Transformator
Transformator
Pengertian Dasar
Kata Transformator berasal dari kata Transformasi yang artinya PERUBAHAN.
Jadi transformator atau yang biasa disebut TRAFO adalah suatu alat listrik yang dapat
memindahkan dan mengubah energy listrik satu atau lebih rangkaian listrik satu atau lebih
rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gendeng magnet berdasarkan
prinsip induksi-elektromagnet.
Transformator adalah alat yang digunakan untuk mengubah tegangan bolak balik (ac)
dari suatu nilai tertentu ke nilai yang kita inginkan terdiri dari kumparan primer dan sekunder.
Bagian-Bagian Trafo
Bagian dari trafo berdasarkan jalannya fluksi magnit pada inti besi, trafo dibedakan atas
2 macam yaitu:
1.
Trafo inti atau CORE TYPE TRANSFORMER.
Fluksi
magnit
()
Inti Besi
Kumparan
2.
Kumparan
Inti Besi
Kumparan
Primer
Kumparan
Skunder
Inti besi dari trafo berfungsi sebagai rangkaian magnit yang terdiri dari pelat-pelat besi
tipis yang disebut plat trafo atau plat dynamo dengan tebal 0,3 s/d 1.5 mm
Lambang Transformator
Jenis-jenis transformator adalah
1
1. Transformator Step-Up
Lambang Autotransformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik,
dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga
merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan
dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat
dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari
autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah
daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan
isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain itu,
autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa
kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).
Kegunaan Transformator (trafo)
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan
2
primer yang bertindak sebagai input, kumparan skunder yang bertindak sebagai output, dan
inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.
a.
Trafo
Skunder
12 V
Perala
tan
Listrik
G
3
T1
T2
Pusat
Pembangkit
Saluran
Distribusi dan
Konsumen
T1 = Trafo STEP UP
T2 = Trafo STEP DOWN
Pada saluran penurun tegangan dikenal trafo distibusi yaitu untuk merubah tegangan
distribusi primer ke tegangan distribusi skunder untuk di distribusikan ke konsumen.
c.
Klasifikasi Trafo
1. Trafo tunggal atau satu fasa
2. Trafo tiga fasa.
Beban
Beban
A
Trafo
pengukuran
Arus
V
Trafo
Pengukuran
Tegangan
e.
V1
N
I
1 2 a
V2 N 2 I1
P1 P2
V1 I1 V2 I 2
V1
V2
N1
N2
a
P1
P2
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder
transformator ada dua jenis yaitu:
1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah
menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih
banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik
tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih
banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan
sekunder adalah:
1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,
Untuk memudahkan analisa prinsip kerja dari trafo yaitu:
1. Tidak ada kerugian besi, sehingga I dan sefasa dan kerugian arus eddy dan
histeristik = 0
2.
3.
4.
5.
Apabila pada kumparan primer suatu trafo (lihat gambar A) dihubungkan dengan tegangan
V1 yang sinusoida (V1=V1 Sin t maka akan mengalir arus primer Io yang sinusoida.
Dengan menganggap jumlah lilitan pada kumparan primer N1 reaktif murni, Io akan
tertinggal 900 dari V1 (lihat gambar B).
I0
V1
N1
N2
e1
e2
V2
I0
V
E
0
1
Gambar B. Diagram Vektor Trafo
Ideal
Arus primer Io akan menimbulkan fluksi yang sefasa dan juga berbentuk sinusoida :
= m Sin t,
m = fluksi maksimum
Fluksi yang sinusoida ini akan menghasilkan tegangan induksi e1 yang menurut HUKUM
INDUKSI FARADAY besarnya:
e1 N 1
d
x 10 8 Volt
dt
e1 N1 2f m cos t 10 8 Volt
emax N 1 2f m 10 8 Volt
e1 emax cos t
Harga effektif
E1
emax
2
N 1 2f m 10 8
2
Volt
E1 2 f N1 m 10 8 Volt
E1 4,44 f N1 m 10 8 Volt
Pada rangkaian skunder dengan jumlah lilitan N2, fluksi bersama akan menimbulkan:
d
x 10 8 Volt
dt
e2 N 2 m cos t 10 8 Volt
e2 N 2
E 2 4,44 f N 2 m 10 8 Volt
E1 N1
E2 N 2
Dengan mengabaikan rugi tahanan dan fluksi bocor (Trafo Ideal), maka:
Sehingga :
E1 V1
N
1 a
E 2 V2
N2
a perbandingan transformasi
Dalam hal ini tegangan induksi E1 mempunyai kebesaran yang sama tetapi berlawanan arah
dengan tegangan sumber V1
Arus Penguat
Arus penguat adalah arus primer Io yang mengalir pada kumparan sekunder tidak
dibebani.
Dalam kenyataannya Io terdiri dari
1. IM (arus pemagnitan).
2. IC (Arus rugi tembaga)
Lihat gambar di bawah dan diagram vektornya
I0
V1
IC
RC
IM
I0
X
V1
Kal
IM
E1
IC
au
IM menghasilkan fluksi
kit
IC merupakan daya yang hilang akibat adanya hiterisis dan arus eddy (I C sefasa
a
dengan V1).
per
Apabila tidak ada kerugian histerisis pada ini besi, dan karena hubungan - IM
hat
sesuai dengan lengkung B H, maka sinusoida shingga bentuk IM tidak sinusoida
ika
(lihat gambar).
n
= BA ga
mb
ar
A
IM
c
b
c1
di
Im
ata
b1
s
a1
ter
0
da
A1
pat
Ar
B1
C1
IM
Hl
N
us
pe
KEADAAN BERBEBAN
Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban Z L (lihat gambar 20),
maka pada kumparan sekunder akan mengalir arus I2 yang besarnya:
V
I 2 2 dengan 2 = faktor kerja beban
ZL
I1
V1
I2
E1
N1
N2
E2
V2
ZL
Gambar 20
Arus beban I2 ini akan menimbulkan ggm. N2I2 yang cenderung menentang fliksi
bersama yang telah ada akibat arus pemagnitan I M. Agar fluksi bersama itu
tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir arus I 2 yang
menentang fluksi yang dibangkitkan oleh beban I 2, hingga keseluruhan
arusyang mengalir pada kumparan primer menjadi
I1 I 0 I 2'
8
I1 N 2 1
I 2 N1 a
Rangkaian Ekivalen
Dalam pembahasan ini tahan fluksi bocor diperhitungkan. Tidak seluruh fluksi
yang dihasilkan oleh IM merupakan fluksi bersama ( M), tetapi sebagai dari padanya
hanya mencakup kumparan primer ( 1l) atau kumparan sekunder ( 2l) saja (lihat
gambar 21).
Dari rangkaian di atas dapat dibuat vektor diagramnya terlihat pada gambar 23
Dari vektor diagram di atas, dapat diketahui hubungan penjumlahan vektor sebagi
berikut:
V1 = E1 + I1 R1 + I1 X1
E2 = V2 + I2 R2 + I2 X2 = I2 ZL + I2 R2 + I2 X2
karena :
E1 N1
a atau
E2 N 2
E 1 = a E2
maka :
E1 = a (I2 ZL + I2 R2 + I2 X2)
karena:
I 2' N 2 1
I 2 N1 a
atau
I2 = a I2
maka :
E1 = a2 I2 ZL + a2 I2 R2 + a2 I2 X2
V1 = a2 I2 ZL + a2 I2 R2 + a2 I2 X2 + I1 R1 + I1 X1
10
Dari rangkain ekivalen di atas, maka dapat digambarkan untuk beban dengan faktor
kerja terbelakang (lihat gambar 25)
11
V1n
12
Gambar 27 berikut ini memperlihatkan skema blok diagram perubahan energi dan
rugi-rugi dari suatu trafo.
Watt
b. Rugi arus pusat (eddy current losses) (Pe) yaitu rugi yang disebabkan arus pusar
pada ini besi.
Pe = Ke f2 B2max
Ke
f
Bmax
Watt
P2
x100%
P1
atau
V2 xI 2
x100%
V1 xI1
P2
x100%
P2 rugi rugi
14
Contoh Soal :
Contoh cara menghitung jumlah lilitan sekunder :
Untuk menyalakan lampu 10 volt dengan tegangan listrik dari PLN 220 volt digunakan
transformator step down. Jika jumlah lilitan primer transformator 1100 lilitan, berapakah
jumlah lilitan pada kumparan sekundernya ?
Penyelesaian :
Diketahui : Vp = 220 V
Vs = 10 V
Np = 1100 lilitan
Ditanyakan : Ns = ?
Jawab :
VS
NS
IP
15
P=I.V
Ditanyakan :
a. Pp = .. ?
b. Ps = .. ?
Jawab :
V1
I1
R2
XL
N1
16
N2
e1
e2
XL
2
I2
Diketahui:
A. Trafo dengan rugi-rugi reaktansi (Z1)
Pada sisi Primer
Daya trafo (P1) = 18000 Watt, tegangan (V1) = 1000 Volt, Jumlah lilitan (N1) 1500,
tahanan (R1) = 0,052 Ohm, Indktansi (XL1) = 0,016 Ohm.
Pada sisi skunder
Jumlah lilitan (N2) = 500, tahanan (R2) = 0,018 Ohm, Induktansi (XL2) = 0,0053 Ohm.
Jawab :
Arus pada sisi primer
I1
P1 18000
18 Ampere
V1 1000
Z 1 arcTan
0,2880
0,0165
999,0640
E1 999,0640 0,0165 0 Volt
E1 arcTan
17
N2
500
E1
x999,0640 333,0213 Volt
N1
1500
E 2 0,0165 0
E2 333,0213 0,0165 0 Volt
R22 XL22
0,018
16,4946 0
0,0053
Z 2 arcTan
|Z2| = 0,018016,49460
Ohm
E 2 E 2 333,0213 0,0165
17.739,796716,4781o Amper
Z 2 Z 2
0,018816,4946
Jika ditinjau besarnya arus I2 > (N1 I1/N2) maka trafo tersebut mengalami hubung singkat
E2 I 2 R2 jXL2 Rb jXLb
E2 I 2 R2 b jXL2 b
dim ana :
Z 2 b R22b XL22 b Z02 b
I2
E2
Z 2 b Z02 b
18
R1
V1
R2
XL
I1
N1
N2
e1
e2
XL
2
I2
Zb
Rb
XL
b
Diketahui:
B. Trafo dengan rugi-rugi reaktansi dan berbeban
Pada sisi Primer
Daya trafo (P1) = 18000 Watt, tegangan (V1) = 1000 Volt, Jumlah lilitan (N1) 1500,
tahanan (R1) = 0,052 Ohm, Indktansi (XL1) = 0,016 Ohm.
Pada sisi skunder
Jumlah lilitan (N2) = 500, tahanan (R2) = 0,018 Ohm, Induktansi (XL2) = 0,0053 Ohm.
Pada beban
Tahanan (Rb) = 8 Ohm, Indktansi (XLb) = 6,5 Ohm.
Jawab:
Arus pada sisi primer
I1
P1
18000
18 Ampere
V1 cos( 0 ) 1000
Z 1 arcTan
0,2880
0,0165
999,0640
E1 999,0640 0,0165 0 Volt
E1 arcTan
R22b XL2b 2
dan
8 ,018
0
39 ,0537
6 ,5053
Z 2 arcTan
|E2| 2 = I2 |Z2b| 2b
I2
E 2 2
333 ,0213
0 ,0165 39 ,0537
Z 2 b 2 b
10 ,3251
Jika ditanyakan:
a. Daya ggl (PE2)
b. Daya pada Impedansi Z2 (PZ2)
c. Daya pada Impedansi Zb (PZb)
d. Effisiensi Trafo ()
Jawab :
a. Daya ggl (PE2)
PE2
= |I2|I2 |E2|I2
= 32,2536 x 333,0213 -39,07020 -0,01650
= 10741,14977 -39,088760 VA
= 10741,14977 Cos(-39,08876)
= 8337,1992 Watt
20
Z2
R22 XL22
0,018
16,4946 0
0
,
0053
Z 2 arcTan
|Z2| = 0,018016,49460
Ohm
= |I2|22 I2 |Z2|Z2
= (32,2536)2 x 0,0180 2 x -39,07020 + 16,49460
= 19,5202 -61,73370
= 19,5202 Cos(-61,7337)
= 9,2442 Watt
PZ2
b arcTan
|Zb| = 10,307839,09390
PZb
Ohm
= |I2|22 I2 |Zb|b
= (32,2536)2 x 10,3078 2 x -39,07020 + 39,03930
= 10721,1373 -39,04660 VA
= 10721,1373 Cos(-39,0466)
= 8327,9550 Watt
d. Effisiensi Trafo ( )
Pout = PZb = 8327,9550 Watt
Pin = P1 = 18000 Watt
P out
8327 ,9550
x100%
x100% 46 ,2401%
Pin
18000
21
Z2
Z1
V1
I1
N1
N2
e1
e2
I2
Vb
P1
70000
V1 = V1 Cos() + j V1 Sin()
V1 = 380 Cos(0) + j 380 Sin(0) =380 Volt +j0
Impedansi (Z1) pada sisi Primer
Z1 = Z1 Cos() + j Z1 Sin()
Z1 = 0,03 Cos(15) + j 0,03 Sin(15)
Z1 = 0,0290 + j 0,0078 Ohm
Tegangan Z1 (VZ1)
VZ1 = I1 Z1 + j I1 Z1
VZ1 = 184,2105 * 0,0290 + j 184,2105 * 0,0078
VZ1 = 5,3380 + j 1,4303 Volt
Tegangan ggl (E1)
22
E1 = V1 - I1 Z1
E1 = (380 Volt +j0) (5,3380 + j 1,4303)
E1 = 374,6620 + j 1,4303
E1 374,6620 2 + 1,4303 2 374 ,6647 Volt
1,4303
0
0 ,2187
374,6620
b arcTan
E1 = | E1|0 = |374,6647|-0,21870
Tegangan ggl (E2) pada sisi Primer pengaruh lilitan dan perbandingan S lilitan
E2 = (N2/N1) * | E1|0
E2 = (750/1500) * 374,6647 = 187,3324 Volt
E2 = -0,21870
sehingga:
E2 =E2 Cos() + j E2 Sin()
E2 = 187,3324 Cos(-0,2187) + j 187,3324 Sin(-0,2187)
E2 = 187,3310 j 0,7151 Volt
Tegangan pada Beban (Vb)
Vb =Vb Cos() + j Vb Sin()
Vb =150 Cos(15) + j 150 Sin(15)
Vb = 114,9067 + j 96,4181 Volt
Arus yang mengalir pada sisi Skunder (I2)
I2 = (E2 - Vb ) / Z2
I2 = (187,3310 j 0,7151) (114,9067 + j 96,4181)
I2
E 2 Vb
Z2
dim ana :
V2 b E 2 Vb (187,3310 - j 0,7151) - (114,9067 + j 96,4181)
V2 b 72 ,4243 j 97 ,1332
V2 b ( 72 ,4243 )2 ( 97 ,1332 )2 121,1616
97 ,1332
0
53,2911
72 ,4243
V2 b arcTan
TRANSFORMATOR 3 FASA
23
Transformator 3 fasa pada dasarnya merupakan transformator 1 fasa yang disusun menjadi 3
buah dan mempunyai 2 belitan, yaitu belitan primer dan belitan sekunder. Ada beberapa
metode untuk menghubungkan belitan yaitu:
1. Hubungan segitiga dan segitiga (delta dan delta) / ()
2U
2W
1U
1W
2V
1V
1U
1W
1V
2V
1V
2U
2W
2V
1V
2U
2W
2V
IL
If
Vf = VL
If
Vf = VL
IL
If
Vf = VL
IL
IL
3 If
Daya
P 3V
P 3 VL
P
I f Cos
Watt
IL
Cos
3
Watt
3 V L I L Cos
Watt
If
VA
3 V L IL
VA
2. Hubungan Bintang
IL
Vf
If
VL
I0
N
VL
Vf
VL
Vf
If
IL
If
IL
3 Vf
f
Daya
P 3V
P 3 VL
P
I f Cos
Watt
IL
Cos
3
Watt
3 V L I L Cos
Watt
25
If
3 V L IL
VA
VA
26
Suatu trafo 3-fasa 100 kVA, 50 Hz, 3300/400 V memiliki hubungan- pada sisi tegangan
tinggi dan hubungan-Y pada sisi tegangan rendah.
Impendansi pada sisi lilitan tegangan tinggi adalah 3.5 /fasa dengan sudut fasa 150 dan pada
lilitan sisi tegangan rendah 0.02 /fasa dengan sudut fasa 250
Jawab:
P = 3 V f If
100000 = 3 3300 If
If =10.10101 Amper
Ef = Vf If Z150
Ef =3300 10,1010 (3.3807 + j 0.9059)
E2 = I2 Z + Vb
395.8623 0.1605290 = I2 0.02 250 + 380 100
395.8607 + j1.1091 - 374.2269 - j65.9863 = =
I2 = 3419.456
I2 0.02 250
-96.55860
27