Anda di halaman 1dari 28

SISTEM PEMERINTAHAN DAN KETATANEGARAAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN
Negara Islam merupakan kekuatan politik praktis
Fungsinya untuk menerapkan dan memberlakukan hukum-hukum Islam serta
mengembang dakwah Islam keseluruh dunia sebagai sebuah risalah dengan
dakwah dan jihad.
Islam tanpa Negara tidak eksis (yang ada Islam sebagai upacara ritual serta sifat-sifat
akhlaq semata
Landasan Negara Islam AKIDAH IS
LAM (sekaligus asas)
Syahadat sebagai dasar pijakan :
1. Mencegah terjadinya tindak kedzaliman
2. Menyelesaikan persengketaan
3. Pemerintahan dan kekuasaan
Akibatnya Negara Islam tidak diperbolehkan (memiliki satu pun pemikiran, konsep
hukum ataupun standar yang tidak digali dari aqidah Islam.
Demokrasi bukan yang lahir dari Aqidah Islam

Kecuali
dengan
aqidah
Islam

Nasionalisme
Patriotisme
Struktur Negara Islam tidak dapat kementrian
Kekaisaran, Monarchie, ataupun Republik
Pengawas/Murasabah, Partai

Dasar hukum S. An Nisa 65, S. Al-Maidah 49


System Pemerintahan Islam : Berbeda sama sekali dengan sistem-sistem pemerintahan yang
ada didunia
1. Bukan Monarchie
Alasannya - Pemerintahannya sistem waris
- Adanya hak-hak tertentu/istimewa untuk raja
- Raja di atas UU/kebal hukum
- Merupakan simbol umat
- Raja sebagai sumber hukum
Islam :
1. Pemerintahan di pegang oleh orang yang dibawa oleh umat dengan penuh ridha dan
kebebasan memilih
2. Khalifah/Iman tidak ada hak tertentu/Istimewa/haknya = Rakyat
3. Bukan merupakan simbol tapi wakil umat agar merupakan Syariat Islam

4. Islam tidak mengenal putra mahkota


2. Bukan Republik
System Republik berdiri diatas pilar Demokrasi. Kedaulatan ada ditangan rakyat.
Realisasinya : - memiliki hak untuk memerintah
- Membuat aturan (hapus, ganti, rubah)
- Memiliki hak untuk menentukan seseorang menjadi penguasa dan
memecat
Islam :
- Diatas pilar akidah Islam dan hukum-hukum syara
- Kedaulatan ditangan syara bukan di tangan uamt
- Umat/Khalifah tidak berhak membuat aturan sendiri kecuali bersumber pada Al
Quran dan Sunnah (wajib ada illat hukumnya)
- Mat boleh menulis Khalifah tapi tidak berhak mecat, kecuali karena hukum
System Republik bentuknya : PRESIDENSIAL
- Sebagai Kepala Negara
- Sebagai Kepala Pemerintahan/Perdana menteri
Parlementer
Islam
-

Presiden sebagai Kepala Negara


PM (memegang pemerintahan)
Adanya masa jabatan
Tidak ada menteri maupun kementrian (yang ada adalah Muawin. (pembantu
khalifah tugasnya tugas-tugas pemerintahan (pembantu dan sekaligus

pelaksana) (tidak ada cabinet)


- Bertanggung jawab di hadapan umat dan wakil-wakilnya, termasuk menerima
kritik dan koreksi tapi tidak dapat di berhentikan kecuali apabila menyimpang
dari hukum syara yang menyebabkannya harus diberhentikan
Yang menentukan MAHKAMAH MADZALIM (Modern MK) akibatnya tidak ada
masa jabatan tertentu BATASANNYA apakah masih menerapkan hukum syara ataukah
tidak.
3. BUKAN KEKAISARAN
Tidak menganggap sama antara ras yang satu dengan ras yang lain dalam hal
pemberlakuan hukum di wilayah kekaisaran
Adanya fanatisme kesukuan
Adanya wilayah Kolonial/lahan eksploitasi (di keruk oleh pusat)
Islam
Semua ras sama haknya
Tidak ada fanatisme kesukuan
4. BUKAN FEDERASI
Membagi-bagi wilayahnya dalam otonominya sendiri-sendiri, dan bersatu dalam
pemerintahan secara umum.
Islam
Bentuknya kesatuan

Adanya kabupaten
Pemerintahan Sentralisasi (dengan penguasa cukup di pusat)
Menolak terjadinya separatis (contoh : GAM)

SISTEM PEMERINTAHAN ISLAM SISTEM KHALIFAH


Khalifah Kepemimpinan Umum bagi seluruh kaum muslimin di dunia untuk menegakkan
hukum-hukum syariat Islam & mengemban dawah Islam
Kata lain IMAMAH.
Tegaknya system Pemerintahan Islam diatas 4 pilar
1. Kedaulatan di tangan syara
2. Kekuasaan milik umat
3. Mengangkat satu khalifah hukumnya Fardlu bagi seluruh kaum muslimin
4. Hanya Khalifah yang berhak melakukan
- TABANNI (ADOPSI) terhadap hukum syara
- Membuat UUD
- Membuat peraturan-peraturan yang lainnya
Kedaulatan di tangan Syara bukan ditangan Umat.
AS SIYADAH kedaulatan
Maknanya Yang menangani (MUMARIS)
Yang menjalankan (MUSAYYIR)
Suatu KEHENDAK/ASPIRASI (IRADAH)
Jadi Kedaulatan di tangan Syara yang menangani dan mengendalikan aspirasi
individu adalah SYARA
(S. An nisa 65 S. An Nisa 59) taqwa
KEKUASAAN DITANGAN UMAT
Fakta Syara telah menjadikan pengangkatan Khalifah oleh umat (Seorang Khalifah
hanya memiliki kekuasaan melalui BAIAT)
(HR. Muslim)
Baiat dari tangan rakyat/umat
Pembaiatan : HR Muslim dan HR Abi Hurairah
Siapa saja yang telah membaiat Imam ..hendaklah ia mentaatinya
Khalifah baru mendapatkan kekhalifahannya dengan melalui baiat, dan umat wajib
mentaatinya.
MENGANGKAT SATU KHALIFAH Hukumnya Fardlu bagi seluruh Kaum
Muslimin (HR Muslim dari NAFI)
Siapa saja yang melepaskan tangan dari ketaatan, ia akan bertemu dengan Allah di hari
kiamat tanpa memperoleh Hujjah dan siapa saja yang mati sedangkan diatas pundaknya
tidak ada baiat, maka ia mati dalam keadaan mati Jahiliyah.
(yang ada baiat adalah setiap muslim!)
Khalifah harus satu (HR Muslim) = Apabila dibaiat 2 orang khalifah, maka bunuhlah
yang terakhir dari keduanya.
TABANNI (ADOPSI) Hak Khalifah

Yang di adopsi adalah hukum-hukum Syara


(Bagi seorang khalifah diperbolehkan untuk mengambil keputusan hukum sesuai dengan
masalah yang terjadi)
Pemerintahan dimasa Rosulullah
Nabi menata kehidupan sosial politik melalui 2 jalur
Jalur I. Menata Muhajirin dan Anshar dengan mempersaudarakan secara effektif dengan
ikatan keimanan
Jalur II. Nabi mempersatukan antara kaum muslimin dan kaum Yahudi bersama sekutusekutunya melalui perjanjian tertulis (yang terkenal dengan PIAGAM
MADINAH)
Yaitu suatu perjanjian yang menetapkan persamaan hak dan kewajiban semua komunitas
=

dalam kehidupan sosial dan politik yang isinya ada 47 pasal.


Nabi
tidak
menetapkan
SISTEM
POLITIK
dan

BENTUK

PEMERINTAHAN/NEGARA yang harus diikuti oleh umat yang ditetapkan adalah


prinsip-prinsip ajaran yang bersifat umum dalam menjalankan pemerintahan, sedang
soal sistem dan bentuk diserahkan kepada umat sesuai dengan tuntutan zaman.
Prinsip-prinsip pemerintahan yang terkandung dalam PIAGAM MADINAH
1. Prinsip Umat
Adalah pernyataan Umat yang satu. Artinya kaum muslimin dan non muslim yang
berada dikawasan Madinah adalah umat yang satu.
Sejalan dengan S. Al Baqorah (213)
2. Prinsip Persatuan Dan Persaudaraan
Tegaknya Negara apabila di dalamnya terdapat persatuan dan persaudaraan sesama
warganya. (S. Ali Imron 103, S. Al-Hujurat 10)
3. Prinsip Persamaan
Rosullulah menetapkan seluruh penduduk Madinah memperoleh status yang sama,
tidak ada satu golongan ataupun qabilah yang istimewa. Persamaan seluruh umat
manusia S. An Nisa 1
4. Prinsip Kebebasan
Bentuk-bentuk kebebasan dalam Islam. Kebebasan berkeyakinan (S. Al Baqorah
256)
Kebebasan politik dan sosial (S. Al Ashr)
Kebebasan dalam menyampaikan pendapat
Kebebasan dari rasa takut dan kelaparan (S Al Maum) dsb
Kaitannya dengan kebebasan berpendapat
HR Muslim Kemungkinan di ubah dnegan tangan, lisan hati (selemah-lemahnya
iman).
5. Prinsip Tolong Menolong dan Membela yang Teraniaya
Tolong menolong adalah sebagai aktualisasi dari adanya kebersamaan dan
persahabatan.
S. Al-Maidah (2) Tolong menolong dalam kebaikan bukan tolong menolong
dalam kejahatan

6. Prinisp Hidup Bertentangan


(S. An Nisa 36) Berbuat baiklah kepada
- ortu, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang muslim, tetangga yang dekat dan
yang jauh, teman sejawat, Ibnu Sabil & Hamba Sahayamu
HR. Ibu Majah Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah
berbaik-baik kepada tetangganya.
7. Prinsip Keadilan
Tegaknya keadilan menjadi tuntutan abadi dan universal bagi setiap insan penghuni
bumi ini.
S. An Nisa 38
8. Prinsip Musyawarah
Demi keselamatan

dan

kepentingan

Umat

Rasul

selalu

berijtihad

dan

bermusyawarah. Sistem musyawarah dan mekanisme terserah umat S. Asyura 38


musyawarah)
9. Prinsip Pelaksanaan Hukum
Hukum harus di tegakkan terhadap siapapun yang melanggarnya tanpa pandang bulu
dari penguasa Rakyat jelata (orang lain/kerabat)
10. Prinsip Kebebasan Beragama
Untukmu agamamu, untukku agamamu (S. Kafirun 6)
11. Prinsip Hubungan Intens
Al Quran boleh mumin untuk
menjalin hubungan kerjasama dengan
golongan/Negara lain yang berbeda agama dengan syarat tidak memusuhi, tapi kalau
memusuhi dilarang untuk bersahabat.
(S. Mumtaranah 8,9)
S. Al Maidah 5 kaum muslimin boleh makan binatang sembelihan ahli kitab dan
mengawini perempuan-perempuannya.
12. Prinsip Pertahanan dan Perdamaian
Dalam Piagam Madinah di sebut Hak dan Kewajiban Umum seluruh rakyat
Madinah wajib mewujudkan pertahanan bersama dan bersama-sama mengeluarkan
biaya perang selama mereka menghadapi musuh.
(S. Al Hujurat 9)
13. Prinsip Amar Maruf dan Nahi Mungkar
S. Ali Imron 104
14. Prinsip Kepemimpinan
Nabi Muhammad dikukuhkan
selalu kepala Pemerintahan Negara Madinah yang telah ditetapkan dalam
SHAHIFAH (Konst) S. An Nisa 59
15. Prinsip Ketaqwaan dan Disiplin
Sebab
sifat-sifat orang taqwa : menepati janji, bersabar dalam kesempitan,
mengucapkan perkataan yang baik dan benar, berlaku adil dsb. S. Al Hujurat 13
HAM dalam Liberalisme mempunyai kaitan dengan

Aliran RATIONALISME memdewakan akal


Aliran Individualisme

Mengagung-agungkan kepentingan diri sendiri

HAM dalam liberalisme Di laksanakan seluas-luasnya tanpa memperhatikan


masyarakat dan neagra
Fungsi Negara menjaga keamanan dan ketertiban
Hukum yang tertinggi adalah kebebasan
AKIBAT Menimbulkan bentuk pola hidup yang kapitalisme, Materialistis dan Sekuler
SEKULER Nilai-nilai agama tidak diindahkan akibatnya orang yang AGNOSTIK :
Ragu-ragu terhadap adanya TUHAN

BAB II
KEDUDUKAN KHALIFAH DALAM PEMERINTAHAN ISLAM
Imamah, Khalifah seorang yang memimpin Umat dalam Agama dan Dunia
Standard dalam kepemimpinan demi kemaslahatan dan mengatur umat serta menjaga
agama dan politik dunia.
- Mengangkat pemimpin hukumnya wajib
Alasannya :
1. Konsensus sahabat atas adanya figure seorang pemimpin
2. Menegakkan hukum dan benteng kekuasaan itu wajib
3. Setiap umat pasti membutuhkan kekuatan untuk mengatur peraturan dan mengatur
individu, karena keberadaan seseorang pemimpin merupakan kebutuhan kehidupan
sosial manusia

4.

Semua masalah Umat Islam wajib di musyawarahkan, tidak boleh di monopoli


seorang dan kepemimpinan tinggi harus di angkat oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

Pidato Politik Abu Bakar


Wahai manusia sungguh kami memimpin kalian, padahal kami bukan terbaik darimu, bila
kami baik, bantulah kami, bila kami menyimpang maka luruskanlah.
Taatlah kepadaku, selama kami taat kepada Allah SWT dan RosulNya. Bila kami durhaka
kepada Allah SWT, maka tidak ada taat kepadaku bagi kalian.
Kedudukan Khalifah adalah seorang pemimpin yang tidak hanya bertanggung jawab
kepada Allah SWT saja tetapi juga harus bertanggung jawab kepada umat manusia.
(Q. S. Qof. 45) Dan kamu sekali-kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka.
(Q.S Al Ghasyiyah 21-22) Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah
orang yang memberi peringatan, kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka.
POLITIK LUAR NEGERI
Adalah mengatur hubungan dengan Negara lain.
Munculnya Undang-undang Internasional yaitu untuk menetapkan peraturan hak-hak dan
kewajibannya setiap Negara dalam situasi perang atau damai.
Hukum-hukum Perdamaian adalah mengakui Negara lain yang sudah menepati syarat
untuk menjadi Negara. Dan setiap Negara berhak melakukan kebebasan kemerdekannya
dalam mengatur politik dalam negeri dan bagi Negara lain wajib menghormati duta besar dari
konsal negara lain
Hukum-hukum peperangan wajib mengumumkan waktu perang dengan perjanjian tidak
saling mengingkari, tidak boleh memakai senjata yang
dapat menyiksa manusia, harus membantu korban yang
luka berat dan para tawanan.
HUBUNGAN NEGARA ISLAM DENGAN NEGARA NON ISLAM
Negara Islam berdasarkan pada kesatuan agama dan semua bangsa yang dihimpun oleh
kesatuan tersebut. Bangsa yang satu walaupun bahasa, kebangsaan, pemerintahan, kerajaan
dan nasionalnya berbeda-beda.
Dasar Hub Antar Negara Islam dan Non Islam DAKWAH
Dakwahnya 2 -

Dakwah Lesan

- Dakwah dengan perang


A. Alasan dengan perang/memerangi
1. Perintah Allah Q.S. Al Baqorah 216
Q.S Al Anfal 65
Q.S At Taubah 29
2. HR Bukhori Muslim dari Ibn Umar
Perintah memerangi orang-orang musrik agar masuk Agama Islam merupakan cara
dakwah dalam Islam.
3. Dalam beberapa ayat l-Quran Allah SWT melarang menjadikan orang-orang kafir
menjadi pemimpin dan menyampaikan kepada mereka berita-berita kejelekan Islam
karena rasa lebih sayang.
- Q.S. Ali Imron 28. Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir
-

menjadi wali (pemimpin) dengan meninggalkan orang-orang mukmin


Q.S Al-Maidah 51 Islam mengangkat orang-orang kafir jadi pemimpinnya

maka = orang-orang kafir


Orang-orang yang diberikan dakwah memeluk Islam sesuai dengan cara yang

benar.
B. Barangsiapa yang tidak menerima ajakan masuk Islam, tetapi ia tidak menentangnya dan
tidak pula memulai mengadakan permusuhan, orang-orang itu tidak boleh diperangi dan
jaminan keimanan (Hub nya adalah perdamaian bukan atas dasar peperangan) perang
terpaksa.
S. Mumtahanah ayat 8-9
1. Alasan tidak ada paksanaan dalam beragama S. Al baqorah 256
2. Diperangi apabila memerangi
3. Larangan mengangkat orang-orang kafir menjadi pemimpin
Kesimpulan dari 2 pendapat perang merupakan strategi pengecualiaan
Syaraiat peraturan perang dalam Islam sebagai berikut :
1. UU Internal telah menetapkan bahwa Negara yang terpaksa harus mengumumkan
perang, maka sebelumnya wajib mengumumkan lebih dahulu kepada Negara lain
tentang waktu memulainya.
Tujuannya menghendaki penghormatan dan tipu muslihat
2. Syariat Islam menggariskan bahwa : wanita, anak-anak pendeta di gereja, orang tua
lanjut usia, orang sakit dan orang yang mengasingkan diri dari ikut perang atau orang
cacat tidak boleh di bunuh.
3. Syariat Islam melarang membunuh petugas palang merah
4. Melarang penyiksaan contoh : bom-bom racun
5. Melarang meracuni sumber-sumber air
POLITIK KEUANGAN DALAM ISLAM
Politik keuangan : bagi suatu Negara adalah pengaturan sumber-sumber pemasukan dan
pendayagunaan keuangan.
Penggunaan keuangan itu bisa adil apabila memenuhi dua hal :

1. Harus diperhatikan dan di jaga prinsip keadilan dan asas persamaan dalam memperoleh
pemasukan keuangan. Artinya seorang individu tidak boleh dituntut membayar kepada
Negara yang melebihi kepada apa yang telah ditetapkan UU.
2. Tidak boleh memprioritaskan suatu masalah sementara kemaslahatan yang lain tidak
diperhatikan.
Sumber Keuangan Islam
1. Zakat
2. Pajak - tanah
- perorangan
3. Bea cukai
4. 1/5 harta rampasan, 1/5 harta karun
5. Harta pusaka harta yang tidak meninggalkan ahli waris
Klasifikasi sumber keuangan dalam Islam
1. Tetap
2. Tidak tetap
Tetap zakat, pajak, bea cukai
Tidak tetap 1/5 harta rampasan perang, 1/5 harta karun, harta warisan yang tidak
mempunyai ahli waris
Hukumnya
-

Zakat wajib S. At Taubah 103, 11


S. Al Baqarah 43
Untuk moeslim
Pajak tanah wajib pajak untuk non Islam dasar pajak tanah dan hasil bumi adalah
Ijtihad Umar bin Khatab UU. PBB
Bea cukai pajak barang import (eksport 1/10 pedagang muslim
2/5 pedagang non muslim
Pada waktu era Umar
Sumber keuangan tidak tetap dasar hukumnya Q.S. Al Anfal 41 (Rampasan
perang) yaitu 2/5, juga harta karun, harta warisan yang tidak ada ahli waris

PENDAYAGUNAAN KEUANGAN DALAM ISLAM


Semua sumber Keuangan Negara Islam yang masuk adalah menjadi hak bagi rakyat,
penguasa tidak diperkenankan untuk mempergunakan keuangan tersebut kecuali untuk
kepentingan umum.
Al-Quran secara rinci pos-pos penyaluran harta zakat, harta rampasan tetap tidak
menjelaskan pos-pos penggunaan sumber-sumber keuangan lainnya.
Tentang Kewajiban Pajak Dalam Islam

Kewajiban membayar pajak (timbulnya)


1. Teori Transaksi Sosial
Dasar kewajiban membayar pajak : kerelaan individu
Pemerintah (tekenprestasi) : melaksanakan perlindungan terhadap sebagian harta yang
lain.
2. Dengan paksaan UU dari Pemerintah
Sesuai dengan tugasnya memegang kekuasaan umum. Yang dilimpahkan kepadanya dan
pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan kepentingan rakyatnya.
Contoh pembuatan jalan-jalan, jembatan, dsb
Menurut rakyat : pajak (membayar) kewajiban yang sifatnya terpaksa! (yang diwajib kan
oleh pemerintah)
Perbedaanya
Pendapat 1 Membayar pajak : sebagai imbalan kepada pemerintah
Pendapat 2 karena pemerintah mempunyai kekuasaan
JIZYAH membayar upeti sebagai ganti dari zakat yang diwajibkan atas orang non muslim
Alasannya : sebagai imbalan mereka telah menikmati beberapa hak. Haknya di samping diri
dan harta mereka yang telah terjamin keamanannya juga telah memanfaatkan
sarana-sarana Negara yang sifatnya umum.
AL KHARAN pajak tanah yang dikelola oleh orang-orang non muslim.
Tentang Pajak : S. At Taubah 103, Al Maarif 24, Ijtihad
Syarat-syarat Pajak :
1. Harus adil dan sama dengan satu ketentuan
2. Ekonomis tidak boleh melebihi ketentuan
3. Sistematis setiap orang dapat mengetahui kewajiban membayar pajak dan cara
melaksanakan
4. Mementingkan kepentingan individu dalam membayar pajak dan cara-caranya tidak
boleh memungut pajak kecuali pada harta kekayaan yang dapat berkembang dan tidak
boleh dari harta yang diperoleh dari harta yang bisa habis.
Syarat lain Harus memenuhi beberapa sarat ilmu ekonomi dengan mempertahankan
prinsip keadilan dan mengkompromikan kepentingan individu dan umum.
KESIMPULAN
Sumber-sumber keuangan dalam Islam :
1.
2.
3.
4.

Zakat
Pajak
Upeti (jizyah)
Bea cukai
Zakat dasar hukumnya S. At Taubah, 11 & 103, S. Al. Baqaroh 43 (tunaikan zakat)
Hadist : Anas Ibn Malik

Zakat Bisa membersihkan dirimu dan menyambung kerabat, dan mengerti hak orang
miskin dan tetangga serta orang peminta.
Pajak
Tanah yang ditanami yang wajib pajak ada 2
1. Hasil tanah 1/10 / 1/5
2. Luas tanah (tanah itu sendiri) sebesar tanah wajib pajak
Dasar pembagian wajib zakat/wajib pajak
Melihat sifat keadaan tanah waktu menetapkan pertama kali
Bila tanah tersebut dikelola secara Islami zakat
Bila tanah tersebut dikelola secara non Islami pajak
Zakat dan pajak dikenakan sama 1/10 / 1/5
1/10 bila tanah disiram air hujan
1/5 bila tanah dirima dengan irigasi
Pajak bumi 1/10 hasil bumi
Hukum pajak pertama pada era Umar Ibn Khatab. Dasarnya/hk Ijtihad
Klasifikasi tanah wajib pajak
1. Tanah yang baik untuk ditanami/tanah yang tandus
2. Tanah yang dapat ditanami dan banyak hasilnya
3. Tanah yang membutuhkan irigasi
(akibat pajaknya berbeda)
Upeti (Jizyah)
Pajak yang diwajibkan atas orang-orang non Islam
Kedudukannya = zakat bagi muslim
Dasar hukum S. At Taubah 29
Prinsip pengunaannya :
- Keadilan
- Tidak menjadi beban yang memberatkan
Siapakah yang wajib membayar upeti?
Wajib bagi orang non muslim yang berakal sehat dan mampu untuk membayarnya.
Besarnya upeti berapa?
Abu Hanifah konglomerat

48 dirham

menengah

24 dirham

bawah

12 dirham

Iman Syafii terkecil 1 dinar


Terbesar tidak ditentukan
Diserahkan kepada ijtihad penguasa
Imam Malik tidak ada batas terkecil dan terbesar (diserahkan atas ijtihad penguasa
dengan melihat situasi dan tidak memaksa di luar batas kemampuannya).

Bea cukai bagian eksport dan import


1/10 untuk pedagang muslim
1/5 untuk pedagang non muslim
PEMUNGUTAN SUMBER KEUANGAN DAN PENYALURANNYA
Dari orang-orang yang memiliki harta
Penyaluran pada pos-pos nya termasuk urusan yang ditangani oleh para penguasa.
Cara memungut sumber keuangan Negara 2 macam
1. Para pemilik harta sekaligus mengalokasikannya pada pos-pos yang telah ditetapkan oleh
Allah SWT.
2. Pemungutan sekaligus penyalurannya di serahkan kepada penguasa.
POLITIK HUKUM PERUNDANG-UNDANGAN KETATANEGARAAN ISLAM
Tatatan Dasar politik hukum PerUUan yang paling fundamental pada setiap umat tercakup
dalam 3 (tiga) masalah :
1. Bentuk Pemerintahan Islam dan kekuasaannya
2. Hak-hak individu
3. Yang merupakan bagian dan hak-hak individu yaitu : kekuasaan, sumber dan ruang yang
memimpinnya.
Bentuk Pemerintahan Islam dan Kekuasaannya adanya batasan kekuasaan penguasa dan
kebebasan masyarakat.
Macam-macam bentuknya :
-

Negara Konstitusional
Negara Otoriter

Al-Quran dan Sunnah Sahih Pemerintahan yang berdasar atas konstitusional


Sebab masalah itu tidak khusus untuk individu, tetapi bersifat integral.
Contoh: DPR
Alasannya Allah SWT menjadikan urusan umat Islam itu berdasarkan asas musyawarah
(Q.S. Asy-Sura 38)
Rosulullah SAW diperintahkan oleh Allah SWT untuk bermusyawarah dalam suatu urusan
(Q.S. Ali Imron 159) dan Allah memerintah untuk taat kepada pemimpin (Q.S.
An Nisa 59).
Pidato Umar ketika menjadi khalifah wajib dibentuknya DPR yaitu badan musyawarah dan
penasehat. Bila rakyat tidak mempunyai hak mengkritik terhadap penguasa, tentu tidak di
perintah untuk bermusyawarah.
Pemerintahan dalam Islam itu berdasarkan asas musyawarah dan tanggung jawab.

HAK-HAK INDIVIDU
Diantara asas yang dijadikan system per-UUan adalah jaminan hak individu dan asas
persamaan.
Unsur umumnya :
1. Kebebasan individu
2. Persamaan antara individu dalam hak dari masyarakat dan dari politik
Kebebasan Individu : Seseorang mampu untuk mendistribusikan urusan pribadinya dan hal
yang berkaitan denga pribadinya dengan situasi yang aman dari
bahaya, baik kehormatan, harta, tempat tinggal.
Bentuknya HAM
Kebebasan jiwa, kebebasan tempat tinggal, kebebasan milik, kebebasan keyakinan, pendapat
dan belajar.
ASAS PERSAMAAN
Islam tidak membedakan antara sesamanya dalam mentaati peraturan perUUan tidak
ada orang yang lebih tinggi dari padanya.
Pemimpin dan rakyat sama kedudukannya sama dihadapan hukum. Sabda Nabi
Muhammad SAW : Tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas orang asing kecuali taqwa.
Dasar hukum asas persamaan :
QS. Al Hujurat 10 : Seungguhnya orng-orang mukmin adalah bersaudara
Realisasinya
-

Haji pakaian tidak berjahit


Sholat baris lurus sama
Nasehat dari orang yang berilmu dsb.

KEKUASAAN DALAM ISLAM, SUMBER DAN ORANG YANG MEMIMPINNYA


KEKUASAAN HUKUM ISLAM
Orang yang memimpin kekuasaan hukum Islam dalam pemerintahan yang
berdasarkan UU. Masa kini adalah dewan Perwakilan Rakyat, mereka adalah orang yang
mengurusi UU dan hukum yang relevan dengan situasi untuk kemaslahatan hidup manusia
serta mengawasi pelaksanaan hukum tersebut.
Dalam Islam orangnya : - Para mujtahid
- Para ulama fatwa
Kekuasaannya tidak lepas dari 2 (dua) perkara :
1. Jika perkaranya disebutkan dalam nas maka tugas mereka adalah memahami nas dan
menjelaskan hukum yang ditunjukkannya.

2. Jika perkaranya tidak ada nasnya maka tugas mereka adalah menganalogikan terhadap
perkara yang ada nasnya dan mengistimbatkan hukum dengan jalan ijtihad serta mencari
sebab dan menelitinya.
Jadi setiap Pemerintahan Islam pada setiap periode pasti membutuhkan segolongan ulama
ahli Ijtihad syarat dan kemampuannya sempurna.
Kelemahannya Ijtihad dari dulu tidak pernah di kodifikasikan dalam kitab hukum.
Agar hukum Islam tidak rancu dan penyimpang maka kasus tersebut mendorong 2
(dua) perkara;
1. Menghimpun hadist hukum
2. Para mujtahid menghimpun ijtihad dan dasar-dasarnya yang dijadikan pedoman dalam
istimbath yang melaksanakan Iman Al Zuhri atas perintah Khalifah Umar Al Azis. Imam
yang lainnya Abu Hanifah, malik, SyafiI, Ahmad, Dawud, Zaid bin Ali, Jafar Sadiq dll
sebagai acuannya adalah Al-Quran, Hadist dan Ijtihad.
KEKUASAAN PERADILAN
Yang paling berhak menguasai dalam lembaga peradilan Islam adalah ahli praktisi
hukum. Selain itu juga sebagai pemisah antara kekuasaan.
Peradilan dalam pemerintahan Islam ada 2 macam :
1. Pedoman acuan peradilan adalah UUD dan mereka termasuk ulama yang mempunyai
otoritas kekuasaan peradilan yaitu di bidang hukum.
2. Pedoman acuan peradilan bersumber dari Imam Mujtahid dan mereka hanya mengikuti
dari pelaksana hukum itu.
Islam menjamin kebebasan bagi praktisi hukum dalam menegakkan keadilan diantara
manusia.
KEKUASAAN LEMBAGA EKSEKUTIF
Orang yang memegang kekuasaan lembaga eksekutif adalah :
-

Para pemimpin wilayah


Panglima militer
Penarik pajak
Pengatur keamanan dan semua aparat keamanan

BAB III
STRUKTUR NEGARA ISLAM
Berdiri di atas 8 (delapan) struktur
1.
2.
3.
4.
5.

Khalifah (Kepala Negara)


Muawin widh (Pembantu Khalifah bidang Pemerintahan)
Muawin Tanfidz (Pembantu Khalifah bidang ADM)
Amirul Jihad (Panglima Perang)
Wali (Pimpinan daerah propinsi)

6.
7.
8.
1.

Qodhi (Hakim)
Mashalih Daulah (Departemen Negara)
Majelis Umat (Lembaga Wakil Rakyat)
KHALIFAH
Khalifah Orang yang mewakili umat dalam urusan pemerintahan dan kekuasaan serta
dalam menerapkan hukum-hukum syara.
Islam Pemerintahan dan kekuasaan milik umat.
Jadi Tidak ada seorang khalifahpun kecuali setelah ia dibuat oleh umat akibatnya umat
wajib mentatinya. Istilah lain Imam, Amirul Mukminin
Syarat-syarat Khalifah 7 syarat
A. Syarat Iniqad
B. Syarat Afdhaliyah
Syarat Iniqod
1. Muslim hukumnya mutlak (QS. An Nisa 59)
2. Laki-laki. Tidak boleh seorang wanita. (Hadist yang diriwayatkan oleh Abi Barkah).
Tidak akan pernah beruntung suatu kaum yang menyerahkan kekuasaan
(pemerintahan) mereka kepada seorang wanita.
3. Baligh HR. Abu Dawud
Mampu melakukan perbuatan hukum baik phisik maupun psikhis
4. Berakal Berilmu pengetahuan
mengatur urusan pemerintahan melaksanakan perintah-perintah syara
(HR. Abu Dawud)
5. Adil orang yang konsisten dalam menjalankan agamanya, disaksikan oleh 2 orang
saksi yang adil S. At Thalaq 2.
6. Merdeka tidak ada ikatan apapun dengan jabatan apapun/karena beliau menjadi
milik umat.
7. Mampu melaksanakan amanat Khalifah bentuknya adalah dapat memberikan
pertanggung jawaban kepada Allah dan Umat.
Syarat InIqod (syarat yang menentukan sah tidak syarat wajibnya pengangkatan seorang
Khalifah).
Syarat Af Dzaliyah Syarat Sunnah.
Contoh :
- Khalifah tidak harus seorang MUJTAHID (orang yang dapat berijtihad)
- Tidak harus seorang pemberani dan politikus ulung
- Tidak harus keturunan Quraisy. Contoh diangkatnya Usamah bin Zaid, Abdullah bin
Rawahah, Zaid bin Haritsah
Sahnya pengangkatan seorang Khalifah
Akadnya harus dilakukan atas dasar : kerelaan ddan kebebasan memilih

Sebab : mengangkat seorang Khalifah berarti baiat untuk mentaati seseorang yang berhak
ditaati dalam kekuasaan (pemerintahan)
Menjadi Khalifah tidak ada unsur paksaan/tekanan. Akibatnya pengantian Khalifah tidak
dibenarakan dengan kudeta/makar.
Akad tidak akan terlaksana kecuali adanya 2 pihak yaitu :
1. Orang yang mencalonkan diri/dicalonkan
2. Kaum muslimin yang sepenuhnya rela kepada I
Yang berhak mengangkat Khalifah hak bagi seluruh kaum muslimin bukan hanya
segelintir orang/kelompok tertentu.
Baiat hukumnya WAJIB HR. Muslim, Abdullah bin umar
Bahkan orang-orang Fasik dan Munafir selama mereka masih muslim dan baligh.
(Fardlunya Kifayah bukan fardlu ain/telah diletakkan oleh sebagian orang, maka
kewajiban sebagian yang lain telah gugur).
METODE (THARIQAH) Pengangkatan Khalifah
Dasarnya al-Quran, Al Sunnah dan Ijma
Metode Baiat
Baiat pertama kepada Nabi SAW
(bukan aiat atas kenabiannya, tetapi baiat atas kepemimpinan beliau di bidang
pemerintahan; SEBAB baiat untuk melaksanakan (perintah) bukan untuk mempercayai
kenabiannya) S. Muntahanah 12 dan Al Fath (10).
Pengakuan terhadap kenabian/kerosulan adalah persoalan keimanan, bukan persoalan
baiat
Teknisnya
1. Mayoritas warga yang tinggal di wilayah pusat Khalifah mereka berkumpul untuk
mencalonkan satu atau beberapa orang kemudian di pilih dengan baiat Inqod
2. Khalifah melaksanakan musyawarah dengan kaum muslimin/para pimpinan dan
tokoh dari kalangan mereka untuk menentukan pemimpin. (sistem perwakilan)
3. Khalifah bisa menunjuk beberapa orang baik inisiatifnya/dan orang lain (tidak
boleh lebih dari 3 hari sepenggal Khalifah untuk di musyawarahkan.
4. Sepeninggal Khalifah pengangkatan dari mayoritas kaum muslimin/kelompok
yang memiliki kekuatan.
5. Dengan suara terbanyak yang telah diadposi dalam UUD/UU.
Masa Jabatan Khalifah
-

Tidak mempunyai batasan masa kerja dengan patokan waktu tertentu. (HR. Bukhori
dari Anas Bin Malik) yang membatasi adalah ketika Khalifah itu tidak lagi
memberlakukan syariat/bertentangan dengan syariat.

WEWENANG KHALIFAH
Wewenangnya adalah wewenang yang dimiliki Negara yaitu :
1. Menjadikan/hukum-hukum Syara yang dia adopsi, sampai pada UU pelaksanaannya.
2. Penanggung jawab politik dalam dan LN
Punya hak untuk mengumumkan, perang, damai, gencatan senjata adalah (dalam
bentuk perang)
3. Berhak mutlak dan menerima duta Negara lain dan mengangkat dan memberhentikan
duta-duta kaum muslim.
4. Mengangkat pembantu-pembantu dan walinya/Muawin mereka bertanggungjawab
kepada khalifah da bertanggung jawab kepada Majelis Umat.
5. Mengangkat dan mengisi struktur pemerintahan contoh : Dirjen, Panglima dsb
6. Penyusunan APBN Berdasarkan hukum
2. MUAWIN
Pembantu yang telah di angkat oleh Khalifah agar membantunya dalam ragka
mengemban tugas-tugas serta tanggung jawab kekhalifahan.
- 2 bidang Muawin
1. Muawin Tafwidh (Bidang Pemerintahan)
2. Muawin Tanfidh (Bidang Administratif)
MUAWIN TAFWID
Bersama-sama dengan Khalifah memikul tanggung jawab pemerintahan dan kekuasaan.
Akibatnya Muawin Tafwidh diberikan kekuasaan untuk mewakili, memutuskan urusanurusan Negara dengan pendapatnya dengan mempergunakan ijtihadnya, berdasarkan
hukum-hukum syara.
Muawin menteri cabinet (lowzara) dalam system demokrasi.
-

Menteri kabinet merupakan pemerintah dan merupakan kumpulan individu yang


menjalankan pemerintahan seabgai tim tertetu (kekuasaannya kolektif, bukan

tunggal. Mereka semua mempunyai wewenang untuk memerintah


Syarat-syarat Muawin Fafwidh
= syarat-syarat untuk menjadi Khalifah yaitu laki-laki, merdeka, Islam, baligh,
berakal, adil.
Tugas Muawin Tafwidh
Menyampaikan laporan kegiatannya serta melaksanakannya selama tidak ada teguran
atau pembatalan dari khalifah, karena dia sebagai wakil hanya melaksanakan
kegiatannya berkaitan dengan statusnya.
MUAWIN TANFIDH
Pembantu yang diangkat oleh seorang khalifah dalam masalah operasional dan
senantiasa menyertai khalifah dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Tugas-tugasnya :
1. Seorang protokoler yang menjadi penghubung antara khalifah dengan rakyatnya
2. Menyampaikan kebijakan-kebijakan dari khalifah

3. Menyampaikan informasi-informasi dari rakyat kepada Khalifah.


3. AMIRUL JIHAD
Orang-orang yang diangkat oleh Khalifah untuk menjadi pimpinan hal-hal yang
berhubungan dengan luar negeri, militer, keamanan dalam negeri dan perindustrian.
Departemennya : LN, Kemiliteran, Hamkam, Perindustrian.
DPLU
Tugas mengurusi semua masalah luar negeri yang menyangkut hubungan khalifah
dengan Negara-negara lain.
Bidang-bidangnya : Pol, Ekonomi, Perdagangan, postel

Kemiliteran
Tugas mengurusi semua masalah yang berhubungan dengan angkatan bersenjata.
Contoh : tentara, polisi, persenjataan dsb.
Hukum
Mengurusi semua urusan yang berhubungan dengan keamanan dalam Negara khsusunya.
S. Al Maidah (33)
Pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan RosulNya membuat
kerusakan di muka bumi dibunuh dan di salib/di potong tangan dan kaki/dibuang dari
Negara
Perindustrian
Yang mengurusi masalah-masalah yang berhubungan dengan Industri, baik berat atau
ringan
4. WALI
Orang yang diangkat oleh Khalifah untuk menjadi pejabat pemerintahan di suatu daerah.
Pemda Wilayah (setingkat propinsi) pemimpinnya disebut Wali
Wilayah (setingkat Kabupaten) pemimpinnya Amil
Wali dibagi 2 dikaitkan dengan wewenangnya
- Wali dengan wewenang umum
- Wali dengan wewenang khusus
Wewenang umum bidang pemerintahan
Wewenang khusus :
1. Di luar pemerintahan
Contoh : menjaga daerah dari hal-h al yang terlarang
2. Tidak berhak memutuskan hukum
3. Tidak berhak mengumpulkan zakat.
Pengangkatan dan pemberhentian wali dan Amil
1. Wali diangkat oleh Khalifah
2. Amil diangkat oleh Khalifah/bisa juga wali
Syarat-syaratnya Muawin :
Laki-laki, muslim, merdeka, baligh, adil, berakal juga memiliki kemampuan untuk
menjalankan tugas-tugasnya.

Khususnya Ahli, taqwa, kuat pribadinya


Laki-laki HR. Bukhori dari Abi Barkah
Tidak akan pernah beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan kekuasaan
(pemerintahan) mereka kepada seorang wanita.
Merdeka (bukan budak)
Budak tidak memiliki wewenang terhadap dirinya sendiri, maka bagaimana
mungkin dia bisa menjadi penguasa.
Muslim S. An Nisa (141)
Dan Allah sekali-sekali tidak akan memberi jalan bagi orang-orang Kafir
Baliqh dan berakal HR. Abu Dawud
Selain anak kecil hingga dewasa dan orang gila hingga sembuh
Adil QS. Al Hujurot (6)
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang-orang fasik
membawa berita, maka periksalah dengan teliti. Contoh informasinya bagaimana
Mampu melaksanakan tugas-tugasnya HR : Muslim dari Abu Zar
Wahai Abu Zar, sesungguhnya kamu itu lemah, sedangkan (jabatan) merupakan
amanah
Jadi orang mampu = orang yang ahli
PEMBERHENTIAN
Tergantung pada Khalifah dan / atau Wali/Rakyat setempat/anggota Majelis Umat tetap
yang berhak memberhentikan : Khalifah
5. QODHI Hakim
Qodha Lembaga Peradilan Lembaga yang bertugas untuk menyampaikan
keputusan hukum yang sifatnya mengikat.
QS. Al-Maidah 49
Dan hendaklah kamu mementingkan perkara di antara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah.
QS. An Nuur 48
Dan apabila mereka dipanggil Allah dan RosulNya, agar Rosul mengadili mereka.
HR. At. Tirmidzi dan Ahmad
Apabila 2 orang yang berselisih datang menghadap kepadamu, jangan segerakan putusan
salah satu diantara mereka, sebelum engkau mendengarkan pengakuan dari pihak yang
lain sehingga engkau akan tahu bagaimana engkau harus member keputusan.
Macam-macam Qodhi
1. Qodhi yang mengurusi penyelesaian perkara sengketa di tengah masyarakat dalam hal
muamalah dan Uqubat (sanksi hukum) Al-Qurdhi
2. Qurdhi hisbah/muhtasib
Qurdhi yang mengurusi penyelesaian perkara
penyimpangan yang bisa membahayakan hak jamaah.
Contoh : mengawasi dana pelaku bisnis, majikan dan pekerja contohnya mengurangi
takaran dan timbangan

3. Qurdhi Madzalim Qurdhi yang menguasai penyelesaian perkara perselisihan yang


terjadi antara rakyat dengan Negara.
Syarat-syarat Qordhi
1. Muslim, 2. Merdeka, 3. Baligh, 4. Berakal, 5. Adil
2. Ark Fiqh yang mengetahui hukum Islam serta aplikasinya terhadap fakta hukum
Khusus Qurdhi Madzalim + 7, laki-laki dan Mujtahid
6. MASHALIH DAULAH (Departemen Negara)
Departemen Negara di pimpin oleh Dirjen yaitu yang menangani urusan Negara serta
kepentingan rakyat.
Departemen jawatan unit-unit
Indonesia Departemen Kanwil Dinas-dinas
Jawatan dan Unit bertanggung jawab kepada Departemen,
Dirjen, Kep. Jawatan dan Kepala Dinas tidak harus muslim
S. At Thalaq 6 kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak) kalian untuk
kalian, maka berikanlah mereka upahnya.
HR Bukhori dari Abi Hurairah
Tiga orang yang aku memusuhinya kelak pada hari kiamat antara lain memperkerjakan
seorang buruh, namun setelah ia mendapatkan manfaat dari bawah itu ia tidak
memberikan upah kepadanya.
7. MAJELIS UMAT
Majelis yang terdiri dari orang-orang yang mewakili aspirasi kaum muslimin agak
menjadi pertimbangan khalifah dan tempat khalifah meminta masukan dalam urusanurusan kaum muslimin.
Tugasnya control dan koreksi (murasabah) terhadap para pejabat pemerintahan
14 orang (Anshor dan Muhajirin) pemimpin untuk menjadi tempat rujukan, untuk
meminta nasehat dalam berbagai hal.
Anggotanya Para ulama
Mufti/pemikir
Disebut majelis umat, karena wakil umat dalam melakukan muhasabah dan syara.
Di era Umar anggotanya boleh dari non muslim yang menjadi Warga Negara
Tugasnya dari non muslim dalam rangka menyampaikan pengaduan tentang
kedzoliman para pejabat pemerintahan terhadap mereka/tentang kesalahan dalam
penerapan Islam terhadap mereka.
Hak seluruh kaum muslimin terhadap Khalifah
(Q.S. Ali imron, 159)
KEANGGOTAAN MAJELIS UMAT
Di pilih melalui PEMILU bukan dengan penunjukan atau pengangkatan.
Syarat-syaratnya :
- Warga Negara
- Laki-laki dan perempuan, Baligh, berakal
- Muslim dan non muslim
Majelis Umat TIDAK
1. Memiliki wewenang untuk memerintah

2. Membuat aturan
Islam memandang rakyat yang diperintah oleh Negara Islam, semata-mata sebagai
manusia, terlepas dari agama, suku ras maupun jenis kelamin.
AKIBAT HUKUM
Semua rakyat memiliki hak dan kewajiban sama. Semuanya wajib dikenai pemberlakuan
HUKUM-HUKUM SYARA.
Dasar hukumnya Q.S. An Nisa 174
- Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu
(Muhammad dengan mujizatnya) dan telah kami turunkan kepadamu cahaya yang
-

terang benderang (Al-Quran)


Q.S. Al-Araf 158
Katakanlah Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada mu

semua.
WEWENANG MAJELIS UMAT
1. Memberikan masukan kepada Kholifah
Misal : masalah pemerintahan, pendidikan, kesehatan ekonomi, perang, industri,
pertanian (pendapatnya bersifat mengikat)
2. Kholifah boleh menyodorkan hukum-hukum dan UU yang ingin diadopsi kepada
Majelis. Anggota majelis yang muslim, mempunyai hak untuk memberikan masukan
dan menjelaskan mana yang benar dan salah. (pendapatnya tidak mengikat).
3. Mengoreksi khalifah, atas seluruh tindakan yang secara riil terjadi di Negara, baik
masalah dalam/luar negeri, finansiil, pasukan atau yang lain. (kalau suara mayoritas
majelis maka mengikat, kalau suara minoritas majelis maka tidak mengikat).
Kalau terjadi perbedaan antara kholifah dengan suara mayoritas majelis, maka
masalahnya diserahkan kepada Mahkamah Madzalim (putusannya bersifat
mengikat).
4. MU berhak untuk menampakkan ketidaksukaannya terhadap para muawin, Wali dan
Amil (bersifat mengikat). Kholifah harus memberhentikan mereka.
5. Anggota muslim berhak membatasi calon yang akan menjadi Kholifah
Hak-hak Majelis
1. Hak berbicara
2. Hak menyampaikan pendapat
(tidak ada pencekalan apapun)

BAB IV
DASAR-DASAR PEMERINTAHAN DALAM ISLAM
1. Kekuassan per UUan Ilahi
Dasar utama Al Harimiyah Kekuasaan legislative dan kedaulatan hukum
tertinggi ada di tangan Allah SWT.
2. Keadilan antar manusia
Bahwa semua rakyat mempunyai persamaan hak berhadapan UU Allah (Rakyat
pejabat). Q.S Asy Syuro15)
3. Persamaan antara kaum muslimin
Semua kaum muslimin memiliki hak-hak yang sempurna (S. Al Hujurat 10
sesungguhnya orang-orang mukmin adalah saudara)
4. Tanggung jawab pemerintah
Pemerintah dan kekuasaannya serta kekayaan adalah amanah Allah dan kaum
muslimin yang harus dibenarkan penanganannya kepada orang-orang yang takut
kepada Allah, bersifat adil dan benar-benar beriman. (QS. An Nisa 58).
5. Permusyawaratan
Keharusan bagi para pemimpin Negara dan pejabatnya untuk bermusyawarah dengan
kaum muslimin. Hasil musyawarah dilaksanakan secara konsekuen dalam
pelaksanaan pemerintahan (Q.S Ali Imron 159).
6. Ketaatan daam hal kebajikan
Kewajiban menaati pemerintah dalam hal-hal yang baik saja, dan tidak ada hak bagi
seseorang untuk ditaati dalam perbuatan maksiat. (QS. Muntahanah 12).
7. Berusaha mencari kekuasaan untuk diri sendiri adalah terlarang

Orang yang ambisi di dalam pemerintahan, secara umum, dan didalam khilafah,
secara khusus, serta berdaya upaya untuk itu mereka sesungguhnya adalah orang yang
paling sedikit keahlian dan kelayakannya untuk itu. (QS. Al Qasshos 83).
8. Tujuan adanya Negara
Kewajiban pertama atas seorang penguasa dan pemerintahannya dalam Negara Islam,
ialah

menegakkan

system

kehidupan

Islam

dengan

sempurna

tanpa

mengurangi/mengganti. (Q.S. Al Khajj 41) orang-orang yang diteguhkan


kedudukan mereka di bumi yaitu :
- Mendirikan sholat
- Menunaikan zakat
- Menyuruh berbuat maruf
- Mencegah berbuat mungkar
Artinya menciptakan sistem keagamaan yang murni (Al. Quran, Sunnah,
Ijma)
9. Amr Bil Maruf nary anil munkar
Setiap individu dalam masyarakat Islam memiliki hak bahkan wajib mengatakan yang
benar, menyerukan yang maruf, membela kebaikan dan mempertahankannya
berupaya sungguh-sungguh dalam mencegah kemungkaran, melarangnya dan
menghukum kebathilan. (QS AL-Maidah 2)
Konsep Dasar Per-Undang-Undangan/Prinsip-prinsip yang merupakan tumpuan UUD
Negara :
1. Q.S. An Nisa 59 6 hal ybs dengan Konstitusi Dasar :
a. Ketaatan kepada llah dan RosulNya didahulukan dari segala ketaatan kepada yang
lain.
b. Ketaatan kepada Ulil Amai setelah (a)
c. Ulil Amai haruslah terdiri atas orang? Mukmin
d. Rakyat mempunyai hak menggugat para penguasa
e. Penyelesaian Konflik UU Allah & RosulNya
f. Badan yang bebas dan merdeka dari :
- Tekanan rakyat
- Tekanan penguasa/mempengaruhi
2. Kekuasaan badan eksekutif haruslah dibatasi dan diikat dengan UU Allah dan RosulNya.
Pembentukannya adalah dengan jalan permusyawaratan yakni PEMILIHAN (dan itu
adalah yang dibenarkan)
3. Lembaga legislative harus bekerja berdasarkan musyawarah dan bersumber pada Al
Quran dan Sunnah dalam membentuk UU.
4. Lembaga Yudikatif haruslah bersifat bebas dan terlepas dari segala campur tangan,
tekanan/pengaruh baik dari rakyat/penguasa. (sesuai dengan konstitusi).
Ciri-ciri Negara Islam

1. Negara didirikan atas dasar kesadaran suatu bangsa yang merdeka dan bersedia bekerja
sesuai dengan hukum-hukum Allah dan RosulNya.
2. Kekuasaan dan kedaulatan hukum tertinggi di dalamnya sepenuhnya bagi Allah
3. System pemerintahan pokok-pokok demokrasi pendapat rakyat harus sesuai dengan
hukum-hukum Allah dan RosulNya
4. Negara yang berdasarkan konsep-konsep tertentu (Islam) dan di kelola oleh orang-orang
yang benar-benar beriman.
5. Negara berdiri atas dasar ideologi semata-mata dan tidak atas dasar ikatan-ikatan warna,
ras, batas/batas-batas geografis.
6. Semangat yang menjiwai Negara-negara mengikuti akhlaq bukannya mengikuti politik
serta tujuan-tujuannya serta menjalankan urusan-urusannya berdasarkan taqwa kepada
allah dan takut kepadaNya.
Memilih pemimpin Akhlaq intelegentia fisik
Tegaknya atas dasar amanat keadilan persamaan ketulusan
7. Tugas Negara tidak hanya kewajiban-kewajiban kepolisian tapi juga kewajiban
melaksanakan keadilan sosial, menjadi kemungkaran.
8. Nilai-nilai asasi Negara ialah persamaan hak, kedudukan dan kesempatan serta
pelaksanaan UU, saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan, tidak dalam
dosa dan pelanggaran, kesadaran akan tanggung jawab dihadapan Allah.
9. Tidak menjadikan Negara sebagai penguasa mutlak tapi tetap melindungi HAM.
KEDUUDKAN ROSUL DALAM PEMERINTAHAN
Rosul mewakili kekuasaan tertinggi Allah dibidang Pek UUan dalam kehidupan dalam
kehidupan manusia ketaatannya ketaatan kepada Allah (S. An Nisa 64 dan kami
tidak mengutus seorang Rosul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah).
S. An Nisa 80 barang siapa menaati Rosul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah.
Jadi Hukum Allah = Hukum Rosul
Pemberhentian khalifah
Khalifah secara otomatis akan diberhentikan, apabila terjadi perubahan keadaan :
A. Langsung (dalam dirinya) otomatis
B. Tak langsung (menurut hukum) putusan MAHKAMAH MADZALIM
A. Perubahan Keadaan
Yang secara Otomatis berhenti sebagai Khalifah
1. Khalifah murtad dari Islam
(Q.S An Nisa 14 Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orng-orang
kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman).
2. Khalifah gila
3. Khalifah ditawan musuh yang tidak mungkin bisa melepaskan diri
B. Perubahan Keadaan Khalifah yang tidak secara otomatis berhenti, ada 5 hal :
1. Khalifah telah kehidupan ADALAHNYA yaitu telah melakukan kefasikan secara
terang-terangan (adalah adil)
2. Khalifah berubah bentuk kelaminnya menjadi perempuan

(HR Bukhari dari Abi Barkah)


Tidak akan pernah beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan kekuasaan
(pemerintahan) mereka kepada seorang wanita.
3. Khalifah menjadi gila tapi tidak parah. (sembuh terkadang gila).
4. Khalifah tidak lagi mampu/dapat melaksanakan tugas-tugas sebagai khalifah karena
suatu sebab (cacat tubuh/sakit yang tidak mungkin dapat di sembuhkan secara medis).
5. Adanya tekanan yang menyebabkan Khalifah tidak mampu lagi menangani urusan
kaum muslimin dengan akal pikirannya sendiri sesuai dengan hukum syara.
Contonh pendamping khalifah (untuk kepentingan golongan sendiri) mendekte dan
menguasai khalifah. Khalifah dibawah kekuasaan musuh. (politik, ekonomi, hukum)
Paradigm Q.S. An Nisa 59. Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah dan Rosul. (Al Quran dan SunnahNya)
(mengembalikannya kepada penghasilan yaitu MAHKAMAH MADZALIM.
TABANNI (ADOPSI) KHALIFAH WAJIB TERIKAT DENGAN HUKUM SYARA
Haram hukumnya bila tabanni suatu hukum yang tidak digali dengan cara yang benar
berdasarkan dalil-dalil syara termasuk dengan method ISTIMBAT (penggalian
hukum)nya.
Logika hukumnya keterikatannya terhadap Syariat Islam dalam membuat UU.
1. Apa yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada tiap muslim baik sebagai khalifah ataupun
bukan, agar melaksanakan semua perbuatannya sesuai dengan hukum-hukum syara.
(Q.S. An Nisa 65).
2. Dalilnya adalah Nash baiat yang dipergunakan untuk membaiat khalifah yang
mengharuskan khalifah untuk terikat dengan Syariat Islam, karena baiat itu esensinya
merupakan baiat berdasarkan kepada Kitabullah dan Sunnah RasulNya.
3. Dalilnya adalah bahwa khalifah diangkat untuk menerapkan hukum Syara karena itu
tidak halal baginya untuk mengambil selain hukum syara untuk dia terapkan kepada
kaum muslimin.
4. Dalilnya adalah khalifah kekuasaannya dibatasi oleh hukum-hukum Ilahi
KAIDAH-KAIDAH PER UU-AN
Ahli Ushul Fiqh Qawaiput Tasriiyah
Tata aturan yang dibuat pedoman oleh pembuat UU dalam menyusun UU dan merealisir
tujuan yang ingin dicapainya melalui pemberian beban kewajiban kepada orang-orang
muhallaf.
Sumber-sumber hukum Syariat (Al Adillatul Ahkam Kaidahnya)
I. 1. Al-Quran
2. Al Hadist

II. Peristiwa yang sudah ditunjuk oleh NASH, tidak boleh ditetapkan hukumnya berdasarkan
hukumnya berdasarkan pendapat logika < rayu)
III. Peristiwa-peristiwa yang tidak ada nashnya/sudah ada tetapi tidak qathi, hukumnya
ditetapkan dengan ijtihad.
IV. Keputusan dari ijtihad jamai (kolektif) harus didahulukan mengamalkannya dari pada
hasil pendapat dari ijtihad Fardi (perorangan).
V. Landasan utama adalah Qiyas atau memelihara kemaslahatan orang banyak.
Tujuan Umum Per-UUan (Maqashidut Tasyriiyah) :
-

Untuk merealisir kemaslahatan umum


Memberikan kemanfaatan
Menghindarkan kemafsadaran

Jenis-jenis tujuan Umum Per-UUan


Ada 3 macam
1. Memelihara AL-UMURUDH DHARURIYAH dalam kehidupan manusia
Yaitu Hal-hal yang menjadi sendi eksistensi kehidupan manusia yang harus ada demi
kemaslahatan mereka.
Artinya bila sendi-sendi itu tidak ada, kehidupan mereka menjadi kacau balau,
kemaslahatan tidak tercapai dan kebahagiaan ukhrowi tidak bakal dapat
dinikmati
AL UMURUDH DHARURIYAH (Urusan-urusan Dharruri) ada 5 macam :
- Urusan agama
- Urusan jiwa
- Urusan akal
- Urusan keturunan dan
- Urusan harta milik
Hukumnya di sebuat HUKUM DHARURI
- Urusan Agama ibadah
- Urusan jiwa dan akal makan, pakaian, rumah dsb.
- Urusan keturunan dan harta milik bidang muamalat
(UU yang berkaitan dengan urusan-urusan tersebut harus dibentuk) baik dari segi
pengadaan menetapkan ketentuan-ketentuannya serta hukumnya bila di langgar.
2. Untuk memenuhi AL-UMURUL-HAJIYAH dalam kehidupan manusia yaitu hal-hal
yang sangat dihajatkan oleh manusia untuk menghilangkan kesulitan-kesulitan dan
menolak halangan.
Artinya : Bila hal-hal tersebut tidak ada, maka tidak sampai membawa tata aturan hidup
manusia berantakan dan kacau balau melainkan hanya sekedar membuat kesulitan dan
kesukaran saja.
UMURUL HAJIYAH (Urusan-urusan kebutuhan manusia)
Contoh : dalam bidang muamalat jual beli inden
3. Untuk merealisir AL UMURUT TAHSINIYAH

Yaitu tindakan ada sifat yang harus dijauhi oleh akal yang sehat di pegangi oleh adat
kebiasaan yang bagus dan dihayati oleh kepribadian yang umat.
Contoh :
- Oleh hendaknya bersopan santun dalam melaksanakan dan minum, menjauhi yang
-

berlebihan.
Jual beli dengan menipu

Anda mungkin juga menyukai