Hukum Internasional
Ruang Lingkup HI
PENGERTIAN H.I:
- Keseluruhan ketentuan hukum yang mengikat
negara dalam hubungan mereka satu sama lain
- Keseluruhan ketentuan hukum yang mengikat subyek
HI dalam hubungan mereka satu sama lain
Unsur:
- Ktt Hukum
- Subyek HI
- Hubungan antar subyek hukum
Materi Perkuliahan HI
HI = Hukum
Ketentuan Hk
Hukum
Internasional
Pembuatan Traty
Damai
Hubungan Hk
Hub. Diplomatik
Sengketa/Perang
Tidak Damai
Penyelesaian Sengketa
Negara
Subyek HI
Individu
Organisasi/Lembaga Intl
Teori
Hukum
Internasional
Oppenheim
HI = hukum
Hukum: - aturan tingkah laku
- masyarakat (internasional)
- jaminan pelaks. (ekternal power)
Praktek
HI = Hukum
- negara berlindung di balik hukum
- tindakan salah atau tuntutan negara diukur dg hukum
- negara membentuk hukum internasional
5
AUSTIN:
= HI bukan hukum, melainkan moral intl
- Moral: kumpulan tingkah laku yg didasarkan pd
concience of man yg pelaksanannya
dijamin dg internal power
- Hukum: kumpulan tingkah laku yg dibuat
oleh bdn legislatif yg pelaksanannya
dijamin dg eksternal power
.
Oppenheim:
a body of rules for human conduct within a
community which by common consent this
community shall be enforced by external power
Unsur-2 hukum:
- aturan tingkah laku
- dalam masyarakat
- adanya kesepakatan
- jaminan pelaksanaan berupa (external power)
External power (=hukum) >< Internal power (=moral)
HI = hukum, tp hukum yg lemah (weak law)
Sekelumit berita
REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Tindakan Amerika melalui
serangan pesawat tak berawak di Pakistan, dinilai sebagai
tindakan melanggar hukum internasional.
JAKARTA, Sabtu (Sahabatalaqsha.com): Militer Israel akan
menggunakan bom fosfor yang sudah jelas dilarang oleh
hukum internasional, dalam serangan berikutnya di Jalur Gaza.
dakwatuna.com Islamabad. Agresi Israel terhadap warga
Palestina di Jalur Gaza menuai kecaman beberapa negara di
dunia termasuk Pakistan. Pakistan menilai tindakan zionis itu
benar-benar telah melanggar hukum internasional.
Praktek
HI = Hukum
- Tidakan negara berdasarkan HI
- Negara-2 membentuk HI
- Tuntutan atau menyatakan salah dlm
hubungan internasional bdsk hukum
Tugas:
Perkembangan HI
Yang mengalami perkembangan:
- substansi hukum
- struktur/kelembagaan hukum
- budaya hukum (= subyek hk.)
Praktek hubungan
Ajaran/Teori/Paham
- antar polis/kerajaan
- negara
- prilaku individu
- hukum alam
- positivisme
Perkembangan HI
Melalui: - praktek hub negara-2
- pengaruh ajaran para ahli
Masyarakat intl: polis-polis
Tonggak perkembangan masy. intl adanya
Perj.Westphalia 1648 lahirkan neg. merdeka
- akhiri perang 30 tahun di daratan Eropa
- akhiri kekaisaran Romawi Suci
- hub. kenegaraan dipisahkan dr hub. Gereja dan
didasarkan kepentingan nasional
- pengakuan atas negara-2 kecil.
12
Masyarakat Internasional
.
Pengaruh ajaran:
1. Hukum Alam/Naturalis:
hukum berasal dari prinsip-2 yg berlaku
universal bersumberkan pd ajaran Tuhan.
Hukum bukan buatan manusia
Tokohnya: Hugo de Groot (Grotius) dejure
belli ac pacis
2. Positivisme
hukum dibuat oleh negara-2 atas kemauan mereka.
Dasar HI = kesepakatan bersama, baik secara tegas2
atau diam-2.
Tokohnya: JJ Rousse & Bynkershoek
3. Modern
HI = embrio -> hasil praktek
Moctar K
Sumber Hukum
Starke
Praktek
ICJ Ps.38
Sugeng Is
Formil : proses penciptaan hk
Materiel: dasar kekuatan mengikatnya hk
Sumber Hk.
Hk. Intl
Mochtar K
Formil : macam-macam ketentuan
Starke
Article 38 ICJ
1. The Court whose function is to decide in accordance with
international law such disputes as are submitted to it, shall apply:
a. international conventions, whether general or particular,
establishing rules expressly recognized by the contesting
states;
b. international custom, as evidence of a general practice
accepted as law
c. the general principles of law recognized by civilized nations;
d. subject to the provisions of Article 59, judicial decisions and
the teachings of the most highly qualified publicists of the
various nations, as subsidiary means for the determination of
rules of law
2. This provision shall not prejudice the power of the Court to decide
a case ex aequo et bono, if the parties agree thereto.
17
I
nternational conventions, whether general or particular,
establishing rules expressly recognized by the contesting
states
1.
International Convention
-Treaty
- Agreement
- Declaration
- Protocol
- Charter
- Statute
- MoU
- Final act
- Agreed minutes
dsb.
Pengertian:
Ps.2 (1.a) KW 1969:
= Treaty sebagai suatu persetujuan internasional yang dibuat antar
negara dalam bentuk tertulis dan diatur oleh HI, apakah tersusun
dalam suatu instrumen tunggal, dua atau lebih instrumen yang
terkait dan apapun bentuknya yang dibuat secara khusus
= Melalui Treaty akan melahirkan hak dan kewajiban diantaranya
18
2. General or Particular
General = Multilateral treaty (PI umum): menetapkan
kaidah yg berlaku universal (law making treaties)
Particular = bilateral treaty (PI khusus) : menetapkan
kaidah yg hanya berlaku antar pihak ttu (treaty contract).
Treaty contract law making treaties :
- merumuskan hukum kebiasaan
- menciptakan hukum kebiasaan
3. Expressly recognized: para pihak menjadi peserta/ terikat
pada conventian ybst.
19
International
custom
21
Brownlie
- tindakan agresi,
- kejahatan kemanusiaan,
- perbudakan,
- kedaulatan,
- kejahatan genocide
Tugas:
Ganjil: Monisme
Pengertian
Pengutamaan
Berlakunya HI HN
Genap: Dualisme
Pengertian
Pengutamaan
Berlakunya HI HN
Konsep Opposability
Hubungan HI - HN
Pengutamaan
Monisme
Pemberlakuan HI HN
HI HN
Pengutamaan
Dualisme
Pemberlakuan HI HN
Konsep Oppsability
Aliran Monisme
= HI dan HN dua aspek hukum yang berasal dari satu sistem
hukum, yaitu hukum pd umumnya
Secara teoritis:
semua hukum sbg suatu kesatuan tunggal dari peraturan
hukum yg mengikat individu, negara, atau kesatuan bukan
negara
Pemikiran praktis:
HI dan HN keduanya merupakan bagian dari kumpulan
peraturan yang universal yang mengikat individu, baik
secara individual maupun secara kolektif
= individu menjadi pokok pangkal dari semua sistem hk
Primat/Pengutamaan
Aliran Monisme, Hans Kelsen: Teori
hierarchis
= berlakunya ketentuan hukum di tentukan oleh
kaidah hukum lain yg mempunyai kdd lbih
tinggi (fundamental). Kaidah fundamental akan
menjadi sumber segala sumber hukum.
Kritik Starke:
= terlalu filosofis/teoritis. Akan timbul kesulitan
bila kaidah fundamental jatuh pada HN
Aliran Dualisme
= HI dan HN dua sistem hk yg berbeda sama sekali. HI secara
intrinsik berbeda dg HN
Tokohnya: Triepel dan Anzilotti
Perbedaan:
- Sumber Hukum
- Subyek Hukum
- Prinsip dasar yg melandasi sistem hukum
Kritik aliran Dualisme:
Perbedaan hanya menyangkut proses
penetapan hukum, bukan pd masalah substansi hukumnya
Substansi HI HN adalah hak dan kewajiban
tidak ada persoalan hierarchi
Primat/Pengutamaan
Aliran Dualisme:
- Tdk ada persoalan hirarkis
- Tidak mungkin ada pertentangan, yg ada
renvoi
- Berlakunya HI pada negara memerlukan
transformasi
Berlakunya HI ke dalam HN
1.
2.
3.
Praktek Negara-negara:
Inggris
Amerika Serikat
Indonesia
Praktek Negara-2:
Hukum Kebiasaan.
- berlaku otomatis
- Teori Blackstone
= kaidah hukum kebiasaan dianggap mrpk bagian dari
hukum nasional, dan akan diberlakukan dmkn oleh
pengadilan Inggris
Hk Kebiasaan membentuk:
- asas konstruksi: HI kebiasaan harus ditafsikan demikian.
- asas pembuktian: adanya HI kebiasaan tidak perlu
dibuktikan
.
Perjanjian internasional
Inggris:
Ratifikasi atas PI merupakan hak prerogatif Mahkota dengan
berpedoman:
- mahkota punya hak utk. rubah UU tanpa per-7an
parlemen bila ada PI yang langsung berlaku di Inggris.
- persetujuan parlemen, bila pengaruhi hak warga
negara, pembebanan keuangan, perubahan UU,
penambahan kekuasaan Mahkota.
Amerika Serikat:
Berlakunya treaty ditentukan oleh pengadilan the supreme
law of the land
Treaty dibedakan antara:
- self executing treaty = berlaku langsung
- non self execiting treaty = memerlukan persetujuan
konggres
.
Praktek Indonesia
Dulu:
- Surat Presiden No. 2826 Th. 1960,
membedakan antara Treaty dengan
Agreement
.
Sekarang:
SUBYEK HI
Pengertian Subyek Hukum ?
Subyek HI dalam Teori :
- Lauterphacht: subyek HI hanyalah Negara
- Hans Kelsen: Subyek HI hanyalah Individu
- Starke: pendapat Kelsen kurang realistis
Subyek HI dalam Praktek:
- Negara
- Individu
- Organisasi/lembaga internasional
Permanent population
: merupakan kumpulan individu yg hidup dlm suatu
masyarakat dan terikat dalam suatu negara
melalui hubungan politik dan yuridik dlm bentuk
kewarganegaraan
Penduduk tetap : mendiami suatu wilayah sec tetap
(tidak berkelana atau nomade)
Bagi HI tidak penting:
- jumlah penduduk
India: 901.459.000, Cina: 1.196.360.000
Monaco: 31.000
- perubahan jumlah
a defined territory
HI mensyaratkan adanya wilayah yg pasti
Bg HI tidak penting:
- apakah letaknya mrpk satu kesatuan atau tidak
- seberapa luasnya
Singapura : 218 Km2, Nauru : 21 km2
India : 3.287.596 km2, Cina : 9.596.961 km2
A Government
HI : suatu wilayah yg tdk mempunyai pemerintahan tdk
dianggap sbg neg dlm arti sebenarnya
AO MI-1975: Sahara Barat
- Sahara Barat bukan terra nulius
- blm ada organ atau struktur pemerintahan
- keberadaan suatu pemerintahan mrpk suatu
keharusan, HI tdk mencampuri pembentukannya
- HI menghendaki pemerintahan yg stabil dan efektif
- Keberadaan negara tetap, walau pemerintahan sdg tdk
stabil atau di bawah pengawasan
contoh: Kuwait-1990, Somalia 1991, Kamboja 1991,
Afganistan, Irak pasca invasi AS
Micro State
Kawasan Eropa
Monaco
: 31.000 penduduk 2 km2 28 Mei 1993
Rep San Morino: 24.000 pend 61 km2 2 Maret 1992
Vatikan : 2.580 pend
44.000 m2
Kawasan Pasifik
Rep Nauru : 7.000 pend :
21 km2 1999
Kerajaan Tonga: 60.000 Pend.: 684 km2 1999
Tuvalu
: 10.000 pend.:
26 km2 Sept 2000
Kawasan Karibia
Saint Kits and Nevis: 42.000 Pend.:
261 km2
Dominica: 71.000 pend.:
751 km2
Pengakuan
Recognition (Inggris) atau
Reconnaissance (Perancis) atau
Anerkennung (Jerman)
Tindakan sepihak (perbuatan politik)
Pengakuan merupakan Perbuatan politik yang
mempunyai akibat hukum
Pengakuan
Lahirnya negara mrpk peristiwa Hukum atau peristiwa
ekstra yuridik /Fakta
Pertama: Peristiwa fakta
: lahirnya negara mrpk peristiwa fakta,
sama sekali lepas dr peristiwa HI
Kedua proses hukum
: lahirnya neg hasil proses hk, yg diatur
oleh ketentuan-2 HI
Hakikat dan Fungsi Pengakuan:
- Teori Konstitutif
- Teori Deklaratur
- Teori Gabungan
Teori Konstitutif
Teori Deklaratur
Teori Gabungan
suatu negara dapat menjadi person internasional tanpa
melalui pengakuan (teori deklaratoir), akan tetapi untuk
menggunakan hak-hak sebagai person intl negara
tersebut memerlukan pengakuan dari negara-negara
lainnya (teori Konstitutif).
Menurut Hershey, bahwa berdirinya negara terlepas dari
pengakuan (deklaratoir), namun pengakuan adalah perlu
untuk memperoleh keanggotaan dalam keluarga bangsabangsa (konstitutif).
Oppenheim-Lauterpact, bahwa justru melalui pengakuan,
maka negara menjadi person internasional (konstitutif).
Dengan mengakui negara baru maka negara baru yang
dimaksud memenuhi persyaratan negara sebagaimana
diminta oleh hukum internasional (deklaratoir).
Kasus Kosovo
Macam Pengakuan
de-fakto
de-yure
Dilihat dr Bentuknya
kolektif
bersyarat
Negara
Dilihat dr Obyeknya
Kpl. Negara
belligerency
Gerakan pembebasan Nasional
Tegas-tegas
Dilihat dr Caranya
Diam-diam
Pengakuan de-facto
= Pengakuan yg diberikan berdasarkan kenyataan/fakta bhw
Pengakuan de-yure
= menurut ukuran negara yg mengakui bhw negara yg baru
- stabilitas
- dukungan dari penduduknya
- mampu dan sanggup melaksanakan kewajiban internasional
Persamaan pengakuan de-facto de-yure:
- Sbg negara berdaulat
- Kekuatan menikatnya sama
- Sama-2 berlaku surut
Perbedaan:
- Neg yg diakui secara de-yure yang berhak mengklaim
- Neg yg diakui secara de-yure yg dpt sbg suksesor
- Kekebalan dan hak istimewa diplomatik hanya dpt dinikmati
oleh neg yg sdh diakui sec de-yure
- Pengakuan de-facto sifatnya sementara
Pengakuan Kolektif:
tindakan bersama dalam bentuk keputusaan Intl.
Contoh: - 1921 Sekutu akui Albania & Esthonesia
- Helsinki Treaty 1976, NATO akui Rep. Dem.
Jerman Timur
- Penerimaan anggota PBB ?
Pengakuan Bersyarat:
= Pengakuan yg diberikan bedasarkan syarat-syarat ttu.
Contoh: Kongres Berlin 1878 -> Bulgaria, Serbia,
Rumania & Montenegro dg. syarat akui kebebasan
agama, lindungi harta miliknya dsb.
Persyaratan yang dimaksud bukan persyaratan hukum.
Sehingga bila terjadi pelanggaran atas persyaratan yang
dibebankan, tidak berarti batalnya pengakuan
Pengakuan Negara:
pengakuan sbg pribadi intl dg sgl hak dan kewajiban.
Pengakuan insurgency/Belligerency:
- tujuan: supaya tidak dianggap melanggar
hukum, dan tidak dianggap lakukan kejatahan
perang
- Keuntungan: yaitu untuk memperoleh jamin
hubungan hukum dan jaminan perlindungan
bagi warga negaranya/ kepentingannya.
Gerakan Pembebasan Nasional:
terbatas sebagai peninjau pada Organisasi Int
Contoh: SWAPO -> Res.MU No.311 Th.1973
PLO --> Res. MU No.3237 Th. 1874
GAM (dulu) ?
Makna :
1. bertentangan dengan kehendak negara dan
2. mengurangi kedaulatan negara.
Penafsiran ps 51 Piagam:
Pengertian kedaulatan...... ?
Kedaulatan atas wilayah atau kedaulatan
teritorial.....?
Arti penting wilayah bagi negara...... ?
Lanjutan aneksasi,
Preskrepsi/Kedaluarsa: yg aquisitive
= belum ada keputsan Mahkamah Int. Dalam Kasus Frontier Lands Case (Netherland vs
Belgia). Penguasaan secara administratif oleh pejabat lokal tdk dpt dikatakan terjadi
Preskrepsi.
Permasalahan: ukuran waktu.
Grotius : ukuran waktu 100 tahun atau lebih
Hans Kelsen: cara demikian melanggar HI
Oppenheim-Luterpact: unsur melanggar hukum akan hilang bila pemilik mengakuinya
dan adanya tertib internasional.
Plebisit:
- Martin Dixtion: sama dengan self
determination
Contoh: Timor-Timur, 2000
Rakyat Malvinas atau Fakland, 2013
Hk
Kebiasaan
Bilateral
Agreement
Konv
Jeneva 1958
I. Laut teritorial &
zona tambahan
II. Laut Lepas
III. Zona Perikanan &
Perlindungan kekay.
Hayati
IV. Landas Kontinen
UNCLOS-1982
1. internal waters
2. territorial waters
3. archipelagic wa
4. contingous zone
5. EEZ
6. continental shelf
7. high seas
Maritime Zone
Daratan
Kolong air
Keterangan:
1.
Laut Pedalaman
2.
Laut teritorial
3.
Zona tambahan
4. ZEE
5. Laut Bebas
negara (sovereign)
1). laut pedalaman, (internal waters),
2). laut teritorial (territorial sea), dan
3). perairan kepulauan (archipelagic waters).
Wilayah laut negara hanya memiliki hak berdaulat
(sovereign rights) berupa
1). zona tambahan, (contiguous zone),
2). zona ekonomi eksklusif, (exclusive
economic zone);
3). landas kontinen (continental shelf),
Batas wilayah
Archipelagic Beselines
Penetapan ALK:
- melintasi perairan kepulauan dan perairan teritorial
dan mencakup semua rute lintas normal,
- ditentukan dg garis sumbu
- diumumkan
- mendapat ijin dari IMO
- bila belum menetapkan melalui rute yg biasa
digunakan utk pelayaran
ALKI I
ALKI II
ALKI III
Landas Kontinen:
= umum: daratan luas di lepas pantai yg merpk kepanjangan
alamiah
= KJ-58: dasar dan lapisan tanah bag bawah laut yg
berbatasan dg pantai di luar laut teritorial sampai
kedalaman 200 m atau sampai kedalaman yg dpt
dieksplorasi/eksploitasi
= KHL-82: dsr laut dan tanah bawahnya dr permukaan laut yg
berada di luar laut teritorial, sepanjang kelanjutan alamiah
hingga pinggiran luar kontinen, atau hingga jarak 200 mil,
atau bila lebih dr 200 mil smp maks 350 mil (Art. 76)
Landas Kontinen
Pengertian:
Ruang Udara (air space) adalah ruang diatas
permukaan bumi atau atmosfir yang masih
didapati unsur-unsur gas yang disebut
udara.
Ruang Angkasa (Outer Space) adalah ruang
diatas permukaan bumi/atmosfir yang
hampa udara & benda-benda langit.
freedom theory)
.
Kini:
Di Ruang Udara Negara mempunyai
kedaulatan yang mutlak dan eksklusif (Pasal.1
Paris Convention 1919 jo. Chicago Convention
1944)
Kon. Paris 1919: mengakui adanya hak
innocent passage, sedangkan dalam Konvensi
Chicago tidak mengakui adanya hak innocent
passage
Kedaulatan Negara di RU
pasal 3 ay. 3 :
tidak ada pesawat udara negara dari negara
penandatangan dapat melintas di wilayah ruang udara
negara lain atau di atas daratan tanpa ijin berupa
persetujuan khusus atau dalam bentuk lain, sesuai dengan
istilah yang dimaksud.
Pasal 5 :
bagi penerbangan tidak terjadual (non-scheduled)
diperlukan ijin (bagi pesawat udara komersial/carteran)
pasal 6 :
ijin diperlukan bagi penerbangan terjadual (scheduled )
bagi pesawat udara komersial)
Dimensi Udara
1.
Ind
2.
Malay
Ind
3.
Sing
Sing
Malay
Ind
Sing
4.
Ind
Sing
Ind
6.
Sing
Malay
Malay
Ind
Sing
7.
Ind
8.
Sing
Malay
Thai
Sin
Jkt
Yog
Den
Austr
Ruang Angkasa:
- tidak berlaku kedaulatan
Negara
- HI yang berlaku
- setiap neg mempunyai
hak dan kewajiban yg sama
- kebebasan melakukan
kegiatan
- Hak berdaulat neg
dilindungi
- tanggung jawab mutlak
KASUS Yurisdiksi
Yurisdiksi
Ius decere = mengatakan hukum
kekuasaan/wewenang negara menerapkan hukum
Menurut H.V. Evart; ada pembatasan praktis atas pelaksanaan
yurisdiksi yang luas oleh negara, yaitu negara tidak akan
menjalankan yurisdiksinya bila tidak mempunyai kepentingn
Arti Penting: Guna menentukan negara mana yg berhak jalankan
yurisdiksi. atas orang, barang peristiwa.
Sehubungan dg.: - kedaulatan negara
- hubungan yg. melintas batas negara
JURISDICTION
Sovereignty=Freedom
Jurisdiction
Universal Principle
Pelaksanaan Yurisdiksi
1. Teritorial:
- khususnya dalam kaitannya dg. perbuatan pidana
- perbuatan dpt. dipidana bila dipenuhi unsur-2 ttu, yaitu
1). pelaku ada dalam negeri
2). neg. dpt. mengadili/punya kepentingan
Persoalan: pelaku ada di luar negeri neg. tdk. dpt. mengadili ?
- Untuk dapat mengadili:
a. prinsip teritorial subyektif: perbuatan dimulai di wil.nya dan
berakhir/menimbulkan akibat di wil neg. lain.
Didukung oleh: Konvensi Jenewa 1929 => Pemberantasan
Pemalsuan Mata Uang
Konvensi Jenewa 1936 => Pemberantasan Perdagangan
Obat
Isi : negara peserta wajib menghukum pelaku kejahatan, apabila dlm
wilayahnya digunakan utk melakukan tindakan jahat dimanapun
tindakan akhir kejahatan dilakukan
Yurisdiksi: ada pada neg tempat dimulai kejahatan.
,
b. prinsip teritorial obyektif:
= perbuatan di mulai di neg. lain , tetapi:
1). diselesaikan di wilayah mereka atau
2). Menimbulkan kerugikan di wilayah mereka.
Yurisdiksi ada pada Negara yg dirugikan atau
berakhirnya kejahatan
Prof. Hyde: perbuatan yang digerakkan dari luar suatu
negara yang menimbulkan akibat yang berbahaya sebagai
konsekuensi langsung yang karena itu membenarkan yang
berdaulat di wilayah itu untuk menuntut pelaku, jika
pelaku itu memasuki wilayah negara tsb.
Syarat: pelaku ada di wil neg. yg. dirugikan
.
2. Perwakilan Diplomatik asing dan Konsul.
Teori dasar pemberian immunitas:
- exterritoriality theory
- the representative character theory
- funcional neccessiaty theory
Beberapa kekebalan dan hak istimewa diplomatik,
1. pribadi para diplomat, termasuk tempat tinggal serta miliknya (pasal
29, 30, 31 dan 41);
2. keistimewaan atau longgarnya yang diberikan kepada para diplomat,
yaitu, dibebaskannya dari kewajiban membayar pajak, cukai, jaminan
sosial dan perorangan (pasal 33-36) ;
3. tidak diganggugugatnya gedung perwakilan, arsip-arsip, kebebasan
berkomunikasi, pembebasan pajak dari negara penerima (pasal 22, 23,
24, 26, dan 27).
Ambassador; Nuncio,
Envoy, Minister Plenipotentiory, Internuncio;
Charge daffaires (ad interim maupun en pied)
Minister
Conselor
First secretary
Secound Secretary
Third Secretary
Attache.
.
3. Kapal/Pesawat publik negara.
kapal utk. tujuan umum negara.
Ukuran: - bendera kapal dan dokumen
kapal
Teori dasar pemberian kekebalan:
- Teori Pulau terapung (Floating Island =
dianggap bagian wilayah.
- Teori obyektif = merupakan suatu
pengecualian yg diberikan oleh hk
setempat, karena adanya ijin masuk
.
4. Angkatan bersenjata asing.
= menikmati immunitas tidak mutlak/terbatas.
. besarnya tergantung pd.: keadaan di mana AB diterima dan
ada tidaknya perjanjian.
. Bila tdk. ada perjanjian = telah diakui dlm HI, bhw. bdsk. fakta
atas penerimaan menimbulkan kewajiban utk. berikan
immunitas. Namun, tdk. dpt. diartikan sebaliknya (ada
kewajiban utk menerima)
5. Lembaga/Orgs. Int.
= mendapatkan immunitas bdsk. perjanjian Int./nas.
Konv. PBB 1947 = hak istimewa dan kekebalan PBB
The United States Federal Int. Orgs. Immunity Act of
1945.
2. Prinsip Kewarganegaraan:
= perbuatan yg dilakukan oleh wn. Suatu negara dan merugikan
w.n neg lain.
a. Kewarganegaraan aktif : w.n.nya melakukan pelanggaran hk.
di wil.nya atau wil. neg. Lain => yurisd. ada pada neg. dr. warga
negara yg melakukan kejahatan.
Teori ini didukung oleh: adanya aturan ekstradisi dan negara
tdk. wajib menyerahkan.
b. Kewarganegaraan pasif: seorang w.n yg. melakukan
pelanggaran/kejahatan dan merugikan w.n. asing, maka
yurisdiksi ada pada negara yg w.n.nya dirugikan.
Dsr. Pembenar:= neg. punya hak melindungi w.n di luar negri.
kaitannya bila neg. tempat terjadinya kejaht. tidak
menghukum, mk. neg. yg. w.n.nya dirugikan dpt. menghukum
Syarat: orang ybs. ada di wil.nya dan permohonan ekstradisi
ditolak
Kasus: Oki Dewanto, Bom Bali.
3. Prinsip Proteksi/Perlindungan.
4. Prinsip Universal
= tindak pidana yg. berada di bawah yurisd. semua neg.
dimanapun tindakan itu dilakukan dan bertentangan dg.
kepent. masy. int. = delik jure gentium
Contoh: - perompakan jure gentium & Kejh. perang.
= Masih dalam pertimbangan:
- perdagangan obat bius, - pemalsuan uang
- perdagangan wanita/ anak
- kejahatan genocide
Di atur dalam perj. int., ttp. di adili atas dsr. aut punire aut
dedere=dihukum oleh neg. di mana dlm. wil. mrk. ditangkap
atau negara yg. permohonan ekstradisinya di kabulkan.