Anda di halaman 1dari 1

Mawar untuk Audrey

Oleh: Alanda Kariza


Raki berjalan menyusuri koridor SMU-nya. Tempat di mana ia menghabiskan tiga
perempat dari masa sekolahnya, tempat ia berbagi cinta dengan cinta pertamanya. Audrey.
Akhir-akhir ini, nama itu kerap terngiang di telinganya dan selalu tersebut di dalam hatinya.
Kemudian, Raki pun teringat akan masa-masa indahnya bersama Audrey, kekasihnya.
Ketika itu, ingatnya, bulan September 2002, sesaat ketika Audrey akan memasuki
rumahnya, ia terjatuh pingsan. Raki pun dengan segera membawa Audrey ke rumah sakit.
Ketika Raki bertemu dengan ibunda Audrey, ia menanyakan kepada beliau mengenai
keadaan Audrey. Dengan pelan namun pasti, ibunda Audrey memberitahu Raki bahwa
Audrey telah mengidap leukemia dan kemungkinan hidup Audrey kecil. Raki pun terkesiap
namun, dengan segera, ia memutuskan untuk selalu menjaga dan menyemangati Audrey.
Akan tetapi, tanggal 19 September 2002, ingat Raki kembali, Raki menerima
kenyataan yang tak bisa ia hindari. Audrey, sang pujaan hatinya, mengatakan bahwa ia telah
capek melihat orang-orang yang ia sayangi sedih karena dia. Setelah mengatakan hal
tersebut, Audrey tersenyum---senyuman termanis yang pernah Raki lihat dan sebelumnya
Raki tak pernah tahu bahwa itu akan menjadi senyuman terakhir Audrey, sampai ia
menutup mata untuk selamanya
Dan kini, setelah 3 tahun kematian Audrey, Raki berjongkok di samping makam
Audrey. Raki tahu bahwa Audrey akan sedih bila melihatnya menangis. Ia juga tahu Audrey
ingin ia terus hidup. Raki beranjak. Ia meletakkan sebuket mawar merah---kesukaan
Audrey---di atas makam gadis itu. Ia berjalan keluar dan masuk ke dalam Accord-nya--yang pernah menjadi saksi perjalanan cintanya dengan Audrey dan masih menyimpan
harum tubuh Audrey, paling tidak itulah anggapan Raki.
Audrey akan selalu hidup. Begitupun dirinya.

Di ubah oleh:
Monica/ Kls. 8.6/ No. 25
Dikutip dari majalah GoGirl! Edisi bulan Maret
dengan perubahan-perubahan seperlunya.

Anda mungkin juga menyukai