Anda di halaman 1dari 7

PAPER

ANALISIS SUNGAI JENEBERANG DI KOTA MAKASSAR


Untuk melengkapi tugas mata kuliah analisis kualitas lingkungan
Dosen pengampuh : Liliskarlina S.km.,M.kes dan Ulfah Mahfudah S.km.,M.kes

Abstrak
Sungai jeneberang merupakan salah satu sungai terbesar di Sulawesi Selatan yang memiliki
peran penting bagi masyarakat, diantaranya sebagai tempat mencari nafkah bagi masyarakat sekitar,
untuk irigasi pertanian, pembangkit listrik, dan juga sebagai sumber air baku untuk minum. Di sisi
lain, Sungai Jeneberang menerima masukan limbah dari kegiatan domestik, pertanian, industri, dan
pertambangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban pencemaran sungai berdasarkan
parameter BOD, COD, dan TSS. Lokasi penelitian berada di jalan Dg.Tata Kelurahan Parangtambung
Kota Makassar. Beberapa parameter air seperti TSS (total suspended solid) , warna dan pH telah
melewati batas standar kualitas sungai. Masyarakat sekitar berpresepsi bahwa sungai jeneberang
sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari - hari sehingga perlu peningkatan pengelolaan yang baik dan
benar seperti pembangunan artifisial sungai yang tepat. Strategi pengelolaan lingkungan dilakukan
dengan melibatkan semua instansi yang terlibat dalam pemanfaatan sungai jeneberang baik
pemerintah, instansi, maupun masyarakat.

Menurut beberapa masyarakat sekitar Sungai Jeneberang yaitu ibu matang (56 thn) dan
ibu Saharia (51 thn) sumber air Mck didapatkan dari sumur bor, sedangkan kebutuhan air
untuk makan dan minum didapatkan dengan membeli air galon dengan kualitas air yang baik
sehingga tidak memanfaatkan air sungai Jeneberang, kecuali untuk keperluan irigasi
pertanian.

Kata Kunci : Sungai Jeneberang, Pencemaran Air, Kualitas Air, Banjir.


A. PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi dan pertambahan jumlah penduduk berdampak pada
meningkatnya kebutuhan air, khususnya air bersih. Namun, kegiatan pembangunan dan
aktivitas penduduk dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari juga akan menghasilkan limbah.
Produksi limbah yang dibuang ke lingkungan terutama limbah cair yang dibuang ke sungai
jika dilakukan secara terus – menerus dapat menyebabkan pencemaran dan penurunan
kualitas air sungai.
Pada dasarnya sungai memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri dari unsur
pencemar yang disebut dengan self-purification. Akan tetapi, kemampuan ini terbatas
sehingga jika polutan yang masuk dalam jumlah besar, kemampuan tersebut tidak akan
terlalu berarti dalam mengembalikan sungai ke kondisi semula. Sungai Jeneberang memiliki
Daerah Aliran Sungai seluas 881 km dengan panjang 90 km. Sungai Jeneberang di ruas
Kabupaten Gowa memiliki Bendungan Bili – Bili yang digunakan untuk irigasi pertanian,
pembangkit listrik, dan air baku untuk air minum bagi masyarakat Gowa dan Makassar.
Namun demikan, fungsi strategis Sungai Jeneberang tersebut banyak menerima pencemaran
dari limbah domestik, limbah industri, kegiatan penambangan batuan dan perilaku
masyarakat yang membuang sampahnya langsung ke sungai. Oleh karena itu, perlu dilakukan
analisis lebih lanjut mengenai beban pencemaran yang masuk ke Sungai Jeneberang
Kabupaten Gowa. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan beban pencemaran sungai
menurut parameter BOD, COD dan TSS.
Sulawesi Selatan dialiri oleh enam puluh tujuh sungai, salah satu sungai besar yang
memiliki peran penting bagi masyarakat yaitu Sungai Jeneberang. Sungai Jeneberang
memiliki DAS seluas 881 km2 dengan panjang 90 km, melintasi Kabupaten Gowa dan
memiliki hilir di selatan Kota Makassar. Sungai Jeneberang di ruas Kabupaten Gowa terdapat
Bendungan Bili-bili yang digunakan untuk irigasi pertanian, pembangkit listrik dan air baku
untuk air minum bagi masyarakat Gowa dan Makassar. Namun demikan, fungsi strategis
Sungai Jeneberang tersebut banyak menerima pencemaran dari limbah domestik, limbah
industri, kegiatan penambangan batuan dan perilaku masyarakat yang membuang sampahnya
langsung ke sungai. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis lebih lanjut mengenai beban
pencemaran yang masuk ke Sungai Jeneberang Kabupaten Gowa. Penelitian ini bertujuan
untuk menentukan beban pencemaran sungai menurut parameter BOD, COD dan TSS.
Di aliran Sungai Jeneberang terdapat sebuah bendungan yaitu Bendungan Bilibili yang
berada di Desa Bili-bili Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa. Berdasarkan profil
daerah irigasi Bilibili Kabupaten Gowa oleh Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA)
Provinsi Sulawesi Selatan, Bendungan Bilibili dibangun untuk mencegah terjadinya banjir di
Kota Makassar dan sekitarnya yaitu dengan mengendalikan debit air Sungai Jeneberang dari
2.200 m3 /detik menjadi 1.200 m3 /detik, serta di wilayah Kabupaten Gowa akibat luapan air
Sungai Jeneberang di bagian hilir, sedangkan tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan
penduduk Kota Makassar dan sekitarnya serta untuk mensuplai air irigasi di Kabupaten
Gowa. Luas daerah tangkapan waduk sebesar 384.40 km2 dengan kapasistas tampungan 375
juta m3 dan kapasitas tampungan efektif 346 juta m3 .
B. PEMBAHASAN
Hasil pengukuran data kualitas air Sungai Jeneberang di lokasi penelitian
menunjukkan bahwa kualitas air di Sungai Jeneberang mengalami perubahan akibat
pencemaran lingkungan. Hal ini ditunjukkan dengan menurunnya kualitas air hingga level
tertentu yang menyebabkan air tidak sesuai dengan peruntukannya.
1. Sungai Jeneberang
Sungai jeneberang adalah sungai yang terletak di wilayah Provinsi Sulawesi
Selatan, Indonesia. Sungai Jeneberang memiliki panjang antara 75-80 km mengalir
dari timur ke barat dari Gunung Bawakaraeng dan Gunung Lompobattang menuju ke
selat makassar. Daerah aliran sungai jeneberang melintasi 8 kabupaten dan 1 kota
yang tersebar di provinsi sulawesi selatan.
Sungai jeneberang adalah sungai utama di daerah Aliran Sungai (DAS)
jeneberang di lengan selatan pulau sulawesi tepatnya di lereng barat dari
pengunungan Gunung lompobattang, sebuah pegunungan api (vulkan) tipe
stratovolcano yang sudah istirahat, tipe memiliki struktur batuan yang relatif tidak
kompak. Sungai jeneberang mempunyai daerah aliran sungai (DAS) seluas 860 km 2.
Sedangkan luas wilayah sungai mencapai 9.331 km2 dengan potensi air permukaan
13.229 juta3/tahun dan potensi air tanah 1.504 juta3/tahun dan potensi air tanah 1.504
juta3/tahun.

2. Kualitas Air Sungai Jeneberang


Kualitas air Sungai Jeneberang dilihat dari beberapa parameter menunjukkan
adanya penurunan kualitas. Hal ini terlihat dari beberapa parameter kualitas air yang
telah melebihi baku mutu yang dipersyaratkan dalam baku mutu air.
BOD didefinisikan sebagai ukuran penurunan kadar oksigen dalam air yang
dikonsumsi oleh organisme di dalam air selama lima hari dalam kegelapan (tidak
terjadi proses fotosintesis). Air yang relatif bersih akan mengandung mikroorganisme
yang relatif sedikit sehingga pengurangan oksigen di dalam air akan sedikit. Kualitas
air Sungai Jeneberang di wilayah studi untuk parameter BOD yang memenuhi baku
mutu air Kelas I hanya titik J1 yaitu 2 mg/L.
Berbeda dengan BOD, COD menunjukkan semua bahan organik yang mudah terurai
dan yang sulit terurai. COD adalah ukuran jumlah oksigen total dalam miligram per
liter yang diperlukan dalam proses oksidasi kimiawi bahan organik dalam limbah
(Djoharam et al., 2018). Nilai parameter COD yang memenuhi baku mutu air Kelas I
hanya pada titik J3 yaitu 8,5 mg/L.
3. Beban Pencemaran
Beban pencemaran adalah banyaknya unsur pencemar yang terkandung dalam air
atau air limbah. Besarnya beban pencemaran air dipengaruhi oleh debit air dan
konsentrasi masing-masing unsur pencemar di dalam air. Beban pencemaran Sungai
Jeneberang di wilayah penelitian ini berdasarkan parameter BOD, COD dan TSS
Peningkatan beban pencemaran BOD dapat disebabkan oleh kondisi penggunaan
lahan dan aktivitas masyarakat. Menurut teori, debit sungai juga mempengaruhi beban
pencemaran. Semakin tinggi debit air maka semakin tinggi beban pencemaran yang
terjadi. Nilai beban pencemaran BOD beban pencemaran BOD tertinggi terjadi di titik
sampling J5 yaitu 4.707,28 kg/hari yang tinggi terjadi karena nilai konsentrasi BOD
dan debit air pada titik ini lebih tinggi dari titik lokasi sebelumnya. Peningkatan
konsentrasi BOD ini disebabkan oleh padatnya permukiman sehingga banyak limbah
domestik yang masuk ke sungai. Demikian pula dengan beban pencemaran COD,
nilai tertinggi terjadi di titik sampling J5 yaitu 28.000,19 kg/hari. Sedangkan beban
pencemaran TSS tertinggi berada di titik sampling J1 yaitu 21.334,64 kg/hari.
4. Curah Hujan
Di aliran Sungai Jeneberang terdapat sebuah bendungan yaitu Bendungan Bilibili
yang berada di Desa Bili-bili Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa.
Berdasarkan profil daerah irigasi Bilibili Kabupaten Gowa oleh Dinas Pengelolaan
Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Sulawesi Selatan, Bendungan Bili bili dibangun
untuk mencegah terjadinya banjir di Kota Makassar dan sekitarnya yaitu dengan
mengendalikan debit air Sungai Jeneberang dari 2.200 m3 /detik menjadi 1.200 m3
/detik, serta di wilayah Kabupaten Gowa akibat luapan air Sungai Jeneberang di
bagian hilir, sedangkan tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk Kota
Makassar dan sekitarnya serta untuk mensuplai air irigasi di Kabupaten Gowa. Luas
daerah tangkapan waduk sebesar 384.40 km2 dengan kapasistas tampungan 375 juta
m3 dan kapasitas tampungan efektif 346 juta m3 .
Menurut beberapa masyarakat yang telah kami wawancarai salah-satunya Dg
Nassa (62 thn) mengatakan bahwa, pada Januari 2019, ratusan rumah di bantaran
Sungai Jeneberang, Kabupaten Gowa, dan Makassar, Sulawesi Selatan terendam
banjir. Banjir ini diakibatkan karena dibukanya pintu-pintu air Bendungan Bili-Bili.
Dibukanya pintu air bendungan sebagai akibat atas melonjaknya tinggi muka air
Bendungan Bili-bili akibat curah hujan ekstrem. Sehingga para warga di sekitar
sungai jeneberang mengungsi ke tempat yang lebih tinggi atau keluarga yang jauh
dari lokasi tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kualitas air Sungai Jeneberang di wilayah penelitian secara umum telah melebihi
baku mutu air Kelas I untuk parameter BOD dan COD, sedangkan untuk parameter
TSS masih memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan. Beban pencemaran BOD dan
COD tertinggi terjadi di titik J5 yaitu sebesar 4.707,28 kg/hari dan 28.000,19 kg/hari.
Sedangkan beban pencemaran TSS tertinggi berada di titik J1 sebesar 21.334,64
kg/hari. Di aliran Sungai Jeneberang terdapat sebuah bendungan yaitu Bendungan
Bilibili yang berada di Desa Bili-bili Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa.
Bendungan Bilibili tersebut dibangun untuk mencegah terjadinya banjir di Kota
Makassar. Dg.Nassa; yaitu masyarakat sekitar mengatakan bahwa pada Januari 2019,
ratusan rumah di bantaran Sungai Jeneberang, Kabupaten Gowa, dan Makassar,
Sulawesi Selatan terendam banjir. Banjir ini diakibatkan karena dibukanya pintu-pintu
air Bendungan Bili-Bili. Dibukanya pintu air bendungan sebagai akibat atas
melonjaknya tinggi muka air Bendungan Bili-bili akibat curah hujan ekstrem.
Sehingga para warga di sekitar sungai jeneberang mengungsi ke tempat yang lebih
tinggi atau keluarga yang jauh dari lokasi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

(Indonesia) Wilayah Administrasi BBWS Pompengan Jeneberang Diarsipkan 2017-07-03


di Wayback Machine.
Ajamuddin, Prartono T, Sanusi HS, Nurjaya IW. Seasonal distribution and geochemical
fractionation of heavy metals from surface sediment in a tropical estuary of Jeneberang
River, Indonesia. Mar Pollut Bull. 2016 Oct 15;111(1-2):456-462. doi:
10.1016/j.marpolbul.2016.06.106. Epub 2016 Jul 4.
Azhar, A., & Dewata, I. (2018). Studi kapasitas beban pencemaran sungai berdasarkan
parameter organik (BOD, COD dan TSS) di Batang Lembang Kota Solok, Provinsi
Sumatera Barat. Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan, 2(1), 76–87.
BPS Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Selatan Dalam Angka 2019. Makassar: BPS
Provinsi Sulawesi Selatan, 2019
Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Selatan. (2018). Inventarisasi
Sumber dan Beban Pencemaran di DAS Jeneberang.
Mahyudin, Soemarno, & Prayogo, T. B. (2015). Analisis Kualitas Air Dan Strategi
Pengendalian Pencemaran Air Sungai Metro di Kota Kepanjen Kabupaten Malang.
Jurnal Pembangunan Dan Alam Lestari, 6(2), 105–114.
R. Purwakinanti, A. Rusgiyono, and A. Prahutama, “Aplikasi metode momen probabilitas
terboboti untuk estimasi parameter distribusi Pareto terampat pada data curah hujan
(Studi kasus: Data curah hujan di Kota Semarang tahun 2004-2013),” J. Gaussian, vol.
3, no. 4, pp. 821–830, 2014.
R. W. Katz, M. B. Parlange, and P. Naveua, “Statistics of extremes in hydrology,” Adv.
Water Resour., vol. 25, no. 8–12, 2002
Widiatmono, B R., Pavita, K. Della, & Dewi, L. (2017). Studi Penentuan Daya Tampung
Beban Pencemaran Kali Surabaya dengan Menggunakan Metode Neraca Massa. Jurnal
Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, 5(3), 273-280.

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai