Pengantar Ilmu Kedokteran Forensik Jilid 3
Pengantar Ilmu Kedokteran Forensik Jilid 3
FORENSIK
Dr. Adrianto Gazali Mkes.
I. PENDAHULUAN
Dimasyarakat, kerap terjadi pelanggaran
hukum yang menyangkut tubuh manusia, spt:
penganianyaan,
pembunuhan,
perkosaan,
peracunan dll. Untuk menyelesaikan perkara
diperlukan
sistem/cara
yang
dapat
memberikan hukuman yang setimpal.
Dengan Kemajuan Iptek orang mendapatkan
pembuktian secara ilmiah yang disebut SAKSI
DIAM (silent witness), sehingga diperlukan
peran ahli untuk memeriksa BARANG BUKTI
(Corpus Delici) secara ilmiah.
1. PENDAHULUAN. (Lanjutan1)
Barang bukti dapat berupa : orang hidup, mayat, darah,
semen, rambut, sidik jari, peluru, larve lalat, surat, dll.
Kumpulan pengeth yg memeriksa brg bukti untk
kepentingan peradilan dikenal sbg Forensic Sciences,
dibid kedokteran al Kedokt Forensik (Forensic Medicine),
Odontologi Forensik, Psikiatri Forensik, Patologi Forensik,
Antropologi Forensik.
Sejarah mencatat Anthitium, seorg dokter dizaman
Romawi, pd suatu Forum, semacam institusi peradilan,
mengatakan bhw dari 21 luka yg ditemukan dlm tubuh
maharaja Julius Caeser, hanya satu luka saja yg
menembus sela iga ke-2 yg merupakan luka yg
mematikan. Nama Kedokt Forensik dikatakan berasal
dari kata Forum ini.
Medicine
Kimia Forensic
-Kebidanan
- Bedah
- Syaraf
- Forensic -Trace Evident
- Bercak darah
- Tulang
- Identifikasi DNA
Uang Palsu
Kebakaran
PENGERTIAN
Ilmu Kedokteran Forensik :
Cabang ilmu kedokteran yang menggunakan
prinsipprinsip
dan
pengetahuan
kedokteran untuk membantu proses hukum,
baik sipil maupun kriminal (Jaising P Modi)
Penggunaan pengetahuan dan keterampilan
dibidang kedokteran
kepentingan hukum
dan
peradilan
(Prof.DR.Amri
Amir
SpF(K),DFM,SH).
3. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan ilmu kedokteran
Forensik meliputi :
Pemeriksaan orang hidup maupun orang
mati
Pemeriksaan bahan yang berasal dari
tubuh manusia spt. darah, urine, semen,
rambut,kuku,
dll
untuk
kepentingan
penyidikan dan peradilan
Penyidik
5+
Penuntut Umum
6+
Hakim
Dokter
2
1
3
korban
KETERANGAN :
1 =Penyidik menemukan / mendapatkan laporan ada
korban
2 = Penyidik mengirim permintaan VeR kepada dokter
3 = Dokter memeriksa korban
4 = VeR disampaikan kepada penyidik
5 = Penyidik mengirim berkas pemeriksaan termasuk VeR
Pelak
u
Mati
Terpotong
2
Bagian
RSU
-bag.
tubuhKedokteran
kehakiman
-instalasi penulasaraan
jenazah
(Depkes)
Pem. Forensik
------ lab,
dll
VER
Sistem
peradilan
pidana
(SPP)
penyid
ik
jaksa
hakim
LP
6. KETERANGAN AHLI
Kewajiban dokter untuk membuat
keterangan ahli telah
diatur dalam KUHAP pasal 133 ayat (1) :
Dalam hal penyidik untuk kepentingan
peradilan menangani seorang korban baik
luka, penganianyaan atau mati diduga
karena
peristiwa
tindak
pidana,
ia
berwenang
mengajukan
permintaan
keterangan ahli kedokteran kehakiman
atau dokter atau ahli lainnya.
6.3.
PROSEDUR
KETERANGAN AHLI
MEMINTA
6.4. PENGGUNAAN
AHLI
KETERANGAN