Sistem Transportasi Libre
Sistem Transportasi Libre
I. PENDAHULUAN
lebih
spesifik,
transportasi
didefinisikan
sebagai
kegiatan
pemindahan orang dan barang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dalam
transportasi terdapat unsur pergerakan (movement), dan secara fisik terjadi
perpindahan atas orang atau barang dengan atau tanpa alat pengangkutan ke
tempat lain. Di sini pejalan kaki adalah perpindahan orang tanpa alat
pengangkut.
Sistem adalah suatu kelompok elemen atau subsistem yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan tertentu.
Karakteristik terpenting dari suatu sistem adalah apabila ada suatu elemen
atau subsistem yang tidak berfungsi, sehingga hal ini mempengaruhi
kelangsungan sistem tersebut secara keseluruhan, atau bahkan membuatnya
tidak berfungsi sama sekali.
Sistem Transportasi adalah suatu bentuk keterikatan dan keterkaitan antara
penumpang, barang, prasarana dan sarana yang berinteraksi dalam rangka
perpindahan orang atau barang, yang tercakup dalam suatu tatanan, baik
secara alami ataupun buatan/rekayasa.
Sistem transportasi diselenggarakan dengan maksud untuk mengkoordinasi
proses pergerakan penumpang dan barang dengan mengatur komponenkomponennya di mana prasarana merupakan media untuk proses transportasi,
sedangkan sarana merupakan alat yang digunakan dalam proses transportasi.
Tujuan dari sistem transportasi adalah untuk mencapai proses transportasi
penumpang dan barang secara optimum dalam ruang dan waktu tertentu,
dengan mempertimbangkan faktor keamanan, kenyamanan dan kelancaran,
serta efisiensi waktu dan biaya.
SISTEM TRANSPORTASI
SISTEM TRANSPORTASI
Baik
Jarak
Aksesibilitas
Jauh
Rendah
Dekat
Menengah
Jauh
Menengah
Dekat
tinggi
SISTEM TRANSPORTASI
SISTEM
PENDUDUK
SISTEM TRANSPORTASI
SISTEM
PRASARANA
DAN SARANA
SISTEM
KEGIATAN
SISTEM
PERGERAKAN
SISTEM
TATA RUANG
SISTEM TRANSPORTASI
menerus,
berkelanjutan,
berkesinambungan.
Sistem
Pergerakan
Skala
SISTEM TRANSPORTASI
SISTEM TRANSPORTASI
SISTEM TRANSPORTASI
SISTEM TRANSPORTASI
ciri
yang
Satuan waktu
perjalanan - T
sendiri
pergerakan.
tujuan
perjalanan,
modal
SISTEM TRANSPORTASI
10
SISTEM TRANSPORTASI
11
SISTEM TRANSPORTASI
SISTEM TRANSPORTASI
Lembaga
(instansi),
pengambil
keputusan,
masyarakat,
13
SISTEM TRANSPORTASI
14
SISTEM TRANSPORTASI
mengkodifikasi
dan
memasukkan
data,
serta
15
SISTEM TRANSPORTASI
model
mensyaratkan
pemilihan
parameter
yang
SISTEM TRANSPORTASI
Suatu model yang sudah di kalibrasi dengan data tertentu, belum tentu
cocok dipakai untuk penerapan yang lain. Hal ini disebabkan karena pada
dasarnya realita antara kedua terapan tersebut berbeda, terutama peubah
yang mungkin tidak sama. Oleh karena itu sebelum diterapkan di tempat
lain,
model
tersebut
perlu
diabsahkan
terlebih
dahulu
dengan
17
SISTEM TRANSPORTASI
4.1. PENDAHULUAN
Penyelenggaraan transportasi dapat bermacam-macam, tetapi pada hakikatnya
adalah perpindahan orang dan barang dari satu tempat asal ke tempat tujuan.
Karena kondisi geografik yang beragam, serta teknologi transportasi yang
terus berkembang, maka jenis-jenis sarana dan prasarana tertentu akan sesuai
untuk suatu kondisi geografis tertentu pula.
Pengelompokan berbagai jenis transportasi dengan memperhatikan medium
(tempat berjalan) serta kesamaan sifat-sifat fisiknya disebut moda. Secara
garis besar, dari perbedaan mediumnya dapat diperoleh moda darat, air, dan
udara. Lebih jauh moda darat dipisahkan lagi menjadi misalnya moda jalan
raya dan moda jalan kereta api.
Pengembangan teknologi tiap moda mendorong perkembangan moda
tersebut, yang selanjutnya akan mendorong sektor transportasi secara
keseluruhan.
Dalam perencanaan transportasi, moda-moda tersebut harus diintegrasikan
untuk memperoleh layanan transportasi yang aman, murah dan cepat bagi
penggunanya (users).
4.2. MODA TRANSPORTASI DARAT
Moda transportasi darat menggunakan medium yang terletak di daratan, baik
bawah tanah (subway) maupun melayang (flyover). Moda transportasi darat
dapat dibagi menjadi :
a. Transportasi jalan raya (angkutan melalui jalan)
b. Transportasi jalan rel (angkutan melalui rel)
c. Transportasi pipa (angkutan melalui pipa)
d. Transportasi gantung ( angkutan melalui kabel)
Catatan : Angkutan sungai, danau dan penyeberangan (ferry) dianggap
sebagai moda darat, karena kedekatannya dengan moda darat yang
lain.
18
SISTEM TRANSPORTASI
Mudah dikembangkan
Pemborosan energi
Stasiun
Kendaraan/kereta
Dari ketiga hal di atas, biaya pembuatan prasarana adalah yang termahal.
Kelebihan transportasi jalan rel : efisien dan ekonomis.
Kekurangannya :
Padat modal
19
SISTEM TRANSPORTASI
Barang cair yang diangkut melalui pipa akan lebih mudah dan lebih
murah.
Mengurangi beban jaringan atau kereta api.
Daya penggerak barang dalam transportasi pipa adalah pompa tekan atau
gaya gravitasi.
d. Transportasi Gantung
Jenis transportasi ini biasanya untuk keperluan khusus, seperti wisata, dan
bukan untuk keperluan sehari-hari. Di negara maju, sistem transportasi
gantung lebih banyak dikelola oleh pihak swasta.
Sarana yang dibutuhkan adalah : gerbong pengangkut, dan rel untuk
merentangkan kabel baja yang dikendalikan dari terminal.
Akibat kemajuan teknologi transportasi dan mengingat sempitnya lahan di
daerah perkotaan dewasa ini, maka transportasi gantung banyak
digunakan.
20
SISTEM TRANSPORTASI
SISTEM TRANSPORTASI
antara
pelabuhan
dengan
sistem
angkutan
lain
yang
menggunakan bargas atau perahu untuk membongkar dan muat barang dari
dan ke kapal.
22
SISTEM TRANSPORTASI
Kesenangan
Jenis kelamin
4.6. TERMINAL
Hal penting dalam transportasi adalah bahwa setiap sistem transpirtasi9 harus
dapat mengangkut muatan
SISTEM TRANSPORTASI
SISTEM TRANSPORTASI
25
SISTEM TRANSPORTASI
26
SISTEM TRANSPORTASI
V. TEKNOLOGI TRANPORTASI
27
SISTEM TRANSPORTASI
teknologi
sederhana
dikembangkan
teknologi
roda,
dan
angkut,
jarak
tempuh,
kecepatan
pergerakan,
bahkan
28
SISTEM TRANSPORTASI
c. Transportasi Udara :
Pemanfaatan burung merpati sebagai sarana transportasi informasi antar
wilayah, bahkan antar benua, cukup mampu mengatasi kebutuhan
kecepatan pergerakan (informasi), namun terbatas pada kapasitas angkut.
Belajar dari kemampuan alamiah tersebut, manusia mengembangkan
teknologi
otomotif,
elektronika,
dan
mekanika
di
dalam
usaha
lain
berupa
bentuk-bentuk
pemeliharaan
suhu/temperatur
29
SISTEM TRANSPORTASI
Kalau dulu kereta api menggunakan batu bara sebagai tenaga penggerak,
kini dengan menggunakan tenaga diesel dan listrik, kecepatan pergerekan
yang dihasilkan menjadi lebih meningkat dengan pesat.
Dalam hal transportasi udara, bila dulu dari Indonesia ke Eropa harus
singgah lebih dahulu di Abu Dhabi, maka dengan perbaikan sistem
operasi, saat ini sudah dapat dilakukan penerbangan langsung (direct
flight).
transportasi
diharapkan
mampu
meringankan
total
biaya
30
SISTEM TRANSPORTASI
dan pemanfaatan sumber tenaga penggerak alternatif seperti tenaga surya dan
tenaga magnet, merupakan prioritas solusi yang dapat diterapkan.
Di samping itu pencemaran akibat partikel dan gas sisa pembakaran
kendaraan bermotor, perlu diusahakan seminimal mungkin, sebagai upaya
memelihara lingkungan alamiah, yang dapat dilakukan antara lain dengan
pemasangan catalytic conventer pada sistem mesin kendaraan bermotor,
penggunaan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan (gas,
methan), dan sebagainya.
Jalur pergerakan
Terminal
b. Prasarana
31
SISTEM TRANSPORTASI
Tingkat Pelayanan
(kapasitas, Kecepatan, Biaya, dll)
Tenaga
Penggerak
Kendaraan
Jalur
Kendaraan
- Energi
- Daya tarik/
dorong
- Transmisi
Tahanan Beban/
gerak
muatan
Perancangan
teknik
Penentuan
lokasi
- Tanjakan
- Gesekan
- Goncangan
- Geometrik
- Struktur
- Drainase
- Tata
guna
lahan
- Pola
perjalanan
- Kondisi
medan
- Daya
angkut
- Daya
dukung
- Jalur
Sistem
Pengendalian
operasi
Terminal
- Penjadwalan
- Perambuan/
Signal
- Komunikasi
32
SISTEM TRANSPORTASI
6.1. PENDAHULUAN
Perencanaan transportasi adalah suatu kegiatan perencanaan sistem
transportasi yang sistematik, yang bertujuan untuk menyediakan layanan
transportasi, baik sarana maupun prasarananya, disesuaikan dengan
kebutuhan transportasi bagi masyarakat di suatu wilayah, serta tujuan-tujuan
kemasyarakatan yang lain.
Perencanaan transportasi mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan orang akan pergerakan orang ataupun barang (derived demand).
Faktor-faktor tersebut dapat berupa tata guna lahan, ekonomi, sosial budaya,
teknologi transportasi, dan faktor-faktor lain yang mungkin terkait.
Ada tiga jenis perencanaan transportasi :
a. Perencanaan operasional (jangka pendek)
Meliputi pembuatan denah untuk persimpangan, penyeberangan pejalan
kaki, lokasi parkir, penempatan pemberhentian bis (bus shelter), metode
pemberian karcis, langkah-langkah keselamatan, dan sebagainya.
b. Perencanaan taktis (jangka menengah)
Tingkat perencanaan ini berkaitan dengan pola manajemen (pengelolaan)
lalu lintas, pembuatan jalan lokal, pengendalian parkir, pengorganisasian
angkutan umum, koordinasi pemberlakuan tarif, pembuatan kawasan
pejalan
kaki,
dan
sebagainya.
Kesemuanya
itu
memunculkan
SISTEM TRANSPORTASI
Penyediaan transportasi
(transportation supply)
Lalu lintas
Pembangunan suatu wilayah lahan akan menyebabkan timbulnya lalu
lintas yang akan mempengaruhi prasarana transportasi. Sebaliknya ada
prasarana transportasi yang baik akan mempengaruhi pola pemanfaatan
lahan. Interaksi ke tiga subsistem tersebut dipengaruhi oleh peraturan dan
kebijakan.
34
SISTEM TRANSPORTASI
prasarana
transportasi
dengan
teknologi
modern
akan
mempengaruhi bentuk dan pola tata guna lahan, sebagai akibat Aksesibilitas
yang meningkat.
Perencanaan transportasi dibutuhkan sebagai konsekuensi dari pertumbuhan
lalu lintas dan perluasan wilayah.
Sistem Zona
Jaringan
Transportasi
Trip Generation
Trip Distribution
Modal Split
Trip Assgnment
35
SISTEM TRANSPORTASI
Perjalanan berasal
dari zona A
Perjalanan menuju
zona B
SISTEM TRANSPORTASI
Variabel tidak bebas adalah fungsi linier dari variabel bebas. Jika
hubungan tidak linier, kadang-kadang perlu ditransformasikan
menjadi linear.
37
SISTEM TRANSPORTASI
Lapangan pekerjaan
Luas daerah
Luas perkantoran
observasi
(pengamatan) lapangan dari pola pergerakan asal tujuan (origindestination) perjalanan seakurat mungkin.
38
SISTEM TRANSPORTASI
a. Data :
Data yang dibutuhkan untuk membuat model distribusi perjalanan
adalah :
Detroit
Furness
Keuntungan :
Kerugian :
39
SISTEM TRANSPORTASI
40
SISTEM TRANSPORTASI
Multipath assgnment :
Diasumsikan pengguna jalan tidak mengetahui informasi yang tepat
mengenai rute tercepat. Pengendara akan mengambil rute yang
dianggap sebagai yang tercepat. Persepsi yang berbeda akan
mengakibat berbagai macam rute yang dipilih antara zona tertentu.
Probabilistic assgnment :
Multipath assgnment
Probabilistic assgnment
41
SISTEM TRANSPORTASI
harus
memberikan keuntungan
Pemilihan
dan
Pelaksanaa
Pengumpulan
data
Evaluasi
Analisis
alternatif
Pemakaian
Perencanaan
jaringan
dan
sasaran
perencanaan
transportasi
adalah
untuk
b. Pengumpulan data
Meliputi data organisasi, pelaksanaan survey dan analisis kondisi yang ada
(existing condition), kalibrasi model tata guna lahan dan model
pergerakan.
42
SISTEM TRANSPORTASI
c. Penaksiran
Meliputi perkiraan (estiminasi) pola perjalanan pada masa mendatang
sesuai dengan rencana atau tata guna lahan. Data yang diperkirakan adalah
tata guna lahan, populasi, tenaga kerja, dan pergerakan.
d. Perencanaan jaringan
Pengembangan alternatif jaringan jalan raya dan angkutan (transportasi)
umum sesuai dengan rencana tata guna lahan dan estiminasi pergerakan di
masa mendatang.
e. Analisis alternatif
Pengalokasian estiminasi pergerakan ke dalam alternatif jaringan melalui
moda dan rute tertentu.
f. Evaluasi
Evaluasi alternatif jaringan untuk biaya, keuntungan, dampak, dan
pelaksanaan.
g. Pemilihan dan pelaksanaan
Memilih dan melaksanakan strategi pengembangan jaringan transportasi
yang sesuai untuk kondisi yang ada.
Kelemahan dari proses perencanaan transportasi ini adalah :
SISTEM TRANSPORTASI
antar
dengan
pergerakan
eksternalnya,
yang
berarti
harus
memperhatikan moda transportasi yang lain selain bis (untuk terminal bis)
atau pesawat udara (untuk bandar udara).
b. Multi disiplin
Kajian perencanaan transportasi melibatkan banyak disiplin keilmuan
karena aspek kajian yang sangat beragam, mulai dari ciri pergerakan,
pengguna jasa, sampai dengan prasarana ataupun sarana transportasi itu
sendiri. Di dalam pelaksanaannya, semua aspek kajian tersebut harus
dapat diantisipasi.
44
SISTEM TRANSPORTASI
45
SISTEM TRANSPORTASI
d. Multi Masalah
Karena kajian perencanaan transportasi merupakan kajian multi moda,
multi disiplin, dan multi sektoral, sudah tentu akan menimbulkan multi
masalah, di mana permasalahan yang dihadapi mempunyai dimensi yang
cukup luas dan beragam, mulai dari yang berkaitan dengan aspek
pengguna jasa, rekayasa, operasional, ekonomi, sampai pada aspek sosial.
Untuk contoh kasus pengembangan terminal bis antar kota di atas,
masalah yang mungkin timbul meliputi masalah rekayasa (lapisan tanah
yang jelek atau sistem drainase yang buruk), masalah ekonomi (alokasi
dana pemerintah yang terbatas, daya beli masyarakat yang rendah),
masalah pertanahan (lahan yang terbatas), masalah sosial (perilaku
penumpang bis yang tidak disiplin, atau timbulnya premanisme), masalah
lalu lintas (gangguan lalu lintas di pintu masuk dan keluar terminal, atau
perilaku pengemudi yang tidak disiplin.
Meskipun terdapat perbedaan antar kota-kota di berbagai negara, pergerakan
di dalam daerah perkotaan mempunyai beberapa ciri yang sama, yang berlaku
hampir sama pada semua kota kecil dan kota besar di dunia. Ciri ini
merupakan prinsip dasar yang merupakan titik tolak kajian transportasi. Ciri
ini juga mendefinisikan konsep yang digunakan oleh perencana dan
perekayasa transportasi untuk memahami dan mempelajari pergerakan.
Oleh sebab itu dikaji beberapa konsep dasar yang melatarbelakangi kajian
angkutan dan bagaimana konsep ini saling berkaitan untuk membentuk sistem
transportasi.
a. Konsep mengenai ciri pergerakan tidak spasial (tanpa batas ruang) di
dalam kota, misalnya yang menyangkut pertanyaan : mengapa orang
melakukan perjalanan, kapan orang melakukan perjalanan, dan jenis
angkutan apa yang mereka pergunakan.
b. Konsep mengenai ciri pergerakan spasial (dengan batas ruang) di dalam
kota, termasuk pola tata guna lahan, pola perjalanan orang, dan pola
perjalanan angkutan barang.
46
SISTEM TRANSPORTASI
Sebagian besar konsep ini telah dikembangkan pada tahun 1960-an dan awal
tahun 1970-an, baik di Eropa maupun di Amerika Serikat. Kemudian muncul
permasalahan mengenai relevansinya dengan negara sedang berkembang
seperti Indonesia. Meskipun demikian, sebelum data kota di Indonesia
dikumpulkan secara rutin, tidak akan dapat diketahui secara pasti bagaimana
konsep ini harus disesuaikan dengan keadaan kota di Indonesia.
6.5. MANAJEMEN TRANSPORTASI
Manajemen transportasi meliputi tiga aspek utama dalam sistem transportasi :
a. Pengaturan, yaitu aspek legal berupa peraturan perundang-undangan.
b. Pembinaan, yaitu menyangkut pengawasan dalam sistem transportasi.
c. Pengelolaan, yaitu menyangkut pengendalian dalam sistem transportasi.
Manajemen transportasi dan manajemen lalu lintas (traffic management)
merupakan aplikasi, implementasi dan penanggulangan dalam pemecahan
masalah lalu lintas sebagai bagian transportasi yang dihadapi sehari-hari,
meliputi :
a. Masalah kemacetan lalu lintas :
Rendahnya
tingkat
pelayanan
yang
diperlihatkan
oleh
indikator
47
SISTEM TRANSPORTASI
berkembang
menjadi
Comprehensive
Transportation
dan
kemudian
berkembang
menjadi
Transportation
System
48
SISTEM TRANSPORTASI
Karena banyaknya pihak yang terkait dalam masalah transportasi, antara lain :
Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Himpunan Perkembangan Jalan Indonesia
(HPJI), dan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI).
6.7. PENDANAAN DAN PERAN SWASTA
Dana/biaya sangat penting bagi perencanaan dan pengambil keputusan
(decision maker), sebagai salah satu kriteria dalam mengevaluasi rencanarencana atau desain-desain alternatif.
Karena itu pengertian akan prinsip dasar ekonomi sehubungan dengan konsep
biaya adalah penting.
Komponen biaya yang berbeda di dalam biaya total penyediaan dan
pelayanan transportasi harus ditanggung oleh kelompok yang berbeda,
sehingga dalam penyusunan biaya transportasi harus ditentukan jenis biaya
dan penanggung jawab biaya.
6.7.1. Konsep Biaya
Biaya adalah faktor yang menentukan dalam transportasi untuk
penetapan tarif dan cara penyediaan transportasi, agar pengoperasian
transportasi mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi.
a. Biaya sebagai dasar penentu tarif jasa transportasi, diperhitungkan
biaya pelayanan (cost of service) yang terdiri atas :
Biaya langsung
SISTEM TRANSPORTASI
Biaya umum dan biaya lain-lain, seperti biaya kantor, gaji, biaya
rumah tangga, biaya humas (hubungan masyrakat), biaya
akutansi, dan lain-lain.
c. Biaya tetap dan biaya variabel :
Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan setiap bulan,
sedangkan biaya variabel adalah biaya yang besarnya berubah,
tergantung pada pengoperasian alat-alat transportasi.
d. Biaya kendaraan (automobile cost), ialah jumlah yang diperlukan
untuk pengadaan bahan bakar, pelumas (oli), suku cadang (spare
parts), perbaikan (reparation).
e. Biaya
gabungan
(joint
cost/common
cost),
dikenal
dalam
50
SISTEM TRANSPORTASI
Biaya unit/satuan (unit cost) ialah biaya total dibagi unit jasa
produk yang dihasilkan.
untuk
penyediaan
pelayanan
transportasi
umumnya
(APBD), baik yang murni ataupun dengan dana pendamping luar negeri
(loan), yang diatur sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
Di samping sumber dana yang berasal dari pemerintah, juga ada sumber
dana dari pihak swasta, seperti dalam investasi jalan tol.
SISTEM TRANSPORTASI
52
SISTEM TRANSPORTASI
7.1. PENDAHULUAN
Sistem transportasi seperti proses-proses produksi lainnya dari sektor
ekonomi, juga menghasilkan produk sampingan yang tidak diduga
sebelumnya, di samping produk utamanya sendiri. Beberapa produk yang
tidak diduga ini mendatangkan keuntungan, sedangkan yang lainnya
mendatangkan kerugian dan hal-hal lain yang tidak diinginkan. Sebagai
contoh : akibat adanya transportasi, terjadi perluasan jangkauan,(rentang)
pemasaran barang yang dibeli oleh penduduk untuk dikonsumsi, serta
menaikkan tingkat dan standar kehidupan. Namun demikian transportasi juga
menimbulkan dampak sampingan yang tidak dikehendaki, seperti kecelakaan,
polusi udara oleh gas buangan kendaraan bermotor, kebisingan getaran, dan
sebagainya.
SISTEM TRANSPORTASI
SISTEM TRANSPORTASI
7.2.3. Getaran
Getaran yang berasal dari transportasi merupakan masalah yang
terbatas.
Getaran dapat terjadi pada jalan-jalan arteri utama dari transportasi
darat, di mana beroperasi kendaraan-kendaraan berat pada jarak yang
relatif dekat dengan bangunan-bangunan tempat kegiatan manusia yang
peka terhadap getaran.
Keadaan yang lebih serius adalah di dekat lintasan/rel kereta api, di
mana getaran dapat menimbulkan masalah pada bangunan-bangunan
sekitarnya.
55
SISTEM TRANSPORTASI
SISTEM TRANSPORTASI
perundang-undangan
yang
merupakan
acuan
dalam
masalah
transportasi ini, sebagian besar semua berasal dari Indonesia sendiri, yaitu
antara lain :
Undang-Undang Republik Indonesia (UURI) Nomor :
13 tahun1980, tentang jalan
13 tahun1992, tentang perkeretaapian
14 tahun 1992, tentang lalu lintas dan angkutan jalan
15 tahun 1992, tentang penerbangan
21 tahun 1992, tentang pelayaran
Berikut peraturan-peraturan pelaksanaannya.
Di samping itu diacu pula peraturan-peraturan lain yang sudah berlaku secara
umum ataupun baku dan bersifat internasional seperti misalnya peraturan
yang dikeluarkan oleh ICAO (International Civil Aviation Organization)
untuk masalah penerbangan.
57
SISTEM TRANSPORTASI
DAFTAR PUSTAKA
58