Halaman 1 dari 20
IRIGASI SEDERHANA
TUJUAN IRIGASI
1. Meningkatkan Produksi Pangan terutama beras
2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan air irigasi
3. Meningkatkan intensitas tanam
4. Meningkatkan dan memberdayakan masyarakat desa dalam pembangunan jaringan irigasi
perdesaan
KRITERIA UMUM
1. Irigasi yang tidak tercatat dalam buku inventarisasi DPU Pengairan.
2. Luas areal daerah irigai maks. 150 ha.
3. Pengelolaan, Operasi dan Pemeliharaan dilaksanakan oleh kelompok Tani.
4. Merupakan usulan masyarakat petani.
5. Dapat merupakan rehabilitasi jaringan Tersier dalam daerah irigasi teknis, semi teknis.
6. Tidak sedang dibiayai oleh sumber dana lain.
7. Usulan Bendung baru dari pasangan batu atau beton terbatas pada :
: 5,00 m.
: 3,00 m.
: 30,00 m3/dt
Halaman 2 dari 20
LINGKUP PEKERJAAN
1. Perbaikan atau Rehabilitasi jaringan irigasi yang telah ada, karena tidak memerlukan
kajian teknis yang berat.
2. Pekerjaan peningkatan jaringan irigasi yang telah ada yang benar-benar diperlukan.
3. Pembangunan baru Irigasi Perdesaan.
PERSYARATAN
PEMBANGUNAN BARU dan REHABILITASI
NO
1
PEMBANGUNAN BARU
Lingkup :
Lingkup :
Saluran
atau
bangunan
yang
berkurang fungsi pelayanannya
Kriteria :
Kriteria :
REHABILITASI
Halaman 3 dari 20
PETA SITUASI
PERENCANAAN
1. Tahap Persiapan
3. Desain Teknis
Pekerjaan Rehabilitasi
Pekerjaan (Bangunan) Baru
TAHAP PERSIAPAN
Halaman 4 dari 20
Laporan profil sosio teknis dan kelembagaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Usulan petani untuk desain dan urutan prioritas perbaikan menurut petani
Peta, gambar dan laporan pengukuran, desain dan pelaksanaan konstruksi jaringan
irigasi yang ada.
2. Pengenalan Lapangan
Dilakukan untuk memperoleh gambaran umum daerah irigasi meliputi :
Halaman 5 dari 20
Peta Situasi
Memperbesar skala dari peta topografi yang ada (misalnya topografi skala 1 : 50000).
B.
Menggunakan peta desa yang ada untuk dapat dibuat menjadi peta situasi berskala.
Pengukuran batas luas dan ploting data irigasi :
Kegiatan ini dilakukan dengan memindahkan data irigasi, termasuk semua batas petak
tersier, perlu dilakukan perhitungan untuk mendapatkan luas dan letak yang benar.
Pekerjaan ini dilakukan sejalan dengan kegiatan inventarisasi.
Menggambar peta daerah irigasi :
Peta daerah irigasi dan skema jaringan irigasi pada saat dilakukan pengukuran supaya
dibuat gambar draft dengan skala 1 : 2000.
2.
Melakukan survey dan membuat daftar yang memuat lokasi ukuran dan tipe serta luas
oncoran dari penyadapan air yang belum ada bangunannya, sekaligus menetapkan
batas petak.
B.
Membuat daftar inventarisasi kondisi bangunan yang berisi kondisi : baik, perlu
perbaikan, ganti baru
Pengukuran Saluran
Memasang Patok Referensi Tetap (PRT) pada lokasi disekitar bangunan utama
sebagai titik pengikat lokal
Halaman 6 dari 20
4.
Survey jenis batuan dan tanah pada lokasi bangunan dan saluran (tanah biasa, tanah
bebatu, tanah lembek)
Sistem Planning
A.
Halaman 7 dari 20
Qp / IWR
Keterangan :
A
= Maks. Luas area pelayanan irigasi (ha)
Qp
= Debit andalan (m3/det)
IWR = Kebutuhan air irigasi (l/det/ha)
Untuk irigasi perdesaan IWR = 1,75 l/det/ha.
Untuk menghitung debit dibutuhkan data luas tampang melintang sungai dan
kecepatan air :
Qa = Ar . V
Keterangan :
Qa = Debit air (m3/det)
Ar
= Luas penampang basah rata-rata (m2)
V
= Kecepatan air (m/det)
Kecepatan air dapat dihitung :
V
Keterangan :
V = Kecepatan air (m/det)
R = Ar = jari-jari hidrolis (m)
P = Keliling basah sungai
I
= Kemiringan rata-rata dasar sungai
n
= Koefisien kekerasan dasar sungai
n = 0,025 0,035
B.
Halaman 8 dari 20
Menyusun urutan prioritas tambahan bangunan baru dan bangunan yang akan
diperbaiki dengan memperhatikan :
Pengaruhnya terhadap peningkatan intensitas tanam.
Pengaruhnya terhadap pembagian air yang lebih merata.
Pengaruhnya terhadap beban pemeliharaan.
Pengaruh sosial (mis. Mengurangi konflik petani)
Perkiraan biaya.
Diskusi sistem Planning
Lokasi
Diskusi dilaksanakan dikantor desa atau tempat lain yang dekat dengan jaringan
irigasi dan bila perlu dilanjutkan dilapangan.
Peserta diskusi
- Petugas Cadin PU Pengairan
- P3A atau wakil petani bila P3A belum terbentuk
- Perencana
- Tokoh Masyarakat
- Petugas instansi terkait (mis. Kades, Camat, PPL)
Bahan/Topik diskusi
a. Usulan petani untuk desain.
b. Draft sistem planning yang berisi antara lain :
- Tata letak saluran dan bangunan
- Usulan perbaikan jaringan irigasi dan urutan prioritas versi perencana dan
petani
- Pola tanam
Halaman 9 dari 20
DESAIN TEKNIS
Penyiapan desain teknis dibedakan menjadi dua jenis desain teknis :
A.
1.
2.
Kriteria
Tahapan Pelaksanaan Desain
Diskusi Desain
Final Desain
Gambar purna laksana (as built drawing):
Setelah selesai pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi maka dibuat gambar purna laksana.
3.
B.
3.
Kriteria
Tahapan Pelaksanaan Desain
A. Bangunan Utama
I.
Bendung Sederhana
II.
Pengambilan Bebas
III.
Embung
IV.
Mata Air
V.
Air Tanah
B. Saluran Pembawa, Alat Ukur Debit dan Bangunan Penguras Saluran
C. Saluran Pembuang
D. Bangunan Bagi dan Bangunan Sadap
E. Bangunan Pembawa
F. Bangunan Lain
G. Kelengkapan Bangunan
Gambar purnalaksana (As built drawing)
A.
Bangunan Utama :
I.
Bendung Sederhana,
1.
2.
3.
4.
5.
Pra Desain
Terdiri dari Bandung Pasangan Batu, Bendung Bronjong dan Bendung Cerucuk.
Berfungsi untuk meninggikan permukaan air sungai sesuai dengan kebutuhan dan
membelokan air ke saluran pembawa sesuai dengan debit yang dibutuhkan.
Digunakan pada daerah irigasi yang elevasi permukaan sawahnya lebih tinggi
dibanding dengan elevasi permukaan air sungai terendah.
Bendung ditempatkan pada alur sungai yang lurus dan dasar sungai relatif stabil.
Panjang bendung tidak lebih dari 0,8 lebar sungai.
Dan konstruksi
Bendung harus stabil pada kondisi air normal maupun air banjir.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bendung bronjong tidak diperkenankan pada arus sungai yang mengangkut batu, kayu
dan air sungai agresif.
Kemiringan bagian hilir bendung 1 : 2 dan untuk hulu 1 : 1
Ukuran bronjong dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dengan ketebalan 0,5 m
Kawat yang digunakan adalah kawat galvanis dengan min. 3 mm
Untuk mengurangi kebocoran dapat digunakan lapisan ijuk yang dipasang diantara
bronjong.
Tinggi bendung maks. 2,50 m, panjang lantai : 2 2,5 tinggi bendung.
Elevasi mercu bendung direncanakan berdasarkan perhitungan tinggi air saluran
ditambah 20 cm.
Bendung Cerucuk
-
II.
Bendung Bronjong
-
Halaman 10 dari 20
Sifatnya tidak permanen, terbuat dari baris-baris cerucuk yang dipancang melintang
sungai pada ruas sungai yang relatif lurus dan dasarnya tidak terlalu keras.
Lebar dasar sungai tidak lebih dari 10 m dan debit sungai dalam keadaan banjir
maksimum 10 m3/det.
Luas daerah irigasi maksimum 2,5 ha
Pada sekitar rencana lokasi bangunan tidak terdapat sumber batu.
Banyaknya baris cerucuk tidak kurang dari tiga baris dengan jarak antar cerucuk paling
lebar 0,5 m
Tiap baris cerucuk terdiri dari tiang-tiang yang dipancang secara vertikal dengan jarak
tiang paling jauh 1 m.
Tiap baris cerucuk ditutupi dengan dinding penutup yang terdiri dari kayu yang
dipasang mendatar secara rapt agar bahan pengisi yang diletakan pada ruang antara
baris cerucuk tidak lolos.
Tiap tiang pada baris cerucuk dihubungkan ke tiap tiang pada baris cerucuk yang
lainnya dengan kayu mendatar yang diikat dengan tali pengikat agar baris cerucuk
menjadi kesatuan.
Bahan kayu/bambu yang digunakan adalah jenis keras, tali sebaiknya dari bahan
tahan lapuk.
Pengambilan Bebas :
Bangunan ini tidak memerlukan bangunan melintang sungai untuk membelokan air ke
saluran pembawa.
Bangunan ini ditempatkan pada akhir belokan luar sungai untuk menghindari masuknya
sendimen.
Jika pada sungai yang lurus, pengambilan dilengkapi pengarah arus semi permanen dari
bronjong/cerucuk bambu.
Bangunan ini bisa dipakai didaerah pegunungan yang kemiringan dasar sungainya cukup
curam dan dasar sungainya cukup stabil.
Bangunan pengambilan dibuat permanen dengan pembatas debit dan dilengkapi dengan
pintu.
Desain teknis bangunan dan pengambilan bebas tinggi elevasi lantai pengambilan berada
10 cm dibawah muka air terendah atau 50 cm diatas dasar sungai.
III.
Halaman 11 dari 20
Waduk/Embung
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
IV.
Mata Air :
Air Tanah:
Letak air tanah tidak lebih dari 2,00 dari permukaan tanah.
Dapat dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan pertanian.
Pemanfaatan untuk pertanian terbatas pada tanaman palawija dan sayuran.
5. Cara mengumpulkan air tanah dilakukan dengan membuat sumur gali yang dapat
diperkuat dengan pipa beton 0,80 1,00 m atau pasangan batu/batu bata.
6. Kedalaman air dalam sumur 1,50 2,00 m.
7. Untuk menaikkan air dapat dilakukan:
-
B.
Halaman 12 dari 20
Saluran Pembawa
a.
b.
Pengoperasian mudah
Aspirasi atau tradisi masyarakat setempat
Perencanaan Saluran
2.
Saluran pembawa dapat berupa saluran tanah, pasangan batu atau beton
Kapasitas rencana saluran dihitung berdasarkan kebutuhan air irigasi.
Saluran pembawa harus mempertimbangkan debit air hujan yang masuk
Saluran pasangan hanya digunakan pada tempat-tempat porous
Pada tempat rawan dapat dibuat saluran tertutup
3.
C.
Saluran Pembuang.
1. Berfungsi untuk membuang kelebihan air hujan dan irigasi yang telah digunakan
pada lahan sawah.
2. Direncanakan pada tempat yang rendah.
Halaman 13 dari 20
D.
1.
2.
Bangunan bagi berfungsi untuk membagi air dari saluran sekunder ke saluran tersier.
Boks pembagi berfungsi untuk membagi air dari saluran tersier ke saluran kuarter.
Bangunan bagi atau boks pembagi ditempatkan dilokasi yang sesuai dengan hasil
kesepakatan dalam diskusi sistem planning.
Pembagian air dalam bangunan bagi hendaknya dibuat secara proporsional dengan
jenis pengaliran yang sama (elevasi ambang dan bentuk ambang dibuat sama).
Bangunan bagi dapat dilebgkapi dengan pintu sorong sederhana, sedangkan
bangunan boks pembagi cukup dengan balok sekat.
E.
Halaman 14 dari 20
Bangunan Pembawa
1.
Bangunan Terjun
Digunakan bila tinggi terjun = 1,5 m, apabila lebih dari 1,5 m maka digunakan 2 buah
bangunan terjun.
2.
Gorong-gorong Pembawa
Berfungsi untuk menyeberangkan saluran irigasi bila tepaksa memotong jalan raya
dengan timbunan tanah diatas gorong-gorong min. 0,5 m.
3.
Gorong-gorong Pembuang
Digunakan untuk melintas Saluran Pembuang dibawah saluran Irigasi.
4.
5.
Talang.
Untuk menyeberangi saluran irigasi diatas sungai atau melewati lembah yang tidak
terlalu lebar.
F.
Halaman 15 dari 20
Bangunan Lain
a.
b.
c.
G.
Tanah Porous
Melewati perumahan/kampung
Belahan
Lereng
Dipasang pada saluran irigasi yang berada dilereng tebing dan sejajar dengan
sungai
Konstruksi penahan tebing dapat dibuat dari pasangan batu atau bronjong
kawat.
Kelengkapan Bangunan
1.
Pintu Air
-
2.
Saung Pertemuan/Dangau
-
Halaman 16 dari 20
PERLINDUNGAN SALURAN
Halaman 17 dari 20
Halaman 18 dari 20
TAHAP PELAKSANAAN
1.
2.
3.
Pekerjaan Persiapan
a.
b.
Pekerjaan Tanah
a.
Pengupasan/Stripping
- Mengupas dan memindahkan tanah bagian atas yang tidak memenuhi syarat, t.
min 20 cm.
b.
Galian
- Galian tanah dilakukan menurut batas dan permukaan yang tertera di dalam
gambar.
c.
Timbunan
- Seluruh daerah yang akan menerima beban matrial timbunan harus dibasahi
- Matrial timbunan dihamparkan (dalam keadaan air yang baik) pada lapisan
dengan ketebalan 15 cm
- Pemadatan timbunan dapat dilakukan dengan stamper tangan
d.
Urugan Kembali
- Mengurug kembali tanah bekas galian pondasi/bangunan dari hasil galian untuk
bangunan itu sendiri dan dipadatkan sambil disiram dengan air.
e.
Gebalan Rumput
- Untuk melindungi lereng supaya tidak mudah rusak karena hujan.
Gebalan rumput empat persegi 20 x 20 cm dipasang pada lereng dan dipaku
dengan bambu yang dibelah kecil-kecil.
Gebalan rumput tertanam 3 cm dan dipadatkan pada permukaan lereng yang
dibuat lunak sebelumnya.
Gebalan rumput harus ditempatkan secara bersilangan
Pekerjaan Pasangan
a.
b.
c.
Pekerjaan Bronjong
- Digunakan batu belah 15 25 cm
-
4.
Garis tengah kawat besi galvanis harus 3,2 mm dan mempunyai kekuatan tarik
min. 40 kg/m2.
Mata jaring harus segi enam dengan sisi. 7,5 cm, anyaman dengan 3 lilitan
sehingga kawat berjalan searah.
Dimensi bronjong disesuaikan dengan gambar.
Penyusunan batu sedemikian rupa sehingga betul-betul penuh serta disusun
rapih.
Pekerjaan Beton
a.
b.
Pengecoran
- Tidak boleh dimulai sebelum diijinkan oleh FKT atau wakil yang ditunjuk.
-
c.
d.
Sambungan Konstruksi
- Beton berumur > 4 jam
Busa beton pada permukaannya harus dibuang dengan cara menyikatnya secara
perlahan, kemudian beton baru secepatnya dituangkan.
-
5.
Halaman 19 dari 20
e.
f.
Pekerjaan Saluran
a. Pembuangan saluran pembawa dapat berupa galian atau timbunan (tanggul) atau
sebagian galian sebagian timbunan.
b. Pembuatan saluran pembuang merupakan pekerjaan galian.
6.
Lining Saluran
Dilaksanakan pada saluran pembawa untuk;
-
7.
8.
Halaman 20 dari 20
Bahan
- Dari kayu atau bambu yang baik.
- Tidak boleh ada sambungan.
b.
Peralatan
- Rangka pemancangan berupa bangunan yang kuat yang disangga pada
landasan yang bisa diatur.
c.
Pemancangan
- Cerucuk harus dipasang tegak lurus permukaan tanah dan dipancang sampai
kedalaman tertentu, sesuai gambar desain.
d.