Anda di halaman 1dari 150

International Law

Hukum Internasional

ISTILAH HUKUM INTERNASIONAL


- International Law
- Public International Law
- Law of Nations (Hukum Bangsa-bangsa)
- droit de gens = ius gentium
PEMBAGIAN HUKUM INTERNASIONAL
1. Dilihat dari materi yang diatur:
- Public International Law (Hk Internasional Publik)
- Private International Law (Hk Internasional Privat)
2. Dilihat dari Lingkup Berlakunya:
- General Rules of International Law
- Regional Rules of International Law
- Community Law

Ruang Lingkup HI
PENGERTIAN H.I:
- Keseluruhan ketentuan hukum yang mengikat
negara dalam hubungan mereka satu sama lain
- Keseluruhan ketentuan hukum yang mengikat subyek
HI dalam hubungan mereka satu sama lain
Unsur:
- Ktt Hukum
- Subyek HI
- Hubungan antar subyek hukum

Materi Perkuliahan HI
HI = Hukum
Ketentuan Hk

Ujud HI (sumber Hk)


HI vs HN

Hukum
Internasional

Pembuatan Traty
Damai
Hubungan Hk

Hub. Diplomatik
Sengketa/Perang
Tidak Damai
Penyelesaian Sengketa
Negara

Subyek HI
Individu
Organisasi/Lembaga Intl

Hukum Internasional = Hukum .. ?


Austin:
H I = Moral internasional
Hk.: - aturan tingkah laku

Teori

- dibuat oleh bdn yg berdaulat


- sanksi (ekternal powers)

Hukum
Internasional

Oppenheim
HI = hukum
Hukum: - aturan tingkah laku
- masyarakat (internasional)
- jaminan pelaks. (ekternal power)

Praktek
HI = Hukum
- negara berlindung di balik hukum
- tindakan salah atau tuntutan negara diukur dg hukum
- negara membentuk hukum internasional
5

H.I. mrpkan Ketentuan hukum


HI = HK ?

AUSTIN:
= HI bukan hukum, melainkan moral intl
- Moral: kumpulan tingkah laku yg didasarkan pd
concience of man yg pelaksanannya
dijamin dg internal power
- Hukum: kumpulan tingkah laku yg dibuat
oleh bdn legislatif yg pelaksanannya
dijamin dg eksternal power

.
Oppenheim:
a body of rules for human conduct within a
community which by common consent this
community shall be enforced by external power
Unsur-2 hukum:
- aturan tingkah laku
- dalam masyarakat
- adanya kesepakatan
- jaminan pelaksanaan berupa (external power)
External power (=hukum) >< Internal power (=moral)
HI = hukum, tp hukum yg lemah (weak law)

Sekelumit berita
REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Tindakan Amerika melalui
serangan pesawat tak berawak di Pakistan, dinilai sebagai
tindakan melanggar hukum internasional.
JAKARTA, Sabtu (Sahabatalaqsha.com): Militer Israel akan
menggunakan bom fosfor yang sudah jelas dilarang oleh
hukum internasional, dalam serangan berikutnya di Jalur Gaza.
dakwatuna.com Islamabad. Agresi Israel terhadap warga
Palestina di Jalur Gaza menuai kecaman beberapa negara di
dunia termasuk Pakistan. Pakistan menilai tindakan zionis itu
benar-benar telah melanggar hukum internasional.

Praktek
HI = Hukum
- Tidakan negara berdasarkan HI
- Negara-2 membentuk HI
- Tuntutan atau menyatakan salah dlm
hubungan internasional bdsk hukum

Tugas:

1. Pengaruh/Pandangan Aliran Hukum


Alam terhadap HI Ganji[
2. Pengaruh/Pandangan Aliran
Positivis terhadap HI Genap

Perkembangan HI
Yang mengalami perkembangan:
- substansi hukum
- struktur/kelembagaan hukum
- budaya hukum (= subyek hk.)

Praktek hubungan

Ajaran/Teori/Paham

- antar polis/kerajaan
- negara
- prilaku individu

- hukum alam
- positivisme

Perkembangan HI
Melalui: - praktek hub negara-2
- pengaruh ajaran para ahli
Masyarakat intl: polis-polis
Tonggak perkembangan masy. intl adanya
Perj.Westphalia 1648 lahirkan neg. merdeka
- akhiri perang 30 tahun di daratan Eropa
- akhiri kekaisaran Romawi Suci
- hub. kenegaraan dipisahkan dr hub. Gereja dan
didasarkan kepentingan nasional
- pengakuan atas negara-2 kecil.

12

Masyarakat Internasional

Negara merupakan satuan teritorial yg berdaulat


Hubungan nasional didasarkan atas kemerdekaan
dan persamaan derajat
Tidak diakuinya kekuasaan di atas negara, spt
kaisar
Hubungan antar negara didasarkan atas hukum
(hukum Romawi)
Negara mengakui adanya HI sbg hk yg mengatur
hubungan mereka
Tdk adanya mahkamah dan kekuatan polisi
internasional yg bisa memaksa
Berubahnya anggapan atas doktrin belum justum
menjadi represaille

.
Pengaruh ajaran:
1. Hukum Alam/Naturalis:
hukum berasal dari prinsip-2 yg berlaku
universal bersumberkan pd ajaran Tuhan.
Hukum bukan buatan manusia
Tokohnya: Hugo de Groot (Grotius) dejure
belli ac pacis
2. Positivisme
hukum dibuat oleh negara-2 atas kemauan mereka.
Dasar HI = kesepakatan bersama, baik secara tegas2
atau diam-2.
Tokohnya: JJ Rousse & Bynkershoek
3. Modern
HI = embrio -> hasil praktek

Macam-2/Ujud HI Sumber Hukum HI


Sugeng Istanto
Teori

Moctar K

Sumber Hukum
Starke
Praktek
ICJ Ps.38

Ujud ketentuan = Sumber Hk. HI


Umum

: Pengertian Sumber Hukum?


Materiel: prinsip-prinsip yg menjadi dasar bg hk

Sugeng Is
Formil : proses penciptaan hk
Materiel: dasar kekuatan mengikatnya hk
Sumber Hk.
Hk. Intl

Mochtar K
Formil : macam-macam ketentuan
Starke

: macam-macam sumber hk formil


Custom, Treaty, Decision, of judicial or arbitral tribunal,

Juristic work, Decisions of the organ/Intl Orgs.

Ps. 38 (1) ICJ

: menunjuk dasar penyelesaian kasus


- international conventions
- international Custom
- the general principles of law
- judicial decision and the teachings of the most highly

Article 38 ICJ
1. The Court whose function is to decide in accordance with
international law such disputes as are submitted to it, shall apply:
a. international conventions, whether general or particular,
establishing rules expressly recognized by the contesting
states;
b. international custom, as evidence of a general practice
accepted as law
c. the general principles of law recognized by civilized nations;
d. subject to the provisions of Article 59, judicial decisions and
the teachings of the most highly qualified publicists of the
various nations, as subsidiary means for the determination of
rules of law
2. This provision shall not prejudice the power of the Court to decide
a case ex aequo et bono, if the parties agree thereto.

17

I
nternational conventions, whether general or particular,
establishing rules expressly recognized by the contesting
states

1.

International Convention
-Treaty
- Agreement
- Declaration
- Protocol
- Charter
- Statute
- MoU
- Final act
- Agreed minutes
dsb.
Pengertian:
Ps.2 (1.a) KW 1969:
= Treaty sebagai suatu persetujuan internasional yang dibuat antar
negara dalam bentuk tertulis dan diatur oleh HI, apakah tersusun
dalam suatu instrumen tunggal, dua atau lebih instrumen yang
terkait dan apapun bentuknya yang dibuat secara khusus
= Melalui Treaty akan melahirkan hak dan kewajiban diantaranya
18

International conventions, whether general or particular,


establishing rules expressly recognized by the contesting
states;

2. General or Particular
General = Multilateral treaty (PI umum): menetapkan
kaidah yg berlaku universal (law making treaties)
Particular = bilateral treaty (PI khusus) : menetapkan
kaidah yg hanya berlaku antar pihak ttu (treaty contract).
Treaty contract law making treaties :
- merumuskan hukum kebiasaan
- menciptakan hukum kebiasaan
3. Expressly recognized: para pihak menjadi peserta/ terikat
pada conventian ybst.
19

International custom, as evidence of a general practice


accepted as law
evidence of a general
practice = materiel

International
custom

Intl law custom

acceptance as law = psycologis


- Opinio juris sive niccessitatis

Intl law custom Treaty : hubungan timbal balik


20

The general principles of law recognized by civilized nations

The general principles of law Prinsip/asas hukum

Dapat berdiri sendiri sbg sumber Hukum


Contoh: pacta sunt servanda, Kedaulatan,
Kebebasan di laut lepas, dsb.
Starke: - utk memecahkan masalah-2 yg

non-liquet
- lonceng kematian bagi ajaran positivis

21

Subject to the provisions of Art 59, judicial decisions


and teachings of the most highly qualified publicists of
the various nations, as subsidiary means for the
determination of rules of law
Sesuai dg Psl. 59, Putusan pengadilan hanya
berlaku bagi para pihak atas perkara ybst. (Ps. 59
SMI)
Ajaran para sarjana yg paling terkemuka dari
berbagai negara, sbg sumber tambahan utk
menetapkan kaidah hukum
Keputusan OI: sbg. bukti atau dukungan lbh lanjut
Ajaran: memberi penjelasan lbh lanjut
22

Norma Jus Cogen

= norma dasar hukum internasional yg


menentukan, yg tdk dpt ditiadakan oleh hk
intl umum
Ps.53: perjanjian batal apabila pd saat pembentukan
bertentangan dg norma jus cogens
Ps.64: jika muncul jus cogens baru, dan atas PI yg ada
bertentangan dg norma tsb, maka PI tersebut batal dan
berakhir
Schwarzenberger: Ciri-2 jus cogens
- bersifat universal
- bersifat fundamental
- mempunyai arti penting yg luar biasa
- mrpk bagian esensial drpd sistem HI
23

Brownlie
- tindakan agresi,
- kejahatan kemanusiaan,
- perbudakan,
- kedaulatan,
- kejahatan genocide

Tugas:
Ganjil: Monisme
Pengertian
Pengutamaan
Berlakunya HI HN

Genap: Dualisme
Pengertian
Pengutamaan
Berlakunya HI HN

Konsep Opposability

Hubungan HI - HN
Pengutamaan
Monisme
Pemberlakuan HI HN
HI HN
Pengutamaan
Dualisme
Pemberlakuan HI HN
Konsep Oppsability

Aliran Monisme
= HI dan HN dua aspek hukum yang berasal dari satu sistem
hukum, yaitu hukum pd umumnya
Secara teoritis:
semua hukum sbg suatu kesatuan tunggal dari peraturan
hukum yg mengikat individu, negara, atau kesatuan bukan
negara
Pemikiran praktis:
HI dan HN keduanya merupakan bagian dari kumpulan
peraturan yang universal yang mengikat individu, baik
secara individual maupun secara kolektif
= individu menjadi pokok pangkal dari semua sistem hk

Primat/Pengutamaan
Aliran Monisme, Hans Kelsen: Teori
hierarchis
= berlakunya ketentuan hukum di tentukan oleh
kaidah hukum lain yg mempunyai kdd lbih
tinggi (fundamental). Kaidah fundamental akan
menjadi sumber segala sumber hukum.
Kritik Starke:
= terlalu filosofis/teoritis. Akan timbul kesulitan
bila kaidah fundamental jatuh pada HN

Monisme: Primat hukum nasional


HI merupakan kelanjutan HN atau HI adalah HN utk
urusan LN
Kesatuan antara HN dan HI dg primat HN pd hakikatnya
bahwa HI bersumber pd HN
alasan:
- tdk ada organisasi di atas negara
- adanya hubungan internasional yg tunduk
pd HI didasarkan pd wewenang konstitusi
Kelemahan:
- memandang hukum hanya hk tertulis (perjanjian)
- penyangkalan thd HI., krn dasar terikatnya negara pd
HI digantungkan pd HN (kemauan negara)
Penganut: Max Wenzel

Monisme: Primat Hukum Internasional

HN bersumberkan pd HI, dimana berdasarkan


teori hirarkis bahwa HI lebih tinggi kedudukannya
drpd HN
HN tunduk pd HI krn ada pendelegasiaan
wewenang dari HI
Kelemahan:
- bertentangan dg fakta, bahwa HN lebih dulu ada
- kewenangan negara untuk mengadakan
hubungan internasional (perjanjian) ada pd
negara bdsk HN-nya
Penganut: Kelsen, Verdross, Kunz.

Primat dalam praktek:


Primat HI:
- penghormatan tapal batas/kedaulatan
- penghormatan terhadap pejabat diplomatik
- perlindungan individu dlm HAM dan HHI
- kebebasan di laut lepas dan Ruang angkasa
Primat HN:
- kewajiban menghormati hkm setempat bg pejabat
diplomatik
- kewajiban utk menyelesaiakn dlm PN setempat
- adanya prinsip kemauan dan Kemampuan dalam
penyelesaian pelanggaran HAM Berat
- Kasus Tembakau Bremen

Aliran Dualisme
= HI dan HN dua sistem hk yg berbeda sama sekali. HI secara

intrinsik berbeda dg HN
Tokohnya: Triepel dan Anzilotti
Perbedaan:
- Sumber Hukum
- Subyek Hukum
- Prinsip dasar yg melandasi sistem hukum
Kritik aliran Dualisme:
Perbedaan hanya menyangkut proses
penetapan hukum, bukan pd masalah substansi hukumnya
Substansi HI HN adalah hak dan kewajiban
tidak ada persoalan hierarchi

Primat/Pengutamaan
Aliran Dualisme:
- Tdk ada persoalan hirarkis
- Tidak mungkin ada pertentangan, yg ada
renvoi
- Berlakunya HI pada negara memerlukan
transformasi

Berlakunya HI ke dalam HN

Teori Transformasi/Adopsi: berlakunya HI ke dlm HN


harus ditransformasikan melalui specific adoption
(Inkorporasi). Transformasi merupakan syarat
substansi bagi berlakunya HI HN

Teori Delegasi: telah terjadi pendelegasian pada


konstitusi negara oleh kaidah HI, utk menentukan kapan
berlakunya treaty dan bagaimana cara memasukkan
kdlm HN.

1.
2.
3.

Praktek Negara-negara:
Inggris
Amerika Serikat
Indonesia

Praktek Negara-2:
Hukum Kebiasaan.
- berlaku otomatis
- Teori Blackstone
= kaidah hukum kebiasaan dianggap mrpk bagian dari
hukum nasional, dan akan diberlakukan dmkn oleh
pengadilan Inggris
Hk Kebiasaan membentuk:
- asas konstruksi: HI kebiasaan harus ditafsikan demikian.
- asas pembuktian: adanya HI kebiasaan tidak perlu
dibuktikan

.
Perjanjian internasional
Inggris:
Ratifikasi atas PI merupakan hak prerogatif Mahkota dengan
berpedoman:
- mahkota punya hak utk. rubah UU tanpa per-7an
parlemen bila ada PI yang langsung berlaku di Inggris.
- persetujuan parlemen, bila pengaruhi hak warga
negara, pembebanan keuangan, perubahan UU,
penambahan kekuasaan Mahkota.
Amerika Serikat:
Berlakunya treaty ditentukan oleh pengadilan the supreme
law of the land
Treaty dibedakan antara:
- self executing treaty = berlaku langsung
- non self execiting treaty = memerlukan persetujuan
konggres

.
Praktek Indonesia
Dulu:
- Surat Presiden No. 2826 Th. 1960,
membedakan antara Treaty dengan
Agreement

- Treaty: Ratifikasinya dlm btk UU, krn:


- menyengkut mslh politik/pengaruhi haluan politik RI,
- keuangan,
- menurut UUD harus diatur dengan UU

- Agreement: ratifikasinya dlm bentuk Keppres

.
Sekarang:

UU No. 24 tahun 2000 tentang PI,


Pengesahan PI dengan UU bila materinya menyangkut
- masalah politik, perdamaian, pertahanan, dan
keamanan negara
- perubahan wilayah atau penetapan batas wilayah
negara RI
- kedaulatan atau hak berdaulat negara
- hak asasi manusia dan lingkungan hidup
- pembentukan kaidah hukum baru
- pinjaman dan/atau hibah luar negeri

Pengesahan PI yang materinya diluar hal tersebut,


dilakukan dengan Keputusan (Penetapan) Presiden

Jadi dalam hal pengesahann PI tidak ada pembedaan antara


treaty dan agreement

Konsep Perlawanan (Opposability)


= bahwa lembaga hukum domestik (HN) dapat digunakan untuk
melawan lembaga hukum internasional (HN) sepanjang sesuai
dg HI. Bila tidak berhasil, tidak berarti HN tidak berlaku atau
jelek
Kasus Tembakau Bremen:
- Belanda v.s Maskapai Tembakau Jerman-Indonesia
- HI: nasionalisasi sah bila disertai ganti rugi dengan
berlandaskan pd prinsip prompt (segera), effective (tepat), dan
Adequate (memadahi)
- HN Ind.: PP No.9 Tahun 1959:
Nasionalisasi Indonesia adalah syah:
disertai ganti rugi, secara mengangsur, krn sbg negara yg baru
merdeka dalam rangka mengganti struktur ekonomi kolinial
menjadi struktur ekonomi nasional

Subyek Hukum Internasional

Pengertian subyek hukum ?


Teori tentang subyek hukum HI ?
Subyek hukum HI dlm praktek ?
- Siapa dan Mengapa ?

SUBYEK HI
Pengertian Subyek Hukum ?
Subyek HI dalam Teori :
- Lauterphacht: subyek HI hanyalah Negara
- Hans Kelsen: Subyek HI hanyalah Individu
- Starke: pendapat Kelsen kurang realistis
Subyek HI dalam Praktek:
- Negara
- Individu
- Organisasi/lembaga internasional

Negara sebagai subyek HI


Pengertian negara Teoritis
- Logemann: negara adalah organisasi
kemasyarakatan yang bertujuan dgn
kekuasaannya mengatur, serta
menyelenggarakan sesuatu masyarakat.
- Mr. Soenarko, negara adalah organisasi
masyarakat yang mempunyai daerah atau
teritoir yang tertentu, dimana kekuasaan
neg. berlaku sepenuhnya sbg souverein.
- Hans Kelsen bahwa negara merupakan suatu
kesatuan ketentuan hukum yang mengikat
sekelompok individu yang hidup dalam
wilayah tertentu

Oppenheim-Lauterphacht , unsur-2 yang harus dimiliki oleh


suatu negara adalah:
Harus ada rakyat, yaitu kumpulan manusia dari kedua
jenis kelamin yang hidup bersama
Harus ada Wilayah, dimana rakyat tersebut menetap.
Harus ada Pemerintah, yaitu seorang atau beberapa orang
yang mewakili rakyat, dan memerintah menurut hukum
negaranya.
Pemerintah yang berdaulat (sovereign).
Menurut Brierly, suatu negara baru itu menjelma apabila
suatu masyarakat memiliki unsur-unsur esensiel dari
suatu negara, yaitu suatu pemerintahan yang tersusun,
daerah yang tertentu, dan taraf kebebasan dari
pengawasan negara lain, sehingga mampu untuk
melakukan sendiri hubungan-2 internasionalnya.

Macam-macam sebutan Negara


- neg federal
- neg. bagian
- neg kondominium
- neg. mikro
- neg netral
- neg. perwalian
- neg yg blm berpemerintahan
- neg. protektorat

Pengertian Negara secara Yuridis


Article 1 Konv Montevideo 1933: The States as a
person in internatinal law should possess the
following qualifications:
- permanent population
- a defined territory
- a government
- a capacity to enter into relations with other States

Permanent population
: merupakan kumpulan individu yg hidup dlm suatu
masyarakat dan terikat dalam suatu negara
melalui hubungan politik dan yuridik dlm bentuk
kewarganegaraan
Penduduk tetap : mendiami suatu wilayah sec tetap
(tidak berkelana atau nomade)
Bagi HI tidak penting:
- jumlah penduduk
India: 901.459.000, Cina: 1.196.360.000
Monaco: 31.000
- perubahan jumlah

a defined territory
HI mensyaratkan adanya wilayah yg pasti
Bg HI tidak penting:
- apakah letaknya mrpk satu kesatuan atau tidak
- seberapa luasnya
Singapura : 218 Km2, Nauru : 21 km2
India : 3.287.596 km2, Cina : 9.596.961 km2

- batas wilayahnya belum pasti


- wujud wilayah (darat, laut, atau udara)
Pantai:: Indonesia, Philipina.
Tak berpantai: Swiss, Austria, Laos.
Sec geografis tdk beruntung: Singapura, Irak, Sudan.
- mengalami perubahan luas

A Government
HI : suatu wilayah yg tdk mempunyai pemerintahan tdk
dianggap sbg neg dlm arti sebenarnya
AO MI-1975: Sahara Barat
- Sahara Barat bukan terra nulius
- blm ada organ atau struktur pemerintahan
- keberadaan suatu pemerintahan mrpk suatu
keharusan, HI tdk mencampuri pembentukannya
- HI menghendaki pemerintahan yg stabil dan efektif
- Keberadaan negara tetap, walau pemerintahan sdg tdk
stabil atau di bawah pengawasan
contoh: Kuwait-1990, Somalia 1991, Kamboja 1991,
Afganistan, Irak pasca invasi AS

A capacity to enter into relations with other States


(Souvereingty )
Max Huber

= kedaulatan dlm hubungannya antar neg. menunjukan kemerdekaan.


Kemerdekaan adl hak utk menjalankn fungsi neg. tanpa campur tangan
neg. lain
= kekuasaan tertinggi yg dimiliki oleh suatu negara utk secara bebas
melakukan berbagai kegiatan sesuai dg kepentingan-nya sepanjang
tdk bertentangan dg HI
Kedaulatan = kemerdekaan yurisdiksi
Mochktar K ada 2 pembatasan berlakunya kedaulatan
- Sebatas dalam wilayahnya
- Berakhir manakala kedaulatan negara lain mulai

RP Anand: Tiga aspek utama Kedaulatan

- Ekstern: hak secara bebas utk menenutkan


hubungan dg negara lain
- Intern : hak secara bebas utk membentuk
lembaga-2 neg dan mengatur cara
bekerjannya, serta membuat UU
- Teritorial : keks eklusif atas individu-2 dan
benda-2 dlm wilayahnya

- Kedaulatan: saat ini tinggal residuum


- Kedaulatan dlm hubungannya dg neg. lain
menimbulkan hak dan kewajiban negara
- hak urusan dalam negeri
- menerima dan mengusir orang asing
- hak istimewa bagi utusan diplomatiknya
- jalankan jurisdiksi
- kewajiban utk tdk menjalankan kedaulatan
di neg lain
- kewajiban utk tdk melakukan intervensi

Micro State
Kawasan Eropa
Monaco
: 31.000 penduduk 2 km2 28 Mei 1993
Rep San Morino: 24.000 pend 61 km2 2 Maret 1992
Vatikan : 2.580 pend
44.000 m2
Kawasan Pasifik
Rep Nauru : 7.000 pend :
21 km2 1999
Kerajaan Tonga: 60.000 Pend.: 684 km2 1999
Tuvalu
: 10.000 pend.:
26 km2 Sept 2000
Kawasan Karibia
Saint Kits and Nevis: 42.000 Pend.:
261 km2
Dominica: 71.000 pend.:
751 km2

Pengakuan
Recognition (Inggris) atau
Reconnaissance (Perancis) atau
Anerkennung (Jerman)
Tindakan sepihak (perbuatan politik)
Pengakuan merupakan Perbuatan politik yang
mempunyai akibat hukum

Redlich : pengakuan adalah di luar lingkup hukum, adalah


sepenuhnya merupakan tindakan politik.
Brierly katakan, bahwa negara-negara telah menjadi
maklum bahwa hal memberikan atau menolak pengakuan
dapatlah digunakan untuk kepentingan memajukan politik
nasional.
Schwarzenberger, bahwa hukum kebiasaan internasional
tidaklah mengenal kewajiban untuk memberikan
pengakuan kepada sesuatu kesatuan.
Nguyen Quoc, bahwa tidak ada keharusan untuk mengakui
seperti juga tidak ada kewajiban untuk tidak mengakui.
Namun, pengakuan memberikan akibat hukum tertentu
atau menimbulkan hak, kewajiban dan privelegi dalam
Hukum Internasional maupun Hukum Nasional.

Pengakuan
Lahirnya negara mrpk peristiwa Hukum atau peristiwa
ekstra yuridik /Fakta
Pertama: Peristiwa fakta
: lahirnya negara mrpk peristiwa fakta,
sama sekali lepas dr peristiwa HI
Kedua proses hukum
: lahirnya neg hasil proses hk, yg diatur
oleh ketentuan-2 HI
Hakikat dan Fungsi Pengakuan:
- Teori Konstitutif
- Teori Deklaratur
- Teori Gabungan

Teori Konstitutif

= pengakuan menciptakan negara atau memberikan status


negara.
Strupp, bahwa sifat dan dampak pengakuan menimbulkan
Negara yang diakui dan benar-2 dapat sebagai subyek HI
V. Liszt, adanya negara baru bukanlah mengenai berdirinya
negara melainkan yang ditentukan oleh pengakuan.
Moore, bhw sekalipun Negara baru itu telah memiliki hak-2 dan
atribut kedaulatan namun baru dpt digunakan bila telah
memperoleh pengakuan.
Wheaton, bahwa bagi Negara baru utk dpt sepenuhnya
mengadakn hubungan antar Negara terlebih dahulu
memerlukan pengakuan dari Negara-2 lainnya.
Fakta bahwa, negara/pemerintah yang diakui memperoleh status
dalam pengadilan nasional di neg. yg mengakui

Teori Deklaratur

= Pengakuan hanya merupakan pernyataan formal ttg adanya fakta


kemerdekaan negara yg telah memenuhi unsur-2 bg berdirinya negara,

Komisi Arbitrasi Konferensi Eropa untuk perdamaian di Yugoslavia:
bahwa lahir dan berakhirnya suatu neg adalah soal fakta; pengakuan
oleh negara lain hanya mempunyai dampak deklaratif semata.

Teori ini didukung oleh beberapa sarjana,
Brierly, bahwa fungsi utama pengakuan adalah mengakui sebagai
kenyataan. Tanpa pengakuan pun suatu negara itu dapat berdiri,
Erich, pada hakekatnya yang diakui itu adalah sesuatu yang telah ada.
Fischer Williams bahwa, Pengakuan itu bersifat deklaratoir, yaitu
menerima negara, tidak menciptakan negara. Penolakan
memberi pengakuan tdk dpt merubah adanya fakta-2.
fakta bahwa: a). pengakuan berlaku surut,
b). penolakan pengakuan tidak berarti menghapus negara,
c). praktek negara memberi/menolak pengakuan
berdasarkan prinsip hukum.

Teori Deklaratur juga didukung:

Ps.3 Konv Montevideo 1933: keberadaan politik


suatu negara bebas dari pengakuannya
negara-2 lain
Komisi Arbitrasi Konf. Eropa : lahir dan
berakhirnya suatu negara adalah soal fakta,
pengakuan oleh negara lain hanya
mempunyai dampak deklaratif

Teori Gabungan
suatu negara dapat menjadi person internasional tanpa
melalui pengakuan (teori deklaratoir), akan tetapi untuk
menggunakan hak-hak sebagai person intl negara
tersebut memerlukan pengakuan dari negara-negara
lainnya (teori Konstitutif).
Menurut Hershey, bahwa berdirinya negara terlepas dari
pengakuan (deklaratoir), namun pengakuan adalah perlu
untuk memperoleh keanggotaan dalam keluarga bangsabangsa (konstitutif).
Oppenheim-Lauterpact, bahwa justru melalui pengakuan,
maka negara menjadi person internasional (konstitutif).
Dengan mengakui negara baru maka negara baru yang
dimaksud memenuhi persyaratan negara sebagaimana
diminta oleh hukum internasional (deklaratoir).

Kasus Kosovo

Syarat Yuridis adanya Negara


- wilayah
: 10.887 Km2
- Pemerintahan: ada
- Penduduk
: 2,2 juta jiwa
- Deklarasi Kemerdekaan 17 Februari 2008
Pengakuan bukan syarat yuridis
Yg mengakui: Albania, AS, Britania Raya, Prancis, Turki
Yg Belum: Indonesia,
Menolak: RRC, Rusia, Serbia

Macam Pengakuan
de-fakto
de-yure
Dilihat dr Bentuknya
kolektif
bersyarat
Negara
Dilihat dr Obyeknya

Kpl. Negara
belligerency
Gerakan pembebasan Nasional
Tegas-tegas

Dilihat dr Caranya
Diam-diam

Pengakuan de-facto
= Pengakuan yg diberikan berdasarkan kenyataan/fakta bhw

negara ybst telah mampu melakukan hubungan


internasional
Oppenheim-Lauterpact dan Bierly: pemberian pengakuan
yg demikian sebenarnya mencerminkan sikap ragu dari
Negara/ Pemerintah yang mengakui
Tujuan: untuk melindungi kepentingan negara yang
mengakui

Pengakuan de-yure
= menurut ukuran negara yg mengakui bhw negara yg baru

tersebut secara yuridis tlh memenuhi syarat-2 kenegaraan


dan merupakan satu-satunya yang mewakili negaranya
berdasarkan kekuasaan nyata yang telah menimbulkan
hak baginya.

Pertimbangan Pengakuan de-yure

- stabilitas
- dukungan dari penduduknya
- mampu dan sanggup melaksanakan kewajiban internasional
Persamaan pengakuan de-facto de-yure:
- Sbg negara berdaulat
- Kekuatan menikatnya sama
- Sama-2 berlaku surut
Perbedaan:
- Neg yg diakui secara de-yure yang berhak mengklaim
- Neg yg diakui secara de-yure yg dpt sbg suksesor
- Kekebalan dan hak istimewa diplomatik hanya dpt dinikmati
oleh neg yg sdh diakui sec de-yure
- Pengakuan de-facto sifatnya sementara

Antara pengakuan de-facto dan pengakuan de-yure


tdk bersifat bertingkat
Praktek beberp negara:
- Inggris, Italia, dan swiss mengakui Uni-Sovyet secara
de-facto dulu, dengan membuka hubungan dagang,
baru kemudian diikuti dengan pengakuan de-yure.
- Indonesia, diakui oleh Amerika Serikat secara de
facto pada tahun 1946 baru kemudian secara de-yure.
- Mesir, mengakui Indonesia secara de-facto pada
tanggal 23 Maret 1946 dan baru pada tanggal 18
Nopember memberikan pengakuan secara de-yure,
bersama-sama Syria, Lebanon, Saudi Arabia, Yordania
dan Yaman

Pengakuan Kolektif:
tindakan bersama dalam bentuk keputusaan Intl.
Contoh: - 1921 Sekutu akui Albania & Esthonesia
- Helsinki Treaty 1976, NATO akui Rep. Dem.
Jerman Timur
- Penerimaan anggota PBB ?

Pengakuan Bersyarat:
= Pengakuan yg diberikan bedasarkan syarat-syarat ttu.
Contoh: Kongres Berlin 1878 -> Bulgaria, Serbia,
Rumania & Montenegro dg. syarat akui kebebasan
agama, lindungi harta miliknya dsb.
Persyaratan yang dimaksud bukan persyaratan hukum.
Sehingga bila terjadi pelanggaran atas persyaratan yang
dibebankan, tidak berarti batalnya pengakuan

Pengakuan Negara:
pengakuan sbg pribadi intl dg sgl hak dan kewajiban.

Pengakuan Kepala Neg./ Pemerintahan:


= tidak ada kaitannya dg. negara.
= menolak pengakuan kepala neg/Pemth tdk berarti menolak
adanya neg
> Terhadap negara lama:
- pergantian secara konstitusional tidak ada masalah
- pergantian in-konstitisional ?- sikap hati-hati

- sikap pasif
Contoh: India mengakui Banglades pd tgl. 6-12-71,
padahal Banglades Baru Merdeka pd tgl 25-3-72
Pakistan menuduh India melakukan intervensi.
Praktek Inggris & AS: tdk. beri pengakuan pada
pemerintahan inkonstitusional.
> Terhadap negara baru Neg/Pemthannya ?

Pengakuan insurgency/Belligerency:
- tujuan: supaya tidak dianggap melanggar
hukum, dan tidak dianggap lakukan kejatahan
perang
- Keuntungan: yaitu untuk memperoleh jamin
hubungan hukum dan jaminan perlindungan
bagi warga negaranya/ kepentingannya.
Gerakan Pembebasan Nasional:
terbatas sebagai peninjau pada Organisasi Int
Contoh: SWAPO -> Res.MU No.311 Th.1973
PLO --> Res. MU No.3237 Th. 1874
GAM (dulu) ?

Pengakuan Tegas-tegas : Pernyataan resmi


Pengakuan Diam-diam: disimpulkan dari
adanya hubungan int.
Seperti: - hubungan diplomatik;
- perjanjian bilateral
Namun untuk hubungan-2 berikut seperti:
- pemberian eksekuatur ... ?
- konferensi internasional ... ?
- sama-sama menjadi anggota OI?
Tidak dpt disimpulkan telah terjadi pengakuan
diam-2

DOKTRIN HAK DAN KEWAJIBAN DASAR NEGARA

Hak-hak dasar negara:


a. hak kemerdekaan/kedaulatan:
- hak eksklusif atas urusan dalam negerinya
- hak menerima atau mengusir orang asing,
- hak istimewa bagi perutusan diplomatiknya
- menjalankan yurisdiksi teritorial

b. hak menjalankan jurisdikdsi teritorial


c. hak untuk membela diri/mempertahankan
diri

Kewajiban dasar negara:


a. tidak melakukan perang
b. melaksanakan treaty dengan etikat baik
c. tidak melakukan intervensi
Kewajiban Neg dlm hubunganya dg Negara lain:
i). Tidak menjalankan kedaulatan di wil negara lain
- Eichman Case 1961
- Corfu Channel case 1949
ii). Mencegah warga negaranya melakukan pelanggaran
kedaulatan atau supremasi teritorial nega lain
iii). Tidak melakukan intervensi

Doktrin Kesederajatan ( the equality of State).


Ajaran dari kaum naturalis: bahwa secara alami bangsa itu
dipandang sebagai individu yang bebas.
Keberadaan doktrin ini:
- Pasal 1 (2), Pasal 2 (1) Piagam PBB
- Prinsip Hukum Internasional Tentang Hubungan
Bersahabat & Kerjasama int 1964,
- Deklarasi MU 1970 The Principles of sovereign equality of
State
- Deklarasi MU 1974 Tentang Pembentukan Tata Ekonomi
Internasional Baru, khususnya dlm Ps.4 (a).
Hakikatnya: Hanya mempunyai arti dlm bidang hukum,
tdak dalam arti politik (Hak Veto di DK PBB)

Doktrin Hubungan Bertetangga Antar Negara

Makna: suatu negara dilarang menggunakan


wilayahnya yang dapat merugikan atau
mengancam kepentingan negara lain.
Ditemukan:
a. Pasal 4 Draf deklarasi tentang Hak dan Kewjb
neg. yg dibuat oleh ILC tahun 1946 (2001)
b. Trail Smelter Cases, 1941
c. Corfu Channel Cases, 1949
Doktrin ini erat kaitannya dengan doktrin Hidup
berdampingan Secara Damai.

Doktrin Hak Menentukan Nasib Sendiri (Self - determination)

Mendapat pengakuan dalam instrumen internasional:


- Res. UNGA Resolution on Self-determination,
- Resolusi MU No.1514 (XV) mengenai Deklarasi Pemberian
Kemerdekaan kpd Negeri-2 dan Rakyat-2 jajahan, Th. 1960
- Covenan tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, 1966
- Covenan tentang Hak-hak Sipil dan Politik, 1966
Self-determination mencakup sejumlah kewajiban:
- mendorong dilakukannnya tindakan merealisasikan hak tsb,
- menghindari tindakan pemaksaan yg dinilai merintangi hak rakyat,
- menyerahkan kedaulatan pada rakyat ybst.
Beberapa persoalan muncul berkaitan dengan Self - determination,
seperti:
- apa arti dan seberapa luas ruang lingkup Self - determination,
- siapa yang dimaksud dengan rakyat ?
- sejauh mana Self - determination memperbolehkan pemisahan ?

Doktrin Intervensi (campur tangan)

Makna :
1. bertentangan dengan kehendak negara dan
2. mengurangi kedaulatan negara.

Menurut Mahkamah Internasional:


adalah menyangkut urusan yang seharusnya diputus
sendiri secara bebas, dan campur tangan dilakukan
secara paksa/kekerasan
Intervensi dilarang oleh HI

Bentuk intervensi yg dilarang:


- intervensi intern,
- intervensi ekstern,
- intervensi penghukuman,
- intervensi subversif.

Intervensi yang dibolehkan

a. intervensi kolektif berdasarkan Bab VII Piagam PBB


b. intervensi untuk melindungi warga negaranya
c. intervensi dalam rangka membela/mempertahankan diri
d. intervensi dalam urusan protektorat,
e. intervensi dalam rangka pelanggaran berat Treaty
Pasal 2 (4) jo. Pasal 2 (7) Piagam PBB:
bahwa setiap negara untuk tidak turut campurtangan
tangan urusan domestik suatu negara, kecuali
sebagaimana di atur dalam Bab VII Piagam

PBB pada tahun 1965 mengeluarkan pernyataan:


a). Dengan alasan apapun, baik langsung atau tdk
langsung neg tidak boleh melakukan campur tangan baik
dlm urusan internal atau eksternal suatu neg,
b). bahwa setiap neg memiliki hak yg tidak dapat diganggu
gugat untuk memilih sistem politik, ekonomi, sosial dan
budayanya, dan
c). bahwa semua negara harus menghormati hak menentukan
nasib sendiri dan kemerdekaan rakyat dari suatu negara.
Catatan:
- Bagaimana halnya dengan intervensi karena pelanggaran HAM,
- Dalam kaitannya dengan intervensi, dikenal adanya Doktrin
Monroe, yang merupakan alasan pembenar tindakan AS untuk
melakukan tindakan intervensi.

Penafsiran ps 51 Piagam:

neg dibenarkan melakukan pembelaan diri baik


secara sendirian atau bersama-sama thd serangan
bersenjata, sampai DK mengambil tindakan dan neg tsb hrs
segera melaporkan kpd DK, tanpa mengurangi
kewenangan DK dlm melakukan kewj.nya.
Dasar pembenar AS melakukan intervensi adalah Doktrim
Monroe: setiap usaha yg dilakukan neg utk memperluas
sistem mrk thd bagian manapun di benua AS, dianggap
membahayakan perdamaian dan keamanan AS

Kedaulatan Neg. Atas Wilayah

Pengertian kedaulatan...... ?
Kedaulatan atas wilayah atau kedaulatan
teritorial.....?
Arti penting wilayah bagi negara...... ?

Cara memperoleh kedaulatan atas wilayah

Okkupasi (Occupation): effectivness


Anneksasi
Akresi
Cesi
Preskrepsi

Cara-cara memperoleh Wilayah:


Okkupasi: penemuan atas wil. tak bertuan
Ditentukan oleh prinsip effectivness, dg syarat:
- kemauan sbg yg berdaulat
- adanya pelaksanaan kedaulatan
Contoh: Eastern Greenland Case (Norwegia vs Denmark)
Island of Palmas Arbitration (AS vs Netherland)
Sipadan-Ligitan Case ( Indonesia vs Malaysia)

Permanent Court of International Justice dalam


Eastern Greenland Case mengatakan bahwa:
klaim kedaulatan tidak berdasarkan atas tindakan
tertentu yang dituangkan dalam perjanjian
penyerahan, tapi semata-mata berdasarkan
pelaksanaan kewenangan yang meliputi dua unsur
penting yang harus ada, yakni: 1). kehendak dan
keinginan untuk bertindak sebagai pihak yang
berdaulat, dan 2). tindakan nyata atas
kewenangan tersebut.

Dalam kasus Island of Palmas Arbitration (AS


vs Netherland), dalam pertimbangannya M
Huber mengatakan bahwa : tindakan
penemuan semata-mata atas suatu wilayah
oleh negara tidak cukup memberikan hak
melalui okupasi, namun harus diikuti
pelaksanaan kekuasaan efektif yang terus
menerus dalam waktu lama .
Netherland berhasil membuktikan adanya
kemauan dan pelaksanaan kedaulatan atas
pulau Palmas.

Kasus Sipadan dan Ligitan


Pertama, apakah Indonesia berhak atas kedua pulau tersebut
berdasarkan perjanjian yang dibuat antara Belanda dan
Inggris pada tahun 1891 ?
ICJ: penafsiran perjanjian 1891 kedalam peta tidak dpt
dijadikan dasar kepemilikan. Indonesia tdk berhak atas kedua
pulau tsb.
Kedua, apakah mMalaysia berhak atas kedua pulau tersebut
berdasarkan pewarisan hak (chain of title) ?
ICJ: Malaysia tdk berhak atas kedua pulau tsb berdasarkan
pewarisan tanpa gangguan dr pemilik aslinya, Sultan Sulu
Ketiga, Apakah penjajah Indonesia dan Malaysia, yaitu
Belanda dan Inggris talah membuktikan keberadaannya
sebagai pemilik yang dapat dikategorikan telah menjalankan
kekuasaannya secara efektif atas kedua pulau tersebut ?
= Mahkamah Internasional berkesimpulan bahwa
Inggris sebagai penjajah Malaysia lebih melakukan
effektivities daripada Belanda selaku penjajah
Indonesia.

Aneksasi (Annexation atau Conquest):


perolehan wilayah melalui cara penaklukan
Brownlie, Subjugation: cara pemilikan
wilayah berdasarkan kekerasan
Hanas Kelsen: an corporation of territory
which takes place without the consent of
legitimate owner.
Aneksasi dpt terjadi melalui 2 model:
- diadakan penundukan terlebih dahulu tanpa
pengumuman;
- dikuasai dalam waktu yang lama kemudian
diumumkan

Lanjutan aneksasi,

Dewasa ini, tindakan agresi dlm rangka aneksasi bertentangan dengan


prinsip-2 dan HI:
- The Stimson doctrin, dlm hal perolehan wilayah yg dilakukan dg
menggunakan kekerasan maka perolehan tersebut tdk akan diakui
- Psl.2 (4) Piagam
- Declaration on Principles of IL concerning Friendlay and Cooperation
among State in According with the Charter of UN Annex to Res 2625
(XXV), 24 October: the territory of State shall not be the oject of military
occupation resulting from the threat or use of force. No territorial
acquisition resulting from the threat or use of force shall be recognized as
legal.
- SC Res.662 (1990), 9 Augest 1990:
all state, intl organizations and specialized agencies not to recognize
that annexation
annexation of Kuwait by Iraq under any from and whatever pretext has
no legal validity, and is null and void.

Akresi : karena peristiwa alam


- endapan lumpur yg membentu pulau
- 1986, meletusnya volkano di bawah laut di Pasifik yang
memunculkan pulau di wilayah Jepang, Iwo Jiwa
Inggris: we understand the island emerged within the territorial
sea of the Japanese island of Iwo Jiwa. We take it therefore to be
Japanese territory
Cesi : proses peralihan hak
- Tukar menukar antara Jerman dan Inggris (1890) atas wilayah
Heligoland dengan Zanzibar
- 1982 wialayah Hong Kong di sewa Inggris, dikembalikan 1997
- 1916 Denmark menjual Hindia barat sbg wilayah jajahanya
kepada AS

Preskrepsi/Kedaluarsa: yg aquisitive
= belum ada keputsan Mahkamah Int. Dalam Kasus Frontier Lands Case (Netherland vs
Belgia). Penguasaan secara administratif oleh pejabat lokal tdk dpt dikatakan terjadi
Preskrepsi.
Permasalahan: ukuran waktu.
Grotius : ukuran waktu 100 tahun atau lebih
Hans Kelsen: cara demikian melanggar HI
Oppenheim-Luterpact: unsur melanggar hukum akan hilang bila pemilik mengakuinya
dan adanya tertib internasional.

Syarat sahnya preskrepsi:


- memperlihatkan adanya kewenangan dan tdk ada klaim
negara lain
- berlangsung secara damai, tanpa gangguan atau protes dr
neg lain
- bersifat publik, diumumkan atau diketahui pihak lain
- berlangsung terus menerus.
Apa bedanya dengan Okupasi.?

Plebisit:
- Martin Dixtion: sama dengan self
determination
Contoh: Timor-Timur, 2000
Rakyat Malvinas atau Fakland, 2013

Kedaulatan Neg. atas wil Darat


Termasuk daratan: perbatasan darat, sungai, dan danau
Perbatasan: garis imajiner di atas permukaan bumi
Perbatasan sungai:
- Thalweg :batasnya pada sepanjang garis tengah sungai
yang paling dalam yang dapat dilayari
- Median line : batasnya dapat ditentukan pada: (a) garis
tengah sungai (median line).,atau (b) garis
tengah sepanjang cabang utama
Perbatasan Darat
- customs free zone
- komisi bipatite permanen
# Negara mempunyai kedaulatan mutlak atas wil daratan

Kedaulatan Negara atas wilayah Perairan


Dasar Hukum

Hk
Kebiasaan

Bilateral
Agreement

Konv
Jeneva 1958
I. Laut teritorial &
zona tambahan
II. Laut Lepas
III. Zona Perikanan &
Perlindungan kekay.
Hayati
IV. Landas Kontinen

UNCLOS-1982
1. internal waters
2. territorial waters
3. archipelagic wa
4. contingous zone
5. EEZ
6. continental shelf
7. high seas

Zona-zona Maritim berdasarkan LOSC 1982

Maritime Zone

Pembagian wilayah Laut

Daratan

Kolong air

Landas Kontinen/Dasar Laut

Keterangan:
1.
Laut Pedalaman
2.
Laut teritorial
3.
Zona tambahan

4. ZEE
5. Laut Bebas

Wilayah laut berada di bawah kedaulatan

negara (sovereign)
1). laut pedalaman, (internal waters),
2). laut teritorial (territorial sea), dan
3). perairan kepulauan (archipelagic waters).
Wilayah laut negara hanya memiliki hak berdaulat
(sovereign rights) berupa
1). zona tambahan, (contiguous zone),
2). zona ekonomi eksklusif, (exclusive
economic zone);
3). landas kontinen (continental shelf),

Internal waters (Art. 8 ay.1):

perairan yg berada di sisi dalam grs pangkal,


termasuk pelabuhan, pangkalan laut, dan teluk
Neg. mempunyai kedaulatan penuh. Kecuali:
- ada bahaya
- adanya perjanjian
- perubahan penarikan grs pangkal
- adanya right of innoncent passage
# Macam Garis Pangkal
- normal baselines
- straight baselines
- archipelagic baselines

Macam Garis Pangkal

1. normal baselines (Art. 5) atau garis pangkal biasa , yg


ditetapkan berdasarkan air pasang surut.
2. straight baseline (Art.6) atau garis pangkal lurus, yg
ditetapkan dg cara menghubungkan antara titik-titik
pada ujung pulau dengan suatu garis lurus.
Cara ini diakui oleh Mahkamah Internasional dalam
Sengketa antara Inggris vs Norwegia, pd th. 1951.
3. archipelagic baselines (Art. 47) atau garis pangkal
kepulauan ditarik untuk menghubungkan titik terluar
dari pulau-2 terluar dan karang kering terluar
kepulauan, termasuk pulau-pulau utama, dengan
perbandingan antara daerah perairan dengan daerah
daratan antara 1:1 dan 9:1.

Kondisi Geografis bagi penerapan Straight


Baseline

Territorial seas (Art. 3)


wilayah perairan yg berada disisi luar grs pangkal yg lebarnya tdk
boleh lebih dr 12 mil diukur dr grs pangkal.
Teori-2 dasar penetapan lebar Laut Teritorial:
- hk kebiasaan
- freedom of the sea
- cannon shot rule
Grs Batas Luar Laut Teritorial (Art. 4):
= grs yg jarak setiap titiknya dr titik yg terdekat pd grs
pangkal sama dg lebar laut teritorial (ps. 6 KJ-58 jo
ps.4 KHL-82
Neg pantai berdaulat atas ruang udara diatasnya, kolom air &
tanah dibawahnya/dasar laut, kecuali atas right of innocent
passage
= hak berlayar melalui laut teritorial dg tujuan hanya lewat atau
masuk perairan pedalaman, dg syarat: cepat, terus
menerus & tdk mengganggu keamanan, ketertiban dan
perdamaian
=

Batas wilayah

Batas Laut Teritorial

Neg Kepulauan = Perairan kepulauan:


= neg yg seluruhnya terdiri dr satu atau lebih kepulauan
dan mencakup pulau-2 yg lain (Art. 46.a)
Kepulauan: gugusan pulau, bagian pulau, perairan
diantaranya dan ujud alamiah lainnya yg hub satu sama
lain dmk eratnya, shg merpk satu kesatuan ekonomi,
geografis, politik, atau sec historis (Art. 46.b)
Perairan kepuluan: wilayah perairan yang berada disisi dalam
garis pangkal kepulauan.
Penetapan : menggunakan garis pangkal kepulauan (Ps. 47)
Penetapan perairan kepulauan:
- perbandingan ant daratan : air = 1:1 - 1:9
- panjang grs pangkal maks 100 mil, kec 3% dan maks 125
- tdk memotong wil laut neg lain

Neg kepulauan berdaulat atas wil perairan kepulauan, RU


diatasnya, dasar laut & sumber kekayaal alam
Pembatasan: hak lintas damai & hak lintas alur laut kepl

Archipelagic Beselines

Garis Pangkal Kepulauan

Lintas dalam arti Damai (Art. 19 ay.1) :


tdk merugikan kedamaian, ketertiban atau
keamanan negara pantai.
Tindakan tdk Damai (Art. 19 ay.2):
- ancaman atau penggunaan kekerasan
- latihan atau praktek senjata
- pengumpulan informasi yg merugikan
- kegiatan propaganda
- peluncuran atau pendataran pesawat
- bongkar muat
- perbuatan pencemaran
- kegiatan perikanan
- riset atau servey
- gangguan pd sistem komunikasi
- kegiatan yg tdk berhubungan dg lintas

Hak Lintas Alur laut Kepulauan (Art. 53 ay.3):


pelaksanaan hak pelayaran/penerbangan dg cara normal utk
melakukan transit secara terus menerus, langsung dan secepat
mungkin serta tdk terhalang. Semua kapal dan pesawat udara
mempunyai hak lintas alur laut kepulauan

Penetapan ALK:
- melintasi perairan kepulauan dan perairan teritorial
dan mencakup semua rute lintas normal,
- ditentukan dg garis sumbu
- diumumkan
- mendapat ijin dari IMO
- bila belum menetapkan melalui rute yg biasa
digunakan utk pelayaran

ALUR LAUT KEPULAUAN INDONESIA BERDASARKAN PP No. 38 Tahun 2002

ALKI I

ALKI II
ALKI III

Contiguous Zone ( Zona Tambahan) Art. 33:


= wil laut yg berbatasan dg laut teritorial, yg
lebarnya tdk boleh lebih dr 24 mil diukur dr
grs pangkal
neg. pantai hanya mempunyai hak
berdaulat (souvereign rights):
- pengawasan
- cegah adanya pelanggaran
- jalankan jurisdiksi

Contiguous Zone ( Zona Tambahan) Art. 33:


= wil laut yg berbatasan dg laut teritorial, yg
lebarnya tdk boleh lebih dr 24 mil diukur dr
grs pangkal
neg. pantai hanya mempunyai hak
berdaulat (souvereign rights):
- pengawasan
- cegah adanya pelanggaran
- jalankan jurisdiksi

Exclusive Economic Zone (ZEE) Art. 55 jo 57:


= wil laut yg berada di luar dan bersambungan dg laut teritorial yg
lebarnya tdk boleh lbh dr 200 mil diukur dr grs pangkal

Art 56: hak berdaulat (souvereign rights) Neg pantai:


- hak eksklusif atas sumber kekayaan alamnya
- menetapkan terlebih dahulu kapasitas pengelolaannya
- mengatur pemanfaatan atas ZEE
- jalankan jurisdiksi
- hot porsuit
Hak neg lain:
- menikmati kebebasan
- hak atas kelebihan eksplorasi (bg neg tak berpantai &
secara geugrafis tak beruntung, hak tsb diutamakan)

Peta ZEE Indonesia

Landas Kontinen:
= umum: daratan luas di lepas pantai yg merpk kepanjangan
alamiah
= KJ-58: dasar dan lapisan tanah bag bawah laut yg
berbatasan dg pantai di luar laut teritorial sampai
kedalaman 200 m atau sampai kedalaman yg dpt
dieksplorasi/eksploitasi
= KHL-82: dsr laut dan tanah bawahnya dr permukaan laut yg
berada di luar laut teritorial, sepanjang kelanjutan alamiah
hingga pinggiran luar kontinen, atau hingga jarak 200 mil,
atau bila lebih dr 200 mil smp maks 350 mil (Art. 76)

Hak neg pantai:


- hak berdaulat (souvereign rights)
- hak eksklusif atas sumber kekayaan alamnya, tanpa
dipengaruhi hak neg lain
Kewajiban neg pantai: bayar kontribusi pd bdn otorita intl 1%
dari nilai 350 mil mulai dr th ke-6, naik 1% tiap th hinggaa th ke12 tetap sebesar 7%

Landas Kontinen

Wilayah Ruang Udara dan Angkasa

Pengertian:
Ruang Udara (air space) adalah ruang diatas
permukaan bumi atau atmosfir yang masih
didapati unsur-unsur gas yang disebut
udara.
Ruang Angkasa (Outer Space) adalah ruang
diatas permukaan bumi/atmosfir yang
hampa udara & benda-benda langit.

Kedaulatan negara di Ruang Udara

Ruang udara: ruang di atas permukaan bumi yang


didapati gas yang disebut udara
Dulu: sebelum PD I:
- wil. di atas laut bebas/tak bertuan adalah bebas,
- sedangkan atas wilayah di atas wil yang
diduduki adalah tunduk negara kolong
Masa PD I:
Negara memiliki kedaulatan atas wilayah udara
sampai ketinggian tak batas ( usque ed coelum)

Teori Kedaulatan Negara di Udara


Kelompok pertama; (freedom of the air= the air

freedom theory)

1). tanpa batas;


2). Kebebasan dengan hak khusus dr negara kolong;
3). Kebebasan dg diadakan pembagian wilayah
dimana hak-2 ttu negara kolong dpt dilaksanakan.
Kelompok kedua, Kedaulatan negara di ruang udara
(the air sovereignty theory)
1). terhadap suatu ketinggian tertentu di ruang udara,
2). dengan dibatasi oleh hak lintas damai,
3). berdaulat penuh tanpa batas (up to the sky).

.
Kini:
Di Ruang Udara Negara mempunyai
kedaulatan yang mutlak dan eksklusif (Pasal.1
Paris Convention 1919 jo. Chicago Convention
1944)
Kon. Paris 1919: mengakui adanya hak
innocent passage, sedangkan dalam Konvensi
Chicago tidak mengakui adanya hak innocent
passage

Kedaulatan Negara di RU

Pasal 1 Konvensi Paris 1919


Pihak penutup perjanjian mengakui bahwa setiap negara
memiliki kedaulatan yang lengkap dan eksklusif (complete
and exclusive) terhadap ruang udara di atas wilayahnya.
Pembatasan pasal 1 adalah pasal 2:
masing-masing negara peserta melaksanakan dalam waktu
damai menerima kebebasan lintas damai di atas
wilayahnya bagi pesawat udara milik negara peserta lain
dengan syarat sebagaimana di atur dalam konvensi.
Pasal 1 Konvensi Chicago 1944:
Negara penandatangan mengakui bahwa setiap negara
memiliki kedaulatan yang lengkap dan ekseklusif terhadap
ruang udara di atas wilayahnya.

Berlakunya Ps. 1 KC 1944 tanpa pembatasan

pasal 3 ay. 3 :
tidak ada pesawat udara negara dari negara
penandatangan dapat melintas di wilayah ruang udara
negara lain atau di atas daratan tanpa ijin berupa
persetujuan khusus atau dalam bentuk lain, sesuai dengan
istilah yang dimaksud.
Pasal 5 :
bagi penerbangan tidak terjadual (non-scheduled)
diperlukan ijin (bagi pesawat udara komersial/carteran)
pasal 6 :
ijin diperlukan bagi penerbangan terjadual (scheduled )
bagi pesawat udara komersial)

Konsekuensi Ps. 1 KC 1944:

melarang lintas pesawat udara asing melalui wilayah


ruang udara nasional, kecuali ada ijin (Ps. 3 ay. c, 5, & 6)
menetapkan jalur-jalur udara yang dapat dilewati oleh
pesawat udara asing
menetapkan kawasan udara terlarang (Ps. 9)
menjalankan yurisdiksi teritorial.
Dibidang Ekonomi:
- tiap negara dapat menutup RU di atas wilayahnya
dari usaha komersial yang dilakukan oleh negara lain
- Negara dapat melakukan monopoli bagi angkutan
udara
Bidang Hankam

Wilayah Ruang Udara

Pasal 2 Konv. Chicago 1944:


wilayah di atas daratan dan di atas perairan
teritorial yang berada di bawah kedaulatannya,
termasuk juga wilayah yang berada di bawah
jajahan/mandat

pasal 2 ay. 2 UNCLOS: kedaulatan ini meliputi


ruang udara di atas laut teritorial.

pasal 49 ay. 2 UNCLOS : kedaulatan ini meliputi


ruang udara di atas perairan kepulauan, ....

Dimensi Udara

Wilayah Ruang Udara

Prinsip lima kebebasan di udara (five freedoms of the air),


1. terbang melewati wilayah negara asing tanpa mendarat
2. hak mendarat di wil neg lain tdk untuk tujuan komersial
3. menurunkan penumpang di neg asing yg berasal dari neg asal
pesawat
4. mengambil penumpang dari negara asing utk tujuan neg asal
pesawat
5. mengangkut penumpang antar dua negara asing.
Dalam praktek timbul kebebasan lain, yaitu:
6. mengangkut untuk tujuan neg lain lewat neg asal pesawat
7. hak mengangkut antar negara pemberi hak dengan negara ke-3
8. hak cabotage ( menyelenggarakan angkutan dalam wilayah
negara pemberi hak).
Notes:
Kebebasan no.1 & 2 disebut Transit Rights. Diatur dlm IASTA
Kebebasan 1 - 5 disebut Traffic Rights/Commercial Freedoms.
Diatur: IATA

1.

GIA terbang melintasi Singapura untuk tujuan Kuala Lumpur

Ind
2.

Malay

GIA mendarat di Singapura tdk utk tujuan komersial

Ind
3.

Sing

Sing

Malay

GIA mengangkut penumpang dari Jakarta tujuan Singapura

Ind

Sing

4.

GIA Mengangkut penumpang dr Singapura tujuan Jakarta

Ind

Sing

5. Mengangkut penumpang antar dua neg. asing

Ind

6.

Sing

Malay

hak untuk mengangkut penumpang suatu negara dengan tujuan negara


lain melalui negara bendera pesawat

Malay

Ind

Sing

7.

GIA mengangkut penumpang dr Singapura utk tujuan Kuala Lumpur


atau Bangkok

Ind
8.

Sing

Malay

Thai

SIA mengangkut penumpang dr Singapura Jakarta Yogyakarta


Denpasar Darwin

Sin

Jkt

Yog

Den

Austr

Prinsip umum yg berlaku atas Ruang Udara vs Ruang Angkasa


Ruang Udara
- kedaulatan negara
- yg berlaku utamanya HN
- hak sepenuhnya ada pd
negara
- tdk ada kebebasan
melakukan kegiatan
- tdk ada hak berdaulat
negara lain
- tanggung jawab
berdasarkan kesalahan

Ruang Angkasa:
- tidak berlaku kedaulatan
Negara
- HI yang berlaku
- setiap neg mempunyai
hak dan kewajiban yg sama
- kebebasan melakukan
kegiatan
- Hak berdaulat neg
dilindungi
- tanggung jawab mutlak

Wilayah Ruang Angkasa


Ruang angkasa: adalah wilayah di atas atmosfir yang
hampa udara & benda langit.
Beberapa Ketentuan yang berlaku di Ruang angkasa:
- Res. MU No.1348 (XIII) 1958
- Res. MU No. 1962 (XVIII) 1963
- Space Treaty 1967
- Rescue Agreement, 1968
- Liability Convention 1972
- Registration Convention 1975
- Moon Agreement 1980

Treaty on Principles Concerning the Activities of


States in the Exploration and use of Outer Space,
including the Moon an other Celestial Bodies
(Space Treaty 1967)

. Perjanjian internasional ini dikatakan sebagai


Magna Charta atau Piagam Utama tentang
pengaturan ruang angkasa, termasuk status bendabenda dan ruang angkasa, kewenangan negara dalam
pemenfaatan ruang angkasa, hak dan kewajiban
Negara dalam pemanfaatan ruang angkasa.

Agreement on the Rescue of Astronauts, the Return of


Astronauts and Return of Objects Launch into Outer
Space (Rescue Agreement) 1968.

Mengatur kerjasama Negara atau organisasi


internasional sebagai peluncur dan Negara pihak
untuk dapat segera menyelamatkan awak pesawat
angkasa yang telah mendarat di laut bebas atau di
tempat lain yang tidak berada di bawah yurisdiksi
Negara manapun.

Convention on International Liability for


Damage Caused by Space Objects (Liability
Convention) 1972.
Mengatur tentang tanggung jawab internasional
untuk kerugian-kerugian yang disebabkan oleh
space object dan prosedur pengajuan serta
penyelesaian berbagai masalah-masalah yang
berkaitan dengan formulasi system tanggung
jawab dan prosedur kompensasi.

Convention on Registration of Objects


Launched into Outer Space (Registration
Convention) 1976.
Mengatur kewajiban setiap Negara yang
melakukan peluncuran atas benda langitnya
yang berupa satelit untuk mendaftarkan ke
sekretariat PBB dengan melaporkan secara
rinci spesifikasinya, posisi orbitnya, kewajiban
Sekretarist PBB untuk membuat daftar dari
space objects yang diluncurkan ke ruang
angkasa.

Agreement Governing the Activities of States on


the Moon and other celestial Bodies (Moon
Agreement) 1984.

Pada dasarnya agreement ini mengatur


tentang aktivitas Negara di bulan dan
benda-benda angkasa lainnya.

Batas Wilayah Ruang Angkasa

teori aeronautika (jarak ketinggian kurang


lebih 60 Km).
Garis Von Karam (kurang lebih antara 85 km
100 km).
Demarkasi sesuai dengan garis perigee yang
terendah dan sebuah satelit yang mengorbit
(+ 160 Km).
Saran-saran USSR ( 100 Km 110 Km).
Teori penguasaan Cooper (Cooper,s Control
theory).
Penafsiran luas ruang udara secara logika
yuridis.

KASUS Yurisdiksi

Pada beberapa waktu yang lalu terjadi pengeboman atas


sebuah hotel di kota ART, dinegara Y yang dilakukan oleh Dody
dkk. Pelaku adalah berkewarganegaraan Neg. Y. Akibat
pengeboman tersebut disamping menyebakan kematian pada
sejumlah warganegara Y, juga menyebab-kan kematian 3 orang
warganegara P, 10 warganegara M, dan 25 warga-negara N.
Diketahui bahwa Dody melakukan aksinya itu mendapatkan
bantuan pinjaman mobil dari Duta Besar negara R. Akhirnya
negara Y berhasil menangkap Dody dkk untuk kemudian
ditahan di negara Y, menunggu proses hukum selanjutnya.
Pertanyaan:
1. negara mana sajakah yang berhak menjalankan yurisdikisinya atas
peristiwa tsb ? Jelaskan apa alasannya !
2. Negara mana yang paling berhak menjalankan yurisdiksinya?
Jelaskan jawab saudara !
3. Dapatkan negara Y menjalankan yurisdiksi thd Duta Besar
negara R tersebut untuk proses penyelidikan ? Jelaskan
Jawab Sdr !

Yurisdiksi
Ius decere = mengatakan hukum
kekuasaan/wewenang negara menerapkan hukum
Menurut H.V. Evart; ada pembatasan praktis atas pelaksanaan
yurisdiksi yang luas oleh negara, yaitu negara tidak akan
menjalankan yurisdiksinya bila tidak mempunyai kepentingn
Arti Penting: Guna menentukan negara mana yg berhak jalankan
yurisdiksi. atas orang, barang peristiwa.
Sehubungan dg.: - kedaulatan negara
- hubungan yg. melintas batas negara

JURISDICTION

Sovereignty=Freedom

Subjective Territorial principle


Territorial principle

Objective Territorial principle


Examption and ristriction
State and heads of foreign states
Diplomatic and Consuls of foreign states
Public ships/aircrafts of foreign states
Armed forces of foreign states
Intl Orgs./Institutions

Jurisdiction

Active nationality principle


Personal principle

Passive nationality principle


Protective Principle

Universal Principle

Pelaksanaan Yurisdiksi
1. Teritorial:
- khususnya dalam kaitannya dg. perbuatan pidana
- perbuatan dpt. dipidana bila dipenuhi unsur-2 ttu, yaitu
1). pelaku ada dalam negeri
2). neg. dpt. mengadili/punya kepentingan
Persoalan: pelaku ada di luar negeri neg. tdk. dpt. mengadili ?
- Untuk dapat mengadili:
a. prinsip teritorial subyektif: perbuatan dimulai di wil.nya dan
berakhir/menimbulkan akibat di wil neg. lain.
Didukung oleh: Konvensi Jenewa 1929 => Pemberantasan
Pemalsuan Mata Uang
Konvensi Jenewa 1936 => Pemberantasan Perdagangan
Obat
Isi : negara peserta wajib menghukum pelaku kejahatan, apabila dlm
wilayahnya digunakan utk melakukan tindakan jahat dimanapun
tindakan akhir kejahatan dilakukan
Yurisdiksi: ada pada neg tempat dimulai kejahatan.

,
b. prinsip teritorial obyektif:
= perbuatan di mulai di neg. lain , tetapi:
1). diselesaikan di wilayah mereka atau
2). Menimbulkan kerugikan di wilayah mereka.
Yurisdiksi ada pada Negara yg dirugikan atau
berakhirnya kejahatan
Prof. Hyde: perbuatan yang digerakkan dari luar suatu
negara yang menimbulkan akibat yang berbahaya sebagai
konsekuensi langsung yang karena itu membenarkan yang
berdaulat di wilayah itu untuk menuntut pelaku, jika
pelaku itu memasuki wilayah negara tsb.
Syarat: pelaku ada di wil neg. yg. dirugikan

Pembatasan/pengecualian atas Yurisdiksi Teritorial

1. Negara dan Kepala Neg. asing.


= negara. dan kepala neg. asing dpt. berperkara di
pengadilan nasional ttp. tdk. dpt.dituntut di pengadilan nasional.
Kec. ada penundukan sec. sukarela.
- Keadaan dmk. berkaitan dg. pengakuan neg. & terbatas pd hk.
perdata
Beberapa teori dasar thd. pembatasan a.l.:
- Par in parem non habet imperium = neg. berdaulat tak dpt.
menjalankan yurisd. thd. neg. berdaulat lain.
- Resiprositas dan komitas = saling memberikan immunitas
- Keputusan pengadilan nasional tak dpt. dilaks. atas neg.lain.
Upaya untuk itu dianggap sbg. tindakan tak bersahabat.
- memberi ijin berkunjung mengandung kewajiban implisit utk.
memberikan immunitas.
- Kebijaksanaan suatu negara/pemeth. tdk sepantasnya utk
dipersoalkan

.
2. Perwakilan Diplomatik asing dan Konsul.
Teori dasar pemberian immunitas:
- exterritoriality theory
- the representative character theory
- funcional neccessiaty theory
Beberapa kekebalan dan hak istimewa diplomatik,
1. pribadi para diplomat, termasuk tempat tinggal serta miliknya (pasal
29, 30, 31 dan 41);
2. keistimewaan atau longgarnya yang diberikan kepada para diplomat,
yaitu, dibebaskannya dari kewajiban membayar pajak, cukai, jaminan
sosial dan perorangan (pasal 33-36) ;
3. tidak diganggugugatnya gedung perwakilan, arsip-arsip, kebebasan
berkomunikasi, pembebasan pajak dari negara penerima (pasal 22, 23,
24, 26, dan 27).

Yang menikmati Hak Kekebalan dan Hak Istimewa.

pejabat-pejabat diplomatik, seperti Minister,


Secretaries, Service Attaches, dan lainnya;
pembantu pribadi. Seperti pembantu rumah
tangga, sekretaris pribadi;
anggota keluarga, yaitu anggota keluarga
terdekat yang sekediaman dengan kepala
perwakilan;
kurier diplomatik.

Kepala Perwakilan Diplomatik, Psl.14 Konv Wina 1961


Tingkat Duta Besar (Ambassador) atau Nuncios, yang
diakreditasikan ke Kepala Negara atau Kepala-kepala missi
dari tingkat yang sama;
Tingkat Duta atau Minister atau Internuncios, diakreditasikan
ke Kepala Negara;
Tingkat Kuasa Usaha (Charge daffaires), yang diakreditasikan
ke Menteri Luar Negeri.
Catatan:
Charge daffaires ad interim: Kuasa usaha sementara; Charge
daffaires en pied (-en titre): kuasa usaha tetap; Charge des
affaires: kuasa usaha yang berasal dari staf administrasi yang
mengurusi administrasi perwakilan.

Pejabat diplomatik meliputi

Ambassador; Nuncio,
Envoy, Minister Plenipotentiory, Internuncio;
Charge daffaires (ad interim maupun en pied)
Minister
Conselor
First secretary
Secound Secretary
Third Secretary
Attache.

.
3. Kapal/Pesawat publik negara.
kapal utk. tujuan umum negara.
Ukuran: - bendera kapal dan dokumen
kapal
Teori dasar pemberian kekebalan:
- Teori Pulau terapung (Floating Island =
dianggap bagian wilayah.
- Teori obyektif = merupakan suatu
pengecualian yg diberikan oleh hk
setempat, karena adanya ijin masuk

.
4. Angkatan bersenjata asing.
= menikmati immunitas tidak mutlak/terbatas.
. besarnya tergantung pd.: keadaan di mana AB diterima dan
ada tidaknya perjanjian.
. Bila tdk. ada perjanjian = telah diakui dlm HI, bhw. bdsk. fakta
atas penerimaan menimbulkan kewajiban utk. berikan
immunitas. Namun, tdk. dpt. diartikan sebaliknya (ada
kewajiban utk menerima)
5. Lembaga/Orgs. Int.
= mendapatkan immunitas bdsk. perjanjian Int./nas.
Konv. PBB 1947 = hak istimewa dan kekebalan PBB
The United States Federal Int. Orgs. Immunity Act of
1945.

2. Prinsip Kewarganegaraan:
= perbuatan yg dilakukan oleh wn. Suatu negara dan merugikan
w.n neg lain.
a. Kewarganegaraan aktif : w.n.nya melakukan pelanggaran hk.
di wil.nya atau wil. neg. Lain => yurisd. ada pada neg. dr. warga
negara yg melakukan kejahatan.
Teori ini didukung oleh: adanya aturan ekstradisi dan negara
tdk. wajib menyerahkan.
b. Kewarganegaraan pasif: seorang w.n yg. melakukan
pelanggaran/kejahatan dan merugikan w.n. asing, maka
yurisdiksi ada pada negara yg w.n.nya dirugikan.
Dsr. Pembenar:= neg. punya hak melindungi w.n di luar negri.
kaitannya bila neg. tempat terjadinya kejaht. tidak
menghukum, mk. neg. yg. w.n.nya dirugikan dpt. menghukum
Syarat: orang ybs. ada di wil.nya dan permohonan ekstradisi
ditolak

Kasus: Oki Dewanto, Bom Bali.

3. Prinsip Proteksi/Perlindungan.

= HI mengakui wewenang neg. utk. laks.yurisd. thd.


kejahatan yg. menyangkut keamanan & integritas
atau kepentingan ekonomi vital.
Alasan pembenar:
- akibat kejahatan itu demikian besarnya,
- supaya tidak lepas dari hukuman.
Tidak dihukum oleh negara di mana kejahatan
dilakukan, krn. tidak melanggar hukum dan
ekstradisi ditolak.

4. Prinsip Universal
= tindak pidana yg. berada di bawah yurisd. semua neg.
dimanapun tindakan itu dilakukan dan bertentangan dg.
kepent. masy. int. = delik jure gentium
Contoh: - perompakan jure gentium & Kejh. perang.
= Masih dalam pertimbangan:
- perdagangan obat bius, - pemalsuan uang
- perdagangan wanita/ anak
- kejahatan genocide
Di atur dalam perj. int., ttp. di adili atas dsr. aut punire aut
dedere=dihukum oleh neg. di mana dlm. wil. mrk. ditangkap
atau negara yg. permohonan ekstradisinya di kabulkan.

Anda mungkin juga menyukai