Campur Tetes Mata
Campur Tetes Mata
TUJUAN PRAKTIKUM
Agar mahasiswa dapat membuat cairan tetes mata yang sesuai dengan CPOB
( Cara Pembuatan Obat Yang Baik )
II.
KOMPOSISI SEDIAAN
1. Resep Standard yang dibuat
Menurut ISO vol 41 tahun 2006 hal 454
Komposisi : Tiap ml tetes mata mengandung
II.
Kaliun iodida
Kalium klorida
Na . tiosulfat
0,5
Timesosal
0,002
TEORI
Mata adalah salah satu dari panca indra untuk melihat, dari keadaan normal
dapat berfungsi sesuai tugasnya tapi dalam keadaan sakit tidak dapat berfungsi dengan
baik bahkan kadang memerlukan bahan pembantu seperti kontak lens kemata dll.
Mata merupakan indra yang paling sensitive serta mempunyai jaringan yang
sangat halus disbanding dengan indra lain sehingga sangat mudah terangsan,
terinfeksi dan mengalami iritasi. Oleh karena itu, preparat untuk mata memerlukan
persyaratan tertentu untuk menghindari rangsangan iritasi, infeksi dll.
Absorbsi Obat Melalui Kornea
Obat yang dimasukkan kedalam mata diabsorbsi secara penetrasi melalui
kornea ada juga efek pengobatan dari beberapa obat diabsorbsi dari kelopak mata
sebelah atas dan bawah. Molekul obat yang diabsorbsi secara perlahan masuk
tetes mata serta dalam aqua destillata dan cara penyimpanannya kurang baik. Bakteri
ini menyebabkan luka pada kornea dan dapat menyebabkan kebutaan. Oleh karena itu,
sterilitas merupakan sangat mutlak pada tetes mata.
2. Bebas dari partikel asing
Mata sangat sensitive pada benda kecil yang menyebabkan rasa tidak enak
pada mata. Dapat menimbulkan luka pada epitelum kornea sehingga memudahkan
mikroorganisme pathogen menyerang epitelum kornea. Untuk itu obat mata disaring
dengan menggunakan penyaring yang baik antara lain : Membran plasma
mikroporous dengan ukuran pori 0,8 m. Biasa juga dengan penggunaan Sinter Glas
(ini kurang memuaskan). Bias disaring dengan menggunakan kertas saring Workmen
54 yang waktu pemakaian harus dicuci dengan pembawa untuk menghilangkan
seratnya.
Bahan obat dalam suspensi dalam keadaan sangat halus untuk menurangi
iritasi / goresan pada kornea. Serbuk sangat halus max 90% partikel tidak melebihi 5
m dan tidak ada partikel mempunyai ukuran melebihi 50 m.
3. Rasa Sakit / Iritasi.
Dapat terjadi pada pemakaian larutan obat mata yang tekanan osmosa dan PH
tidak sesuai dengan cairan mata / dapat pula karena zat pengawet yang digunakn pada
obat mata tersebut.
Para ahli sebagian besar berpendapat harus dibuat Isoosmotik dengan cairan
air mata untuk menghindarkan ketdakenakan pemakaian obat tetes mata.
Lacrimal fluid adalah isoosmotik dengan plasma darah 0,9% NaCl= w/v
Oleh karena itu, preparat obat tetes mata dibuat tekanan osmosa = larutan
NaCl 0,9%. pH normal dari cairan mata = 7,4 tetapi PH yang masih dapat ditolerir
oleh mata= 3,5 10,5. PH < 6 > 8 rasa tidak enak pada mata.
4. Viskositas
Kadang zat pengental ditambahkan pada obat tetes mata yang memperpanjang
waktu kontak antara larutan obat dan mata, dapat memperbesar reaksi pengobatan.
Biasanya sebagai pengental yang sering digunakan : Methyl cellulose dan derivatnya
kadar 0,5% - 2,0%.
5. Pengawet
Larutan tetes mata yang dibuat dengan pelarut air harus mengandung
bakterisid dan fungisid untuk menghentikan pertumbuhan mikroba yang mungkin ada
akibat kontaminasi selama ada pemakaian yang berulang pada pengobatan.
Pengawet yang ideal :
Efektif melawan bakteri dan fungi.
Tidak berbahaya pada mata, tidak mengiritasi.
Tidak bercampur dengan obat dan bahan lain seperti stabilisator dan zat pengental.
Stabil selama proses sterilisasi dan penyimpanan.
Larut baik dalam pelarut, tidak terjadi kristal pada temperature rendah.
Cth:
a) Fenil Merkuri Nitrat 0,002%
b) Fenil Merkuri Asetat 0,002%
c) Benzalkonium klorida 0,01% w/v
d) Chlorhexidinasetat 0,01%
e) Chlorbutanol 0,5%
f) Chlorocresol 0,5%
g) Thiomersal 0,01% w/v.
6. Stabilitas
Diperlukan untuk bahan yang mengalami perubahan selama proses sterilisasi
dan penyimpanan.
Untuk menjaga stabilitas pelarut:
Pengaturan pada larutan obat menjaga stabilitas obat, mengurangi rasa tidak
enak pada mata, memperbaiki klinikal respon. Perubahn PH akan mempengaruhi
stabilitas obat untuk mencegah hal tersebut dapat digunakan larutan dapar.
Penambahan anti oksidan
Cth : Sodium metabisulfit, Sodium Thiosulfat.
7. Tonisitas
Larutan obat mata yang mempunyai tekanan osmosa yang lebih besar dari
tekanan osmosa cairan mata Hypertonis.
Larutan obat mata yang mempunyai tekanan osmosa lebih kecil dari tekanan
osmosa cairan mata Hypotonis.
Cairan obat mata adalah isotonis dengan larutan NaCl 0,9% w/v. Tonisitas
larutan obat dapat disesuaikan dengan cairan lacrimal dengan penambahan suatu zat
yang sesuai mis: NaCl.
III.
SPESIFIKASI BAHAN
1. Kalium iodida
Menurut FI hal 4
Rumus Molekul
: KI
Berat molekul
: 166,00
Pemerian
Kelarutan
: sangat mudah larut dalam air ,lebih mudah larut dalam air
mendidih,larut dalam etanol 95 % mudah larut dalam suhu 105
drajat selama 4 jam.
2. Kalium klorida
Rumus Molekul
: KCl
Berat mlekul
: 74,55
Pemerian
Kelarutan
: mudah larut dalam air , lebih mudah larut dalam air mendidih,
tidak larut dalam etanol.
3. Na. tiosulfat
Rumus Molekul
: Na2S2O3-5H2O
Berat molekul
: 248,17
Pemerian
kasar.mengkilap dalam udara lembabdan mekar dalam udara keringpada suhu lebih
dari 3 C. Larutannya netral atau basa lemahterhadap lakmus.
Kelarutan
4. Timesosal
Berfngsi sebagai bahan pengawet.
IV.
SPESIFIKASI WADAH
Wadah yang digunakan dalam tetes mata adalah botol kaca atau botol gelas
Wadah gelas untuk obat dalam bentuk gelas jernih tidak berwarna / berwarna
amber Hanya berwarna amber dan merah efektif melindungi isi botol terhadap cahaya
matahari dengnan menyaring sinar UV yang berbahaya
Spesifikasi dalam USP untuk wadah tahan cahaya mengharuskan gelas
memberi perlindungan terhadap, cahaya gelas amber memenuhi spesifikasi ini.
Namun oksida besi yang ditambahkan untuk membuat warna ini dari gelas lepas dan
masuk kesediaan karena itu jika produk mengandung bahan yang cendrung bereaksi
dengan adanya katalisator besi maka gelas amber tidak boleh digunakan.
V.
VI.
PEMBUATAN
1. Perencanaan Bahan
R/ Chaterlent
m.f. gtt opth no.III
= 66 ml
= 70 ml
= 5 x 70
= 350 mg
Kalium klorida
= 5 x 70
= 350 mg
Na. Tiosulfat
= 0,5 x 70
= 35 mg
Timesosal
= 0,14 mg
= 2,8 ml
Atau
Ditimbang 50 ml timesosal di encerkan dalam 500 ml aquadest
0,14 mg / 50 mg x 500 ml
= 1,4 ml
2. Perhitungan isohidris
V = ( E x W ) + ( E x W ) + (Wx E ) x111.1
= 0,117 + 0,259 + 0, 108 x111.1
= 43,3
Larutan yang belum isihidri = 70 43,2
= 26,8 ml
PENIMBANGAN
Pantocain HCl
1.2 g
Jumlah
Yang
Ditimbang
1.2 g
2.
Natr.TetraBorat
640 mg
700 mg
3.
Asam Borat
97 mg
100 mg
4.
100 mg
100 mg
No.
Nama Bahan
Jumlah
Paraf
Pengawas
Nama Alat
Cara Sterilisasi
Waktu
Paraf
Paraf
1.
Beker glass
Oven, 150C
1 jam
2.
Erlenmeyer
Oven, 150C
1 jam
3.
Autoclaf, 115C
30 mnt
4.
Gelas Arlogi
Oven, 150C
1 jam
5.
Batang Pengaduk
Oven, 150C
1 jam
6.
Spatel
Oven, 150C
1 jam
7.
Gelas Ukur
Oven, 150C
1 jam
8.
Pipet tetes :
Oven, 150C
1 jam
Kaca
Oven, 150C
1 jam
Karet
Autoclaf, 115C
30 mnt
Oven, 150C
1 jam
9.
Botol
Paraf
Paraf
X.
REKONSILIASI
Hasil teoritis
Hasil teoritis
Diperiksa Oleh
5 Botol
Hasil Nyata
5 Botol
Komposisi
Tiap ml mengandung :
20 mg Pantocain
Tetes mata
Cairan Steril Netto :10 ml
PT. SYAHFARMA
B.ACEH INDONESIA
No.Reg
HARUS DENGAN RESEP No. Batch
DOKTER
Exp. Date
: 08608607
: 280407
: Jan 2010
Disetujui Oleh
NICAIN
Tetes mata
Cairan Steril Netto: 10 ml
Komposisi
Tiap ml mengandung :
20 mg Pantocain
NICAIN
Tetes mata
Cairan Steril Netto: 10 ml
Indikasi :
Anastesi lokal
Dosis :
Sehari 2 kali
3 4 tetes pada mata
Peringatan :
Usahakan wadah
tertutup rapat, jangan
sentuh ujung botol
dengan apapun
HARUS DENGAN
RESEP DOKTER
Simpan pada suhu 28C.
Terlindung dari cahaya
PT. SYAHFARMA
B.ACEH INDONESIA
HARUS DENGAN
RESEP DOKTER
No.Reg : 0860868607
No. Batch : 280407
Exp. Date : Jan 2010
PT. SYAHFARMA
B.ACEH INDONESIA
HARUS DENGAN
RESEP DOKTER
Brosur
NICAIN
Tetes mata
Cairan Steril
K
Netto: 10 ml
Komposisi :
Tiap ml mengandung :
20 mg Pantocain
Indikasi :
Anastesi lokal
Kontra indikasi :
Sebaiknya jangan digunakan untuk anastesia
infiltrasi maupun konduksi. Penderita hipersensitif
terhadap anastesi local terutama tipe amida atau
salah satu komponen obat
Efek samping :
Mengantuk, pusing-pusing, sukar bicara hipotensi
dan konvulsi
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Simpan pada suhu 28C.
Terlindung dari cahaya
No.Reg : 0860868607
Diproduksi :
No. Batch : 280407
PT SYAHFARMA
Exp. Date : Januari 2010 B.ACEH INDONESIA
PT. SYAHFARMA
B.ACEH INDONESIA
XI.
DAFTAR PUSTAKA
PEMBIMBING
PRAKTIKAN
XII.
TUJUAN PRAKTIKUM
Agar mahasiswa dapat membuat cairan tetes mata yang sesuai dengan CPOB
( Cara Pembuatan Obat Yang Baik )
XIII.
KOMPOSISI SEDIAAN
1. Resep Standard
a. Menurut Formularium Nasional Edisi II 1978 hal : 65
Tiap 10 ml mengandung :
Chloramphenicol
Natrii TetraBorax
1.9
Asam Borax
11.1
Natrium Klorida
2.2
Air Suling ad
1000
pH 7.4
b. Menurut Martindales The Extra Pharmacopeia
R/
Chloramphenicol
500 mg
Asam Borax
1.5 mg
Borax
200 mg
2 mg
100 ml
Chloramphenicol
Natrii TetraBorax
1.9
Asam Borax
11.1
Natrium Klorida
2.2
Air Suling ad
1000
pH 7.4
2. Resep Yang Dibuat
Resep yang dibuat Menurut Formularium Indonesia :
R/ Chloramphenicol
Natrii TetraBorax
1.9
Asam Borax
11.1
Natrium Klorida
2.2
Air Suling ad
1000
pH 7.4
XIV.
TEORI
Mata adalah salah satu dari panca indra untuk melihat, dari keadaan normal
dapat berfungsi sesuai tugasnya tapi dalam keadaan sakit tidak dapat berfungsi dengan
baik bahkan kadang memerlukan bahan pembantu seperti kontak lens kemata dll.
Mata merupakan indra yang paling sensitive serta mempunyai jaringan yang
sangat halus disbanding dengan indra lain sehingga sangat mudah terangsan,
terinfeksi dan mengalami iritasi. Oleh karena itu, preparat untuk mata memerlukan
persyaratan tertentu untuk menghindari rangsangan iritasi, infeksi dll.
Absorbsi Obat Melalui Kornea
Obat yang dimasukkan kedalam mata diabsorbsi secara penetrasi melalui
kornea ada juga efek pengobatan dari beberapa obat diabsorbsi dari kelopak mata
sebelah atas dan bawah. Molekul obat yang diabsorbsi secara perlahan masuk
kedalam konjungtiva yang banyak mengandung pembuluh darah dan pembuluh
Limfatik.
Banyak larutan obat yang diformulasi dapat bercampur baik dengan cairan
Lacrimal dan menyebar pada kornea dan konjungtiva.
Berdasarkan study menunjukkan bahwa zat dalam obat mata akan mudah
masuk melalui kornea jika zat tersebut mempunyai daya larut pada satu fase, larut
dalam air dan larut dalam lemak.
Sediaan Obat Untuk Mata
Adalah sediaan steril bebas dari benda asing, merupakan campuran bahan obat
yang cocok dan dikemas untuk pemakaian pada kelopak mata/ meneteskan diantara
kelopak mata dan bola mata, Sediaan dapat berupa larutan suspensi, salap, larutan
kontak lens.
Sediaan Tetes Mata adalah Sediaan steril berupa larutan / suspensi digunakan
untuk mata dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata, sekitar bola mata
atau kelopak mata. Sebagai pelarut / pembawa umum digunakan air. Untuk bahan
obat yang tidak larut dalam air dibuat dalam bentuk suspensi.
Faktor Yang Harus Diperhatikan
8. Sterilitas
Dalam keadaan normal mata mempunyai pelindung yang baik tetapi dalam
keadaan sakit / baru operasi kornea mudah diserang oleh mikroba, epitelum dari
kornea mata, air mata.
Infeksi bias berkisar pada konjungtiva mukosa membrane dan terus
kepermukaan kelopak mata.
Mikroba yang paling bahaya : Pseudomonas, deruginosa yang sangat baik
tumbuhnya pada media cairan mata, dapat berkembang baik dalam larutan beberapa
tetes mata serta dalam aqua destillata dan cara penyimpanannya kurang baik. Bakteri
ini menyebabkan luka pada kornea dan dapat menyebabkan kebutaan. Oleh karena itu,
sterilitas merupakan sangat mutlak pada tetes mata.
Dapat terjadi pada pemakaian larutan obat mata yang tekanan osmosa dan PH
tidak sesuai dengan cairan mata / dapat pula karena zat pengawet yang digunakn pada
obat mata tersebut.
Para ahli sebagian besar berpendapat harus dibuat Isoosmotik dengan cairan
air mata untuk menghindarkan ketdakenakan pemakaian obat tetes mata.
Lacrimal fluid adalah isoosmotik dengan plasma darah 0,9% NaCl= w/v
Oleh karena itu, preparat obat tetes mata dibuat tekanan osmosa = larutan
NaCl 0,9%. pH normal dari cairan mata = 7,4 tetapi PH yang masih dapat ditolerir
oleh mata= 3,5 10,5. PH < 6 > 8 rasa tidak enak pada mata.
11. Viskositas
Kadang zat pengental ditambahkan pada obat tetes mata yang memperpanjang
waktu kontak antara larutan obat dan mata, dapat memperbesar reaksi pengobatan.
Biasanya sebagai pengental yang sering digunakan : Methyl cellulose dan derivatnya
kadar 0,5% - 2,0%.
12. Pengawet
Larutan tetes mata yang dibuat dengan pelarut air harus mengandung
bakterisid dan fungisid untuk menghentikan pertumbuhan mikroba yang mungkin ada
akibat kontaminasi selama ada pemakaian yang berulang pada pengobatan.
Pengawet yang ideal :
Efektif melawan bakteri dan fungi.
Tidak berbahaya pada mata, tidak mengiritasi.
Tidak bercampur dengan obat dan bahan lain seperti stabilisator dan zat pengental.
13. Stabilitas
Diperlukan untuk bahan yang mengalami perubahan selama proses sterilisasi
dan penyimpanan.
Untuk menjaga stabilitas pelarut:
Pengaturan pada larutan obat menjaga stabilitas obat, mengurangi rasa tidak
enak pada mata, memperbaiki klinikal respon. Perubahn PH akan mempengaruhi
stabilitas obat untuk mencegah hal tersebut dapat digunakan larutan dapar.
Penambahan anti oksidan
Cth : Sodium metabisulfit, Sodium Thiosulfat.
14. Tonisitas
Larutan obat mata yang mempunyai tekanan osmosa yang lebih besar dari
tekanan osmosa cairan mata Hypertonis.
Larutan obat mata yang mempunyai tekanan osmosa lebih kecil dari tekanan
osmosa cairan mata Hypotonis.
Cairan obat mata adalah isotonis dengan larutan NaCl 0,9% w/v. Tonisitas
larutan obat dapat disesuaikan dengan cairan lacrimal dengan penambahan suatu zat
yang sesuai mis: NaCl.
: C11H12Cl2N2O5
Pemerian
Kelarutan
: Larut dalam kurang lebih 400 bagian air, dalam 2.5 bagian
Etanol ( 95% ) P dan dalam 7 bagian Propilenglikol P, sukar
Larut dalam kloroform P dan dalam Eter P. ( FI Edisi III ).
Sukar larut dalam air, mudah larut dalam Etasnol, larut dalam
Propilenglikol, dalam Aseton dan dalam Etil Asetat.
( FI Edisi IV ).
Kestabilan
Jarak lebur
2. Natrium TetraBorat ( FI Edisi III hal : 427 dan FI Edisi IV hal : 605 )
Rumus Molekul
: Na2B4O7.10H2O
Pemerian
Kelarutan
: Larut dalam 20 bagian air, dalam 0.6 bagian air mendidih dan
Dalam lebih kurang 1 bagian gliserol P. Praktis tidak larut
Dalam etanol ( 95% ). ( FI Edisi III ).
Larut dalam air, mudah larut dalam air mendidih dan dalam
Gliserin, tidak larut Etanol.
Kestabilan
: NaCl
Pemerian
Kelarutan
Khasiat
masuk kesediaan karena itu jika produk mengandung bahan yang cendrung bereaksi
dengan adanya katalisator besi maka gelas amber tidak boleh digunakan.
XXV. PEMBUATAN
1. Perencanaan Bahan
R/ Chloramphenicol
Natrii TetraBorat
1.9
Asam Borat
11.1
Natrium Klorida
2.2
Air Suling ad
1000
pH 7.4
Obat yang akan dibuat 3 botol
1 botol = 10 ml
3 botol = 3 x 10 ml = 30 ml, dilebihkan 10% untuk mengatasi kehilangan volume
pada penyaringan menjadi :
2. Perhitungan Bahan
Chloramphenicol = 1/0.5 x 5/1000 x 35 ml
= 0.35 g
Natr. TetraBorat
Asam Borat
3. Perhitungan Tonisitas
Eqivalen Chloramphenicol
= 0.14 x 0.35 g
= 0.049
g NaCl
Eqivalen Natr.TetraBorat
= 0.42 x 0.133 g
= 0.05586
g NaCl
= 0.50 x 0.777 g
= 0.3885
g NaCl
Eqivalen Natr.Klorida
= 1 x 0.154 g
= 0.154
g NaCl
= 0.64736
g NaCl
x 100%
= 0.315 g
XXVI. PENIMBANGAN
Nama Bahan
Jumlah
Chloramphenocol
0.35 g
Jumlah
Yang
Ditimbang
400 mg
2.
Natr.TetraBorat
0.133 g
200 mg
3.
Asam Borat
0.777 g
700 mg
4.
Natrium Klorida
0.154
200 mg
No.
Paraf
Pengawas
Cara Sterilisasi
Oven, 150C
Waktu
1 jam
1 jam
2.
Erlenmeyer
Oven, 150C
3.
4.
Gelas Arlogi
Oven, 150C
1 jam
5.
Batang Pengaduk
Oven, 150C
1 jam
6.
Spatel
Oven, 150C
1 jam
7.
Gelas Ukur
Oven, 150C
1 jam
8.
Pipet tetes :
Oven, 150C
1 jam
Kaca
Oven, 150C
1 jam
Karet
9.
Botol
Oven, 150C
1 jam
Paraf
Paraf
10.
Perkamen
XXVIII.
Paraf
Paraf
Chloramphenicol
dalam
larutan
dapar
Borat
sampai
XXIX. REKONSILIASI
Hasil teoritis
Hasil teoritis
Diperiksa Oleh
Disetujui Oleh
3 Botol
Hasil Nyata
3 Botol
: Chloramphenicol 1%
Universitas Indonesia ; Jakarta.
Peringatan
: Usahakan wadah harus tertutup rapat
Dra. Lely Sari Lubis Sediaan Obat Mata dan Sediaaqn Topical Steril ;
Jangan sentuh ujung botol dengan apapun
Fakultas Farmasi UTND ; Medan.
Setelah kontaminasi larutan tetes mata
Pemakaian
: Teteskan 2 tetes pada bagian mata yang Sakit.
ETIKET PADA KOTAK
3 4 kali sehari
Simpan pada suhu 2C - 8C dan terlindung dari cahaya
METANICOL
Tetes Mata
FARMAKOLOGI
METANICOL
Komposisi
Iritasi local pada penderita sensitive
terhadap Chloramphenicol.
Bila terjadi
Eye Drops
Tiap ml mengandung
Pemakaian
Steril 10 ml
Chloramphenicol
PERINGATAN
Teteskan
2 tetes
Peringatan
Pada
mata yang yang
sakit
3-4Chloramphenicol
kali sehari
kemungkinan
08133536
sebagai HARUS
obat DENGAN
luar RESEP
perlu No.Reg
dihindari: GKL
karena
ada
terjadi
DOKTER
: 6117
Hypersensitif
termasukNo.Batch
penyempitan
( Hipoplasia ).
KEMASAN
Dalam botol tetes mata berisi 10 ml tetes mata
BROSUR
Simpan Pada suhu 2C 8C dan terlindung dari cahaya.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
No. Register : 08133536
No. Batch
: 6117
Exp. Date
: 28 12 2008
Diproduksi Oleh
PT. YURAI FARMA
MEDAN - INDONESIA
tulang
R/ CHLORAMPHENIKOL 1 %
M. f. gtt. opth. 10 ml.no III
I.TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui dan memahami proses pembuatan obat tetes mata
chloramphenikol dan mengevaluasi sediaan obat tetes mata tersebut dengan
menerapkan teori-teori meliputi aspek tekhnologi formulasi dengan berpedoman pada
cara pembuatan obat yang baik dan benar ( CPOB ).
II.KOMPOSISI SEDIAAN
Resep standart :
1. Menurut Formularium Nasional :
R/ Chloramphenikol
50 mg
Asam borat
150 mg
30 mg
ad 10 ml
500 mg
Asam borat
1,5 gram
300 mg
ad 100 ml
5 gram
1,9 gram
Asam borat
11,1 gram
Nacl
2,2 gram
ad 1000 ml
Kloramfenikol
5g
Natrii tetraborat
1,9 g
Asam Borat
1,1 g
NaCl
2,2 g
Aqua dest
ad
1000 ml
III.TINJAUAN PUSTAKA
Menurut farmakope Indonesia edisi
Bebas partikel asing, merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa
hingga sesuai digunakan pada mata. Pembuatan larutan obat mata membutuhkan
perhatiaan khusus dalam hal toksisitas bahan obat, nilai isotonisitas. Kebutuhan akan
dapar kebutuhan akan pengawet (dan jika perlu pemilihan pengawet) sterilisasi dan
kemasan yang tepat.
Beberapa larutan obat mata perlu hipertonik untuk meningkatkan daya serap
dan menyediakan kadar bahan aktif yang cukup tinggi untuk menghasilkan efek obat
yang cepat dan efektif.Apabila larutan obat seperti ini digunakan dalam jumlah kecil,
pengenceran dengan air mata cepat terjadi sehingga rasa perih akibat hipertonisitas
hanya sementara.
Larutan untuk mata adalah larutan steril yang dicampur dan dikemas untuk
dimasukkan kedalam mata, selain steril, preparaat tersebut memerlukan pertimbangan
yang cermat terhadap faktor-faktor farmasi, seperti kebutuhan bahan antibiotika,
dapar, isotonis,viskositas dan pengemasan yang cocok.
a.Farmakologi
Chloramphenikol diisolasi pertama kali pada tahun 1974 dari sterptomyces
venezuelae yang merupakan antibiotika dengan spectrum luas dan memiliki daya
antimikroba yang kuat maka penggunaan obat ini meluas dengan cepat sampai tahun
1950, ketika diketahui bahwa obat ini dapat menimbulkan anemia aplastik yang fatal
karena toksisitasnya. Penggunaan sistemik sebaiknya dicadangkan untuk infeksi berat,
akibat haemophillus infuenzae, demam tiroid, meningitis, abses otak dan infeksi berat
lainnya.
Bentuk
tetes
mata
sangat
bermamfaat
untuk
konjungtivitas
Semua larutan untuk mata harus dibuat steril jika diberikan dan bila mungkin
ditambahkan bahan pengawet yang cocok untuk menjamin sterilitas selama pemakain.
Larutan untuk mata yang terkena trauma,umumnya tidak mengandung bahan
pengawet, karena hal ini akan menyebabkan iritasi pada jaringan didalam mata.
Sedangkan obat mata yang dikemas dalam wadah dosis berganda harus mengandung
bahan pengawet yang cocok untuk menjmin sterilitas selam pemakaian. Contoh
pengawet yang cocok untuk obat tetes mata adalah benzalkonium klorida 0,001
%,tiomersal 0,01 %,dan feniletil alkaloid 0,5 %.
c. Nilai Isotonis
Cairan mata isoosmotik dengan plasma darah dan mempunyai tekanan osmotik
yang sesuai dengan larutan natrium klorida 0,9 % . Secara ideal laruta obat mata harus
mempunyai nilai isotonis tersebut, namun demikian mata dapat mentoleransi larutan
yang mempunyai tonisitas yang setara dengan tonisitas larutan Nacl 0,6 %- 2,0 %
tanpa ngangguan nyata (rasa sakit ) pada mata jika volume larutan yang diteteskan
dalam jumlah kecil. Beberapa larutan obat mata perlu hipertonik untuk meningkatkan
daya yang cukup tinggi untuk menghasilkan efek obat yang cepat dan efektif. Apabila
larutan ini diteteskan dalam jumlah sedikit, pengenceran dengan airmata cepat terjadi
sehingga rasa perih akibat hipertonis hanya sementara.
d.Pendaparan
Dapar mungkin digunakan dalam suatu larutan untuk mata karena salah satu
atau semua alasan seperti : untuk mengurangi ketidaknyamanan sipasien, untuk
menjamin kestabilan obat dan untuk mengawasi aktivitas terapeutik bahan obat. PH
air mat normal 7,4 memiliki satu kemampuan dapar. Pemakaian suatu larutan yang
mengandung obat pada mata merangsang aliran air mata yang mencoba menetralkan
setiap kelebihan ion hydrogen atau hidroksil yang dikenakan pada mata bersama
larutan. Kebanyakan obat yang digunakan untuk mata seperti garam-garam alkaloid
adalah asam lemah dan kemampuan daparnya juga lemah secara normal kerja
mendapar air mata mampu menetralkan larutan untuk mata dengan demikian ia dapat
mencegah tanda-tanda ketidaknyamanan.
IV.SPESIFIKASI BAHAN
a.Chloramphenikol
Pemerian
Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air dalam 2,7 bagian air mendidih dan
dalam 1 buah kurang 10 bagian gliserol,sukar larut dalam etanol
95 %
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik
V.SPESIFIKASI KEMASAN
Dikemas dalam wadah botol kaca yang memiliki penetes dan dengan
volume 10 ml.
: Larutan
Pemerian
pH Larutan
: 7,4
Penyimpanan
VII.PEMBUATAN
.1.Perencanaan volume
volume sediaan yang diminta untuk 1 botol : 10 ml
maka,untuk 3 botol : 10 ml x 3 = 30 ml
dilebihkan 10
x 30 ml = 3 ml
100
jadi 30 + 3 = 33 ml 35 ml
2.Perhitungan Bahan
- Chloramphenikol
: 1
0,5
- Na.tetraborax
: 1
:
1,9
35 ml = 0,133
35 ml = 0,777
1000
x
0,5
- Nacl
35 ml = 0,35
1000
0,5
- As.borax
11,1
1000
0,5
2,2
35 ml = 0,154
1000
3.Perhitungan isotonis
Ekivalen : Chloramphenikol 0,14 x 0,35 = 0,049 gr
Na.tetraborax
As. Borax
Nacl
x 0,154 = 0,154 gr
= 0,6473 gr
x 35 = 0,315
100
% hipertonis
: 0,6473
100 %
0,315
= 205,49 %
Nama alat
Beker glass
Corong + krt srg
Erlenmeyer
Gelas arloji
Batang pengaduk
Spatel
Pipet tetes
- Karet
- Kaca
Botol kemasan
- Botol
- Tutup
Gelas ukur
Tempat
Oven ( 150oc )
Autoklaf ( 115oc )
Oven ( 150 0c )
Oven ( 1500 c )
Oven ( 150 0c )
Autoklaf ( 115 0c )
Oven ( 150 0c )
Autoklaf ( 115 0c )
Autoklaf ( 115 0 c )
Autoklaf ( 115 0c )
Oven ( 150 0 c )
Autoklaf ( 115 0 c )
Oven ( 150 0c )
Waktu
1 jam
30 menit
1 jam
1 jam
1 jam
30 menit
1 jam
30 menit
30 menit
30 menit
1 jam
30 menit
1 jam
VIII.PENGOLAHAN
1.Erlenmeyer atau beker glas dikalibrasi 35 ml
2.Alat-alat disterilkan dengan caranya masing-masing
3.Dibuat larutan dapar borax asam borax 20 ml
4.Nacl dilarutkan dalam air dingin
5.Dalam beker glas,dimasukkan kloramphenikol,lalu dilarutkan dalam
larutan dapar,diaduk hingga larut,ditambahkan larutan Nacl,lalu
diaduk-aduk,lalu dicukupkan dengan aqua pro injection sampai garis
tanda kalibrasi.
6.Dicek PH dengan indicator universal ( pH = 7,4 )
7.Larutan disaring dengan kertas saring
8.Hasil saringan dimasukkan kedalam wadah masing-masing 10 ml dengan
menggunakan spuit
9. hasil obat jadi kemudian disteril akhir kan dalam autoclave pada suhu 121 C
selama 15 menit
10.Lalu diberi etiket dan dimasukkan kedalam kotak yang telah
berisi brosur.l
.IX.PENANDAAN
Etiket
LACOL
Eye Drop
Komposisi:
Tiap ml
Mengandung
Kloramfenikol
1%
Kontra Indikasi, Efek
Samping, Perhatian
lihat brosur.
PT.LAILA FARMA
Medan-Indonesia
Indikasi:
Konjuktivitas,
Keratitis, dll.
Dosis :
Sehari 2 kali 3-4
tetes pada mata
LACOL
Eye Drop
Komposisi:
Tiap ml
Mengandung
Kloramfenikol
1%
Kontra Indikasi, Efek
Samping, Perhatian
lihat brosur.
Peringatan :
Usahakan wadah
harus tertutup rapat,
jangan sentuh ujung
botol dengan apapun
setelah
terkontaminasi
larutan tetes mata.
Pemakaian :
Teteskan 2 kali
sehari 3-4 tetes pada
mata.
BROSUR :
LACOL
Eye Drop Steril
Netto 10 ml
Komposisi :
Tiap ml mengandung
kloramfenikol 1 % ml
Farmakologi :
Kloramfenikol adalah suatu antibiotik yang mempunyai spektrum luas dan aktiv
melawan bakteri gram positif dan gram negatif serta terhadap virus.
Indikasi :
Conjugtivitas, keratitis, dan infeksi lain yang disebabkan oleh bakteri patogen.
Kontra Indikasi :
Penderita yang peka terhadap kloramfenikol.
Cara Pemakaian :
Sehari 2 kali 3-4 tetes pada mata.
Efek Samping :
Iritasi lokal pada penderita sensitiv terhadap kloramfenikol. Bila ini terjadi pemberian
harus dihentikan.
Peringatan Dan Perhatian :
Pengobatan yang lama atau pemakaian yang berulang-ulang untuk kloramfenikol
harus dihindari karena kemungkinan terjadi hipersensitif.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Simpan ditempat yang sejuk, dan terlindung dari cahaya.
No. Reg
No. Batch
Exp. Date
: GKL 0001234567 A2
: 090606
: juni 09
Medan-Indonesia
LEBEL
LACOL
Eye Drop Steril
Netto 10 ml
Tiap ml mengandung kloramfenikol 1%
Indikasi :
Konjugtivitas, Keratitis, dll.
Pemakaian :
Sehari 2 kali 3-4 tetes pada mata.
Kontra Indikasi, efek samping, peringatan dan perhatiaan lihat brosur.
No. Reg
No. Batch
Exp. Date
: GKL 0001234567 A2
: 090606
: juni 09
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia , Edisi IV, Jakarta,
Hal : 12 13, 190 191
1).Tujuan praktikum
Untuk membuat larutan tetes mata steril dengan volume
10 ml.
2)Komposisi sediaan :
Tiap 10 ml mengandung :
Efhedrin hcl
0,2 mg
3,1 ml
0,001 %
Aqua bidestilata
10 ml
3)Tinjauan pustaka
Mata adalah salah satu dari pada panca indra yang berguna untuk
melihat,dalam keadaan normal ia dapat berfungsi sesuai dengan
tugasnay.Tetapi dalam kedadaan sakit mata tidak dapat
melakukan
tugasnya.Bahkan kadang-kadang memerlukan alat Bantu seperti
konta lensa,kaca mata.Menurut farmakope Indonesia edisi
5).Pengawet
Semua larutan obat mata harus dibuat steril jika diberikan dan
bila
mungkin ditambahkan bahan pengawet yang cocok untuk men
jamin sterilitas selama pemakaian.Larutan mata yang terkena
trauma,umumnya tidak mengandung bahan pengawet,karena hal
ini akanmenyebabkan iritasi pada jaringan didalam mata.
sedangkan obat mata yang dikemas dalam wadah dosis ber
ganda harus mengandung bahan pengawet yang cocok untuk
menjamin sterilitas selam pemakaian.
Brosur
NIAFHEDRIN
Tetes Mata Steril
Komposisi :
Tiap ml mengandung :
Efhedrin hcl
0,2 mg
3,1 ml
0,01 %
Aqua bidestilata
10 ml
Farmakologi
Efhedrin hcl adalah suatu obat yang mempunyai
efek medriosis yang digunakan sebagai obat lokal
pada konjuntivitas midriosis oleh obat ini hanya ber
langsung beberapa jam.
Indikasi
Untuk menghilangkan rasa perih dan kemerahan pada
mata akibat debu dan kurang tidur
Kontra indikasi
Tidak boleh digunakan untuk pemakaian kontak lensa
Aturan pemakaian
Teteskan 2 tetes 3-4 kali kedalam mata atau menurut
petunjuk dokter.
P.NO.3
AWAS!OBAT KERAS
Etiket
NIAFHEDRIN HCL 1 %
Tiap gram mengandung chloroform 1 %
Teteskan 2 atau 3 tetes pada tiap mata
3 atau 4 kali sehari
simpan dalam wadah tertutup rapat
ditempat sejuk dan terlindungi dari cahaya
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
No.Reg:031605051
No.Batch:2019C5
Exp.Date:Agustus 2007
PT.NIA FARMA
MEDAN - INDONESIA
Kotak
NIAFHEDRIN HCL 1 %
Komposisi : Tiap gr mengandung efhedrin hcl 1%
Simpan Ditempat kering Dibawah Suhu 30 c
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
No.Reg:031605051
No.Batch:2019C5
Exp.Date:Agustus 2007
PT.NIA FARMA
MEDAN INDONESIA
Brosur
NIPHENDRYL
Injeksi Steril