Identifikasi Daya Tampung Beban Pencemar dan Kualitas Air Sungai Lesti
Sebelum Pembangunan Hotel
ABSTRAK
Abstract
Increasingpopulation causes various environmental problems, one of that problem is domestic waste. One
of the populated areas is located in Ngaglik Village, Batu City. Ngaglik Village has a location that is close
to the water source and Sungai Lesti which utilized by the local residents. The aim of research is to know
the existing quality, pollution index, water quality status of Lesti River and to know the capacity pollutant
load that can be received by Lesti River. Method to determine the ability of river water capacity to domestic
liquid waste is mass balance. Determination of water quality status using contamination index
(temperature, pH, BOD or Biological Oxygen Demand, COD or Chemical Oxygen Demand, DO or
Dissolved Oxygen, TSS or Total Suspended Solid, phosphate, and nitrate). The sampling method is grab
sampling at 5 location. Research shows that the temperature, pH, and TSS of Lesti River appropriate with
the water quality standard of class II. The river capacity for BOD, COD, nitrate and phosphate parameters
is negative, so the river is no longer able to accommodate pollution loads. The pollution index at T1-T5 has
a value under 5, indicating that the water quality status of the river in mild polluted conditions.
Pengukuran Debit
Pengukuran debit dilakukan dengan
menggunakan metode pembagian segmen.
Pembagian segmen dilakukan dengan cara
pengukuran lebar sungai dan membaginya
menjadi 3 (tiga) bagian, kemudian mennaai
tiap segmen dengan tongkat kayu. Tongkat
kayu dengan seutas tali sebagai lintasan
segmen sepanjang 3 (tiga) meter. Gabus yang
berukuran 10 cm x 10 cm digunakan sebagai
Gambar 2. Skema titik sampling media dalam pengukuran waktu dari titik
awal segmen hingga lintasan akhir segmen.
T1 berjarak ± 100 meter dari sungai awal Cara kerjanya yaitu dengan meletakkan
yang melintas pada Desa Ngaglik Kota Batu. gabus pada permukaan air sungai dan
T1 diambil pada lokasi tersebut dengan mencatat waktu tempuh gabus hingga
pertimbangan pada aliran sungai terdapat 2 menyentuh akhir lintasan masing-masing
arah masukan aliran sungai, sehingga akan segmen. Proses tersebut dilakukan
menghasilkan hasil uji lab yang lebih akurat. pengulangan sebanyak 3 (tiga) kali yang
T2 merupakan lokasi drainase yang di kemudian waktu tempuh akan dirata-rata.
sekelilingnya terdapat kamar mandi umum
(yang pembuangannya langsung melalui Perhitungan Beban Pencemaran
drainase tersebut), rumah penduduk, rumah Menurut Keputusan Menteri Lingkungan
makan, dan adanya usaha laundry Hidup No. 110 Tahun 2003, penentuan daya
(pembuangannya mengarah pada saluran tampung beban pencemaran air sungai
drainase). Lahan kosong dibagian atas lahan dilakukan dengan menggunakan metode
dan disamping drainase nantinya akan neraca massa ynag terdapat pada persamaan
dibangun sebuah hotel bernama Hotel Gold 1.
Miami. Lokasi drainase tersebut yang akan
dijadikan lokasi saluran pembuangan limbah ∑ 𝐶𝑖 𝑄𝑖 ∑ 𝑀𝑖
𝐶𝑅 = = (1)
cair dari hotel tersebut. Jarak dari T1 menuju ∑ 𝑄𝑖 ∑ 𝑄𝑖
Debit (m³/s)
air (i), Pij adalah IP bagi peruntukan (j), 0.377
0.338 0.296 0.357 0.344
(Ci/Lij)M adalah nilai Ci/Lij maksimum,
(Ci/Lij)R adalah nilai Ci/Lij rata-rata. Status
pencemaran air diperoleh dari konversi 0
indeks, Tabel 1 merupakan aturan konversi T1 T3 T3 * T4 T5
indeks ke status pencemaran. Titik Pengambilan Sampel
Tabel 1. Hubungan nilai IP dengan status
Gambar 2. Grafik debit air sungai Lesti
mutu air
Nilai IP Mutu Perairan
Debit terkecil Sungai Lesti terdapat
Memenuhi Baku Mutu
0 – 1.0 pada T3, hal ini dikarenakan pada T3
(kondisi baik)
terdapat bentuk sungai yang tidak lurus.
1.1 – 5.0 Cemar Ringan
Apabila dibandingkan dengan titik pertama
5.0 – 10.0 Cemar Sedang
debit T1 memiliki debit lebih besar,
>10.0 Cemar Berat
dikarenakan pada T1 memiliki dua arah
Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan
aliran air sungai, sehingga debit yang
Hidup Nomor 115 Tahun 2003
dihasilkan juga cukup besar. Debit pada titik
HASIL DAN PEMBAHASAN T3* merupakan hasil perhitungan debit
antara T1 dengan T2. T4 menghasilkan nilai
Keadaan Umum Sungai Lesti debit cukup besar dikarenakan pada T4
Sungai Lesti merupakan Sub Daerah Aliran aliran sungai menerima aliran dari limpasan
Sungai atau Sub DAS dari DAS Brantas. persawahan, perkebunan, serta adanya
Sungai Lesti terletak di Desa Ngaglik, masukan dari aktivitas warga sekitar berupa
Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur. limbah cair domestik. Debit T5 memiliki
Wilayah yang berada pada sepanjang sungai debit terbesar dikarenakan terdapat
yang dijadikan lokasi pengambilan sampel perbedaan bentuk dan tinggi bebatuan besar,
meruakan wilayah padat penduduk, rumah sehingga derasnya debit pada kondisi
makan, sumber air, kamar mandi umum eksisting sama dengan perhitungan yang
yang digunakan untuk MCK (Mandi, Cuci, menunjukkan debit tertinggi terletak pada
Kakus). Sungai Lesti yang memiliki bentuk titik T5.
lurus hanya dalam radius 100 meter hingga
200 meter. Debit sungai terbesar Sungai Lesti Suhu
yang terukur saat penelitian berlangsung Suhu adalah faktor yang berperan dalam
yaitu sebesar 1.15 m3.s-1 dengan kondisi ekosistem perairan. Sifat-sifat kimia seperti
cuaca yang cerah dan sejuk. Lebar sungai kelarutan oksigen, proses respirasi biota
rata-rata sebesar 2 meter hingga 5 meter. perairan, dan kecepatan degradasi bahan
pencemaran atau kecepatan reaksi kimia dan
Debit Sungai Lesti daya racun pencemar dipengaruhi oleh suhu
Debit merupakan volume air yang mengalir (Riza et al., 2015). Data temperatur yang
per satuan waktu. Debit aliran merupakan didapatkan sesuai dengan kondisi saat
satuan untuk mendekati nilai-nilai hidrologis pengambilan sampel yaitu dengan udara
yang terjadi di lapangan. Kemampuan yang sejuk dan dilakukan pada pukul 05.00-
pengukuran debit aliran sangat diperlukan 06.00 WIB, dikarenakan pada jam-jam
untuk mengetahui potensi sumberdaya air di tersebut banyak dilakukan aktivitas warga.
suatu wilayah DAS. Debit aliran dapat Suhu (Gambar 3) yang dihasilkan terjadi
dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan sedikit kenaikan pada titik T4 dikarenakan
5
Rahadi, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan
BOD (mg/L)
Suhu (°C) 13.47 13.264
15 10.17 9.63
20
10
10 5
3 3 3 3 3
0 0
T1 T3 T3 * T4 T5 T1 T3 T3 * T4 T5
Titik Pengambilan Sampel Titik Pengambilan Sampel
Gambar 3. Grafik suhu air sungai Lesti Gambar 6. Grafik BOD air sungai Lesti
COD ( mg/L
Keasaman)
6 6 6 6 6 25 25 25 25 25
5 20
0 0
T1 T3 T3 * T4 T5 T1 T3 T3 * T4 T5
Tititk Pengambilan Sampel Titik Pengambilan Sampel
Gambar 4. Grafik pH air sungai Lesti Gambar 7. Grafik COD air sungai Lesti
3.7 3.758
TSS (mg/L
4 4 4 4 4 4
50 50 50 50 50 50
2 15.5 6.5 15.027 7.6
0 0
T1 T3 T3 * T4 T5 T1 T3 T3 * T4 T5
Titik Pengambilan Sampel Titik Pengambilan Sampel
Gambar 5. Grafik DO air sungai Lesti Gambar 8. Grafik TSS air sungai Lesti
20 16.15 3
2.32
Fosfat (mg/L)
Nitrat (mg/L
15 13.16
2 1.556 1.61
10 10 10 10 10 10 1.274
5.221 0.9099
1
5 0.922
0.1744
0 0 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2
T1 T3 T3 * T4 T5 T1 T3 T3 * T4 T5
Titik Pengambilan Sampel Titik Pengambilan Sampel
Gambar 9. Grafik nitrat air sungai Lesti Gambar 10. Grafik fosfat air sungai Lesti
Lokasi kamar mandi umum khusus untuk pembuangannya tidak melalui septictank
kegiatan MCK (mandi, cuci, dan kakus) melainkan langsung dibuang ke arah aliran
7
Rahadi, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan
sungai dan saluran drainase. Adanya baku mutu kecuali pada titik T5. Penyebab
beberapa rumah makan dan kawasan padat kadar TSS tertinggi pada titik T5. Hal ini
penduduk yang pembuangan limbah cair dikarenakan T5 memiliki debit air yang
domestiknya dibuang melalui saluran cukup deras, sehingga turbulensi air yang
drainase dan pada aliran Sungai Lesti. terjadi pada aliran sungai dapat membawa
padatan-padatan yang berasal dari aliran
Chemical Oxygen Demand (COD) sungai. Semakin luas lahan terbuka maka
COD mengindikasikan keseluruhan bahan potensi terjadinya butiran tanah yang
organik yang mudah maupun yang sulit terbawa aliran ke sungai ketika hujan turun
terurai. Kebutuhan oksigen kimia (COD) akan semakin besar pula, hal itu dikarenakan
merupakan ukuran banyaknya oksigen total tidak adanya bangunan maupun vegetasi
dalam satuan miligram per liter yang yang menghambat air hujan, sehingga air
diperlukan dalam proses oksidasi kimia hujan mengenai permukaan tanah secara
bahan organik dari limbah (Djoharam et al., langsung, dan tidak ada yang menaham laju
2018). Berdasarkan Peraturan Pemerintah aliran run off. Faktor kemiringan lahan, dan
Nomor 82 Tahun 2001, bahwa baku mutu dekat dengan wilayah pemukiman yang
COD kelas II yaitu sebesar 25 mg.l-1. Nilai padat penduduk pada titik T5 juga menjadi
COD di semua lokasi melebihi baku mutu penyebab tingginya TSS.
yang telah ditetapkan. Perubahan yang
fluktuatif pada kadar COD (Gambar 7) Nitrat
menunjukkan di beberapa titik bahwa Nitrat (𝑁𝑂3− ) merupakan ion-ion anorganik
adanya masukan limbah cair domestic, alami, yang merupakan bagian dalam siklus
sehingga menyebabkan nilai COD kembali nitrogen. Aktivitas mikroba di tanah atau air
meningkat. yang merupakan bagian-bagian di tanah atau
Berbeda dengan BOD, COD air menguraikan sampah yang mengandung
mengindikasikan bahan organik yang sulit nitrogen organik pertama yang kemudian
terurai. COD menunjukkan banyaknya menjadi ammonia, selanjutnya, akan
oksigen yang dibutuhkan untuk dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat
mengoksidasi bahan-bahan organik secara adalah suatu senyawa yang paling sering
kimia (Yudo, 2010). Nilai konsentrasi COD ditemukan di dalam air bawah tanah
akan selalu lebih tinggi dibandingan BOD maupun air yang terdapat di permukaan
karena nilai COD merupakan kebutuhkan (Manampiring, 2009).
oksigen kimia untuk oksidasi terhadap bahan Gambar 9 menunjukkan adanya
buangan di dalam air baik senyawa kimia peningkatan nitrat dari T1 sampai dengan T5,
maupun biologi. Perbandingan nilai BOD hal ini menunjukkan bahwa adanya masukan
dan COD memberikan informasi sejauh beban pencemaran ditambah dengan bahan
mana air limbah tersebut dapat diolah secara pencemar yang dialirkan dari titik T1 dan T3
bilogis. Semakin tinggi nilai perbandingan dan terbawa hingga di titik akhir T5. Kualitas
BOD/COD semakin tinggi pula tingkat air Sungai Lesti untuk parameter nitrat yang
biodegradabilitas polutan limbah cair memenuhi baku mutu (10 mg.l-1) hanya pada
tersebut (Baherem, 2014). T1 dan T3, sedangkan T4 dan T5 melebihi
baku mutu (10 mg.l-1). Penyebabnya yaitu
Total Suspended Solid (TSS) adanya kawasan pemukiman padat
Padatan Total Suspended Solid (TSS) penduduk, dan adanya kegiatan masyarakat
merupakan bahan-bahan tersuspensi yang yang memiliki usaha rumah makan, dan
(diameter > 1µm) yang bertahan pada laundry, dimana pembuangan limbah
saringan mili pore yang memiliki diameter domestik yang langsung dialirkan pada
pori-pori 0.45 µm. Padatan total suspended aliran sungai tersebut dapat menambah
solid dapat berupa lumpur, pasir halus, dan kadar nitrat pada perairan. Selain itu
jasad renik yang terbentuk oleh kikisan tanah diperkirakan terdapat masukan limpasan
atau erosi tanah yang terbawa ke badan air dari daerah hulu yang banyak dengan
(Effendi, 2003). Hasil uji laboratorium kegiatan pertanian yang mengandung pupuk
(Gambar 8) menghasilkan kadar TSS yang ke dalam aliran sungai. Pupuk yang terbawa
dibawah baku mutu atau telah memenuhi dalam limpasan dari daerah pertanian
8
Rahadi, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan
perairan pada golongan perairan eutrofik namun pada titik T4 dan T5 mengalami
(kadar Nitrat 5-50 mg.l-1) yaitu perairan penurunan. Menurut Indriani dkk (2016)
dengan kadar unsur hara dan produktivitas menyatakan bahwa air buangan penduduk
primer tinggi. Kadar nitrat yang tinggi dapat (limbah rumah tangga) berupa deterjen,
menyebabkan eutrofikasi pada perairan, limbah pakan dan limbah pertanian
sehingga pertumbuhan algae dan tumbuhan merupakan sumber adanya unsur total fosfat.
air akan meningkat dengan sangat pesat Penurunan kadar fosfat yang terjadi pada T5
(Yogafany, 2015). dapat terjadi dikarenakan pada T5
merupakan lokasi aliran sungai yang deras
Fosfat dan banyak bebatuan besar, sehingga kadar
Fosfat berasal dari batuan dan sedimen yang fosfat dapat terpecah dan banyak menangkap
masuk ke dalam sungai dan air tanah dalam sinar matahari, sehingga proses aerasi di
bentuk ion pospat (𝑃𝑂4 ), pada umumnya alam dapat terjadi.
kandungan fosfat dalam perairan umum
tidah lebih dari 0,1 ppm. Bila kandungan
fosfat dalam air telah melampaui keperluan
posfat bagi pertumbuhan normal tanaman air
Tabel 2. Daya tampung beban pencemaran dan status mutu Sungai Lesti
Daya Tampung T1 T2 T3 T3*
Suhu 157.7194 8.3549 133.1920 166.0744
pH 1276554.8740 71602.5277 1119507.6080 1348157.4010
DO 8.7622 -1.3105 -20.4911 7.4516
BOD -305.8004 -10.8123 -183.6513 -316.6128
COD -348.7352 -0.5569 -122.9465 -349.2922
TSS 1007.6519 71.0992 1114.2029 1078.7512
Nitrat 286.9792 -6.9788 122.4086 280.0004
Fosfat -39.6051 -3.9137 -54.3013 -43.5188
IP1 4.0829 4.8692 4.6712 4.1212
Status Mutu Air1 Tercemar Ringan Tercemar Ringan Tercemar Ringan Tercemar Ringan
T4 T5
IP2 3.7863 3.5236
Status Mutu Air2 Tercemar Ringan Tercemar Ringan
Keterangan : 1) berdasarkan daya tampung; 2) berdasarkan alur aliran sungai
Daya Tampung Sungai Terhadap Beban Parameter yang tidak melebihi baku mutu,
Pencemaran baik berdasarkan dari hasil uji lab dan
Terdapat nilai daya tampung yang bernilai berdasarkan perhitungan dengan metode
minus (-) besaran, yang berarti kandungan neraca massa antara lain, suhu, pH, dan TSS
pencemar untuk parameter tersebut di lokasi (Total Suspended Solid). Parameter yang tidak
tersebut telah melebihi daya tampung atau melebihi baku mutu memiliki arti bahwa
dengan kata lain sungai sudah tidak mampu Sungai Lesti masih dapat menampung beban
untuk menampung beban pencemar pada pencemaran untuk parameter suhu, pH, DO,
Sungai Lesti untuk beberapa parameter dan TSS. Parameter DO bernilai negatif
kualitas air seperti DO, BOD, COD, Nitrat, dikarenakan kadar DO pada Sungai Lesti di
dan Fosfat. Terdapat perbandingan titik pertama dihasilkan nilai DO yang
perhitungan daya tampung sungai yaitu berada dibawah batas minimum.
berdasarkan hasil uji lab dan perhitungan
menggunakan metode neraca massa.
9
Rahadi, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan