Anda di halaman 1dari 3

Namanya Sari, gadis berparas cantik hidungnya mancung, bibirnya tipis, pipi

berseri-seri, berkulit kuning langsat, mungil, sederhana, polos, lembut, seksi,


dan baik hati itu tinggal di pedesaan, terlahir dari keluarga kurang mampu
tinggal di gubuk bersama ibunya, mereka tinggal berdua karena ayahnya
meninggal sejak dia masih kanak-kanak dan Sari sendiri adalah anak semata
wayang.
Semua orang desa mengenal Sari karena parasnya yang sangat mempesona, bagaikan
bidadari yang tak bersayap. Sari masih menduduki bangku sekolah menengah
pertama  (SMP), Sari berangkat ke sekolah dengan mengendarai sepeda bututnya.
Setiap perjalanan berangkat dan pulang sekolah, Sari selalu cemas, takut dan merasa
tidak tenang. Karena banyak pemuda-pemuda yang menggodanya di sepanjang jalan.
Wajar saja parasnya yang cantik membuat para pemuda tertarik melihatnya.  

"Sari" ucap salah seorang pemuda dengan nada yang tidak mengenakkan.

Para pemuda bersuit-suit berupaya menggoda Sari. Seketika Sari langsung bergegas dan
terbirit-birit mengayuh sepeda bututnya. Sampai akhirnya sari terpelosok dan terjatuh ke
dalam sungai yang ada di dekat rumahnya. Untung saja sungai tersebut tidak terlalu
deras airnya.

"Tolong!!!" Ucap Sari meminta pertolongan.

Akhirnya ibu Sari keluar dari rumah karena mendengar suara Sari meminta tolong,
bergegas ibu menolong sari. Dan berkata: "astaghfirullah, kamu kenapa nak? kok bisa
jatuh ke sungai".

Saripun bercerita kepada ibunya kalo dirinya tak mau lagi berangkat sekolah karena
selalu ada pemuda yang mengejar dan menggodanya sewaktu berangkat dan pulang
sekolah. Ibu yang mendengar cerita Sari merasa kasihan lalu membolehkan Sari untuk
belajar di rumah saja, karena melihat Sari yang benar-benar takut akan hal itu.  

Sari memanglah wanita yang sangat cantik dan berakhlak baik, tak mau dirinya menjadi
sorotan para pemuda. Sari memang sangat menjaga kehormatan dirinya.

Tak terasa hari berlalu dengan cepat, pergantian bulan ke bulan, tahun ke tahun tak
terasa berlalu dengan sangat cepat. 

Sari yang dulu masih menduduki bangku sekolah sekarang sudah beranjak tumbuh
dewasa, usianya 25 tahun sudah. Banyak sekali lelaki kaya yang mendatangi rumahnya
untuk melamar Sari namun tidak ada satupun yang diterima oleh Sari.
Ibu Sari memikirkan mengapa anaknya menolak lamaran dari semua laki-laki yang
melamar dirinya, apakah Sari ingin sendiri ataukah ada seorang laki-laki yang berhasil
meluluhkan hati anak gadis cantiknya itu.

Suatu malam ibu sari menjumpai anak gadisnya sedang termenung dalam sepinya
malam.

Ibu berkata: "Sari, kamu kenapa nak? Sudah malam ayo tidur!"
"Bu, sari boleh cerita?" Jawab sari dengan nada yang lembut dan wajah yang
sedang bimbang.
Malam itu sari menceritakan tentang dirinya bertemu dengan seorang pria yang mengisi
pengajian di mushola. (Kebetulan Sari memang suka menghadiri pengajian yang ada di
mushola dekat rumahnya). Sari bercerita bahwa pria tersebut ustadz baru yang ada di
desanya, Sari merasa ada rasa aneh yang tumbuh ketika Sari melihat ustadz tersebut,
seperti ada magnet kuat yang menariknya untuk memikirkan ustadz Ahmad. Ya, ustadz
tersebut bernama Ahmad.
Ustadz Ahmad seorang pria yang begitu mempesona dan berkharisma. Seorang santri
lulusan dari pondok kitab, sudah tidak lagi diragukan kelanyahan dalam membaca
kitabnya. Ibu-ibu yang hadir dalam pengajiannyapun menginginkan ustadz Ahmad
menjadi menantunya. seperti itulah ustadz Ahmad begitu sangat mempesona.

Ibu Sari mengambil kesimpulan dari cerita Sari kalau anaknya tertarik dengan ustadz
Ahmad.

Ke esokan harinya ibu Sari mengajak Sari untuk berkunjung ke rumah ustadz Ahmad.
Namun, Sari menolaknya. Sari malu dan merasa gugup ketika bertemu dengan ustadz
Ahmad,  tentu saja Sari merasa gugup, karena ustadz Ahmad sudah mengenal Sari ketika
Sari hadir dalam pengajiannya. Dan satu-satunya wanita yang masih muda yang hadir
dalam pengajiannya adalah Sari.
Semakin lama semakin terasa perasaan Sari. Sari merasa perasaan yang dimiliki tidak
hanya rasa biasa, Sari jatuh cinta kepada ustadz Ahmad. Tidak ingin mengotori
perasaannya Saripun berbicara kepada ibunya bahwa dirinya memang jatuh cinta kepada
ustadz Ahmad.

Malam hari tiba, gubuk Sari kedatangan tamu yaitu paman, kakak dari ibunya
Sari. Sayangnya malam itu Sari pamit untuk tidur terlebih dahulu, karena merasa sangat
mengantuk.
Dalam keheningan malam, banyak hal yang diceritakan ibunya Sari kepada kakaknya
termasuk perasaan Sari kepada sang ustadz.

Pagi hari yang terasa sejuk dan cerah. Paman dan ibu mengajak Sari untuk pergi dan
menyarankan Sari untuk berpakaian yang baik dan sopan. Kaget dan terkejut Sari ketika
ibu dan pamannya mengajak ke rumah seseorang.

"Paman, ibu ini dirumah siapa, kita mau ngapain kesini?" Bertanya Sari

"Sudah Sari, kamu manut saja sama paman dan ibumu" jawab paman singkat

Paman mengetuk pintu rumah tersebut dan mengucap: "Assalamualaikum".

Keluarlah seorang pria yang membuat Sari tercengang dan gugup. "wa'alaikumussalam
warohmatullah wabarokatuh". Jawab ustadz Ahmad

"Bolehkah kami bertemu orang tuamu nak?" Ucap paman

"Boleh, silahkan masuk pak, bu, sari" jawab ustad Ahmad


Disitu Sari tidak mengetahui maksud dari paman dan ibunya berkunjung ke rumah ustadz
Ahmad. 

Dan berbincang-bincanglah paman, ibunya sari dan keluarga ustadz Ahmad. Lalu...

Paman bertanya: "bagaimana nak Ahmad, apakah kamu bersedia?"

Jawab Ahmad: "Sari adalah gadis yang baik, dan dalam hadispun dijelaskan dari abu
Hurairah RA. Bahwa Rasulullah bersabda: " Wanita itu dinikahi karena empat hal.
Karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Namun dari empat itu paling
utama yang harus jadi perhatian adalah masalah agamanya. Maka perhatikanlah
agamanya kamu akan selamat." Untuk itu saya bersedia untuk menikahi Sari dan
menjadikan Sari pendamping hidup saya sampai akhir hayat."

Mendengar pernyataan dari ustadz Ahmad, Sari tersipu malu, tak berani memandang
ustadz Ahmad hanya terdiam dan menundukkan pandangannya sambil tersenyum, Sari
bahagia sekali seseorang yang dicintainya, menerimanya dengan senang hati, tak kuasa
menahan kebahagiaan Sari meneteskan air mata pertanda bahagia yang amat dirasakan.

Hari yang begitu indah dan berharga dalam hidup Sari. Akhirnya seorang kembang desa
menemukan tambatan hatinya, bukan lelaki yang kaya raya dipilihnya. Namun, laki-laki
yang bisa menuntun dan membimbingnya ke surga.

Akhir yang bahagia

Selesai

Anda mungkin juga menyukai