiliki korelasi yang positif dengan komunikasi yang baik dan kepuasaan perkawinan
(Levin dan Levin, 1975), meskipun para suami dengan usia pertengahan akan mengalami
penurunan seksual. Komunikasi suami-istri yang intim sangat penting untuk mempertahankan
pengertian dan keinginan satu sama lain.
Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga
Tugas perkembangan keluarga yang penting pada tahap ini adalah penentuan
lingkungan yang sehat. Dalam masa inilah upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat
menjadi lebih menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataannya bahwa mungkin mereka
telah melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya merusak diri selama 45-65 tahun.
memungkinkan pasangan usia pertengahan terus merasa seperti sebuah keluarga dan
mendatangkan kebahagiaan yang berasal dari posisi sebagai kakek-nenek tanpa tanggung
jawab sebagai orangtua selama 24jam. Karena umur harapan hidup meningkat, menjadi
seorang kakek-nek secara khusus terjadi pada tahap siklus kehidupan ini (Sprey dan
Matthews, 1982).
Tugas perkembangan ketiga adalah tugas perkembangan untuk memperkokoh
hubungan perkawinan. Wright dan Leahey (1984) melukiskan tugas perkembangan ini
sebagai reinvestasi identitas pasangan dengan perkembangan keinginan indenpenden yang
terjadi secara bersamaan.
Masalah-Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan yang terdapat dalam tahap siklus kehidupan ini meliputi:
1. Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang cukup, kegiatan waktu luang dan
tidur, nutrisi yang baik, program olahraga yang teratur, pengurangan berat badan
hingga berat badan yang optimum, berhenti merokok, berhenti atau mengurangi
penggunaan alkohol, pemeriksaan skrinning kesehatan preventif
2. Masalah-masalah hubungan perkawinan
3. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan orangtua yang
berusia lanjut
4. Masalah yang berhubungan dengan perawatan: membantu perawatan orangtua
yang lanjut usia atau tidak mampu merawat diri
2.3.10 Tahap VIII: Keluarga Dalam Masa Pensiun dan Lansia
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua
pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal,
dan berakhir dengan pasangan lain meninggal (Duvall dan Miller, 1985).
Penuaan sering diartikan sebagai hilangnya rambut, teman-teman, aspirasi dan
kekuatan. Bagi komunitas dengan keluarga individu dan keluarga besar , menangani lansia
mempunyai konotasi negatif, seseorang dibebani dengan perasaan yang menyusahkan dengan
masalah-masalah yang menekan. Disamping itu, masyarkat juga tidak membiarkan
kebanyakan lansia tetap pro duktif. Oleh karena itu penelitian masyarakat yang negatif
terhadap lansia mempengaruhi citra diri mereka.
Dengan hilangnya peran dan sebagai orangtua dan kerja, maka perlu ada suatu
reorientasi dikalangan individu dan pasangan lansia. Pensiun membutuhkan reolisasi terhadap
peran-peran baru dan gaya hidup baru. Akan tetapi, perubahan macam apa yang dikehendaki,
benar-benar tidak jelas, karena peran dan norma-norma bagi lansia adalah ambigu.
Tugas-tugas perkembangan Keluarga
Memelihara pengaturan kehidupan yang memuaskan merupakan tugas paling penting
dari keluarga-keluarga lansia. Dalam tahun-tahun segera setelah pensiun, pasangan tetap
tinggal dirumah hingga pajak harta benda, kondisi tetangga, ukuran dan kondisi rumah atau
kesehatan memaksa mereka mencari akomodasi yang lebih sederhana ataupun sebaliknya.
SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA INTI DENGAN DUA ORANG TUA, DAN
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA YANG BERSAMAAN
Tahap Siklus Kehidupan Keluarga
Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga
1. Mempertahankan pengaturan hidup
yang memuaskan
2. Menyesuaikan terhadap pendapatan
yang menurun
3. Mempertahankan hubungan perkawinan
4. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan
Keluarga Lansia
pasangan
5. Mempertahankan ikatan keluarga
antargenerasi
6. Meneruskan untu memahami eksistensi
mereka (penelaahan dan integrasi
hidup)
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985).
Dengan demikian, lansia yang tinggal dirumah mereka sendiri, umumnya
menyesuaikan diri lebih baik dari pada yang tinggal dirumah anak-anak mereka. Ortua
biasanya pindah kesalah satu anak mereka karena penurunan kesehatan atau status ekonomi,
mereka tidak punya pilihan lain, dan ingin terbukti merupakan suatu pengaturan yang tidak
memuaskan bagi lansia (Lopata, 1973).
Lebih banyak lansia wanita yang cenderung miskin ; hamper 71,8 persen dari seluruh
populasi lansia adalah wanita. Kaum lansia dari kalangan Kulit Hitam dan Hispanik
cenderung memiliki pendapatan dan pendapan rata-rata jauh lebig sedikit dari rekan mereka
dari golongan Kulit Putih (U.S. Senate Special Commite on Aging ,1987-1988)
Di bandingkan dengan kelompok muda, lansia menyadari kematian sebagain bagian
dari proses kehidupan yang normal. Sebuah studi menyatakan bahwa hanya 3 dari
80 pasien lansia yang merasa sulit untuk membicarakan kematian (Duvall, 1977)
TAHAP-TAHAP SIKLUS KEHIDUPAN KELUARAGA PADA KELUARGA
CERAI
Salah satu variasi utama dalam siklus kehidupan keluarga akan kelihatan ketika
orang tua bercerai. Salah satu perubahan paling menonjol yang terjadi meningkatnya
posisi wanita sebagai kepala rumah tangga (88 persen keluarga orang tua tunggal
adalah keluarga yang terdiri ibu dan anak). Kini,perceraian merupakan hal yang
lazim (hamper 50 persen perkawinan diakhiri dengan perceraian) bahwa kejadian
tersebut dipandang sebagai suatu transisi normative.
Keluarga bercerai dengan orang tua tnmggal melewati tahap-tahap siklus kehidupan
yang sama, dengan tanggung jawab yang hamper sama seperti keluarga inti dengan
dua orang tua. Perbedaan dasarnya adalah tidak adanya orang tua kedua untuk ikut
melakukan
tugas-tugas
keluarga
bersama-sama
berkenaan
dengan
KEHIDUPAN
Ada 4 asumsi dasar tentang teori perkembangan keluarga,seperti yang di uraikan oleh
Aldous (1978) adalah :
1. Keluarga berkembang dan berubah dari waktu ke waktu dengan cara-cara yang sama
dan dapat di prediksi. s
2. Karena manusia menjadi matang dan berinteraksi dengan orang lain, mereka memulai
tindakan-tindakan dan juga reaksi-reaksi terhadap tuntutan lingkungan.
3. Keluarga dan anggotanya melakukan tugas-tugas tertentu yang di tetapkan oleh
mereka sendiri atau oleh konteks budaya dan masyarakat.
4. Terdapat kecenderungan pada keluarga untuk memulai dengan sebuah awal dan akhir
yang keihatan jelas.
Delapan tahap siklus kehidupan keluarga
Tahapan
1
menikah atau tahap pernikahan)
Keluarga sedang mengasuh anak (anak
2
tertua adalah bayi sampai umur 30 bulan)
Keluarga dengan anak usia prasekolah
3
(anatk tertua bermur 2 hingga 6 tahun)
Keluarga dengan anak usia sekolah (anak
4
tertua bermur 6 hingga 13 tahun)
Keluarga dengan anak remaja ( anak tertua
5
berumur 13 hingga 20 tahun)
Keluarga yang melepas anak usia dewasa
6
7
8
jabatan,pensiunan)
Keluarga dalam masa pensiun dan lansia
(juga menunjuk kepada anggota keluarga
yang berusia lanjut tau pensiun hingga
DAFTAR PUSTAKA
Keperawatan keluarga: teori dan praktik / Marilyn M. Friedman ; alih bahasa, Ina Debora
R.L., Yoakim Asy ; editor, Yasmin Asih, Setiawan, Monica Ester. Ed. 3.-Jakarta : EGC,
1998.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, ats berkat dan rahmatNya,penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Seminar dengan judul Teori
Perkembangan Keluarga tepat waktu.
Laporan ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan terima kasih kepada
1. Ibu Indah
2. Semua pihak yang turut membantu pembuatan makalah ini
Demikian pula,tak ada karya yang sempurna. Oleh karena itu, penyaji mengharapkan kritik
dan saran dari pembahas untuk kemajuan makalah ini di masa mendatang. Akhir kata, di
harapkan melalui seminar ini, peserta seminar dapat mengerti dengan perkembangan keluarga
yang baik itu gimana.