Anda di halaman 1dari 2

BUDAYA NIAS SELATAN

Tentu saja tadisi lompat batu atau hombo batu bukan hal asing lagi bagi orang indonesia, MASIH
ingatkan gambar orang melompati batu yang pernah muncul pada pecahan uang Rp1.000? Inilah
tradisi lompat batu yang berasal dari Pulau Nias.Selatan

Lompat Batu, Tradisi adat nias selatan membuktikan kejantanan seorang lelaki
Tradisi adat nias ini sudah sepatutnya dipertahankan, Hombo Batu atau Lompat Batu merupakan
ritual adat suku dikepulauan Nias, Sumatera Utara. Dalam ritual ini, setiap laki-laki muda
melompati dinding batu setinggi dua meter.
Lompat Batu : Pria Sejati
Tradisi ini sesungguhnya lahir dari konflik antar suku yang pernah terjadi di Pulau Nias. Saat itu,
dinding ditutupi dengan paku dan benda tajam lainnya sehingga para lelaki yang akan bertarung
harus memiliki kemampuan untuk melewati tembok tersebut dengan baik.
Menjadi prajurit adalah suatu kehormatan besar bagi para pemuda Nias. Dengan menjadi
prajurit, mereka akan mendapatkan status sosial yang lebih tinggi di masyarakat.
Menjadi prajurit di Nias bukanlah satu hal yang mudah. Tidak hanya harus memiliki fisik yang
mumpuni serta dibekali senjata, mereka juga harus mampu melompati dinding yang tingginya
bisa mencapai 2,3 meter. Bahkan, mereka tidak boleh menyentuhnya sama
Untuk membuat sesuatu yang sulit bagi calon prajurit, bagian atas rintangan ditutupi dengan
paku dan tongkat bambu tajam. Tak heran, kegiatan ini seringkali mengakibatkan cedera serius
bahkan kematian.
Setelah periode perang berakhir, lompat batu menjadi ritual di Pulau Nias khusus untuk anakanak muda. Mereka yang berhasil melompati rintangan dianggap sebagai pria sejati dan akan
mendapat perhatian dari gadis-gadis lokal. Hingga saat ini, ritual Hombo Batu masih
dipraktekkan. Bahkan, ritual ini menjadi salah satu daya tarik saat turis berkunjung ke Pulau Nias

Batu Megalith yang saat ini masih bisa kita ktemukan didaerah pulau nias. Jika anda
penasaran, khususnya bagi yang belum pernah melihat langsung seperti apa batu megalith
tersebut, berikut screenshootnya;

Budaya batu megalith /( foto oleh RRI )


Kabupaten Nias, sebagai daerah yang memiliki potensi warisan seni dan budaya serta lingkungan
alam untuk mampu berkembang untuk sektor kepariwisataan, oleh karena itu Pemerintah Daerah
melalui Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Dan Pariwisata, bertujuan untuk mengolah cagar
budaya tersebut agar nilai-nilai universalnya dapat terus dipertahankan dan dilestarikan
masyarakat Kabupaten Nias bahkan hingga pada generasi selanjutnya, salahsatunya, melalui
peninggalan megalith sebagai warisan budaya prasejarah yang sangat berharga.
Drs.Baziduhu Zebua Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten
Nias mengatakan, untuk tahun 2013, salah satu prioritas program di bidang kebudayaan yakni
dengan memperhatikan potensi obyek wisata budaya Batu Megalith yang terletak di Desa Lasara
Kecamatan Botomuzoi, Desa Hiliweto dan Lahemo Kecamatan Gido.
Ujarnya, megalith berupa arca batu berbentuk manusia dan binatang, rumah batu, batu lesung,
serta makam batu tersebut, memang sangat menuntut peranan pemerintah terkait dalam
pengelolaan warisan budaya, namun demikian, peran partisipasi masyarakat Kabupaten Nias
juga dinilai sangat penting dalam menjaga kelestariannya.
Baziduhu Zebua menjelaskan, ada berbagai kepentingan untuk memanfaatkan warisan budaya,
diantaranya dengan menilai pentingnya suatu warisan budaya dari segi ilmu pengetahuan untuk
pengkajian akademik, maupun mengulik tentang jati diri dan latar kehidupan daerah pada masa
lampau, selain itu mengandung unsure estetik maupun untuk kepentingan publik termasuk untuk
pendidikan masyarakat, daya tarik wisata, serta keuntungan ekonomis lainnya

Anda mungkin juga menyukai