Anda di halaman 1dari 1

LOMPAT BATU

NIAS

Bicara soal warisan budaya di Indonesia, seperti tak ada


habisnya. Salah satu budaya yang sudah mendunia dan dikenal
banyak orang adalah tradisi lompat batu yang dilakukan oleh
Suku Nias, di Provinsi Sumatera Utara. Warga Nias menyebut
Tradisi Lompat Batu, dalam bahasa setempat, dengan nama
Fahombo. Sebuah tradisi yang hanya dilakukan oleh laki-laki
suku Nias.
Tradisi Lompat Batu biasanya dilakukan para pemuda dengan
cara melompati tumpukan batu setinggi 2 meter untuk
menunjukkan bahwa mereka sudah pantas untuk dianggap
dewasa secara fisik. Selain ditampilkan sebagai acara adat,
Tradisi Lompat Batu ini juga bisa menjadi pertunjukan yang
menarik, khususnya bagi para wisatawan yang datang ke
sana.
Adalah Desa Bawomataluo, salah satu desa adat di Kabupaten
Nias Selatan yang sangat kental dengan Tradisi Lompat Batu.
Bawomataluo, dalam bahasa Nias, berarti bukit matahari.
Sesuai dengan letaknya yang berada di atas bukit dengan
ketinggian 324 meter di atas permukaan laut, dibangun
berabad-abad lalu.
Sebagai bentuk perhatian pada budaya yang ada di Desa
Bawomataluo, Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan
bantuan Program Kearifan Lokal sebesar 50 juta rupiah untuk
membantu melestarikan kebudayaan tradisi lompat batu.
Bantuan tersebut secara langsung diserahkan oleh Menteri
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
(Menko PMK), Muhadjir Effendy, beberapa waktu lalu.

Bagi Kemensos, Program Kearifan Lokal ini bertujuan untuk


menciptakan keharmonisan antar warga setempat sehingga
dapat mencegah terjadinya konflik-konflik sosial. Di tahun
2021 ini, Kemensos menganggarkan bantuan Program Kearifan
Lokal kepada 200 kelompok masyarakat dengan nominal
masing-masing sebesar 50 juta rupiah.

Anda mungkin juga menyukai