Anda di halaman 1dari 5

Pastikan pasien sudah keramas sebelum pemeriksaan EEG, beritahukan kepada

pasien, sebelum perekaman jangan menggunakan minyak rambut dan jangan


menggunakan makeup (untuk pasien wanita), bila menggunakan makeup biasanya
akan sulit memasang elektroda pada titik FP1 dan FP2 serta ground. Hal ini untuk
memudahkan operator dalam pemasangan elektroda.Semakin bersih kulit kepala
semakin kecil impedansi antara elektroda terhadap kulit kepala.
Untuk pemasangan elektroda yang benar (simetris), ukur kepala dengan teknik 1020 system. Setelah diukur, berikan tanda dengan pensil khusus EEG atau dengan
spidol merah disetiap titik peletakan elektroda. Dapat pula dengan mengkuncir
rambut disetiap titik, agar elektroda dapat menempel langsung ke kulit kepala tanpa
terhalang rambut.
Bersihkan tiap titik peletakan elektroda dengan abrasive gel, caranya letakkan
abrasive gel ke lidiwaten / cutton bat kemudian gosok perlahan lahan dititik yang
akan diletakkan elektrodanya. Penulis menggunakan Nuprep sebagai abrasive
gelnya.
Elektroda pertama yang dipasang sebaiknya elektroda Ref dan ground, alasannya
adalah untuk memudahkan operator dalam cek impedance, pada mesin EEG buatlah
treshhold impedance di bawah 5Kohm. Semakin kecil nilai impedansinya, semakin
baik pemasangannya. Pemasangan elektroda ground biasanya diletakkan di FPZ dan
untuk Elektroda Ref diletakkan di diantara CZ dan FCZ.
Untuk merekatkan elektroda ke kepala, gunakan pasta ten20, pemasangan yang
baik adalah pada saat elektroda yang sudah diberi pasta ten20 kemudian direkatkan
ke kepala, akan keluar pasta dari lubang elektroda (seperti cacing).
Elektroda yang sering lepas bila pasien bergerak atau kulit pasien berminyak adalah
di titik FP1, FP2, A1, A2, O1, O2 dan OZ, di titik tersebut selain menggunakan pasta
penulis menyarankan menggunakan microtape, micropore, surgicaltape (pilih salah
satu)
Perhatikan setelah memasang elektroda, akan muncul nilai impedansi dilayar
monitor. Bila angka dibawah 5 Kohm berarti pemasangan sudah baik. Atau
dibeberapa mesin digital EEG ada parameter warna, bila berwarna hijau nilai di
bawah 5 Kohm dan bila di atas 5 Kohm berwarna merah. Parameter warna
tergantung dari masing-masing mesin EEG Lakukan langkah diatas sampai semua
elektroda terpasang.

Pada saat perekaman, biasanya pasien dalam kondisi terentang, ganjal kepala
pasien dengan bantal, pergunakan bantal yang nyaman tapi tidak mengganggu
elektroda yang terpasang. Penulis menyarankan gunakan bantal guling kecil (bantal
bayi).
Tanyakan ke pasien apakah posisi kepalanya sudah nyaman dan tidak tegang.
Beritahukan

juga

ke

pasien

agak

tidak

terlalu

sering

berkedip

dan

bergerak.Renggangkan rahang pasien, maksudnya antara gigi atas dan gigi bawah
jangan menempel. Semua ini dimaksudkan agar mengurangi artefact yang timbul
dari pasien sendiri.
Setelah semua prosedur diatas dilakukan, lihatlah ke monitor, apakah gelombang
EEG sudah baik (tidak banyak artefact), Bila sudah lakukanlah perekaman.
Dalam awal perekaman perintahkanlah ke pasien agar membuka dan menutup
mata, lakukanlah beberapa kali. Jangan lupa memberikan marker pada saat
melakukan setiap perintah yang kita minta. Biasanya pada mesin EEG sudah
terdapat tamplate marker seperti Eye Open, Eye Close dll. Operator tinggal mengklik
saja.
Aktivitas pasien harus selalu dipantau, misalkan saat pasien bergerak atau batuk,
berikanlah marker. Ini memudahkan dokter dalam membaca hasil rekaman. Saat ini
teknologi EEG sudah berkembang, selain menggunakan marker untuk menandai
setiap aktivitas pasien ada juga EEG dengan fasilitas Video recording, jadi saat hasil
EEG dibaca, dokter pembaca dapat melihat langsung aktivitas pasien selama
perekaman bersamaan dengan gelombang EEG.
Untuk jenis mesin EEG lama, operator harus merubah montage tiap beberapa menit,
Biasanya 2 sampai 3 menit perekaman operator harus merubah montage , dari
montage I sampai VIII
Di mesin EEG terbaru operator sudah tidak perlu lagi merubah montage,
dikarenakan pada saat merekam semua montage sudah direkam oleh mesin EEG.
Penulis menyarankan pada saat rekaman gunakanlah montage Referential, contoh :
FP1-Ref, FP2-Ref, F4-Ref dst. Kenapa penulis menyarankan menggunakan montage
Referential? Karena dengan montage referential pada saat ada elektroda yang lepas
atau bed connect dapat langsung terlihat posisi elektroda mana yang bermasalah,
jadi operator dengan mudah dan cepat untuk memperbaikinya.

Saat rekaman, lanjutkan dengan memberikan pertanyaan ringan samapi berat,


seperti Namanya sapa pak / bu?, alamatnya di mana?, no tlp / hpnya berapa?, 22
berapa? 79 berapa?
Untuk pertanyaan perkalian, penjumlahan dan pembagian operator harus tau
kemampuan / pendidikan pasien.
Jangan lupa memberikan marker setiap kita menanyakan sesuatu dan marker juga
setiap jawaban pasien.
Setelah itu lakukan provokasi dengan menggunakan photic, photic adalah lampu LED
atau strobo yang dapat diatur intensitas cahaya dan frequensinya.
Penulis biasanya menggunakan setting 2Hz, 3Hz, 5Hz, 10Hz, 15Hz, 20Hz (mata
tertutup) 20Hz, 15Hz, 10Hz, 5Hz, 3Hz, 2Hz (mata terbuka). Waktu tiap masingmasing frequensi adalah 10 detik, dan atara frequensi pertama ke berikutnya ada
jeda kosong tanpa cahanya 10 detik. Dan energy cahaya menggunakan 1000 Joule
Contoh :
Frequensi

Waktu

2 Hz

10s

0Hz

10s

3Hz

10s

0Hz

10s

5Hz

10s

0Hz

10s

10Hz

10s

0Hz

10s

15Hz

10s

0Hz

10s

20Hz

10s

0Hz

10s

20Hz

10s

0Hz

10s

15Hz

10s

0Hz

10s

10Hz

10s

5Hz

10s

0Hz

10s

3Hz

10s

0Hz

10s

2Hz

10s

Contoh di atas adalah tidak baku, masing-masing Lab EEG akan berbeda setting
photicnya..
Setelah Provokasi photic selesai, lakukan provokasi hiperventilasi, hiperventilasi
adalah bernafas dengan cepat yang dilakukan kurang lebih 3 menit.
Berikan contoh ke pasien sebelum melakukan hiperventilasi. Dengan cara tarik nafas
dari hidung buang melalui mulut, lakukan secara cepat. Hati-hati dalam melakukan
hiperventilasi, bila pasien ada gangguan jantung konsultasikanlah dengan dokter
pembaca atau dokter pengirim.
Setelah porvokasi hiperventilasi, lakukan post hiperventilasi, bernafaslah secara
normal kurang lebih 3 menit.
Setelah semua selesai, usahakan pasien tidur, bila pasien mengantuk diawal
rekaman biarkan pasien tidur kurang lebih 15 menit, kemudian bangunkan.
Diharapakan dokter pembaca dapat melihat aktivitas otak pasien dalam keadaan
tidur.

Lama perekaman dari awal sampai akhir kurang lebih 30 sampai 45 menit (masingmasing lab EEG berbeda, tergantung kebutuhan.
Penulis sadar bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Mohon masukan, kritik
dan saran dari para pembaca, bila ada yang kurang silahkan ditambahkan. Bila ada
yang salah mohon dimaafkan. Tulisan ini berdasarkan pengalaman bekerja penulis
selama 10 tahun di EEG Engineering.

Anda mungkin juga menyukai