Anda di halaman 1dari 34

APPARATUS

LAKRIMALIS
Asri Kartika Anggraeni
201910401011105
Sistem Sekresi
 glandula lakrimalis
 glandula lakrimalis aksesorius (sekresi basal)

Sistem Ekskresi
Aparatus  punctum lakrimal,
lakrimalis  kanalikuli lakrimal,
 sakus lakrimal,
 duktus nasolakrimal,
 meatus inferior
DAKRIOSISTITIS
 Adalah : peradangan pada sakus lakrimalis
umumnya unilateral dan selalu didahului
oleh adanya sumbatan duktus nasolakrimalis

 Secara klinik di bagi :


 Dakrio sistitis infant
 Dakrio sistitis primer akut & kronis
 Dakrio sistitis sekunder → krn trauma
Valve hasner (50% pada bayi lahir), debris epitel (sumbatan),
infeksi bakteri (Streptococcus haemolitycus, Pneumococcus dan
Staphylococcus)

Mikroorganisme penyebab
- Anak : Haemofilus influenza
Etiologi
- Dewasa : Stafilokokus aureus atau Streptokokus beta
hemolitikus
- Dakriosistitis kronis : Streptokokus pneumonie
 Sumbatan duktus nasolakrimalis  penumpukan
air mata, bakteri, debris, epitel, cairan mukus sakus
lakrimalis  merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan kuman
Patofisiologi
 Dapat merupakan eksaserbasi dakriosistitis kronis
atau infeksi perkontinuatum dari sinus paranasalis,
abses gigi, karies gigi pada rahang atas
Dibagi menjadi 3 stadium :
Gambaran Stadium selulitis
klinis Stadium abses lakrimalis
Stadium fistula
 Pembengkakan
 Nyeri pada area sakus lakrimalis
Stadium  Epifora +
selulitis  Gejala sistemik : demam, malaise
 Bengkak dan kemerahan juga menyebar pada
kelopak matta dan pipi
 Inflamasi  oklusi kanalikuli  edema  sakus terisi
penuh oleh pus, distensi, membentuk abses dan terdapat
titik (punctum) di dinding abses

Stadium
abses
lakrimalis
 Merupakan kelanjutan dari stadium abses
 Pus akan mencari jalan keluar dengan membentuk fistula
dibawah ligamen palpebrae medialis. Abses juga dapat
membentuk fistula internal menuju rongga hidung

Stadium
fistula
 Krn pembentukan yg tidak sempurna duktus naso
lakrimalis (erat kaitannya dengan embryogenesis
DAKRIOSISTITIS system eksresi lakrimal).
INFANT  Gejala : adanya cairan dari pungtum lakrimalis bila
sakkus ditekan, lakrimasi kronis,

Non-Medikamentosa

o Massage + kompres dengan air hangat 4 kali/hari


o menekan sakkus 6 – 8 kali /hari
o Insisi dan drainase absess
o Dacryosistonostomi (jika masa akut telah lewat)
Medikamentosa
1. AB lokal : antibiotik topikal dalam bentuk tetes
polymicin B/timethropin 4-5 kali sehari
2. AB sistemik (10-14 hari)
o Anak >5th, <40kg
(Afebrile, Systemic well, reliable parent and mild case)
o amoxicillin/clavulanate 25-45 mg/kgBB/hari p.o
Terapi dibagi dalam dua dosis
o Alternative terapi : Cefpodoxime 10 mg/kgBb/hari
p.o dibagi dalam dua dosis
(Febrile, acutely ill, Moderate-to-severe-case, Or
unreliable parent)
o Hospitalized + cefuroxime 50-100 kg/kgBB/hari Iv
dibagi dalam 3 dosis
o Dewasa
(Afebrile, Systemic well, reliable parent and mild
case)
o Cefalexin 500 mg p.o 4 kali/hari
o Alternative terapi : amoxicillin/clavulanate 500
mg p.o 3 kali/hari
(Febrile, acutely ill, Moderate-to-severe-case, Or
unreliable parent)
o Hospitalized + cefazolin 1 gr Iv 3 kali/hari
Dakriosistitis A. Dacriosistitis AKUT
primer  Sakit, hiperemis
 Demam
 Bengkak pada daerah kantung mata
 Adanya pus pada pungtum lakrimal
 Epifora
 Bila abses pecah terbentuk fistel
B. Dacriosistitis KRONIK
→ radang kronik pada sakkus lakrimal krn obstruksi
duktus naso lacrimal.
- Faktor herediter
- Lingk kurang sehat : debu,asap.

- Gejala :
• Tanda radang minim.
• Refluk(Bila kantung air mata ditekan dapat keluar
secret yang mukoid)
• Kadang disertai fistel dipermk sakkus lakrimal
• Infeksi dapat menyebar ke anterior orbita dengan
gejala edema palpebra atau dapat berkembang
menjadi selulitis preseptal.
ANAMNESIS

 Gejala umum : keluarnya air mata dan kotoran


 Nyeri di daerah kantus medialis yang menyebar ke daerah
Diagnosis dahi, orbita sebelah dalam dan gigi depan
 Bengkak dan merah pada kantus medialis
 Dapat berubah menjadi abses
PEMERIKSAAN FISIK

- Akut : daerah sakus lakrimalis membengkak, lunak dan


eritema yang menyebar ke kelopak mata, serta bila
kantong di tekan keluar cairan purulen
- Kronis : tanda radang minimal, keluar cairan air mata dan
bila ditekan keluar cairan mukoid
PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Pada keadaan akut tidak boleh dilakukan irigasi


atau sodage
- Pemeriksaan foto sinus dan CT scan kepala untuk
menyingkirkan diagnosis banding
 Fistula ke arah kulit
 Selulitis orbita
 Sinusitis ethmoidalis
Komplikasi  Mukokel pada sakus
 Konjungitivitis akut
 Abses kelopak mata
 Kompres air hangat
 Antibiotik : topikal maupun sistemik
(Flucloxacillin/Amoksi-clav)
 Stadium abses lakrimalis
Tatalaksana Dekompresi sakus
Probing dan dacryocystorhinostomy
 Stadium fistula : fistulectomi menggunakan
DCT/DCR
Dakrioadenitis
 Peradangan akut pada kelenjar lakrimalis
 Paling sering ditemukan pada anak-anak sebagai
Definisi komplikasi dari MUMPS, epstain barr virus, campak atau
influenza
 Pada dewasa berkaitan dengan gonore
 Infeksi primer
 Infeksi sekunder
Lokal : trauma, erisipelas, konjungtivitis, selulitis
Etiologi orbita
Sistemik : MUMPS, influenza, infeksi
mononucleosis
Epidemiologi  Peradangan kelenjar air mata yang jarang
ditemukan dan biasanya unilateral ataupun
bilateral.
Patofisiologi  Patofisologinya belum jelas, namun beberapa ahli
mengemukakan bahwa proses infeksinya terjadi
melalui penyebaran kuman yang berasal dari
konjungtiva yang menuju ke duktus lakrimalis dan
menuju ke kelenjar lakrimasi.
ANAMNESIS
Gejala klinis  Nyeri pada bagian lateral atas kelopak mata
 Bengkak pada kelopak mata atas
 Nyeri apabila mata bergerak
PEMERIKSAAN FISIK
 Kelopak mata menjadi merah dan bengkak, bentuk
seperti huruf S
 Bila kelopak mata dibalik tampak pembengkakan dan
pelebaran pembuluh darah pada sisi temporal palpebra
superior
 Bila bengkak cukup besar, bola mata terdorong ke bawah
nasal
 Pembesaran kelenjar preaurikuler

S-shaped curve
Pemeriksaan  Biopsi kelenjar lakrimal bila dicurigai suatu
penunjang keganasan
 Kompres hangat
 Analgesik seperti NSAID
Tatalaksana  Antibiotik sistemik jika terdapat infeksi bakteri
 Bedah : Insisi drainase. Jika sudah terbentuk pus
1. Kalazion
2. Konjungtivitis
Diagnosis 3. Adenovirus
banding 4. Selulitis preseptal
5. Selulitis orbita
6. Keganasan kelenjar lakrimal
Komplikasi Fistula kelenjar lakrimal
 Menjelaskan factor risiko timbulnya penyakit
Edukasi  Menjelaskan penatalaksanaan dari penyakit ini yaitu
pemberian medikamentosa, bila diperlukan dilakukan
tindakan bedah berupa tindakan drainase.
Terima Kasih
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Barookallahu fiik

Anda mungkin juga menyukai