PENDAHULUAN
Commission 2008 National Patient Safety Goals for Laboratories ialah untuk meningkatkan
keakuratan identifikasi pasien. Insidens dari kesalahan identifikasi pasien diperkirakan 1
dari 1000, dan 1 dari 12000 pasien menerima unit darah yang bukan diperuntukkan kepada
yang bersamgkutan.2
BAB II
KELENGKAPAN PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH
Contoh spesimen biologis yang akan dianalisa di laboratorium klinik antara lain: (1)
whole blood; (2) serum; (3) plasma; (4) urin; (5) feses; (6) saliva; (7) cairan sumsum tulang,
synovial, amnion, pleura, perikardium, dan asites; (8) berbagai jenis jaringan padat, termasuk
jenis sel spesifik. The Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI, dahulu dikenal
sebagai National Committee for Clinical Laboratory Standards atau NCCLS) telah
menetapkan beberapa prosedur standar dalam pengumpulan spesimen-spesimen yang umum
sebagaimana juga sampel khusus seperti yang digunakan untuk diagnostik molekuler dan
analisa klorida dari keringat.3,4
Darah yang akan dianalisa diperoleh dari vena, arteri, atau kapiler. Darah vena
biasanya menjadi spesimen pilihan dan pungsi vena merupakan metode untuk mendapatkan
spesimen tersebut. Saat darah diaspirasi, pembekuan akan terjadi. Cairan yang dapat dipisah
dalam wujud tersendiri, yang berasal dari darah yang membeku disebut serum. Istilah plasma
kerap saling ditukarkan dengan istilah serum. Namun, plasma berisikan protein fibrinogen,
komponen yang dikonversikan menjadi substansi yang terdiri atas bekuan, dikenal dengan
fibrin.3,4,5
Pada anak-anak usia muda dan untuk point of care test, pungsi kulit sering digunakan
untuk memperoleh darah kapiler; pungsi arteri umumnya digunakan untuk analisa gas darah.
Proses untuk mendapatkan sampel darah dikenal dengan sebutan flebotomi dan harus
dilakukan oleh seorang flebotomis terlatih. Dalam peraturan perundang-undangan di
Indonesia belum diatur tenaga kesehatan yang disebut sebagai teknisi flebotomi, oleh karena
itu teknisi flebotomi belum sah sebagai salah satu tenaga kesehatan.3,4,6
bersih, kering;
tidak retak / pecah, mudah dibuka dan ditutup rapat, ukuran sesuai dengan volume
spesimen.1
Gambar 2. Spuit6
Spuit adalah alat yang digunakan untuk pengambilan darah atau pemberian injeksi
intravena dengan volume tertentu. Spuit mempunyai skala yang dapat digunakan untuk
mengukur jumlah darah yang akan diambil. Volume spuit bervariasi dari 1ml, 3ml, 5ml
bahkan ada yang sampai 50ml yang biasanya digunakan untuk pemberian cairan sonde
atau syringe pump.6
Volume spuit yang dipakai tergantung pada volume darah yang akan diambil; makin
besar volume spuit makin kecil nomor jarum yang dipakai. Makin banyak volume darah
yang diambil makin besar volume spuit yang digunakan.9
Jarum suntik ialah ujung spuit atau jarum yang digunakan untuk pengambilan secara
vakum. Jarum ini bersifat non-fixed atau mobile sehingga mudah dilepas dari spuit serta
tabung pengumpul vakum. Penggantian jarum dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan
besarnya vena yang akan diambil atau untuk kenyamanan pasien yang menghendaki
pengambilan dengan jarum kecil.6
Jarum yang digunakan sebaiknya tidak terlalu kecil, atau terlalu besar, atau terlalu
panjang; Nomor 19 atau 20G sesuai bagi orang dewasa pada umumnya. Jika vena
cenderung untuk kolaps, digunakan ukuran 21G. The International Organization for
Standardization telah menetapkan suatu standar (ISO 7864) yang berkaitan dengan
diameter berbagai jenis ukuran lubang jarum: 19G = 1,1mm; 21G = 0,8mm; 23G =
0,6mm. Ukuran 23G baik untuk anak-anak dan idealnya memiliki ukuran panjang yang
lebih pendek (sekitar 15mm). 3,9,10
Untuk menampung darah 30-50ml, diperlukan jarum ukuran 18G agar dapat
dipastikan darah mengalir dengan adekuat. Jarum umumnya berukuran panjang 1,5 inci
(3,7cm), tetapi juga terdapat jarum 1 inci (2,5cm), yang biasanya terhubungkan dengan
winged atau pasangan kupu-kupu.3,9,10
Semua jarum harus steril, tajam, dan tidak bengkok. Agar darah yang mengalir bebas
dari unsur-unsur dalam jumlah kecil, jarum tersebut harus terbuat dari bahan stainless
steel dan bebas dari kontaminasi.3
Daya isap darah ke dalam tabung vakum berkurang sehingga rasio darah
terhadap antikoagulan menurun dengan akibat darah tersebut mengandung
antikoagulan yang berlebihan;
2.1.5. Turniket
Gambar 5. Tourniquet6
8
Merupakan bahan mekanis yang fleksibel, biasanya terbuat dari karet sintetis yang
bisa merenggang. Digunakan untuk pengebat atau pembendung pembuluh darah pada
organ yang akan dilakukan penusukan flebotomi. Adapun tujuan pembendungan ini
adalah untuk fiksasi, pengukuhan vena yang akan diambil. Dan juga untuk menambah
tekanan vena yang akan diambil, sehingga akan mempermudah proses penyedotan darah
ke dalam spuit.6
Merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap dan dibasahi dengan
antiseptik berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan kapas alkohol ialah untuk
menghilangkan kotoran yang dapat mengganggu pengamatan letak vena sekaligus
mensterilkan area penusukan agar resiko infeksi bisa ditekan.6
2.1.7. Plester
Gambar 7. Plester6
Digunakan untuk fiksasi akhir penutupan luka bekas flebotomi, sehingga membantu
proses penyembuhan luka dan mencegah adanya infeksi akibat perlukaan atau trauma
akibat penusukan.6
9
Warna
Kedalaman Jarum
Aliran Darah
SLN100
Kuning
1.0 mm
G26
Aliran Rendah
5-10 ul
SLN170
Lime
1.7 mm
G28
Aliran Rendah
5-10 ul
SLN200
Abu-abu
1.8 mm
G23
Aliran Rendah
10-20 ul
SLN240
Oranye
2.2 mm
G22
Aliran Sedang
20-40 ul
SLN300
Merah
muda
2.8 mm
G21
Aliran SedangTInggi
40-60 ul
SLB200
Hijau
1.8 mm
G19
Aliran Tinggi
75-100 ul
SLB250
Biru
2.3 mm
G18
Aliran Tinggi
150-200 ul
2.2.4. Tensimeter
Alat untuk mengukur tensi darah atau tekanan darah serta detak jantung manusia.
Dalam sampling, tensi ini digunakan untuk memeriksa Bleeding time.6
2.2.7. Wax
12
13
BAB III
PENAMPUNG DAN ADITIF SPESIMEN DARAH
jarum pada sebuah penahan (holder) dan memudahkan pada saat mendorong tabung
menancap pada jarum posterior.6
Sistem tabung evakuasi yang lazim digunakan saat ini terdiri dari tabung / penampung
dari bahan kaca atau plastik (dengan atau tanpa antikoagulan) dalam keadaaan vakum dengan
penutup tabung yang disertai penyumbat (stopper) dari bahan plastik atau karet, sebuah
jarum, dan penahannya yang menghubungkan jarum dengan tabung. Keunggulan utamanya
ialah tidak perlu melepaskan penutup tabung untuk mengisi tabung ataupun mengambil
sampel dari tabung untuk dianalisa sehingga mengurangi resiko kontaminasi isi tabung.
Sistem ini sangat berguna ketika diperlukan beberapa sampel dengan antikoagulan yang
berbeda. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian
sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Keadaan vakum mengatur jumlah darah yang masuk
ke dalam tabung, sehingga dapat terjamin jumlah spesimen yang cukup untuk jenis
pemeriksaan yang diperlukan dan dengan perbandingan antikoagulan yang tepat. Walau
demikian, keadaan vakum tersebut akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu,
sehingga perlu diberikan perhatian yang khusus terhadap tanggal kadaluarsa dari masingmasing tabung.3,4,6,10
15
disebutkan di atas. Perbedaannya ialah antara jarum anterior dan posterior terdapat dua buah
sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior
dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang
(flash). Penggunaan tabung evakuasi darah (evacuated blood tubes) dinilai (1) lebih murah,
(2) lebih nyaman, dan (3) lebih mudah dibandingkan dengan penggunaan spuit.3,4,6
Tabung evakuasi darah dapat terbuat dari soda-lime atau kaca borosilicate atau plastik
(polyethylene terephthalate). Bahan kaca borosilicate merupakan bahan kaca yang tersusun
dari bahan silika dan boron oksida. Bahan ini memiliki koefisien panas yang lebih rendah
dibanding bahan kaca soda-lime. Karena daya tahannya yang tinggi terhadap zat-zat kimia
maupun panas, maka bahan kaca borosilicate merupakan pilihan yang tepat untuk peralatan
laboratorium. Walau lebih padat dibandingkan dengan bahan kaca soda-lime, bahan kaca
borosilicate masih dapat pecah pada pemanasan yang sangat cepat atau pemanasan yang
tidak merata. Meskipun demikian, apabila pecah, pecahan kaca cenderung besar dan tidak
remuk.3,4,12
16
Bahan polypropylene dan polyehtylene biasanya digunakan untuk transport spesimen. Bahan
polystyrene tidak cocok karena dapat retak bila membeku.4,13,14,15,16,17
Terdapat berbagai jenis tabung evakuasi yang digunakan untuk menampung darah
dari pungsi vena. Tabung tersebut bervariasi sesuai dengan jenis aditif dan kebutuhan volume
pada masing-masing tabung. Beberapa tabung dari bahan kaca dilapisi dengan bahan silikon
pada dinding tabung atau penyumbat untuk mengurangi adhesi dari bekuan (clots) serta
mengurangi resiko hemolisis. Penyumbat dapat mengandung zinc, sehingga penggunaan
tabung evakuasi darah untuk pengukuran kadar zinc menjadi tidak valid, serta adanya TBEP
[tris(2-butoxyethyl)phosphate] yang merupakan bahan penyusun karet penyumbat, dapat
mempengaruhi pengukuran beberapa jenis obat.3,4
Darah yang telah dikumpulkan dalam tabung yang mengandung suatu aditif, tidak
boleh dipindahkan ke dalam tabung lain, karena zat aditif yang pertama dapat mempengaruhi
pemeriksaan dengan zat aditif berbeda. Kontaminasi darah saat jarum memasuki penyumbat
atau melalui kontak dengan zat aditif dalam tabung dapat menyebabkan kesalahan pada hasil
pemeriksaan pasien, yang dapat menyebabkan kesalahan pada diagnosis dan penanganan
pasien. Oleh karena itu, perpindahan zat aditif dari satu tabung ke tabung lain, harus
diminimalkan (atau agar efek samping dapat dihindari) dengan cara disiplin dalam mentaati
rekomendasi urutan penggunaan tabung.3,4,18
sedikit darah, yang terlihat dari sedikitnya vakum dalam tabung. Tabung pengisian darah
yang kecil ini berguna ketika mengambil darah dari bayi, anak-anak, maupun pasien yang
sulit untuk diam.18
Tabung evakuasi kaca memiliki penyumbat dari karet, sedangkan tabung evakuasi
plastik memiliki penutup (shield) berbahan plastik yang menutupi penyumbat karet. Agar
aman, sebaiknya yang digunakan ialah tabung dari plastik. Walau demikian, beberapa
pemeriksaan laboratorium tetap memerlukan tabung kaca untuk menampung darah.18
B
C
Gambar 19. (A)Tabung EDTA, (B)Tabung gel aktivator, (C)Tabung tanpa aditif19
Penampung yang umum digunakan untuk pemeriksaan hematologi telah dilengkapi
dengan dipotassium, tripotassium, atau disodium ethylendiaminetetra-acetic acid (EDTA)
sebagai antikoagulan, dan telah ditandai pada tingkat tertentu untuk menunjukkan jumlah
darah yang sesuai. Penampung juga ada yang mengandung trisodium citrate, heparin, atau
acid-citrate-dextrose, sebagaimana juga ada yang tidak mengandung zat aditif, yang
digunakan untuk pemeriksaan serum. Syarat dan spesifikasi lain untuk tempat penampungan
spesimen telah ditetapkan dalam standar nasional maupun internasional, misalnya
International Council for Standardization in Haematology, dan ada juga European Standard
(EN 14820). Tetapi amat disayangkan, belum ada kesepakatan universal dalam hal
pewarnaan untuk mengidentifikasi masing-masing penampung dengan zat aditif yang
beragam; flebotomis harus membiasakan dirinya dengan warna dari pemasok.10
18
The Clinical and Laboratory Standars Institute (CLSI), yang dahulu dikenal sebagai
National Commission on Clinical Laboratory Standards (NCCLS), memberikan rekomendasi
yang dapat digunakan baik itu untuk tabung pengumpulan darah berbahan kaca maupun
plastik. Urutan yang sama juga diterapkan pada pengambilan darah dengan menggunakan
spuit ataupun sistem evakuasi (penahan tabung dan tabung penampung). Cukup banyak
lembaga akreditasi laboratorium seperti College of American Pathologists (CAP) dan The
Joint Commission telah menetapkan standard dari CLSI untuk diterapkan. Urutan
pengambilan darah berdasarkan CLSI, yaitu :
Tabung serum dengan atau tanpa aktivator bekuan, dengan atau tanpa gel (misal
penutup merah);
Tabung heparin dengan atau tanpa gel pemisah plasma (misal, penutup hijau);
Tabung EDTA dengan atau tanpa gel pemisah (misal, penutup lembayung, penutup
perak);
Tabung yang mengandung zat aditif harus dibalik secara perlahan-lahan (tidak
dikocok) segera sesudah pengambilan darah, untuk memastikan darah dengan cepat
tercampur dalam jumlah yang cukup dengan zat aditif. Kegagalan dalam pencampuran
spesimen darah dengan antikoagulan menyebabkan spesimen yang tidak dapat diterima untuk
pemeriksaan atau hasil pemeriksaan yang tidak akurat.18
Untuk mengenali letak tabung yang lain dalam urutan pengambilan darah, zat aditif
pada tabung harus diketahui. Informasi ini didapatkan pada label tabung. Apabila informasi
ini telah diketahui, zat aditif yang sama dikelompokkan menjadi satu dalam urutan
19
pengambilan darah. Sebagai contoh, pelindung coklat pada tabung mengandung K2EDTA,
maka letaknya pada urutan pengambilan darah bersama-sama dengan tabung lain yang
mengandung EDTA lembayung, merah muda dan putih.18
Urutan pengambilan darah ini sangat penting. Hal ini disebabkan karena pemeriksaan
laboratorium didasari oleh prinsip ilmiah yang meliputi biologi, kimia maupun fisika. Jumlah
substansi (analit) yang sangat kecil, diukur dengan teknik yang rumit. Karena jumlahnya
sedikit, keberadaan substansi lain akan mempengaruhi keakuratan dari hasil pemeriksaan.
Jika hasil tes pasien tidak akurat, ia mungkin akan tidak mendapatkan penanganan yang
sesuai.18
Tujuan dari urutan pengambilan darah ialah untuk mencegah kemungkinan terjadinya
kesalahan pada hasil pemeriksaan sebagai akibat dari kontaminasi silang dari zat aditif dalam
tabung. Walau sepertinya mustahil bahwa jumlah yang sangat kecil dari zat aditif dalam
tabung dapat mengakibatkan hasil yang tidak akurat, pada kenyataannya berbagai penelitian
yang telah dilakukan membuktikan bahwa hal ini mungkin terjadi.18
EDTA mengandung banyak kalium dan dapat menyebabkan peningkatan kadar yang
salah pada hasil tes. Oleh karena itu, tabung untuk pemeriksaan kalium harus diambil
sebelum tabung yang mengandung EDTA.18
Zat aditif pada penyumbat / penutup tabung yang berwarna abu-abu, dapat
mengganggu gambaran mikroskopis sel-sel darah pada hitung jenis sel darah putih. Aktivator
bekuan dapat mengganggu tes koagulasi seperti protrombin (PT) dan tes activated partial
thromboplastin time (aPTT).18
Bakteri dari tabung dengan penyumbat / penutup yang tidak steril dapat
mengkontaminasi darah yang dikumpulkan dalam botol / tabung untuk kultur darah, sehingga
bakteri berkembang yang mengakibatkan klinisi berpandangan bahwa pasien tersebut
mengalami infeksi darah.18
20
Warna Penyumbat /
Penutup
Stopper Abu-abu
Pelindung abu-abu
Aditif
Kalium oksalat/Natrium
fluorida atau
Natrium fluorida atau
Natrium
fluorida/Na2EDTA
Heparin lithium & gel untuk
pemisahan plasma
Natrium atau heparin lithium
Jumlah Balikan
Saat Pengambilan
8
8
8
8
8
8
8
Stopper lembayung
Pelindung lembayung
8
8
3-4
3-4
3-4
Pelindung oranye
(tanpa tabung kaca)
Trombin atau
Trombin & gel untuk
pemisahan serum
8
5-6
Stopper merah
Pelindung merah
Penggunaan Umum
pada Laboratorium
Glukosa
K2EDTA
8
8
Timbal
Pelindung putih
(tanpa tabung kaca)
Tes diagnostik
molekular seperti PCR;
Nama dagang BD untuk
tabung ini: PPT
(plasma preparation
tube)
Stopper kuning
(tanpa tabung plastik)
8
8
8
22
23
EDTA dan gel. Tabung tersebut sering digunakan pemeriksaan diagnostik molekular dari
plasma.2
Garam natrium dan kalium dari EDTA merupakan antikoagulan yang sangat kuat dan
sangat cocok untuk digunakan dalam pemeriksaan darah rutin. EDTA bekerja melalui
efek kelasi pada molekul kalsium dalam darah. Agar hal ini dapat terjadi, dibutuhkan 1,2
mg kadar garam anhidrosa per ml darah (c 4 mmol). Garam bikalium sangat mudah larut
(1650 g/l) dan dinilai lebih baik dari pada garam binatrium, yang kurang larut (108 g/l).
Melapisi permukaan dinding dalam tabung dengan lapissan tipis EDTA meningkatkan
kecepatan pengambilan darah.10
Garam bilithium dari EDTA memiliki efek yang sama sebagai antikoagulan, dan
penggunaannya memiliki kelebihan yakni dengan dapat digunakannya juga untuk
pemeriksaan kimia darah. Tetapi lebih sulit larut dari pada garam bikalium (160 g/l).10
Garam trikalium yang tersedia dalam bentuk cairan telah direkomendasikan di
Amerika Serikat oleh NCCLS. Walau demikian, darah yang mengalir ke dalam larutan
tersebut akan dilarutkan sedikit (K3EDTA akan melarutkan sampel 1% - 2%), dan
garam trikalium akan menyebabkan penyusutan sejumlah sel darah merah sehingga
terjadi penurunan PCV sebesar 2-3% dalam kurun waktu 4 jam pengambilan darah, yang
diikuti dengan peningkatan bertahap dari mean cell volume (MCV). Sebaliknya, terdapat
beberapa perubahan yang dapat diabaikan apabila digunakan garam bikalium. Oleh
karena itu,
merekomendasikan garam bikalium pada kadar 1,50 - 2,2 mg/ml darah; garam trikalium
dapat digunakan sebagai alternatif. Na3EDTA tidak disarankan karena kadar pH-nya
yang tinggi. Na2EDTA bila telah tercampur darah akan menunjukkan pH 5,0 1,0;
K2EDTA pH 4,8 1,0; sedangkan K3EDTA pH 7,5 1,0. 2,9,10
24
Bila jumlah EDTA kurang, darah dapat mengalami koagulasi. Sebaliknya, kelebihan
EDTA, terlepas dari bentuk garam, mempengaruhi baik itu sel darah merah maupun
leukosit. Kelebihan EDTA sebanyak 2 mg/ml darah dapat mengakibatkan penurunan
PCV yang bermakna ketika disentrifugasi dan peningkatan pada mean cell haemoglobin
concentration (MCHC). Platelet juga terpengaruh; kelebihan EDTA menyebabkan
platelet membengkak kemudian terpecah, sehingga mengakibatkan hasil yang tinggi
pada perhitungan platelet secara artifisial, karena fragmen relatif berukuran cukup besar
untuk dapat dihitung sebagai platelet normal. Oleh sebab itu perhatian khusus perlu
diberikan pada saat pengisian darah, dan dengan pembolak-balikan tabung secara
berulang, antikoagulan dapat tercampur secara merata dengan darah yang diisi ke dalam
tabung. 2,10
Sediaan hapus darah yang dibuat dari EDTA mungkin tidak dapat menunjukkan
basophilic stippling dari sel darah merah yang terkontaminasi timah. EDTA juga telah
terbukti menyebabkan penggumpalan leukosit, yang mempengaruhi netrofil dan limfosit,
dan hal tersebut menyebabkan terjadinya reaksi alami auto-antibodi dari antiplatelet yang
kadang menyebabkan menempelnya platelet dengan netrofil pada sediaan hapus darah.
Aktivitas monosit yang dinilai dari pelepasan faktor jaringan dan aktivitas tumour
necrosis factor diketahui lebih rendah bila menggunakan EDTA dibanding sitras dan
heparin. Hampir sama dengan hal tersebut, aktivasi netrofil yang diukur melalui
pelepasan laktoferin dengan induksi lipopolisakarida, hasilnya rendah dengan EDTA.
EDTA juga menunjukkan penekanan terhadap degranulasi dari platelet.2,10
25
kalsium. Larutan natrium sitras, dengan konsentrasi 34 38 g/L (0,109 M 3,2% atau
0,129 M 3,8%), dengan perbandingan 1 bagian larutan dengan 9 bagian darah,
direkomendasikan untuk pengujian koagulasi dan agregasi trombosit. Untuk pemeriksaan
koagulasi, 9 volume darah ditambahkan ke dalam 1 bagian dari 109 mmol/l larutan
natrium sitras (3,2 g/l Na3C6H5O7.2H2O). Perbandingan ini sangat penting karena
pengaruh osmotik dan perubahan kadar ion Kalsium bebas akan mempengaruhi hasil tes
koagulasi. Perbandingan sitras dengan darah ini, mungkin perlu disesuaikan untuk
sampel dengan kadar hematokrit yang tinggi yang memerlukan pemeriksaan
koagulasi.1,4,9,10
Spesimen harus segera dicampur segera setelah pengambilan untuk mencegah aktivasi
proses koagulasi dan pembentukan bekuan darah yang menyebabkan hasil tidak valid.
Pencampuran dilakukan dengan membolak-balikkan tabung sebanyak 4-5 kali secara
perlahan-lahan, karena pencampuran yang terlalu kuat dan berkali-kali (lebih dari 5 kali)
dapat mengaktifkan penggumpalan platelet dan mempersingkat waktu pembekuan. Darah
sitrat harus segera disentrifus selama 15 menit dengan kecepatan 1500 rpm dan dianalisa
maksimal 2 jam setelah sampling.1
Natrium sitrat konsentrasi 3,8% digunakan untuk pemeriksaan erythrocyte
sedimentation rate (ESR) atau LED cara Westergreen dengan cara menambahkan 4
volume darah ke dalam 1 volume larutan natrium sitras (109 mmol/l) dan dengan segera
keduanya dicampur.1,10
3.2.3. Heparin
Antikoagulan ini merupakan asam mukopolisulfurik yang terdapat dalam bentuk
garam natrium, kalium, lithium, dan amonium. Lithium heparin paling banyak digunakan
sebagai antikoagulan karena tidak mengganggu analisa beberapa macam ion dalam
26
darah. Heparin berasal dari isolasi sel hati oleh para peneliti yang berusaha mencari
antikoagulan yang bekerja dengan aman pada manusia.
karena
tidak
mempengaruhi
tingkat
ion
seperti
Kalsium
dan
direkomendasikan ketika penting untuk mengurangi resiko lisis yang terjadi saat
pengambilan darah. Oleh sebab itu, merupakan antikoagulan yang terbaik untuk OFT
(osmotic fragility test) dan cocok untuk immunophenotyping.1,10
Walau demikian, heparin tidak cocok digunakan untuk perhitungan jumlah sel darah
karena sering menyebabkan clumping dari leukosit dan platelet. Juga sebaiknya tidak
digunakan untuk membuat sediaan darah hapus karena memberikan gambaran latar
belakang kebiruan bila sediaan hapus darah diberi pewarnaan dengan cat Romanowsky,
terutama bila terdapat protein abnormal. Heparin akan menghambat aktifitas dari enzim
dan sebaiknya tidak digunakan untuk pemeriksaan polymerase chain reaction dengan
penghambatan enzim. Heparin juga memiliki kekurangan karena harganya yang tinggi
dan waktu kerjanya yang sementara dibandingkan dengan senyawa kimia lainnya.1,4,10
3.2.4. Oksalat
27
28
darah putih. Natrium fluorida sukar larut, dan darah harus tercampur dengan baik agar
efek antikoagulan dapat terwujud.4
Jika natrium fluorida digunakan tunggal tanpa antikoagulan lainnya, dibutuhkan 3-5
kali kadar yang lebih tinggi dari yang biasanya dipakai sebanyak 2 g/L. Tingginya kadar
serta penghambatan siklus glikolisis ini cenderung menyebabkan pergeseran cairan dan
perubahan pada kadar beberapa jenis analit. Fluorida merupakan inhibitor yang poten
untuk berbagai enzim serum dan pada kadar yang tinggi juga mempengaruhi urease,
digunakan untuk mengukur urea nitrogen pada berbagai sistem analisis.4
29
3.2.7. CPD (Citrate Phosphat Dextrose) dan CPDA 1 (Citrate Phosphat Dextrose Adenin)
Antikoagulan CPD (Citrate Phosphat Dextrose) dan CPDA 1 (Citrate Phosphat
Dextrose Adenin) selain berfungsi sebagai antikoagulan juga berfungsi sebagai
pengawet, terutama dalam penggunaan kantong donor darah. Rasio CPD dan darah ialah
1,4:10 (0,4cc CPD:3cc darah).7
3.2.8. Iodoasetat
Natrium iodoasetat pada kadar 2 g/L meupakan antikoagulan yang cukup efektif dan
pengganti dari natrium fluorida. Karena sifatnya yang tidak mempengaruhi urease, maka
sering digunakan bila tes glukosa dan urea dikerjakan dari 1 spesimen. Iodoasetat
menghambat kreatin kinase, tetapi tidak terdapat catatan mengenai tes klinis lainnya.4
30
BAB IV
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH
pasien
dimulai
saat
seorang dokter
merencanakan
pemeriksaan
laboratorium bagi pasien. Dokter dibantu oleh paramedis diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan, manfaat dari tindakan itu, dan
persyaratan apa yang harus dilakukan oleh pasien. Informasi yang diberikan harus jelas
agar tidak menimbulkan ketakutan atau persepsi yang keliru bagi pasien. Pemilihan jenis
tes yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien akan menghasilkan
interpretasi yang berbeda. Ketaatan pasien akan instruksi yang diberikan oleh dokter atau
paramedis sangat berpengaruh terhadap hasil laboratorium; tidak diikutinya instruksi
yang diberikan akan memberikan penilaian hasil laboratorium yang tidak tepat. Hal yang
sama juga dapat terjadi bila keluarga pasien yang merawat tidak mengikuti instruksi
tersebut dengan baik.1
Sebelum suatu spesimen diambil, seorang flebotomis harus mengkonfirmasi identitas
dari pasien tersebut. Setidaknya dua atau tiga identifikasi berikut harus dipastikan: (1)
nama, (2) nomor rekam medis, (3) tanggal lahir, (4) alamat pasien jika pasien tersebut
merupakan pasien rawat jalan. Apabila pasien dirawat inap, maka seorang flebotomis
dapat memastikan identitas pasien dengan mencocokkannya dengan gelang identitas
pasien. Bagi pasien pediatri, orangtua / pendamping pasien harus hadir dan secara aktif
memastikan identitas pasien. Memastikan adanya alergi terhadap bahan sarung tangan
maupun turniket juga perlu dilakukan selain adanya informed consent terhadap jenis
tindakan yang akan dilakukan. 2,4,7
31
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen adalah tahapan yang harus dilakukan
karena merupakan hal yang sangat penting. Pemberian identitas meliputi pengisian
formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dan pemberian label pada wadah
spesimen. Keduanya harus cocok sama. Pemberian identitas ini setidaknya memuat nama
pasien, nomor ID atau nomor rekam medis serta tanggal pengambilan. Kesalahan
pemberian identitas dapat merugikan. Untuk spesimen berisiko tinggi (HIV, Hepatitis)
sebaiknya disertai tanda khusus pada label dan formulir permintaan laboratorium.1
Sebelum pengambilan spesimen, periksa form permintaan laboratorium. Identitas
pasien harus ditulis dengan benar (nama, umur, jenis kelamin, nomor rekam medis)
disertai diagnosis atau keterangan klinis. Periksa apakah identitas telah ditulis dengan
benar sesuai dengan pasien yang akan diambil spesimen. Tanyakan persiapan yang telah
dilakukan oleh pasien, misalnya diet, puasa. Tanyakan juga mengenai obat-obatan yang
dikonsumsi, minum alkohol, merokok, dan lain sebagainya. Catat apabila pasien telah
mengkonsumsi obat-obatan tertentu, merokok, minum alkohol, paska transfusi, dan lain
sebagainya. Catatan ini nantinya harus disertakan pada lembar hasil laboratorium.1
Seorang flebotomis perlu mencuci tangan sebelum mengenakan alat pelindung diri
(APD) seperti gaun / apron, sarung tangan, masker, ataupun kacamata pelindung sebelum
bersinggungan dengan pasien. Hal ini bertujuan untuk mencegah resiko terjadinya
paparan terhadap bahan infeksius dan membatasi penularan penyakit infeksi seorang
terhadap yang lain. Apabila diperlukan pengekangan, maka harus ada alasan yang
obyektif untuk dilakukannya tindakan tersebut dan tidak semata-mata agar tindakan
flebotomi mudah dikerjakan. Jika diperlukan pengekangan untuk mencegah celaka bagi
pasien dengan kapasitas terbatas, maka harus menggunakan tenaga yang minimal dan
waktu yang sesingkatnya.4,7,20
32
dipertimbangkan saat telah tercapai kadar puncak setelah minum obat dan fase steady
state sebelum pemberian dosis berikutnya. Ada beberapa jenis pemeriksaan yang waktu
33
Demam tifoid
Untuk biakan darah dilakukan pada minggu ke-1 atau ke-2 sakit, dan untuk Widal,
diperiksa saat fase akut dan konvalesen.
Pemeriksaan mikrofilaria
Dilakukan pada waktu senja dan menjelang tengah malam.
Pemeriksaan malaria
Diambil pada akhir periode demam.
Pemeriksaan tuberkulosis
Dahak diambil pada pagi hari, segera setelah pasien bangun tidur.
Terkadang sampel harus diambil pada saat tertentu. Kegagalan dalam melaksanakan
sesuai waktu yang telah ditetapkan dapat menyebabkan hasil yang salah dan kesalahan
dalam menilai kondisi pasien. Idealnya, seorang pasien tetap diam pada posisi yang sama
selama 30 menit sebelum dilakukannya pengambilan spesimen, demikian juga untuk
pengambilan spesimen selanjutnya. Turniket digunakan untuk membantu agar lokasi vena
pada pungsi vena dapat terlihat, tetapi pemasangan turniket selama lebih dari 1 menit
akan merangsang terjadinya hemokonsentrasri.2,4
Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan terlebih dahulu lokasi pengambilan
yang tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta, misalnya :
34
Darah vena umumnya diambil dari vena lengan (median cubiti, vena cephalic,
atau vena basilica). Tempat pengambilan tidak boleh pada jalur infus atau
transfusi, bekas luka, hematoma, oedema, kanula, fistula.
Darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis (pergelangan tangan), arteri
brachialis (lengan), atau arteri femoralis (lipat paha).
Darah kapiler umumnya diambil dari ujung jari tengah atau jari manis tangan
bagian tepi atau pada daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki pada bayi. Tempat
yang dipilih untuk pengambilan tidak boleh memperlihatkan gangguan peredaran
darah seperti sianosis atau pucat.
Spesimen untuk pemeriksaan biakan kuman diambil dari tempat yang sedang
mengalami infeksi, kecuali darah dan cairan otak.1,4,7,21
4.2.3. Olahraga
Perubahan konsentrasi analit karena olahraga sebagian besar disebabkan karena
pergeseran cairan antara intravaskular dan kompartemen interstitial serta perubahan
konsentrasi hormon yang distimulasi oleh perubahan aktivitas dan kehilangan cairan
karena berkeringat. Dengan latihan sedang, respon stress yang dipicu menyebabkan
peningkatan glukosa darah, yang merangsang sekresi insulin. Perbedaan arteriovenosa
pada kadar glukosa meningkat hingga 5 kali lipat sekitar 14 mg/dL (0,8 mmol/L) saat
istirahat, tergantung dari lamanya dan intensitas olahraga berkaitan dengan kebutuhan
36
jaringan akan glukosa. Plasma piruvat dan laktat meningkat dengan meningkatnya
aktivitas metabolik dari otot rangka. Bahkan latihan ringan dapat meningkatkan laktat
plasma 2 kali lipat.4
37
insulin leibih tinggi pada pagi hari dari pada siang dan responsnya terhadap glukosa
lebih tinggi di pagi hari dan terndah saat tengah malam.21
Konsentrasi sel darah dipengaruhi oleh irama sirkadian, dengan peningkatan hitung
jenis netrofil dan limfosit sebesar 61% dan 67% masing-masing pada puncaknya dari
titik terendah. Jumlah eosinofil lebih rendah pada malam hingga pagi hari
dibandingkan saat siang hari. Pemeriksaan yang dipengaruhi variasi diurnal perlu
diperhatikan waktu pengambilan darahnya, antara lain pemeriksaan ACTH, renin, dan
aldosteron.4,21
4.2.6. Perjalanan
Bepergian melewati beberapa wilayah waktu mempengaruhi irama sirkadian normal.
Dibutuhkan 5 hari untuk mencapai irama sirkadian normal setelah melawati 10
wilayah waktu. Perubahan pada hasil tes laboratorium akan menyertai perubahan
fungsi kelenjar adrenal dan pituitari. Selama 20 jam penerbangan, konsentrasi serum
glukosa dan trigliserid meningkat, sementara sekresi glukokortikoid distimulasi. Pada
saat penerbangan yang panjang, retensi natrium dan cairan terjadi, tetapi ekskresi urin
akan kembali normal dalam 2 hari.4
4.2.7. Diet
Diet dinilai dapat memberikan pengaruh terhadap komposisi plasma. Pemeriksaan
laju endap darah, aktivitas besi dan trace elements dipengaruhi secara langsung
maupun tidak langsung oleh diet. Empat hari setelah diet tinggi protein, akan
melipatgandakan konsentrasi urea plasma sejalan dengan peningkatannya dalam
sekresi urin. Konsentrasi kolesterol, fosfat, urat dan amonia serum juga akan
meningkat. Sebaliknya, diet tinggi lemak akan menekan kadar nitrogen karena
38
akan
mempengaruhi
beberapa
hasil
pemeriksaan.
Seberapa
besar
pengaruhnya, tergantung dari jumlah rokok dan asap yang dihirup. Melalui stimulasi
medula adrenal, nikotin meningkatkan konsentrasi dari epinefrin plasma beserta
ekskresi katekolamin dan metabolitnya melalui urin. Konsentrasi glukosa meningkat
10 mg/dL (0,56 mmol/L) saat merokok selama 10 menit. Konsentrasi insulin plasma
menunjukkan respons yang lambat terhadap peningkatan glukosa, meningkat setelah 1
39
jam dari waktu merokok. Umumnya konsentrasi glukosa plasma lebih tinggi pada
perokok dibandingkan bukan perokok dan toleransi glukosa sedikit terganggu pada
perokok. Konsentrasi kolesterol plasma, trigliserida, dan kolesterol LDL meningkat
masing-masing sebesar 3%, 9%, dan 2% pada perokok. Merokok juga menurunkan
respon imun seseorang. Sebagai contoh, konsentrasi imunoglobulin serum (Ig)A, IgG,
dan IgM secara umum lebih rendah pada perokok daripada bukan perokok dengan IgE
yang lebih tinggi.4,21
Konsumsi alkohol juga menyebakan perubahan cepat dan lambat dari beberapa kadar
analit. Dosis ringan sedang alkohol sedikit mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium. Mengkonsumsi alkohol yang mengakibatkan seseorang menjadi mabuk,
dapat meningkatkan kadar glukosa 20-50%. Konsumsi alkohol tunggal (1 g/kgBB)
telah menunjukkan penigkatan aktivitas serum GGT hampir 10% setelah 4 jam, dan
menjadi 100% , 24 jam setelahnya, sebagai pengaruh dari induksi enzim mikrosomal
hepatik. Konsumsi alkohol kronis mempengaruhi kerja berbagai enzim serum.
Aktivitas GGT telah diteliti secara luas, dan peningkatan aktivitas enzim tersebut
digunakan sebagai penanda peminum yang persisten. Alkoholis kronis telah dikaitkan
dengan berbagai abnormalitas karakteristik biokimia, meliputi abnormalitas fungsi
pituitari, kortiko adreanal, dan medula. Aktivitas AST maupun ALT juga meningkat
masing-masing 250% dan 60% pada alkoholis.21
4.2.9. Obat-obatan
Obat-obatan yang diberikan baik secara oral maupun lainnya akan menyebabkan
terjadinya respon tubuh terhadap obat tersebut. Pengaruh obat pada hasil tes
laboratorium dapat terlihat melalui tujuan terapeutik, tetapi juga dapat terlihat melalui
efek samping dan respon idiosinkrasi pasien.
40
Jenis Obat
Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3 bagian tepi telapak
kaki atau ibu jari kaki.
Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan sampel dengan
volume kecil, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar Hb, hematokrit
(mikrohematokrit) atau analisa gas darah (capillary method).
41
Prosedur
Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering.
Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri
berkurang.
Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus diperasperas keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal
ini bukan saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di
atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah.
Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas kering, tetes
berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.
Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-peras untuk
mencegah terbentuknya jendalan.1
Lakukan palpasi (perabaan) dengan jari tangan untuk memastikan letak arteri.
42
Desinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering. Kulit
yang telah dibersihkan jangan dipegang lagi.
Tekan bagian arteri yang akan ditusuk dengan dua jari tangan lalu tusukkan jarum di
samping bawah jari telunjuk dengan posisi jarum tegak atau agak miring. Jika tusukan
berhasil darah terlihat memasuki spuit dan mendorong thorak ke atas.
Setelah tercapai volume darah yang dikehendaki, lepaskan/tarik jarum dan segera
letakkan kapas pada tempat tusukan lalu tekan kapas kuat-kuat selama 2 menit.
Pasang plester pada bagian ini selama 15 menit.1
pilihan berikutnya.
Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan
dengan arteri brachialis dan syaraf median.1
Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan darah
dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan
sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil.1
Daerah edema
Hematoma
Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah
menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu.1
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum. Cara
manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring), sedangkan cara vakum dengan
menggunakan tabung vakum (vacutainer).1
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :
dalam
waktu
lama
dan
terlalu
keras
dapat
menyebabkan
Penusukan
Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga
dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali juga
berpotensi menyebabkan hematoma.
Tusukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah
bocor dengan akibat hematoma.
44
Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat
kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien
ketika dilakukan penusukan.1
vena
yang
tidak
dapat
diandalkan
(rapuh
atau
kecil).
Prosedur :
Persiapkan alat-alat yang diperlukan : syring, kapas alkohol 70%, tali pembendung
(turniket), plester, dan tabung. Untuk pemilihan syring, pilihlah ukuran/volume sesuai
dengan jumlah sampel yang akan diambil, pilih ukuran jarum yang sesuai, dan
pastikan jarum terpasang dengan erat.
Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman
mungkin.
Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien
minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk
memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki
dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke
siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
45
Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan
biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum telah
masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam semprit (dinamakan flash).
Usahakan sekali tusuk kena.
Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta pasien membuka
kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau
plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas
beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum
turniket dibuka.1
Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%, tali pembendung
(turniket), plester, tabung vakum.
Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman
mungkin.
Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien
minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk
memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki
dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke
siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan
biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan tabung
ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung,
maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti
mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan
ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang
diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk
pemeriksaan.
Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas
beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum
turniket dibuka.1
4.3.3.3.Pengambilan Darah Vena pada Pasien yang Terpasang Intravena (IV) Lines
Agar dapat diperoleh spesimen darah yang memenuhi syarat uji laboratorium, maka prosedur
pengambilan sampel darah harus dilakukan dengan benar, mulai dari persiapan peralatan,
pemilihan jenis antikoagulan, pemilihan letak vena, teknik pengambilan sampai dengan
pelabelan.1
Pemilihan letak vena menjadi perhatian penting ketika pasien terpasang intravena (IV) line,
misalnya infus. Prinsipnya, pengambilan sampel darah tidak boleh dilakukan pada lengan
47
yang terpasang infus. Jika salah satu lengan terpasang infus, maka pengambilan darah
dilakukan pasa lengan yang tidak terpasang infus. Jika kedua lengan terpasang infus, lakukan
pengambilan pada vena kaki. Lalu bagaimana jika seluruh akses vena tidak memungkinkan
untuk dilakukan pengambilan sampel darah? Berikut ini adalah teknik pengambilan sampel
darah pada pasien yang terpasang infus atau IV-lines (contoh kasus pasien luka bakar di atas
70%).1
Aternatif 1
Jika memungkinkan, lakukan pengambilan darah pada lengan yang tidak terpasang infus.
Alternatif 2
Jika tidak memungkinkan, lakukan pengambilan sampel darah di daerah kaki.
Alternatif 3
Jika tidak ada akses vena di tempat lain, lakukan pengambilan sampel darah pada lengan
yang terpasang infus dengan cara :
Mintalah perawat untuk menghentikan aliran infus selama minimal 2 menit sebelum
pengambilan.
Lakukan pengambilan sampel darah pada vena yang berbeda dari yang terpasang
infus atau di bagian bawah vena yang terpasang infus.
Buatlah catatan bahwa spesimen dikumpulkan dari lengan yang terpasangi infus
beserta jenis cairan infus yang diberikan. Tulislah informasi ini pada lembar
permintaan lab.
Alternatif 4
Jika hanya ada satu saja akses vena di tempat yang terpasang infus, maka :
Keluarkan darah dari vena tersebut, buang 2-5 ml pertama, dan tampung aliran sampel
darah selanjutnya dalam tabung.
Buatlah catatan bahwa spesimen dikumpulkan dari lengan yang terpasangi infus
beserta jenis cairan infus yang diberikan. Tulislah informasi ini pada lembar
permintaan lab.1
Perhatian : Pemilihan alternatif 3 dan 4 harus dengan ijin dan pengawasan dokter.
Phlebotomis dapat bekerjasama dengan perawat untuk prosedur pengambilan ini.1
pH menurun, hemokonsentrasi
Pengambilan darah terlalu lama (tidak sekali tusuk kena) dapat menyebabkan :
kreatinin, fosfat, LDH, SGOT, SGPT, Hb, Hmt, lekosit, trombosit, eritrosit menurun
pada semua jenis infus
50
DAFTAR PUSTAKA
dalam:
dalam:
terdapat
dalam:
15. Wikipedia
The
Free
Encyclopedia.
Polystyrene.
http://en.wikipedia.org/wiki/Polystyrene. Diunduh 3 Juni 2013.
terdapat
dalam:
16. Wikipedia
The
Free
Encyclopedia.
Polyethylene.
http://en.wikipedia.org/wiki/Polyethylene. Diunduh 3 Juni 2013.
terdapat
dalam:
51
17. Wikipedia
The
Free
Encyclopedia.
Polycarbonates.
http://en.wikipedia.org/wiki/Polycarbonate. Diunduh 3 Juni 2013.
terdapat
dalam:
18. Johnson L. Phlebotomy Order of Draw. National Center for Competency Testing.
Kansas; October 2012. Terdapat dalam: www.ncctinc.com. Diunduh 27 Mei 2013.
19. Di Lorenzo MS, Strasinger SK. Blood Collection. 2nd edition. Pensacola: F.A.Davis
Company; 2010.
20. Ingram S, Byrnell J. Phlebotomy Procedure. Version: 2. NHS Foundation Trust.
Terdapat dalam: www.southernhealth.nhs.uk. Diunduh 27 Mei 2013.
21. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Direktorat Laboratorium Kesehatan. Pedoman
Praktek Laboratorium yang Benar (Good Laboratory Practice). Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia; 2004, p: 34-52.
52
53
54
56