Sistem Sekresi
glandula
lakrimalis
2
APARATUS LAKRIMALIS
Sisten Ekskresi
punctum lakrimal
kanalikuli lakrimal
saccus lakrimal
duktus nasolakrimal
meatus inferior
Duktus lakrimalis membasahi bentuk tear film dikeluarkan lwt kanalikulis inferior&superior
kanalikuli komunis ductus nasolacrimalis saccus nasolacrimalis meatus nasi inferior
oropharing
Radang Aparatus lakrimalis
1. Dakrio Adenitis → merupakan
peradangan pada Glandula lakrimalis
2. Kanakulitis → radang pada kanalikuli
3. Dakrio sistitis → peradangan pada
saccus lakrimalis
DAKRIOSISTITIS
• Adalah : peradangan pada saccus lakrimalis
• Predisposisi :Orang tua (lebih sering pada wanita,
umur >40 tahun), trauma, bayi baru lahir
• Secara klinis dibagi menjadi :
– Dakrio sistitis infant
– Dakrio sistitis primer akut & kronis
– Dakrio sistitis sekunder →krn trauma
ETIOLOGI
1. Obtruksi parsial pada duktus naso lakrimalis
2. Infeksi
Dakriosistitis akut kuman stafilokokus,
pneumokokus, Neisseria kataral, dan pseudomonas
(dapat berlanjut menjadi peradangan menahun).
Dakriosistitis kronik tuberkulosis, lepra, trakoma,
dan infeksi jamur.
Infeksi jamur biasanya oleh Candida albican dan
Aspergillus sp, biasanya jarang ditemukan
Dakriosistitis akut pada anak-anak Haemophylus
influenzae
DAKRIOSISTITIS INFANT
Krn pembentukan yg tidak sempurna duktus naso lakrimalis
(erat kaitannya dengan embryogenesis system eksresi
lakrimal).
Gejala : adanya cairan dari pungtum lakrimalis bila sakkus
ditekan, lakrimasi kronis
TERAPI
• TERAPI :
– Lokal Antibiotik tetes mata
– Sistemik AB
– Penyemprotan AB sekaligus probing.
– Operasi Dacryocystorhinostomy
– Operasi Dacryocystoctomy dilakukan bila dg DCR
tdk berhasil
KOMPLIKASI
• Tidak diobati pecahnya kantong air mata: fistel,
abses kelopak mata, ulkus, bahkan selulitis orbita
• Komplikasi terapi bedahPerdarahan (3% pasien),
infeksi kegagalan dakriosistorinostomi paling sering
akibat osteotomi atau penutupan fibrosa pada
pembedahan ostium yang tidak adekuat.
• Kompliksi lainnya meliputi nyeri transien pada segmen
superior os.maxilla, hematoma subkutaneus
periorbita, infeksi dan sikatrik pascaoperasi yang
tampak jelas
PROGNOSIS
• Antibiotik biasanya dapat memberikan kesembuhan pada
infeksi akut.
• Dakriosistitis sangat sensitif antibiotika namun masih
berpotensi terjadi kekambuhan jika obstruksi duktus
nasolakrimalis tidak ditangani secara tepat dubia ad
malam. Akan tetapi, jika dilakukan pembedahan baik itu
dengan dakriosistorinostomi eksternal atau
dakriosistorinostomi internal, kekambuhan sangat jarang
dubia ad bonam.
• Jika stenosis menetap lebih dari 6 bulan maka diindikasikan
pelebaran duktus dengan probe. Satu kali tindakan efektif
pada 75% kasus
DAKRIOADENITIS
DEFINISI
• Peradangan kelenjar lakrimalis atau suatu
proses inflamasi pada kelenjar air mata
pars sekretorik.
EPIDEMIOLOGI
• Peradangan kelenjar air mata yang jarang
ditemukan dan biasanya unilateral ataupun
bilateral.
ETIOLOGI
• Dakrioadenitis dapat berjalan akut dan kronik,
dapat terjadi akibat infeksi :
• Virus : parotitits, herpes zozter, dan virus
sitomegali.
• Bakteri : staphylococcus aureus, steptococcus
gonococcus.
• Jamur : histoplasmosis, aktinomises,
blastomikosis, nokardiosis, dan sporotrikosis.
• Sarkoid dan idiopati
PATOFISIOLOGI
• Patofisologinya belum jelas, namun
beberapa ahli mengemukakan bahwa proses
infeksinya terjadi melalui penyebaran kuman
yang berasal dari konjungtiva yang menuju
ke duktus lakrimalis dan menuju ke kelenjar
lakrimalis
KLASIFIKASI
• Dakrioadenitis Akut • Dakrioadenitis kronik
GEJALA KLINIS
• Pasien dengan dakrioadenitis akut
umumnya mengeluh sakit didaerah glandula
lakrimalis yaitu dibagian temporal atas
rongga orbital disertai dengan kelopak mata
yang bengkak, konjungtiva kemotik dengan
belek.
• Pada keadaan menahun (kronik) yang
hampir sama dengan keadaan akut namun
tidak disertai rasa nyeri.
DIAGNOSIS
• Anamnesis : • Pemeriksaan Fisik:
• Akut bila kelopak mata
• Akut nyeri dan dibalik tampak pembengkakkan
pembengkakan kelopka berwarna merah dibawah
mata. kelopak atas atas temporal.
• Kronik gambaran hampir
• Kronik terdapat
sama dengan akut, namun
pembengkakan tanpa tanpa rasa nyeri. Bila
rasa nyeri. pembengkakkan cukup besar,
bola mata terdorong ke bawah
nasal tetapi jarang terjadi
proptosis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Histopatologi gambaran radang kelenjar
tergantung etiologinya. Bisa muncul radang
granulomatosa atau non- granulomatosa.
DIAGNOSIS BANDING
• Kalazion
• Konjungtivitis adenovirus
• Selulitis preseptal
• Selulitis orbital
TERAPI
• Kompres air hangat
• Antibiotik sistemik
• Bila terlihat abses dilakukan insisi
KOMPLIKASI