Anda di halaman 1dari 15

Diagnosis dan

Penatalaksanaan
Penyakit Dakriosistitis
Catherine Osho
102012157

Anamnesis
Identitas
Keuhan

pasien

utama

Riwayat

penyakit sekarang

Riwayat

penyakit dahulu

Riwayat

penyakit keluarga

Riwayat

pribadi

Pemeriksaan Fisik
Visus
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Dye

disappearance test (DDT)

Fluorescein

clearance test.

Pemeriksaan Penunjang
CT-scan
Biopsi
Dakriosistografi

Diagnosis Kerja
Dakriosistitis:

inflamasi sakus lakrimal OK


obstruksi duktus nasolacrimal atau tidak
terbukanya membrane nasolacrimal.

Klasifikasi:
akut
Kronis
kongenital

Etiologi
Penyebab
Kuman

utama: obst duct nasolacrimal

penyebab:

Akut:

Staphylococcus, Pneumococcus,
Streptococcus.

Kronik:

tuberculosis, lepra, infeksi jamur.

Epidemiologi
Dibagi

jadi 2: infant dan dewasa >40

Wanita

> pria

Kongenital:

wanita=pria

Patofisiologi

Obstruksi duktus -> penumpukkan air mata dan cairan mucus


yang merupakan media pertumbuhan bakteri sehingga mudah
terjadi infeksi.

Tahap obstruksi: Pada tahap ini, baru saja terjadi obstruksi


pada sakus lakrimalis, sehingga yang keluar hanyalah air mata
yang berlebihan.

Tahap Infeksi : Pada tahap ini, yang keluar adalah cairan yang
bersifat mukus, mukopurulen, atau purulent tergantung pada
organisme penyebabnya.

Tahap Sikatrik : Pada tahap ini sudah tidak ada regurgitasi air
mata maupun pus lagi. Hal ini dikarenakan sekret yang
terbentuk tertahan di dalam sakus sehingga membentuk suatu
kista.

Manifestasi klinis
Umum:

nyeri fokal, kemerahan dan bengkak pada


daerah kelopak mata bawah bagian nasal.

Akut:

epiforia, sakit hebat dikantung air mata dan


demam. Kantung air mata bengkak dan merah
meradang + secret mukopurulen bila ditekan.

Kronis:

tidak nyeri, radang ringan, mata sering


berair yang bertambah bila kena angina, secret
mucoid.

Diagnosis Banding
Dakrioadenitis
Dakrioadenitis

ialah suatu proses inflamasi pada


kelenjar air mata pars sekretorik. Dibagi menjadi
dua yaitu dakrioadenitis akut dan kronik, keduanya
dapat disebabkan oleh suatu proses infeksi ataupun
dari penyakit sistemik lainnya.

Gejala:

pembesaran kelenjar air mata di dalam


palpebra superior bila dieversi.
Sakit di daerah glandula lakrimal (depan temporal atas
rongga orbita dan bengkak kelopak mata atas + belek.

Diagnosis Banding
Obstruksi

duktus nasolacrimal

tertutupnya

membran di daerah miatus inferior


pada neonates.

Gejala:

epiforia sehingga mengakibatkan blefaritis


akibat air mata yang bersifat basa merangsang
kelopak mata bawah

Penatalaksanaan
Akut:

kompres hangat pada daerah sakus yang


terkena, amoxicillin dan chepalosporine
(cephalexin 500mg p.o. tiap 6 jam).

Kronik:

melakukan irigasi dengan antibiotik.


Sumbatan duktus nasolakrimal dapat diperbaiki
dengan cara pembedahan jika sudah tidak radang
lagi.

Pembedahan

dilakukan dakriositorinostomi yaitu


melakuan bypass antara cavum nasal dengan
kantung lacrimal.

Komplikasi

Pecahnya kantung air mata sehingga membentuk fistel.

Abses kelopak mata, ulkus bahkan selulitis orbita.

Komplikasi pascaoperasi adalah pendarahan, hematom,


infeksi dan sikatrik pascaoperasi yang jelas.

Prognosis
Bakteri penyebabnya sensitive terhadap AB, namun
jika obstruksi tidak ditangani maka akan mudah
terjadi rekurensi, dan prognosis akan buruk. Akan
tetapi bila dilakukan pembedahan dengan baik maka
kekambuhan akan sangat jarang terjadi dan
prognosisnya baik.

Kesimpulan
Dakriosistitis

merupakan suatu inflamasi pada sakus


lakrimal yang biasanya terjadi karena obstruksi
duktus nasolakrimal atau tidak terbukanya membran
nasolakrimal. Dapat terjadi dalam bentuk akut,
kronik maupun kongenital. Gejala umumnya
merupakan nyeri fokal, kemerahan dan bengkak pada
keelopak mata bawah bagian nasal dimana pada fase
kronik tidak akan terasa nyeri. Prognosis baik bila
dilakukan pembedahan karena jarang terjadi
rekurensi.

Anda mungkin juga menyukai