PAMOTAN
( STUDI KASUS: KAWASAN MATA AIR DI DESA
PAMOTAN KECAMATAN PAMOTAN KABUPATEN
REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH )
Oleh:
Suhadi, S. Pd
KATA PENGANTAR
Rembang, 27 Januari
2010
Penulis
SMA Negeri 1 Pamotan REMBANG 2
SMA Negeri 1 Pamotan REMBANG 3
DAYA DUKUNG SOSIAL DAN LINGKUNGAN MATA AIR
PAMOTAN
( STUDI KASUS: KAWASAN MATA AIR DI DESA
PAMOTAN KECAMATAN PAMOTAN KABUPATEN
REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH )
Suhadi, S. Pd
ABSTRAK
PENDAHULUAN
1.3.1 Tujuan
1.3.2 Sasaran
Sasaran dalam penelitian ini meliputi dua hal jika ditinjau dari
dimensi objek dan guna yaitu sebagai berikut:
• sasaran objeknya adalah mata air di desa Pamotan,
selanjutnya
• sasaran guna untuk masyarakat Rembang, penelitian ini
diharapkan dapat memberi inspirasi masyarakat Rembang dan
sekitarnya untuk menciptakan daya dukung sosial dan
lingkungan hingga tercipta kemandirian air.
KAJIAN PUSTAKA
METODE PENELITIAN
Air dikatakan bersih menurut uji bakteriologi, air harus bersih dari
bakteri Coliform setiap 100 ml. Jenis bakteri Coliform beragam. Bakteri
Coliform ini berasal tinja/kotoran manusia. Coliform yang ada di air
biasanya berasal tanah yang terkontaminasi tinja. Biasanya pada
masyarakat yang senang membuang tinja ke sungai atau daerah yang
dekat dengan mata air, baik secara langsung maupun tidak langsung,
maka airnya dimungkinkan terdapat bakteri Coliform. Berdasarkan
pengamatan, sungai Mungulan Pamotan sering digunakan mandi
sekaligus membuang tinja secara langsung dan melalui jamban terbuka
yang disalurkan langsung ke air.
Tabel 3. Kandungan fisika air mudal Pamotan
Diperiksa Mata Air Batas Satu
Terhadap Mudal maksimum an
Bau Tidak berbau - -
Berdasarkan uji fisika air di atas, air mudal secara fisika diatas. Air
mudal tidak berbau, dan tidak berwarna, TDS nya sebasar 672,00 mg/l,
kekeruhannya sebesar 0,04 MTU, tidak berasa, dan suhu air mencapai
27,00. Namun Dari hasil pengamatan di lapangan, secara fisik air mudal
jika hujan, airnya berwarna coklat pekat, dan keruh, pada saat hujan
turun mengguyur kawasan ini.
Air dikatakan bersih jika telah memenuhi standar uji kimia air.
Adapun kualitas air Mudal Pamotan secara uji kimiawi, dapat dilihat
pada tabel 4 berikut.
Debet mata air Mudal saat ini tidak lebih dari 40 liter/detik (Bapeda
Rembang, 2009). Keadaan debet air tersebut semakin menurun pada
puncak musim kemarau. Dahulu, Pamotan merupakan kawasan hutan
rindang, tetapi kini hutan itu hanya tinggal cerita dan bahan obrolan
hangat di warung-warung kopi Pamotan. Banyaknya penjarahan kayu
hutan pada tahun 2001 yang disebabkan tidak adanya kepercayaan
rakyat kepada Pemerintah. Tragedi besar-besaran itu kemudian
mengakibatkan tanah mudah terbawa air saat hujan turun dan terjadi
sedimentasi pada saluran-saluran air (sungai dan saluran irigasi). Air
hujan tidak lagi bersahabat dengan daerah tangkapan air. Air seakan
melenggang di tempat yang mereka suka. Air tidak dapat dikendalikan
oleh pepohonan di hutan.
Akibat penjarahan kayu, berpengaruh terhadap populasi tumbuhan.
Pohon-pohon besar hutan di babat habis hingga bongkahan akarnya
dijadikan kursi mewah dari sentuhan ahli ukir setempat. Kayu hasil
jarahan tersebut di jual ke kota-kota besar secara ilegal. Akibatnya,
hutan yang dahulu sangat lebar, kini berubah menjadi kebun ketela,
lahan padi gogo, dan kebun sayuran. Pohon-pohon besar dengan akar-
akar yang kuat yang dapat menyerap dan menahan laju air sekarang ini
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kualitas Air Pamotan
Berdasarkan Permenkes No. 416/MENKES/Per/IX/1990, air bersih
dan air minum, harus memenuhi persyaratan seperti yang tertuang
dalam Permenkes di atas, mulai dari uji fisika, kimia, dan biologi.
Untuk menjadi air bersih dan layak minum harus memenuhi standar
ukuran fisika air bersih dan layak minum. Berdasarkan tabel 3 uji fisika,
air Mudal disimpulkan air bersih dan layak minum. Namun dalam
rentang waktu 6 tahun belakangan, mata air mudal Pamotan sering
berwarna coklat pekat dan keruh, terlebih di musim hujan. Buruknya
fisika air saat musim hujan ini dipengaruhi oleh beberapa perubahan
Kesejahteraan sosial
Sosial Lingkungan
kesejahteraan
Gbr. Mata Air Brubulan yang Gbr. Mata air mudal yang
Muncul pada Kontak Batu semakin hari debet airnya
Gamping dengan Batu Lempung menurun