BLOK
15-16
SISTEM
REPRODUKSI, PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN
SISTEM
REPRODUKSI,
PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN
KAPITA SELEKTA
editor
Dr. Aloysius Suryawan, dr., SpOG(K)
Heddy Herdiman, dr., M.Kes
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
KAPITA SELEKTA
[Type text]
BLOK
15-16
Editor
Dr. Aloysius Suryawan, dr., SpOG(K)
Heddy Herdiman, dr., M.Kes
KAPITA SELEKTA
ii
[Type text]
BLOK
15-16
KATA SAMBUTAN
Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Pengasih, berkat perkenan-Nya buku-buku materi
pengetahuan, penuntun praktikum, panduan tutorial dan buku keterampilan klinik edisi ketiga
dapat diterbitkan
Buku-buku tersebut diperlukan untuk kelancaran proses belajar mengajar dalam Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas
Kristen Maranatha sejak tahun akademik 2006.
Khususnya buku materi pengetahuan merupakan gabungan pengetahuan preklinik dan klinik
yang isinya terbatas sesuai dengan blok atau sistim organ. Oleh sebab itu Mahasiswa diharapkan
membaca juga buku teks standard yang terkait untuk menambah pengetahuan karena KBK
menuntut active learning sehingga pada gilirannya menjadi lifelong learning. Lifelong learning
dapat diartikan lifelong, voluntary, and self-motivated.
Saya sangat menghargai para Kontributor, Editor dan Tim Medical Education Unit Fakultas
Kedokteran Universitas Maranatha atas jerih lelahnya sehingga buku-buku tersebut dapat
diterbit, terima kasih.
Karena keterbatasan manusia walaupun sudah direvisi tentu masih ada kekurangannya, mohon
asupan-asupan untuk melengkapi kekurangan dan untuk dilakukan perbaikan sebagaimana
mestinya.
Jo Suherman,dr.,MS.,AIF
KAPITA SELEKTA
iii
[Type text]
BLOK
15-16
KATA SAMBUTAN
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih, karena berkat
perkenan-Nya Buku Materi Pengetahuan, Buku Panduan Kasus Tutorial, Buku Keterampilan
Klinis Dasar, Buku Penuntun Praktikum ini dapat diterbitkan.
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha mulai tahun Akademi 2006
melaksanakan Kurikulum Berbasis Kompetensi yaitu Kurikulum Inti Pendidikan Dokter
Indonesia (KIPDI) III. Dokter Pelayanan Primer/Dokter Keluarga.
Dengan Kurikulum baru, terjadi perubahan paradigma pembelajaran dari teacher
centered learning ke student centered learning. Untuk Implementasi student centered learning
maka Proses Belajar Mengajar mengacu pada belajar mandiri, active learning, integrated
learning.
Pembelajaran konvensional yang ditandai classical/ large group learning, berubah
dengan situasi pembelajaran small group learning/ tutorial. Dalam tutorial ini mahasiswa diberi
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dirinya dalam melakukan proses belajar untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Untuk itu perlu buku panduan, sehingga ada keragaman
dalam pelaksanaan PBM.
Sesuai program kerja tim Medical Educational Unit (MEU) FK-UKM, maka perlu
dilakukan revisi materi pembelajaran KBK. Revisi ini dilaksanakan mengngat ilmu pengetahuan
senantiasa memerlukan pembaharuan setiap waktu, apalagi sumber pembelajaran bukan terbatas
pada textbook saja.
Buku Materi Pengetahuan, Buku Panduan Kasus Tutorial, Buku Keterampilan Klinis
Dasar, Buku Penuntun Praktikum dalam pelaksanaannya masih perlu disempurnakan, oleh
karenanya saran dan kritik untuk perbaikan diharapkan dari berbagai kalangan. Dengan revisi
dan terbitnya seri buku materi terbaru, kami berharap dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
di FK UKM.
KAPITA SELEKTA
iv
[Type text]
BLOK
15-16
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena atas perkenan-Nya,
buku keterampilan klinis sistem hematologi-imunologi ini telah selesai disusun.
Buku ini disusun untuk membantu mahasiswa kedokteran dalam mempelajari teori-teori
mengenai ilmu pada sistem reproduksi, penyakit pada anak beserta tumbuh kembangnya, dan
diakhiri dengan materi aging yang kini sudah sangat update dan banyak perubahan-perubahan
keilmuan berdasarkan keilmuan anti aging medicine. Tentu saja buku materi pengetahun ini
bukanlah menjadi buku pegangan utama bagi pada mahasiswa kedokteran, diharapkan para
mahasiswa tetap mengikuti perkembangan zaman baik dari buku teks maupun jurnal-jurnal
penelitian terkini mengingat ilmu kedokteran bukanlah ilmu yang stabil namun akan selalu
berubah dari waktu ke waktu.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan buku ini. Terima kasih atas kerjasama yang telah terjalin dengan baik.
Kami menyadari bahwa meskipun telah berusaha sebaik mungkin, tetap ada kekurangan dan
kesalahan-kesalahan dalam buku ini, sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan buku ini sehingga isi buku dapat akurat dan selalu up to date.
Akhir kata, semoga buku ini dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan bagi para
pembacanya.
Editor
KAPITA SELEKTA
[Type text]
BLOK
15-16
DAFTAR KONTRIBUTOR
Dr. Aloysius Suryawan, dr., SpOG(K)
Dr. Anindita Adhika, dr., M.Kes.
Budi Widyarto, dr., M.H.
Dr. Diana K. Jasaputra, dr., M.Kes.
Djaja Rusmana, dr., M.Si.
Ellya Rosa Delima, dr., M.Kes.
Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes.
Fenny T, dr., SpPK., M.Kes.
Fen Tih, dr., M.Kes.
Franky Saputra, dr., SpA.
Frecillia Regina, dr. SpA
Dr. Hana Ratnawati, dr., M.Kes, PA(K)
Heddy Herdiman, dr., M.Kes.
Jo Suherman, dr., MS, AIF
Justin Ginting, dr., SpRad.
L. K. Liana, dr., SpPA, M.Kes.
Prof. Dr. H. R. Muchtan Sujatno, dr., SpFK(K)
Rimonta Gunanegara, dr., SpOG.
Sri Indajati, dr., SpA(K).
Sri Nadya Saanin, dr.,M.Kes.
Sonja Sutedja, dr.
Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes.
Prof. Dr. Susy Tjahjani, dr., M.Kes.
Triswaty Winata, dr., M.Kes.
Vera, dr., SpPD.
KAPITA SELEKTA
vi
[Type text]
BLOK
15-16
DAFTAR ISI
KAPITA SELEKTA
vii
[Type text]
BLOK
15-16
KAPITA SELEKTA
viii
[Type text]
BLOK
15-16
Pelvis (L. basin) adalah bagian truncus yang terletak inferoposterior terhadap abdomen, serta
merupakan area transisi antara truncus dan membrum inferius. Cavitas pelvis merupakan bagian
paling inferior dari cavitas abdominis et pelvis. Pelvis dikelilingi oleh cingulum pelvicum, yakni
bagian dari skeleton appendiculare membrum inferius.
Pelvis dibagi menjadi pelvis major dan pelvis minor. Pelvis major atau cavitas pelvis
palsu dikelilingi oleh cingulum pelvicum superior. Pelvis major ditempati oleh viscera abdomen
inferior. Pelvis minor atau cavitas pelvis sebenarnya dikelilingi oleh cingulum pelvicum
inferior. Di luar, pelvis ditutupi oleh dinding abdomen anterolateralis di anterior, regio glutealis
di posterolateralis, dan perineum di inferior.
Perineum adalah area permukaan truncus yang terdapat di antara regio femoris dan
nates, membentang dari coccyx hingga pubis; juga merupakan kompartemen dangkal yang
terletak profundus (superior) terhadap area tersebut tapi inferior terhadap diaphragma pelvis.
Perineum meliputi anus dan genitalia externa.
Cingulum Pelvicum
Cingulum pelvicum menghubungkan columna vertebralis dengan dua femur. Pada orang
dewasa, cingulum pelvicum dibentuk oleh tiga tulang:
Os coxae kanan dan kiri: tulang besar, iregular, masing-masing merupakan fusi dari 3 tulang,
yaitu ilium, ischium, dan pubis.
Os sacrum yang dibentuk oleh fusi 5 vertebrae sacrales.
Pada anak-anak, os coxae terdiri dari 3 tulang terpisah yang disatukan oleh cartilago triradiat di
acetabulum, yakni depresi seperti cup di permukaan lateralis os coxae yang bersendian dengan
caput femoris. Setelah pubertas, ilium, ischium, dan pubis berfusi membentuk os coxae. Kedua
os coxae bersendian di anterior pada symphysis pubica dan di posterior dengan os sacrum pada
articulatio sacroiliaca.
Ilium dibedakan atas ala ossis ilii dan corpus ossis ilii. Pada aspek eksternal, corpus
ossis ilii ikut membentuk acetabulum. Crista iliaca adalah tepi bebas ala ossis ilii yang
melengkung di antara spina iliaca anterior superior dan spina iliaca posterior superior.
Permukaan konkaf anteromedialis ala ossis ilii membentuk fossa iliaca. Di posterior, facies
sacropelvica mempunyai facies auricularis dan tuberositas iliaca untuk junctura synovialis dan
syndesmosis dengan os sacrum.
KAPITA SELEKTA
[Type text]
BLOK
15-16
KAPITA SELEKTA
[Type text]
BLOK
15-16
KAPITA SELEKTA
[Type text]
BLOK
15-16
Articulatio Lumbosacralis
Vertebra lumbalis V dan vertebra sacralis I bersendian di anterior melalui symphysis
intervertebralis yang dibentuk oleh discus intervertebralis di antara kedua vertebrae, di posterior
melalui dua articulationes zygapophysiales. Sendi-senditersebut diperkuat oleh lig.iliolumbale
yang memancar dari processus transversus vertebra LV ke ilium.
Articulatio Sacrococcygea
Articulatio sacrococcygea merupakan junctura cartilaginea sekunder di antara apex
ossis sacri dan basis dari coccyx, diperkuat oleh lig.sacrococcygeum anterius dan
lig.sacrococcygeum posterius.
Pelvis
Laki-laki
Perempuan
Struktur umum
Pelvis major
Dalam
Dangkal
Pelvis minor
Heart-shaped, sempit
Kecil
Besar
Sempit (<70)
Lebar (>80)
Foramen obturatum
Bulat
Oval
Acetabulum
Besar
Kecil
Hampir 90
Arcus
pubicus
dan
angulus
subpubicus
Caldwell dan Moloy membagi pelvis menjadi 4 tipe berdasarkan bentuk apertura pelvis
superior, yaitu:
Gynecoid
: bundar.
KAPITA SELEKTA
[Type text]
BLOK
15-16
: jantung.
Dinding Pelvis
Cavitas pelvis berisi bagian terminalis ureter, vesica urinaria, rectum, organa genitalia,
vas sanguineum, nodus dan vas lymphaticum, serta nervus; kadang-kadang ileum, appendix
vermiformis, colon transversum, dan/atau colon sigmoideum). Cavitas pelvis mempunyai satu
dinding anteroinferior, dua dinding lateralis, satu dinding posterior, serta dasar.
Dinding anteroinferior paling dangkal dan dibentuk oleh corpus dan ramus ossis pubis
serta symphysis pubica.
Dinding lateralis dibentuk oleh os coxae kanan dan kiri, termasuk foramen obturatum
yang ditutupi oleh membrana obturatoria. Perlekatan proximalis m.obturatorius internus
menutupi dan membentuk bagian besar dinding pelvis lateralis. Permukaan medialis otot ini
ditutupi oleh fascia obturatoria yang menebal di tengah sebagai arcus tendineus musculi
levatoris ani dan merupakan tempat perlekatan diaphragma pelvis.
Dinding posterior(dinding posterolateralis dan atap) dibentuk oleh os sacrum dan os
coccygis di tengah dan di lateralis oleh m.piriformis, lig.sacroiliacum anterius, lig.sacrospinale,
dan lig.sacrotuberale.
Musculus piriformis muncul dari os sacrum superior, berjalan ke lateralis meninggalkan
pelvis minor melalui foramen ischiadicum majus untuk melekat pada trochanter major femoris.
Profundus (anteromedialis) terhadap otot ini (sering terbenam dalam otot ini) adalah nervi dari
plexus sacralis.
KAPITA SELEKTA
[Type text]
BLOK
15-16
Musculus puborectalis merupakan bagian medialis m.levator ani, disusun oleh serabut
otot yang berjalan dari aspek posterior corpus ossis pubis, ke belakang dan bersatu dengan
otot kontralateralis membentuk sling di belakang anorectal junction, membatasi hiatus
urogenitalis.Musculus puborectalis berperan penting dalam mempertahankan fecal
continence.
KAPITA SELEKTA
[Type text]
BLOK
15-16
Fascia Pelvis
Fascia pelvis didapatkandi antara peritoneum dan dinding pelvis muskular, serta dasar
pelvis yang tidak ditempati viscera pelvis. Fascia pelvis adalah lanjutan fascia endoabdominalis.
Fascia pelvis mempunyai komponen parietalis dan visceralis.
KAPITA SELEKTA
[Type text]
BLOK
15-16
berdekatan
dengan
viscera.
Bagian
paling
anterior
dari
arcus
tendineus
KAPITA SELEKTA
[Type text]
BLOK
15-16
KAPITA SELEKTA
[Type text]
BLOK
15-16
KAPITA SELEKTA
10
10
[Type text]
BLOK
15-16
Nodi iliaci externi: terletak di atas pelvic brim, sepanjang vasa iliaca externa; menerima
lympha terutama dari nodi inguinales, juga dari viscera pelvis bagian superior (dari organ
pelvis anterior hingga media). Nodi iliaci externi bermuara ke nodi iliaci communes.
Nodi iliaci interni tersebar di sekeliling divisi anterior dan posterior a.iliaca interna dan
pangkal a.glutea; menerima lympha dari viscera pelvis inferior, perineum profundus, dan
regio glutealis; bermuara ke nodi iliaci communes.
Nodi sacrales terletak di permukaan konkaf os sacrum; menerima lympha dari viscera
pelvis posteroinferior dan bermuara ke nodi iliaci interni atau nodi iliaci communes.
Nodi iliaci communes terletak superior terhadap pelvis, sepanjang vasa iliaca communis,
dan menerima lympha dari ketiga grup di atas.
NERVI PELVIS
Pelvis dipersarafi terutama oleh nn.sacrales dan n.coccygeus dan pars pelvica divisio
autonomica.
KAPITA SELEKTA
11
11
[Type text]
BLOK
15-16
Truncus Lumbosacralis
Pars descendens n.L4 bergabung dengan ramus anterior n.L5 membentuk truncus
lumbosacralis di atau superior terhadap pelvic brim. Truncus lumbosacralis berjalan inferior
pada permukaan anterior ala ossis sacri dan bergabung dengan plexus sacralis.
Plexus Sacralis
Plexus sacralis terletak di dinding pelvis posterolateralis. Dua nervi utama yang berasal dari
plexus ini adalah n.ischiadicus dan n.pudendus. Hampir seluruh cabang plexus
sacralis
Plexus Coccygeus
Plexus coccygeus dibentuk oleh rami anteriores S4 dan S5 dan n.coccygeus; terletak pada
permukaan pelvis m.coccygeus dan menyuplainya, juga sebagian m.levator ani, dan articulatio
sacrococcygea. Nervus anococcygeus berasal dari plexus ini, menembus m.coccygeus dan
lig.anococcygeum untuk menyuplai kulit antara ujung coccyx dan anus.
KAPITA SELEKTA
12
12
[Type text]
BLOK
15-16
Plexus hypogastricus (superior dan inferior): lintasan paling penting melalui mana serabut
simpatis dihantarkan ke viscera pelvis.
Nervi splanchnici pelvici: lintasan bagi persarafan parasimpatis viscera pelvis, colon
descendens, dan colon sigmoideum.
VISCERA PELVIS
Viscera pelvis meliputi bagian distalis systema urinarium dan systema digestorium, dan
systema genitale.
KAPITA SELEKTA
13
13
[Type text]
BLOK
15-16
menebal di aspek posterior yang disebut mediastinum testis. Dari mediastinum tampak septula
testis yang berjalan di antara lobuli testis yang berisi tubuli seminiferi contorti, di mana sperma
diproduksi. Tubuli seminiferi contorti berlanjut sebagai tubuli seminiferi recti hingga rete testis,
yakni jejaring saluran dalam mediastinum testis.
Arteria testicularis berasal dari aspek anterolateralis aorta abdominalis, inferior terhadap
a.renalis. Arteria testicularis berjalan miring retroperitoneal, menyilang ureter dan a.iliaca
externa untuk mencapai anulus inguinalis profundus; memasuki canalis inguinalis, keluar
melalui anulus inguinalis superficialis dan memasuki funiculus spermaticus untuk menyuplai
testis. Arteria testicularis atau salah satu cabangnya beranastomosis dengan a.ductus deferentis.
Venae yang berasal dari testis dan epididymis membentuk plexus venosus pampiniformis,
yakni jejaring 812 venae yang terletak di sebelah anterior ductus deferens dan mengelilingi
a.testicularis dalam funiculus spermaticus. Plexus pampiniformis, m.cremaster, dan m.dartos
membentuk sistem termoregulator yang mempertahankan temperatur konstan bagi testis. Venae
dari plexus pampiniformis mengerucut menjadi v.testicularis. Vena testicularis dextra bermuara
ke v.cava inferior, v.testicularis sinistra bermuara ke v.renalis sinistra.
Aliran lympha testis mengikuti a./v.testicularis menuju nodi lumbales dextri, nodi lumbales
sinistri, dan nodi preaortici. Saraf otonom untuk testis berasal dari plexus nervosus testicularis
yang berisi serabut parasimpatis vagal, serabut aferen visceral, dan serabut simpatis dari
segmentum T7 medullae spinalis.
KAPITA SELEKTA
14
14
[Type text]
BLOK
15-16
Caput epididymidis: bagian superior yang tersusun dari lobuli epididymidis yang dibentuk
oleh ujung gulungan 1214 ductuli efferentes testis.
Cauda epididymidis: berlanjut dengan ductus deferens yang menghantarkan sperma dari
epididymis ke ductus ejaculatorius untuk ekspulsi melalui urethra ketika ejakulasi.
Ductus Deferens
Ductus deferens (vas deferens) merupakan lanjutan ductus epididymidis. Ductus deferens
mempunyai dinding otot yang tebal dan lumen yang sempit, dimulai dari cauda epididymidis di
extremitas inferior testis, berjalan naik di sebelah posterior testis dan medialis terhadap
epididymis. Ductus deferens merupakan komponen utama funiculus spermaticus, menembus
dinding abdomen anterior melalui canalis inguinalis, menyilang vasa iliaca externa dan
memasuki pelvis. Selanjutnya, ductus deferens berjalan di sepanjang dinding pelvis lateralis di
luar peritoneum parietale. Ductus deferens bergabung dengan ductus excretorius vesicula
seminalis membentuk ductus ejaculatorius.
Selama perjalanannya dalam pelvis, ductus deferens berhubungan langsung dengan
peritoneum, menyilang superior terhadap ureter dekat sudut posterolateralis vesica urinaria,
berjalan di antara ureter dan peritoneum untuk mencapai fundus vesicae. Posterior terhadap
vesica urinaria, ductus deferens mula-mula terletak superior terhadap glandula seminalis,
kemudianturun medialis terhadap ureter dan glandula seminalis. Di sini ductus deferens
membesar membentuk ampulla ductus deferentis sebelum berakhir.
Suplai darah berasal dari a.ductus deferentis yang merupakan cabang a.vesicalis superior
(kadang-kadang a.vesicalis inferior) dan berakhir dengan beranastomosis dengan a.testicularis
di sebelah posterior testis. Venae dari hampir seluruh bagian ductus deferens bermuara ke
v.testicularis, sedangkan dari bagian terminalis bermuara ke plexus venosus prostaticus.
KAPITA SELEKTA
15
15
[Type text]
BLOK
15-16
Ductus Ejaculatorius
Ductus ejaculatorius adalah tabung kecil tipis yang terbentuk dari penggabungan ductus
excretorius glandula seminalis dengan ductus deferens. Ductus ejaculatorius (panjang 2,5 cm)
terbentuk di dekat collum vesicae; keduanya berjalan berdekatan anteroinferior melalui bagian
posterior prostata dan sepanjang sisi utriculus prostaticus. Ductus ejaculatorius berakhir di
colliculus seminalis sebagai celah di kedua sisi lubang utriculus prostaticus.
Suplai darah berasal dari a.ductus deferentis. Venae dari ductus ejaculatorius bermuara
ke plexus venosus prostaticus dan plexus venosus vesicalis.
Prostata
Prostata (panjang 3 cm,lebar 4cm,tebalanteroposterior 2 cm) adalah kelenjar
asesorius terbesar pada sistem reproduksi laki-laki. Prostata mengelilingi pars prostatica
urethrae. Bagian glandular menyusun dua pertiga prostata, sepertiga adalah fibromuskular.
Capsula prostatica padat dan neurovaskular,meliputi plexus venosus prostaticus dan
plexus nervosus prostaticus. Semuanya dilapisi fascia pelvis visceralis, membentuk prostatic
sheath yang tipis di anterior, berlanjut ke anterolateralis dengan lig.puboprostaticum, dan padat
di posterior di manabercampur dengan septum rectovesicale. Prostata mempunyai:
Apex prostatae yang bersentuhan dengan fascia dari aspek superior m.sphincter urethra
externa dan m.transversus perinei profundus.
KAPITA SELEKTA
16
16
[Type text]
BLOK
15-16
Facies anterior muskular dengan arah serabut otot kebanyakan transversus membentuk
hemisphincter (rhabdosphincter) yang merupakan bagian dari sphincter urethrae. Facies
anterior dipisahkan dari symphysis pubica oleh lemak retroperitoneal dalam spatium
retropubicum.
Isthmus prostatae (commissura prostatae; lobus anterior) yang terletak di depan urethra,
fibromuskular dan mengandung sedikit jaringan glandular.
Lobus prostatae dexter et sinister, dipisahkan di anterior oleh isthmus dan di posterior oleh
lekukan longitudinal dangkal. Masing-masing dibagi lagi menjadi 4 lobulus yang
ditentukan berdasarkan hubungannya terhadap urethra dan ductus ejaculatorius:
(1) Lobulus inferoposterior yang terletak di belakang urethra dan di bawah ductus
ejaculatorius. Lobulus ini yang dipalpasi pada pemeriksaan colok dubur.
(2) Lobulus inferolateralis langsung di lateralis urethra, membentuk bagian utama lobi
prostatae dexter et sinister.
(3) Lobulus superomedialis, profundus terhadap lobulus inferoposterior, mengelilingi
ductus ejaculatorius ipsilateral.
(4) Lobulus anteromedialis, profundus terhadap lobulus inferolateralis, langsung di
lateralis pars prostatica urethrae.
Lobus medius embrionik menjadi (3) dan (4) di atas. Bagian ini cenderung mengalami
hipertrofi yang diinduksi hormon pada usia lanjut, membentuk lobus medius yang terletak di
antara urethra dan ductus ejaculatorius dan berhubungan erat dengan collum vesicae.
McNeal membagi prostata berdasarkan zona untuk memperjelas pengertian mengenai
struktur prostata yang dapat digunakan untuk kepentingan klinis. Prostata dibagi menjadi
beberapa zona dengan mengunakan pars prostatica urethrae sebagai acuan, masing-masing
mempunyai ductuli prostatici sendiri. Zona tersebut adalah zona perifer, zona sentral, zona
transisional dan kelenjar periurethral. Zona perifer, zona transisional, dan kelenjar periurethral
mempunyai gambaran histologis dan asal embriologis yang sama, yaitu dari sinus urogenitalis;
sedangkan zona sentral secara histologis berbeda dan berasal dari ductus Wolff. Zona perifer
merupakan 70% dari jaringan glandular prostata normal yang terletak di sekeliling urethra di
sebelah distal dari verumontanum. Bagian ini merupakan bagian yang sering terkena carcinoma
prostata. Zona sentral merupakan 25% dari jaringan kelenjar yang terletak di sekitar ductus
ejaculatorius. Zona transisional merupakan 5-10% dari jaringan kelenjar yang terdiri dari dua
lobulus kecil pada masing-masing sisi dari urethra bagian proksimal. Bagian ini merupakan asal
KAPITA SELEKTA
17
17
[Type text]
BLOK
15-16
Glandula Bulbourethralis
Glandula bulbourethralis (Cowpers glands) adalah dua kelenjar ukuran pea yang
terletak posterolateralis terhadap pars intermedia urethrae, sebagian besar terkubur dalam
m.sphincter urethrae externus.Ductus glandulae bulbourethralis menembus membrana perinei
bersama pars intermedia urethrae dan bermuara ke pars spongiosa urethrae dalam bulbus penis.
KAPITA SELEKTA
18
18
[Type text]
BLOK
15-16
Ovarium
Ovarium adalah gonad perempuan dengan ukuran dan bentuk seperti almond di mana oocytus
berkembang. Ovarium juga kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon reproduksi. Ovarium
digantung oleh lipatan pendek peritoneum yang disebut mesovarium. Mesovarium merupakan
bagian dari lig.latum uteri.
Pada perempuan prepubertas, tunica albuginea yang menyusun permukaan ovarium
ditutupi oleh lapisan mesothelium ovarii atau epithelium germinalis yang merupakan lapisan
tunggal sel kuboid yang berwarna keabuan. Setelah pubertas, epithelium germinalismengalami
parut dan distorsi karena ruptura berulang folliculi ovarici dan pengeluaran oocytus selama
ovulasi.
Vasa ovarica, vasa lymphatici, dan nervi menyilang pelvic brim, berjalan dari aspek
superolateralis ovarium dalam lipatan peritoneum yang disebut lig.suspensorium ovarii, yang
berlanjut dengan mesovarium. Di medialisdi dalam mesovarium, lig.ovarii proprium
mengikatkan ovarium pada uterus. Ligamentum ovarii proprium menghubungkan extremitas
uterina ovarii dengan sudut lateralis uterus, inferior terhadap masuknya tuba uterina. Karena
ovarium digantung dalam cavitas peritonealis dan permukaannya tidak ditutupi peritoneum;
maka ketika ovulasi terjadi, oocytus masuk ke dalam cavitas peritonealis, ditangkap fimbriae
tubae uterinae, dibawa ke dalam ampulla tubae uterinae, di mana mungkin terjadi fertilisasi.
Ovarium terletak pada dinding pelvis lateralis, posisinya dipengaruhi oleh perubahan pada
uterus, misalnya pada waktu hamil, ovarium akan tertarik ke atas. Ovarium terletak dalam fossa
ovarii yang mempunyai batas depan a. umbilicalis yang terobliterasi dan batas belakang a.
iliaca interna dan ureter.
Ovarium mempunyai axis longitudinalis yang hampir vertikal, mempunyai facies lateralis dan
facies medialis, extremitas tubaria dan extremitas uterina, serta margo mesovaricus (anterior)
dan margo liber. Facies medialis sebagian besar tertutup oleh tuba uterina, sedangkan
facies
KAPITA SELEKTA
19
19
[Type text]
BLOK
15-16
Tuba Uterina
Tuba uterina (salpinx)menghantarkanoocytus yang dikeluarkan setiap bulan dari ovarium
selama masa reproduksi, dari cavitas peritonealis periovarii menuju cavitas uteri. Tuba uterina
juga merupakan tempat fertilisasi. Tuba memanjang ke lateralis dari cornu uteri dan membuka
ke dalam cavitas peritonealis dekat ovarium.
Tuba uterina (panjang 10 cm) terletak dalam mesosalpinx, membentuk tepi anterosuperior
yang terbebas dari lig.latum uteri.Tuba uterina dapat dibagi menjadi empat bagian, dari lateralis
ke medialis:
(1) Infundibulum tubae uterinae: ujung distalis berbentuk funnel yang membuka ke dalam
cavitas peritonealis melalui ostium abdominale tubae uterinae. Tonjolan seperti jari dari
infundibulum yang disebut fimbriae tubae uterinae, menyebar pada facies medialis ovarii;
satu yang besar, yaitu fimbria ovarica melekat ke kutub superior ovarium.
(2) Ampulla tubae uterinae: bagian yang paling lebar dan panjang, fertilisasi oocytus biasanya
terjadi dalam ampulla.
(3) Isthmus tubae uterinae: bagian dengan dinding tebal yang memasuki cornu uteri.
(4) Pars uterina: segmen intramural yang pendek, melalui dinding uterus dan membuka melalui
ostium uterinum tubae uterinae ke dalam cavitas uteri di cornu uteri.
Vasa Ovarium dan Tuba Uterina. Arteria ovarica berasal dari aorta abdominalis dan
berjalan turun di sepanjang dinding abdomen posterior. Di pelvic brim, menyilang vasa iliaca
externa dan memasuki lig.suspensorium ovarii, mendekati dari aspek lateralis ovarium dan tuba
uterina. Cabang ascendens a.uterina berjalan di sepanjang aspek lateralis uterus mendekati
aspek medialis ovarium dan tuba uterina. Arteria ovarica dan a.uterina berakhir sebagai
bifurcatio ramus ovaricus dan ramus tubarius yang saling beranastomosis.
Venae dari ovarium membentuk plexus venosus dalam lig.latum uteri di dekat ovarium
dan tuba uterina. Venae dari plexus bergabung membentuk satu vena ovarica yang
meninggalkan pelvis minor bersama a.ovarica. Vena ovarica dextra naik bermuara ke v.cava
inferior; v.ovarica sinistra bermuara ke v.renalis sinistra. Venae dari tuba uterina mengalir
menuju v.ovarica dan plexus venosus uterinus.
Persarafan Ovarium dan Tuba Uterina. Saraf yang menyuplai, sebagian berasal dari
plexus ovaricus, berjalan turun bersama vasa ovarica; sebagian lagi berasal dari plexus uterinus
(pelvicus). Ovarium dan tuba uterina adalah intraperitoneal, dengan demikian berada superior
terhadap garis nyeri pelvis. Serabut nyeri aferen visceral berjalan bersama serabut simpatis dari
KAPITA SELEKTA
20
20
[Type text]
BLOK
15-16
Uterus
Uterus adalah organ muskular berongga, berdinding tebal, berbentuk pear. Embrio dan fetus
berkembang dalam uterus. Dinding muskularnya beradaptasi terhadap pertumbuhan fetus dan
menyediakan tenaga untuk pengeluarannya pada persalinan. Uterus nongravid biasanya terletak
dalam pelvis minor, dengan corpus uteri terletak di atas vesica urinaria dan cervix uteri di antara
vesica urinaria dan rectum.
Uterus merupakan struktur yang sangat dinamik, ukuran dan proporsinya berubah sesuai
dengan berbagai perubahan selama hidup. Uterus dewasa biasanya anteversio dan anteflexio,
sehingga terletak di atas vesica urinaria. Sebagai akibatnya, ketika vesica urinaria kosong,
uterus terletak pada hampir bidang transversus. Walaupun ukuran uterus bervariasi, uterus
nongravid mempunyai panjang 7,5 cm, lebar 5 cm, tebal 2 cm, dan berat 90 gram.
Uterus dibagi menjadi corpus uteri dan cervix uteri.
Corpus uteri membentuk dua pertiga superior, meliputi fundus uteri, yaitu bagian
membulat yang terletak superior terhadap ostium uterinum tubae uterinae. Corpus terletak di
antara lapisan lig.latum uteri dan dapat digerakkan bebas; mempunyai dua permukaan: facies
vesicalis (anterior) dan facies intestinalis (posterior). Corpus dibatasi dari cervix oleh isthmus
uteri, bagian yang relatif konstriktif, panjangnya 1 cm.
Cervix uteri silindris, sepertiga bagian inferior yang relatif sempit, panjang 2,5 cm
pada perempuan dewasa nongravid. Cervix dibedakan menjadi portio supravaginalis cervicis
yang berada di antara isthmus uteri dan vagina, dan portio vaginalis cervicis yang berprotrusi ke
dalam vagina. Bagian vagina yang membulat mengelilingi ostium uteri, sehingga terbentuk
fornix vaginae di antara keduanya. Portio supravaginalis cervicis dipisahkan dari vesica urinaria
di anterior oleh jaringan ikat longgar dan dari rectum di posterior oleh excavatio rectouterina.
Cavitas uteri mempunyai panjang 6 cm. Cornu uteri adalah daerah superolateralis, di
mana tuba uterina masuk. Cavitas uteri berlanjut di inferior sebagai canalis cervicis uteri.
Canalis cervicis uteri bermula daribagian dalam isthmus uteri yang menyempit, yakni ostium
anatomicum uteri internum, kemudian melalui portiosupravaginalis cervicis dan portio vaginalis
cervicis, selanjutnya berhubungan dengan lumen vagina melalui ostium uteri. Cavitas uteri
(khususnya canalis cervicis uteri) dan lumen vagina membentuk birth canal.
Dinding corpus uteri terdiri dari tiga lapisan:
KAPITA SELEKTA
21
21
[Type text]
BLOK
15-16
Perimetrium, tunica serosa adalah peritoneum yang disokong oleh lapisan tipis jaringan
ikat.
Myometrium, tunica muscularis berdistensi selama kehamilan. Cabang utama vasa dan
nervi uterus berada dalam lapisan ini.
Jumlah jaringan otot dalam cervix lebih sedikit daripada corpus uteri. Cervix uteri lebih fibrosa
dan disusun terutama oleh kolagen dengan sedikit otot halus dan elastin.
Ligamenta Uterus. Ligamentum ovarii proprium melekat pada uterus di sebelah
posteroinferiorpertemuan uterus dengan tuba. Ligamentum teres uteri melekat di sebelah
anteroinferior pertemuan ini. Kedua ligamenta ini adalah vestigium dari gubernaculum ovarii,
berhubungan dengan relokasi gonad dari posisi perkembangannya di dinding abdomen
posterior.
Ligamentum latum uteri adalah lapisan ganda peritoneum yang membentang dari kedua
sisi uterus ke dinding pelvis lateralis dan dasar pelvis. Ligamentum ini membantu
mempertahankan posisi uterus. Bagian terbesar lig.latum, yang disebut mesometrium terletak
inferior terhadap mesosalpinx dan mesovarium.
Penyokong dinamik uterus adalah diaphragma pelvis; tonusnya ketika duduk dan
berdiri, serta kontraksi aktifnya ketika tekanan intraabdominal naik ditransmisikan melalui
organ-organ pelvis di sekelilingnya dan fascia endopelvina. Penyokong pasif uterus adalah
posisi anterversio dan anteflexio uterus di atas vesica urinaria. Cervix uteri adalah bagian yang
paling kurang mobil karena adanya ligamenta:
Relasi Uterus. Peritoneum menutupi uterus di anterior dan superior, kecuali cervix uteri.
Peritoneum melipat ke anterior dari uterus ke vesica urinaria. Di posterior, peritoneum melipat
dari fornix vaginae pars posterior ke rectum. Di depan corpus uteri terpisah dari vesica urinaria
oleh excavatio vesicouterina; di posterior corpus uteri dan portio supravaginalis cervicis terpisah
dari colon sigmoideum oleh peritoneum dan cavitas peritonealis, dan dari rectum oleh excavatio
rectouterina. Ringkasan relasi uterus:
KAPITA SELEKTA
22
22
[Type text]
BLOK
15-16
Di posterior: excavatio rectouterina berisi gelung intestinum tenue dan permukaan anterior
rectum.
Vasa Uterus. Suplai darah berasal terutama dari a.uterina, dengan suplai kolateral potensial dari
a.ovarica. Vena uterina memasuki lig.latum bersama a.uterina dan dibentuk oleh plexus venosus
uterinus pada tiap sisi cervix uteri. Vena uterina bermuara ke v.iliaca interna.
Vagina
Vagina adalah tabung muskulomembranosa yang dapat berdistensi (panjang 79 cm),
memanjang dari pertengahan cervix uteri hingga ostium vaginae(lubang ujung inferior vagina).
Ostium vaginae, ostium urethrae externum, dan ductus dari glandula vestibularis major dan
glandulae vestibulares minores bermuara di vestibulum vaginae, celah di antara labia minora.
Ujung superior vagina mengelilingi cervix uteri.
Vagina berperan sebagai saluran untuk darah haid, membentuk bagian inferior birth
canal, merupakan organ untuk kopulasi, berhubungan dengan canalis cervicis uteri di
superiordan vestibulum vaginae di inferior. Vagina biasanya kolaps, dinding lateralis
berhubungan satu dengan lainnya membentuk celah anteroposterior. Superior terhadap ostium
vaginae, dinding anterior dan dinding posterior berhubungan pada kedua sisi membentuk rongga
potensial transversus, yang berbentuk H pada potongan melintang, kecuali pada bagian di mana
cervix uteri menjadikannya terpisah. Vagina terletak posterior terhadap vesica urinaria dan
urethra (urethra menonjol ke dalam dinding anterior vagina inferior). Vagina terletak anterior
terhadap rectum, berjalan di antara tepi medialis kedua m.levator ani (m.puborectalis). Fornix
vaginae mempunyai pars anterior, pars posterior, dan pars lateralis. Pars posterior merupakan
bagian paling dalam dan berhubungan dengan excavatio rectouterina.
Empat otot mengompresi vagina dan bekerja sebagai sphincter: m.pubovaginalis,
m.sphincter urethrae externus, m.sphincter urethrovaginalis, dan m.bulbospongiosus.
Vagina berhubungan:
Di posterior (dari inferior ke superior) dengan canalis analis, rectum, dan excavatio
rectouterina.
KAPITA SELEKTA
23
23
[Type text]
BLOK
15-16
KAPITA SELEKTA
24
24
[Type text]
BLOK
15-16
Kebanyakan pembuluh limf dari fundus uteri dan bagian superior corpus uteri berjalan
sepanjang vasa ovarica menuju nodi lumbales; tapi beberapa pembuluh dari fundus, di
dekat masuknya tuba uterina dan perlekatan ligg.teres berjalan sepanjang lig.teres uteri
menuju nodi inguinales superficiales.
Pembuluh limf dari kebanyakan corpus uteri beberapa dari dari cervix uteri berjalan dalam
lig.latum menuju nodi iliaci externi.
Pembuluh limf dari cervix uteri berjalan sepanjang vasa uterina, dalam lig.transversum
cervicis menuju nodi iliaci interni, dan sepanjang lig.uterosacrale menuju nodi sacrales.
Pembuluh limf dari vagina mengalir dari bagian vagina sebagai berikut :
KAPITA SELEKTA
25
25
[Type text]
BLOK
15-16
KAPITA SELEKTA
26
26
[Type text]
BLOK
15-16
Laki-laki
Radix
penis
Perempuan
(crura
dan
bulbus
penis),
m.ischiocavernosusdan m.bulbospongiosus
A./V./N. perinealis
A./V./N. perinealis
KAPITA SELEKTA
27
27
[Type text]
BLOK
15-16
Regio Analis
Fossa Ischioanalis
Fossa ischioanalis adalah ruang yang terdapat di sisi kiri dan kanan dari canalis analis,
berbentuk segitiga, serta di antara cutis regio analis dan diaphragma pelvis. Apex dari tiap fossa
terletak di superior di mana m.levator ani muncul dari fascia obturatoria. Fossa ischioanalis
lebar di inferior, sempit di superior, diisi lemak dan jaringan ikat longgar. Kedua fossa
berhubungan melalui deep postanal space di atas lig.anococcygeum. Fossa ischioanalis dibatasi:
Di anterior oleh corpus ossis pubis. Bagian anterior meluas ke dalam regio urogenitalis
hingga membrana perinei, dikenal sebagai recessus anterior dari fossa ischioanalis.
Fossa ischioanalis berisi corpus adiposum fossae ischioanalis yang menyokong canalis analis
KAPITA SELEKTA
28
28
[Type text]
BLOK
15-16
Canalis Pudendalis
Canalis pudendalis (Alcocks canal) merupakan lintasan horizontalis dalam fascia obturatoria
yang menutupi aspek medialis m.obturatorius internus dan membatasi dinding lateralis fossa
ischioanalis. Arteria dan v.pudenda interna, n.pudendus, dan n.musculi obturatorii interni
memasuki canalis pudendalis pada incisura ischiadica minor, inferior terhadap spina ischiadica.
Vasa pudenda interna dan n.pudendusmengurus hampir seluruh perineum. Ketika memasuki
canalis, a.pudenda interna dan n.pudendus mempercabangkan a.rectalis inferior dan n.rectalis
inferior. Sebelum akhir canalis pudendalis, arteria dan nervus berbifurcatio menjadi arteria dan
n.perinealis (yang terdistribusi terutama ke spatium superficiale perinei) dan arteria dan
n.dorsalis penis atau clitoridis yang berjalan dalam spatium profundum perinei.
Nervus perinealis terbagi menjadi dua: n.perinealis superficialis yang mempercabangkan
rr.scrotales (labiales) posteriores dan n.perinealis profundus yang menyuplai otot di spatium
profundum perinei dan spatium superficiale perinei, kulit vestibulum, dan mukosa bagian paling
inferior vagina. Nervus rectalis inferior berhubungan dengan rr.scrotales (labiales) posteriores
dan n.perinealis. Nervus dorsalis penis (clitoridis) merupakan nervus sensoris utama untuk
organ laki-laki atau perempuan, terutama glans pada ujung distalis.
KAPITA SELEKTA
29
29
[Type text]
BLOK
15-16
Penis
Penis adalah organ kopulasi laki-laki, membawa urethra yang merupakan saluran keluar
bersama urine dan semen. Penis terdiri dari radix penis, corpus penis, dan glans penis. Penis
disusun oleh tiga badan kavernosaberbentuk silindris dari jaringan erektil: sepasang corpora
cavernosa di dorsalis dan sebuah corpus spongiosum di ventralis. Pada posisi anatomis, penis
tegak lurus; ketika flaccid, dorsum penis mengarah ke anterior. Tiap badan kavernosa
mempunyai penutup atau kapsul fibrosa luar, yaitu tunica albuginea. Superficialis terhadap
penutup luar adalah fascia penis (Bucks fascia) yang merupakan lanjutan fascia perinei
profunda dan membentuk penutup membranosa yang kuat untuk corpora cavernosa dan corpus
spongiosum, mengikatnya bersama. Corpus spongiosum berisi pars spongiosa urethrae. Corpora
cavernosa bersatu pada planum medianum, kecuali di posterior di mana berpisah membentuk
crus penis. Di dalam, jaringan kavernosa corpora terpisah oleh septum penis.
Radix penis merupakan bagian yang melekat,terdiri dari crura, bulbus penis,
m.ischiocavernosus, dan m.bulbospongiosus. Radix penis bertempat dalam spatium superficiale
perinei, di antara membrana perinei di superior dan fascia perinei profunda di inferior. Crura
dan bulbus penis terdiri dari jaringan erektil. Tiap crus penis melekat pada bagian inferior dan
permukaan dalam ramus ossis ischii, di depan tuber ischiadicum. Bagian posterior yang
KAPITA SELEKTA
30
30
[Type text]
BLOK
15-16
Arteria dorsalis penis berjalan bersisian dengan v.dorsalis penis pada lekukan antar corpora
cavernosa, menyuplai jaringan ikat sekeliling corpora cavernosa, corpus spongiosum dan
pars spongiosa urethrae, serta kulit penis.
Arteria profunda penis menembus crura di proximalis dan dan berjalan ke distalis dekat
pusat corpora cavernosa, menyuplai jaringan erektil struktur ini.
Arteria bulbi penis menyuplai bulbus penis dan urethra di dalamnya, juga glandula
bulbourethralis.
Arteria pudenda externa superficialis dan profunda pun menyuplai kulit penis, beranastomosis
dengan cabang a.pudenda interna.
Cabang-cabang a.profunda penis berakhir langsung ke dalam cavernae corporum
cavernosorum, disebut aa.helicinae.
KAPITA SELEKTA
31
31
[Type text]
BLOK
15-16
subcutanea penis mengalir ke dalam v.dorsalis superficialis penis yang mengalir ke dalam
v.pudenda externa superficialis dan sedikit ke dalam v.pudenda interna.
Persarafan Penis. Nervi berasal dari medulla spinalis segmenta S2S4 dan ganglia spinalia,
berjalan melalui nn.splanchnici pelvici dan n.pudendus. Persarafan sensoris dan simpatis
terutama oleh n.dorsalis penis (cabang terminal n.pudendus) menyuplai kulit dan glans penis.
Penis disuplai berlimpah oleh berbagai jenis akhiran saraf, khususnys glans penis. Cabang
n.ilioinguinalis menyuplai kulit radix penis. Nervi cavernosi penis menghantarkan serabut
parasimpatis dari plexus nervosus prostaticus untuk aa.helicinae.
menyokongnyadalam
membantu diaphragma pelvis menyokong viscera pelvis. Kontraksi simultan mm.perinei yang
superficialis (dan m.transversus perinei profundus) selama ereksi penis membentuk dasar yang
lebih kokoh untuk penis.
Musculus bulbospongiosus menjadi konstriktor yang mengompresi bulbus penis dan
corpus spongiosum, sehingga membantu mengosongkan pars spongiosa urethrae dari urine
residual dan/atau semen. Serabut anterior m.bulbospongiosus mengelilingi bagian paling
proximalis corpus penis, juga membantu ereksi dengan meningkatkan tekanan terhadap jaringan
erektil dalam radix penis. Pada waktu bersamaan, juga mengompresi v.dorsalis profunda penis,
mencegah aliran venosa dari cavernae dan membantu pembesaran dan turgiditas penis.
KAPITA SELEKTA
32
32
[Type text]
BLOK
15-16
Mons Pubis
Mons pubis adalah tonjolan lemak membulat yang terletak anterior terhadap symphysis
pubica, tuberculum pubicum, dan ramus superior ossis pubis. Tonjolan tersebut dibentuk oleh
massa lemak tela subcutanea. Jumlah lemak meningkat pada pubertas dan menurun setelah
menopause. Setelah pubertas,mons pubis ditutupi rambut pubik kasar.
KAPITA SELEKTA
33
33
[Type text]
BLOK
15-16
Clitoris
Clitoris adalah organ erektil yang berlokasi di mana labia minora bertemu di anterior.
Clitoris terdiri dari radix clitoridis dan corpus clitoridis, disusun oleh 2 crus, 2 corpus
cavernosum clitoridis, dan glans clitoridis. Crura melekat pada ramus inferior ossis pubis dan
membrana perinei, profundus terhadap labia. Corpus clitoridis ditutupi oleh preputium. Panjang
corpus dengan glans 2 cm dan diameter < 1 cm. Glans clitoridis merupakan bagian clitoris
yang
paling
banyak
persarafannya
dan
disuplai
secara
kerap
dengan
akhiran
Vestibulum Vaginae
Vestibulum vaginae merupakan ruang yang dikelilingi labia minorake dalam mana
ostium urethrae externum, ostium vaginae, dan ductus dari glandula vestibularis major dan
glandula vestibularis minor bermuara. Ostium urethrae externum terletak 23 cm posteroinferior
terhadap glans clitoridis dan anterior terhadap ostium vaginae. Pada masing-masing sisi ostium
urethrae externum didapatkan muara ductus dari glandula paraurethralis.Muara ductus dari
glandula vestibularis major berada di atas, aspek medialis labia minora, pada posisi jam 5 dan 7
relatif terhadap ostium vaginae pada posisi lithotomi.
Ukuran dan tampak ostium vaginae bervariasi bergantung pada kondisi hymen, lipatan
anular tipis dari membrana mucosa, yang mana menutupi sebagian atau seluruh ostium vaginae.
KAPITA SELEKTA
34
34
[Type text]
BLOK
15-16
Bulbus Vestibuli
Bulbus vestibuli adalah sepasang massa jaringan erektil memanjang, panjang 3 cm.
Bulbus terletak sepanjang kedua sisi ostium vaginae, superior atau profundus terhadap (bukan di
dalam) labia minora, inferior segera terhadap membrana perinei. Bulbus vestibuli dilapisi di
inferior dan di lateralis oleh m.bulbospongiosus. Bulbus vestibuli homolog dengan bulbus penis.
Glandulae Vestibulares
Glandula vestibularis major (Bartholins gland)berdiameter 0,5 cm bertempat di
spatium superficiale perinei. Glandula vestibularis major terletak pada masing-masing sisi
vestibulum vaginae, posterolateralis terhadap ostium vaginae dan inferior terhadap membrana
perinei. Glandula vestibularis major berbentuk bulat atau oval dan tumpang tindih sebagian di
posterior dengan bulbus vestibuli. Seperti bulbus vestibuli, sebagian glandula ini dilapisi
m.bulbospongiosus. Ductus dari glandula ini berjalan profundus terhadap bulbus vestibuli dan
bermuara ke dalam vestibulum pada masing-masing sisi ostium vaginae.
Glandula vestibularis minor adalah glandula kecil pada masing-masing sisi vestibulum
vaginae dan bermuara ke dalamnya di antara ostium urethrae externum dan ostium vaginae.
Glandula ini menyekresikan mucus yang melembabkan labia dan vestibulum vaginae.
Persarafan Vulva
Aspek anterior vulva dipersarafi oleh nn.labiales anteriores yang berasal dari
n.ilioinguinalis dan ramus genitalis n.genitofemoralis (keduanya derivat plexus lumbalis).
Aspek posterior vulva dipersarafi oleh derivat plexus sacralis: rr.perineales dari
n.cutaneus femoris posterior di lateralis dan n.pudendus di sentral. Nervus pudendus adalah
nervus utama bagi perineum. Nervus labialis posterior (cabang terminalis n.perinealis
superficialis) mempersarafi labia. Rami musculare n.perinealis dan n.perinealis profundus
KAPITA SELEKTA
35
35
[Type text]
BLOK
15-16
uterovaginalis.
Rangsangan parasimpatis
meningkatkan sekresi vagina, ereksi clitoris, dan pembesaran jaringan erektil dalam bulbus
vestibuli.
KAPITA SELEKTA
36
36
[Type text]
BLOK
15-16
Tertutupnya m.sphincter urethrae externa pada collum vesicae urinaria, sebagai respon
parasimpatis (nn.lumbales 1-2)
Setelah ejakulasi, penis berangsur-angsur kembali ke posisi flasid (remisi), yang berasal
dari
stimulasi
simpatis,
yang
menyebabkan
kontraksi
otot
polos
di
aa.helicini.
- Sepasang ovarium
- Sepasang tuba uterina Falopii
- Uterus
- Vagina
- Clitoris
- Labia mayora
- Labia minora
- Vestibularis
KAPITA SELEKTA
37
37
[Type text]
BLOK
15-16
KAPITA SELEKTA
38
38
[Type text]
BLOK
15-16
OVARIUM
Terdapat sepasang ovarium yang letaknya di rongga pelvis, berbentuk seperti buah
almond, panjang 3 cm, lebar 1,5 2 cm dan tebalnya 1 cm. Ovarium berada dalam ligamen
latum yang tergantung oleh mesovarium yaitu suatu lipatan peritonium. Epitel permukaan yang
membungkus ovarium adalah modifikasi dari peritonium yang disebut epitel germinal yang
berbentuk selapis kuboid. Epitel ini dulu diduga yang memberi makanan pada sel oosit.
Meskipun sekarang diketahui bahwa itu tidak benar, tapi namanya tetap dipakai (epitel
germinal). Tepat disebelah luar dari epitel ini adalah tunika albuginea, suatu lapisan yang
miskin vaskularisasi, berupa jaringan pengikat kolagen irregular, dimana serabut kolagen
berjalan paralel di permukaan ovarium.
Ovarium terdiri dari bagian cortex yang kaya akan sel dan bagian medulla yang kaya
akan vaskularisasi dan jaringan pengikat longgar. Ovarium diperdarahi oleh Arteri Ovarica yang
masuk melalui hilus ke dalam medula, baru kemudian ke daerah cortex. Secara histologis batas
antara cortex dan medulla tidaklah jelas.
KAPITA SELEKTA
39
39
[Type text]
BLOK
15-16
CORTEX OVARIUM
Terdiri dari anyaman jaringan pengikat sebagai stroma, bermacam-macam folikel dan
sel stroma yang mirip sel fibroblast. Folikel primordial yang terdapat di cortex ovarium berasal
dari sel benih
pembelahan mitosis beberapa kali dan bermigrasi ke kelenjar gonad untuk menetap di cortex
ovarium yang sedang berkembang. Folikel ini akan melanjutkan mitosis sampai mendekati akhir
bulan ke 5 fetus. Pada saat ini masing-masing ovarium terdiri dari 3 juta oogonia, tapi
kebanyakan dari oogonia ini akan mengalami atresia (mengalami degenerasi kemudian mati).
Oogonia yang berhasil bertahan, meneruskan pembelahan mitosisnya menjadi oosit primer
(Gambar 4). Sel-sel ini masuk stadium profase dari meiosis I, kemudian memasuki masa
istirahat. Oosit primer tetap berada pada stadium ini sampai saat sebelum ovulasi / saat pubertas.
Pada waktu menarche seorang wanita mempunyai 400.000 folikel dan biasanya satu
oosit mengalami ovulasi tiap 28 hari selama 30 40 tahun, jadi 450 oosit yang mengalami
ovulasi selama periode ini. Folikel lainnya akan berdegenerasi dan mati.
Folikel ovarium.
Folikel di ovarium terdiri dari oosit primer dan sel-sel folikel yang dikelilingi oleh jaringan
stroma. Ada 4 stadium perkembangan folikel :
KAPITA SELEKTA
40
40
[Type text]
BLOK
15-16
Folikel primordial
Folikel primordial banyak didapat pada saat sebelum lahir. Folikel primordial terdiri dari
oosit primer yang dikelilingi oleh selapis sel folikular gepeng.
Oosit primer ada dalam stadium prophase dari meiosis I, stadium ini dipertahankan sejak
intrauterine sampai menjelang pubertas. Oosit primer adalah suatu sel spheris berdiameter
25 um, mempunyai inti besar, eksentris, dan satu nukleolus. Nucleoplasmanya vesikular
karena adanya uncoiled chromosome, banyak mitokhondria, apparatus Golgi, endoplasmic
reticulum, tetapi ribosom hanya sedikit. Sel folikular gepeng mengelilingi oosit primer dan
dihubungkan satu dengan lainnya melalui desmosome, dan dipisahkan dari sel stroma oleh
lamina basalis.
2.
Folikel primer
Folikel primordial berkembang menjadi folikel primer yang diameternya 100 150 m
dengan nukleus yang besar (disebut juga vesikula germinalis). Banyak didapatkan
kompleks Golgi, ribosom, mitokhondria yang tersebar diseluruh sel.
Sel folikel menjadi kuboid, bila hanya ada satu lapisan sel folikel kuboid maka disebut
folikel primer unilaminair. Bila sel folikel telah berproliferasi menjadi beberapa lapisan
(lebih dari 1 lapis sel folikel) maka disebut folikel primer multilaminair, dan sel-sel
folikel yang lebih dari satu lapis disebut sel granulosa.
Pada stadium folikel primer ini akan terbentuk suatu substansi aselular yang memisahkan
oosit dari sel folikel yaitu zona pellucida. Zona pellucida dibentuk oleh 3 macam
glikoprotein yaitu ZP1, ZP2 dan ZP3 yang disekresi oleh oosit. Microvilli dari oosit dan
filopodia dari sel folikel akan menginvasi zona pellucida untuk saling berhubungan dengan
membentuk suatu gap junctions.
Sel stroma disekeliling folikel primer mulai membentuk suatu lapisan sel yang disebut
theca interna yang banyak mengandung vaskularisasi dan theca externa yang terdiri dari
jaringan pengikat fibrosa. Sel yang membentuk theca interna diduga memproduksi steroid.
Sitoplasmanya banyak mengandung tetesan lemak dan mempunyai banyak endoplasmik
retikulum halus, krista mitokhondria berbentuk tubular. Sel theca interna memproduksi
hormon sex pria yaitu hormon androstenedione, yang akan masuk ke dalam sel granulosa
dan diubah menjadi estradiol. Sel granulosa tetap dipisahkan dari sel theca interna oleh
lamina basalis.
3.
Folikel sekunder
KAPITA SELEKTA
41
41
[Type text]
BLOK
15-16
KAPITA SELEKTA
42
42
[Type text]
BLOK
15-16
4.
Folikel Graaf
Sel granulosa melanjutkan proliferasinya dan terbentuk antrum folliculi yang lebih besar,
sehingga folikel Graaf dapat berdiameter 2,5 cm pada saat ovulasi. Folikel yang matang ini
tampak sebagai benda transparant yang letaknya di permukaan ovarium dan besarnya
hampir sama dengan ovarium itu sendiri.
Sel-sel folikel yang menjadi dinding dari folikel itu disebut membrana granulosa.
Ovulasi
Pada hari ke 14 dari siklus menstruasi, produksi estrogen meningkat karena diproduksi
oleh sel-sel di folikel Graaf maupun folikel sekunder menyebabkan estrogen di darah
meningkat, hal ini akan menyebabkan :
1. Negative feed back inhibition terhadap FSH (menghambat sekresi FSH) dari hypophise
anterior.
KAPITA SELEKTA
43
43
[Type text]
BLOK
15-16
mengalami ischaemia. Daerah yang avaskular dan menjadi pucat tersebut disebut stigma.
Jaringan pengikat di daerah stigma mengalami degenerasi, jaringannya menjadi sobek,
terbentuk ruangan antara antrum folikel dengan
dilepaskan (ovulasi). Ovulasi ini terjadi pada hari ke 14 dari siklus menstruasi yang 28 hari.
Bagian distal tuba uterina, yaitu fimbriae, akan menangkap oosit ini dan meneruskannya
ke infundibulum kemudian ke ampulla tuba uterina tempat fertilisasi berlangsung. Bila tidak
terjadi fertilisasi maka dalam 24 jam oosit sekunder akan mengalami degenerasi kemudian
difagositosis.
Corpus luteum
Setelah proses ovulasi, dengan dikeluarkannya oosit sekunder dan cairan follikuler
maka folikel menjadi kolaps, stratum granulosa dan lapisan theka interna melipat-lipat,
sedangkan lapisan theka externa tetap bentuknya. Pecah dan kolapsnya folikel disertai dengan
perdarahan, sehingga terbentuk bekuan darah pada sisa folikel. Pada keadaan ini disebut
Corpus hemorrhagicus / Corpus rubrum. Bekuan darah ini kemudian difagositosis dan
daerah ini diinvasi sel-sel stroma ovarium. Hormon LH juga menyebabkan terjadinya perubahan
dari corpus hemorrhagicum menjadi corpus luteum yang mempunyai fungsi seperti kelenjar
endokrin. Corpus luteum yang vaskuler ini dibentuk oleh sel granulosa lutein dan sel theca
lutein.
KAPITA SELEKTA
44
44
[Type text]
BLOK
15-16
Sel theca lutein : terletak di perifer dari corpus luteum, kurang lebih 20 % dari keseluruhan
populasi sel. Sel yang berwarna gelap ini, ukurannya kecil 15 m, memproduksi progesteron,
sedikit estrogen dan androgen.
Progesteron dan estrogen yang disekresi oleh sel granulosa sel theca lutein,
menghambat sekresi LH dan FSH. Tidak adanya FSH menyebabkan tidak terjadinya
pembentukan folikel baru, sehingga menghambat terjadinya ovulasi. Tapi bila tidak terjadi
fertilisasi, tidak adanya LH menyebabkan degenerasi Corpus Luteum, membentuk corpus
luteum menstruasi. Bila ada kehamilan, hormon chorionic gonadotropin yang disekresi oleh
placenta mempertahankan adanya corpus luteum sampai 3 bulan. Sekarang disebut sebagai
corpus luteum gravidarum, yang diameternya dapat mencapai 5 cm dan tetap mensekresi
hormon untuk mempertahankan kehamilan.
Corpus albicans
Corpus luteum menstruasi diinvasi oleh fibroblast, menjadi fibrotik, mengalami autolisis
dan difagositosis oleh makrofag, terbentuk jaringan pengikat fibrosa, disebut sebagai
corpus albicans, yang akhirnya akan diresorbsi. Sisa corpus albicans akan menjadi jaringan
pengikat di permukaan ovarium.
Atresia folikel
Ovarium mempunyai banyak sekali folikel dengan berbagai stadium. Kebanyakan
folikel mengalami degenerasi sebelum mencapai kematangan. Beberapa folikel menjadi matang
membentuk folikel Graaf, tetapi umumnya hanya ada satu oosit primer yang berkembang
menjadi oosit sekunder kemudian mengalami ovulasi. Folikel lainnya mengalami atresia, yang
kemudian akan difagositosis oleh makrofag. Kadang-kadang ada dua folikel yang matang dan
mengalami ovulasi, menyebabkan kehamilan kembar bila kedua oosit difertilisasi. Meskipun
hanya 2 % dari seluruh folikel yang menjadi matang dan
KAPITA SELEKTA
45
45
[Type text]
BLOK
15-16
MEDULLA OVARIUM
Bagian tengah ovarium disebut medulla, terdiri dari fibroblast dan jaringan pengikat
longgar yang banyak serabut kolagen, juga mengandung serabut elastis. Medulla juga banyak
mengandung pembuluh darah, pembuluh lymph, dan serabut syaraf. Medulla ovarium yang
belum mengalami menstruasi mempunyai sekelompok sel epithelioid yaitu interstitial cells
yang mensekresi estrogen. Pada mamalia yang yang mempunyai banyak anak, ovariumnya
banyak mengandung sel interstitial dan sering disebut sebagai glandula interstitial. Pada
manusia, kebanyakan dari sel-sel interstitial berinvolusi pada saat siklus menstruasi dan tidak
begitu berfungsi.
Juga dapat ditemukan sel hilus di medulla ovarium. Sel-sel ini mempunyai bentuk dan
organella yang sama seperti sel Leydig yang ada di testis. Sel ini menghasilkan androgen.
KAPITA SELEKTA
46
46
[Type text]
BLOK
15-16
Pada saat kadar estrogen dan hormon lainnya (inhibin, folliostatin, activin) di darah
meningkat, maka akan menstimulasi sekresi LH oleh sel-sel di pars anterior hypophise. Bila
konsentrasi estrogen darah mencapai ambang tertentu, akan membatasi sekresi FSH dengan 2
jalan: secara tidak langsung yaitu dengan mensupres pelepasan GnRH dari hypothalamus dan
secara langsung dengan menginhibisi pelepasan FSH dari hypophise anterior. Pada pertengahan
siklus menstruasi, konsentrasi estrogen yang tinggi di darah menyebabkan lonjakan pelepasan
LH dari hypophise Peningkatan kadar LH yang tiba-tiba menstimulasi oosit primer untuk
menyelesaikan meiosis pertamanya, menjadi oosit sekunder, yang akan memasuki meiosis II
stadium metaphase. Meiosis II akan tetap berada dalam stadium metaphase sampai saat
fertilisasi.
Lonjakan LH ini juga merangsang proses ovulasi, dimana oosit sekunder dilepaskan
dari folikel yang telah matang. Sel granulosa dan theca interna sisa dari folikel Graaf , dimana
terdapat reseptor LH, akan diaktivasi oleh LH untuk membentuk corpus luteum. Sel granulosa
dan sel theca berubah menjadi sel granulosa lutein dan sel theca lutein. Kedua sel ini aktif
memproduksi progesteron, meskipun terutama diproduksi oleh sel granulosa lutein. Inhibin,
folliostatin dan activin, sebagai feedback regulator dari pelepasan FSH, akan diteruskan
produksinya oleh corpus luteum. Bila fertilisasi dan implantasi tidak terjadi, aktifitas sekretori
dari corpus luteum akan berlangsung selama 14 hari, disebut sebagai corpus luteum
menstruasi. Bila fertilisasi terjadi, maka corpus luteum ukurannya meningkat dan dikenal
sebagai corpus luteum gravidarum yang akan melanjutkan fungsi sekresinya meskipun telah
terbentuk placenta.
KAPITA SELEKTA
47
47
[Type text]
BLOK
15-16
Gb. 6
KAPITA SELEKTA
48
48
[Type text]
BLOK
15-16
Struktur histologis :
Dinding tuba uterina terdiri dari 3 lapis, yaitu :
1. Mukosa
Pada mukosa tuba uterina terdapat banyak lipatan longitudinal dan yang paling banyak
lipatannya yaitu di bagian ampulla. Lipatan-lipatan ini akan berkurang dan lebih kecil
pada bagian tuba ke arah uterus, sehingga pada pars intramuralis hanya berupa tonjolantonjolan kecil.
Mempunyai epitel selapis silindris dengan 2 macam sel, yaitu :
-
Peg cells tidak mempunyai cilia tapi bersifat sekretoris dengan menghasilkan suatu
cairan kental yang berfungsi nutritive dan membantu pergerakan sprematozoa ke arah
oosit sekunder. Sekret ini juga membantu proses pematangan spermatozoa sehingga
dapat terjadi fertilisasi dengan ovum. Ovum juga mendapat nutrisi dari sekret tersebut,
demikian juga zygot yang terbentuk akan mendapat nutrisi dari sekret ini.
Ciliated cells yaitu sel dengan kinocilia dan sebagian besar gerakan cilianya ke arah
uterus sehingga membantu pergerakan ovum yang telah difertilisasi ke arah uterus.
Lamina propria merupakan jaringan pengikat longgar yang mengandung fibroblast,
mast cell, sel lymphoid, kolagen dan serabut retikular.
2. Lamina muscularis
Lapisan otot terdiri dari 2 lapisan otot polos :
-
Tonus dan konstriksi lapisan otot ini dipengaruhi oleh rangsangan hormonal.
3. Lapisan serosa
Terdiri dari epitel selapis gepeng.
Jaringan pengikat diantara lapisan otot dan lapisan serosa banyak mengandung
pembuluh darah dan serabut saraf otonom.
KAPITA SELEKTA
49
49
[Type text]
BLOK
15-16
Karena tuba uterina kaya akan vaskularisasi dan banyak pembuluh vena yang besar,
maka pada saat ovulasi lapisan otot berkontraksi, vena juga akan berkontraksi. Ini menyebabkan
tuba uterina menjadi tegang dan fimbriae menempel ke ovarium, untuk menangkap oosit yang
dilepaskan saat ovulasi.
UTERUS
Berbentuk seperti buah pear dan lokasinya di bagian tengah pelvis, panjang 7 cm, lebar
4 cm dan tebal 2,5 cm. Dibagi atas 3 bagian, yaitu :
-
Corpus yaitu bagian yang paling besar dimana tuba uterina bermuara.
Cervix yaitu bagian bawah corpus yang sempit dan membuka kearah vagina.
Endometrium.
KAPITA SELEKTA
50
50
[Type text]
BLOK
15-16
stratum basale yang divaskularisasi oleh A.Basalis yang berbentuk lurus dan
pendek. Lapisan ini penting untuk regenerasi endometrium setelah menstruasi.
A.Basalis dan A.Spiralis berasal dari A.Arcuata yang terletak di perbatasan myometrium dan
endometrium.
Myometrium
Merupakan lapisan otot polos yang tebal, terdiri dari 3 lapisan otot yang tidak berbatas
tegas. Lapisan yang paling luar dan paling dalam berjalan longitudinal, sedangkan lapisan yang
KAPITA SELEKTA
51
51
[Type text]
BLOK
15-16
Proses kontraksi uterus pada saat melahirkan disebabkan oleh faktor hormonal, yaitu :
1.
2.
3.
4.
Setelah proses kelahiran, oxytocin tetap menstimulasi kontraksi uterus, untuk mencegah
terjadinya perdarahan dari tempat perlekatan placenta.
CERVIX
Cervix adalah bagian bawah uterus dan ada bagian yang menonjol ke dalam vagina,
yaitu portio vaginalis cervicis. Dinding cervix terdiri dari jaringan pengikat padat dengan
serabut-serabut kolagen dan elastis dan hanya sedikit serabut-serabut otot.
Lapisan mukosanya merupakan epitel selapis silindris yang dapat mensekresi mukus,
sedangkan di bagian portio vaginalis cervicis epitelnya berubah menjadi epitel berlapis gepeng
tidak berkeratin (seperti di vagina). Meskipun mukosa cervix berubah pada siklus mentruasi,
tapi tidak dilepaskan saat menstruasi. Di lamina propria terdapat glandula cervicalis. Pada
KAPITA SELEKTA
52
52
[Type text]
BLOK
15-16
SIKLUS MENSTRUASI.
Endometrium akan mengalami siklus perubahan struktural yaitu siklus mentruasi sebagai akibat
kerja hormon-hormon ovarium dibawah rangsangan pars distalis hypophise dan dibawah
pengawasan hypothalamus. Lama siklus menstruasi berlainan, tetapi rata-rata 28 hari. Siklus
menstruasi dibagi menjadi 3 fase : fase menstruasi, fase proliferative (follicular), dan fase
sekretori (luteal).
Fase menstruasi. (hari ke 1 4).
Menstruasi adalah pengeluaran stratum fungsionale endometrium yang dilepaskan dan
mengalami desquamasi, bercampur dengan darah dari A. spiralis yang mengalami kerusakan.
Hal ini terjadi karena tidak terjadinya fertilisasi. Hari pertama fase menstruasi adalah saat
pertama darah keluar dari uterus, yang dapat berlangsung selama 3 4 hari. Dalam keadaan
normal darah yang keluar 35 ml, meskipun pada beberapa wanita dapat lebih dari itu.Corpus
luteum di ovarium hanya bertahan selama 14 hari, sehingga kadar progesteron dan estrogen
akan segera menurun.
Dua hari sebelum terjadinya menstruasi terjadi kemunduran endometrium yang
disebabkan kadar hormon progesteron dan estrogen dalam darah yang mendadak menurun
karena tidak terjadinya fertilisasi. Hal ini mengakibatkan matinya corpus luteum yang
merupakan sumber kedua hormon tersebut. A.Spiralis di stratum fungsionale mengalami
konstriksi, sehingga stratum fungsionale kekurangan oksigen, glandula uterina mengkerut dan
terinvasi oleh leukosit, terjadi iskhemia dan akhirnya nekrosis stratum fungsionale. Beberapa
saat kemudian terjadi vasodilatasi A.Spiralis sehingga mengalami ruptur, terjadilah menstruasi.
Stratum basale tetap bertahan karena tetap mendapat vaskularisasi dari A. Basalis. Pada hari ke
3 atau 4, sel di glandula uterina dan sel-sel stroma berproliferasi dan bermigrasi kearah
permukaan sehingga terjadi reepitelisasi dan regenerasi stratum fungsionale yang telah
dilepaskan, berarti mulai masuk ke fase proliferasi.
KAPITA SELEKTA
53
53
[Type text]
BLOK
15-16
KAPITA SELEKTA
54
54
[Type text]
BLOK
15-16
KAPITA SELEKTA
55
55
[Type text]
BLOK
15-16
KAPITA SELEKTA
56
56
[Type text]
BLOK
15-16
Implantasi.
Setelah fertilisasi, zygot akan meneruskan perjalanannya ke uterus sambil melakukan
pembelahan secara mitosis sehingga terbentuk suatu kelompokan sel-sel yang disebut morula.
Kemudian akan terbentuk rongga di tengah-tengah morula, saat ini disebut blastocyst. Di dalam
rongga ini tertimbun cairan dan sekelompokan sel pada salah satu kutub. Sel yang terletak di
perifer disebut trophoblast dan sel yang di dalam blastocyst disebut embryoblast. Blastocyst
tiba di uterus hari ke 4 setelah fertilisasi. Pada stadium blastocyst, zona pellucida mulai
menipis dan akhirnya menghilang. Hal ini menyebabkan sel-sel trophoblast mulai melakukan
penetrasi ke endometrium, proses ini disebut disebut implantasi. Type implantasi disini adalah
implantasi interstitial.
KAPITA SELEKTA
57
57
[Type text]
BLOK
15-16
cytotrophoblast, lapisan sel disebelah dalam, sel lebih besar dan pucat,
mononuklear, aktif bermitosis. Syncitiotrophoblast akan membentuk vakuola yang
kemudian bersatu menjadi rongga-rongga yang saling berhubungan disebut lacunae.
Syncitiotrophoblast terus berpenetrasi ke dalam endometrium, sehingga pada hari
ke 11 setelah fertilisasi seluruh blastocyst telah tertanam di dalam endometrium
yang berada dalam fase sekretori.
Perkembangan placenta.
Sel-sel syncitiotrophoblast mempunyai kemampuan lytic sehingga pembuluh darah
vena dan arteri di endometrium pecah dan darah masuk ke dalam lacunae. Darah dari ibu ini
kaya akan nutrisi untuk memberi makanan kepada embryo, selanjutnya akan terbentuk placenta
sehingga terjadi pemisahan antara darah ibu dan darah foetal. Placenta yaitu suatu organ yang
berasal dari 2 individu yang berbeda, jadi ada pars maternal dan pars foetalis.
Seperti telah disebutkan diatas, implantasi embryo menyebabkan terjadinya perubahanperubahan pada sel stroma endometrium yang disebut reaksi decidua. Sel decidua berbentuk
poligonal, besar dan pucat. Decidua dibagi atas :
-
Mula-mula embryo dikelilingi oleh decidua, kemudian didaerah decidua kapsularis selsel trophoblast membentuk chorion yang permukaannya rata disebut chorion laeve. Daerah ini
akan mendapat vaskularisasi dari pembuluh darah maternal, dan disinilah akan terbentuk
placenta, dikenal sebagai fetal portion of placenta (placenta pars foetalis).
KAPITA SELEKTA
58
58
[Type text]
BLOK
15-16
syncitiotrophoblast
cytotrophoblast
KAPITA SELEKTA
59
59
[Type text]
BLOK
15-16
KAPITA SELEKTA
60
60
[Type text]
BLOK
15-16
Pada permukaan atas adanya amnion yang merupakan epitel selapis gepeng/selapis
kuboid dengan inti yang hiperkromatis.
Dalam tiap villus terdapat kapiler darah foetal dengan endotelnya yang terletak
dalam jaringan pengikat mesenkhim. Pada stem villus (villus utama) dapat
ditemukan cabang A/V. Umbilicalis
Sel Hofbauer : yaitu suatu sel yang bentuknya besar dengan nukleus yang besar,
diduga makrofag, terdapat di jaringan pengikat mesenkhim villus.
Hafzotte : yaitu villi yang terus memanjang sehingga menempel pada decidua
basalis atau septum placenta.
KAPITA SELEKTA
61
61
[Type text]
BLOK
15-16
Ruang interviller
syncitiotrophoblast
cytotrophoblast
Jaringan pengikat
Gb. 14
KAPITA SELEKTA
62
62
[Type text]
BLOK
15-16
GENITALIA EXTERNA
Genitalia externa terdiri dari labia majora, labia minora, vestibule dan clitoris.
Labia majora adalah 2 buah lipatan kulit yang banyak mengandung jaringan lemak dan lapisan
otot polos yang tipis, juga banyak terdapat glandula sebacea. Yang homolog dengan labia
majora pada genitalia pria adalah scrotum.
Labia minora, terletak disebelah medial dari labia majora, homolog dengan permukaan urethral
penis pada pria. Merupakan lipatan kulit dengan epitel berlapis gepeng berkeratin tipis dan
mengandung melanin. Tidak terdapat jaringan lemak, tetapi terdapat jaringan pengikat longgar
dengan anyaman serabut elastis. Banyak glandula sebacea, pembuluh darah dan akhiran syaraf.
Celah diantara kedua labia minora disebut vestibule, yaitu suatu rongga yang menerima sekret
dari glandula Bartholini (sepasang kelenjar yang menghasilkan mukus) dan glandula
vestibularis minor. Pada vestibule juga terdapat orificium urethra dan vagina. Didalam orificium
vagina terdapat lapisan epitel dan jaringan fibrovaskular disebut hymen.
KAPITA SELEKTA
63
63
[Type text]
BLOK
15-16
GLANDULA MAMMAE.
Glandula mammae pada anak wanita maupun pria sama strukturnya sampai saat
pubertas. Oleh pengaruh hormon estrogen dan progesteron dari ovarium dan juga prolactin dari
hypophise anterior akan merangsang perkembangan lobulus dan ductus terminal dari glandula
mammae anak wanita. Untuk perkembangan ductus di glandula mammae diperlukan
glucocorticoid yang akan diaktivasi oleh somatotropin. Jaringan ikat dan jaringan lemakpun
bertambah banyak sehingga glandula mammae membesar (ciri kelamin sekunder), tetapi belum
terjadi perkembangan pars sekretoris. Perkembangan penuh terjadi pada usia 20 tahun dan akan
terjadi perubahan sedikit sesuai dengan siklus menstruasi. Pada saat kehamilan dan menyusui
terdapat perbedaan struktur glandula mammae, disebut glandula mammae masa aktif. Pada usia
sekitar 40 tahun, pars sekretori, ductus dan jaringan pengikat mulai mengalami atrophi yang
akan berlangsung terus sampai masa menopause.
Glandula mammae adalah suatu kelenjar tubuloalveolar kompleks yang terdiri dari 15
- 25 lobus, dan tiap-tiap lobus dipisahkan oleh jaringan pengikat padat kolagen dan jaringan
lemak.
Setiap lobus mempunyai saluran keluar sendiri melalui ductus lactiferus, yang
bermuara di papilla mammae. Sebelum mencapai papilla mammae, terdapat pelebaran ductus
lactiferus, disebut sinus lactiferus. Kemudian sinus lactiferus akan menyempit lagi sebelum
mencapai papilla mammae.
Struktur histologis glandula mammae berbeda-beda tergantung umur dan keadaan
fungsionalnya.
KAPITA SELEKTA
64
64
[Type text]
BLOK
15-16
KAPITA SELEKTA
65
65
[Type text]
BLOK
15-16
Gb. 16
KAPITA SELEKTA
66
66
[Type text]
BLOK
15-16
Daftar Pustaka
1.
Eroschenko V.P. 2005. diFiores Atlas of Histology, 10th ed. Lippincott Williams & Wilkins, Baltimore.
2.
Gartner L.P., Hiatt J.L. 2001. Color Textbook of Histology, 2nd ed. Saunders, Philadelphia.
3.
Gartner L.P., Hiatt J.L. 2006. Color Atlas of Histology, 4th ed. Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia.
4.
Junquiera L.C., Carneiro J. 2003. Basic Histology, 10th ed. Lange, New York.
5.
Young B., Health J.W. 2002. Wheathers Functional Histology, 4 th ed. Churchill Livingstone, Edinburg
KAPITA SELEKTA
67
67