Peristiwa Rengasdengklok
Mendengar berita kekalahan Jepang, kelompok
pemuda dengan kelompok bawah tanah
dibawah pimpinan Sutan Syahrir, bersepakat
bahwa inilah saat yang tepat untuk
memproklamirkan kemerdekaan. Sukarni,
Wikana dan kelompok pemuda lainnya
mendesak Soekarno dan Hatta, tapi mereka
berdua menolak. Akhirnya terjadilah perdebatan
sengit yang berakhir dengan penculikan kedua
tokoh tersebut, dengan tujuan menjauhkan
Soekarno-Hatta dari "pengaruh" Jepang. Kedua
pemimpin itu "diasingkan" ke Rengasdengklok
oleh kelompok pemuda yang dipimpin olehnya
Seputar Proklamasi
Semenjak partai Murba terbentuk pada bulan
November 1948 sampai wafatnya, Sukarni
menjabat sebagai ketua umum. Dia juga duduk
sebagai anggota Badan pekerja KNI Pusat.
Dalam pemilihan Umum yang pertama (1955)
Sukarni terpilih sebagai anggota Konstituante.
Sejak tahun 1961 Sukarni ditunjuk sebagai Duta
Besar Indonesia di Peking, ibukota RRT
(Republik Rakyat Tiongkok) dan kembali ke
tanah air pada bulan Maret 1964