Anda di halaman 1dari 16

PENYUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI DAN PERATURAN PEKERJA

Seperti kita ketahui bersama, semakin besar suatu organisasi, semakin banyak pula
jumlah personil atau tenaga kerja manusia yang dibutuhkan, serta semakin banyak pula jenis
pekerjaan yang harus dilaksanakan. Demikian pula sebaliknya, semakin kecil organisasi,
semakin kecil tenaga manusia yang dibutuhkan dan semakin sedikit jenis pekerjaan yang harus
dilaksanakan. Kelangsungan hidup sebuah organisasi sebenarnya berkaitan erat dengan proses
perilaku manusianya yang dapat memperkuat roh atau jiwa bagi kedinamisan sebuah struktur
organisasi. Gibson menyatakan bahwa struktur organisasi merupakan pola formal kegiatan dan
hubungan di antara berbagai sub-unit dalam sebuah organisasi. Menurut pandangan Gibson, kita
dapat melihat struktur organisasi sebagai : a)bagan dari susunan kotak-kotak yang berarti
struktur yang bersifat statis. b)hubungan kegiatan yang merupakan struktur yang besifat
dinamis.
Fungsi struktur dalam sebuah organisasi adalah memberikan informasi kepada seluruh manusia
yang menjadi anggotanya untuk mengetahui kegiatan atau pekerjaan yang harus ia kerjakan,
berkonsultasi atau bertanggung jawab kepada siapa, sehingga proses kerjasama menuju
pencapaian tujuan organisasi dapat terwujud sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Kejelasan gambaran struktur organisasi akan memberikan kemudahan bagi
pimpinan untuk mendistribusikan jabatan kepada seseorang yang tepat, sehingga daya guna dan
hasil guna dapat terwujud.
Fungsi atau kegunaan struktur dalam sebuah organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kejelasan Tanggung Jawab. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan apa
yang harus dipertanggung jawabkan. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab
kepada pimpinan

atau atasan yang memberikan kewenangan, karena pelaksanaan

kewenangan itu yang harus dipertanggungjawabkan.


2. Kejelasan Kedudukan. Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi
sebenarnya mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun hubungan karena
adanya keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada seseorang.
3. Kejelasan Uraian Tugas. Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat
membantu pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagi
bawahan akan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan karena
uraiannya yang jelas.
4. Kejelasan Jalur Hubungan. Dalam rangka pelaksaan tugas dan tanggung jawab setiap
karyawan atau pegawai dalam sebuah organisasi, maka dibutuhka kejelasan hubungan

yang tergambar dalam struktur, sehingga jalur penyelesaian pekerjaan akan semakin
efektif dan dapat saling menguntungkan.
Pola dasar struktur organisasi sebaiknya tersusun relative permanen, artinya tidak perlu
selamanya mengalami perubahan. Dalam aktivitas yang dilakukan harus ada jaminan
fleksibilitas, artinya aktivitas itu senantiasa dapat diperluas jangkauannya, namun pola dasar
struktur organisasi tidak perlu mengalami perubahan. Yang perlu mendapat perhatian dalam
mengisi struktur organisasi adalah manusia yang memiliki kompentensi yang sesuai dengan
jenis tugas dalam bagian-bagian tugas atau pekerjaan pada struktur tersebut. Penggolongan
aktivitas dalam struktur dapat kita bagi menjadi empat unsure : a)unsur pimpinan; b)unsur
pembantu pimpinan; c)unsur pelakasana tugas pokok; dan d)unsur pelaksana tugas-tugas
fungsional.
Struktur Organisasi
Berdasarkan pola hubungan kerja dan aktivitas, wewenang serta tanggungjawab, maka bentukbentuk organisasi dibedakan sebagai berikut
1. Struktur Organisasi Lini
Organisasi bentuk garis di ciptakan oleh Henry Fayol. Pada struktur organisasi ini, wewenang
dari atasan disalurkan secara vertikal kepada bawahan. Begitu juga sebaliknya,
pertanggungjawaban dari bawahan secara langsung di tujukan kepada ataan yang memberi
perintah. Umumnya organisasi yang memakai struktur ini adalah organisasi yang masih kecil,
jumlah karyawannya sedikit dan spesialisasi kerjanya masih sederhana

Ciri-Ciri:
Kesatuan perintah terjamin; Pembagian kerja jelas dan mudah dilaksanakan; Organisasi
tergantung pada satu pimpinan
2. Struktur Organisasi Fungsional

Struktur organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor. Struktur ini berawal dari konsep
adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan mempunyai
wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubunganya dengan fungsi
atasan tersebut. Setiap pegawai mempunyai pengawas lebih dari satu orang atasan yang
berberda-beda.

Ciri-Ciri Struktur organisasi fungsional :


Tidak menjamin adanya kesatuan perintah
Keahlian para pengawas dan pegawai berkembang menuju spesialisasi
Penghematan waktu dapat dilakukan karena mengerjakan pekerjaan yang sama
3. Struktur Oranisasi Garis dan Staf
Struktur organisasi ini merupakan struktur organisasi gabungan yang di kembangkan oleh
Harrington Emerson. Struktur ini umumnya di gunakan oleh organisasi yang besar, daerah kerja
luas, bidang tugas yang beraneka ragam dan jumlah bawahan yang banyak sehingga pimpinan
tidak bisa bekerja sendiri, melainkan memerlukan bantuan staf. Staf adalorang ahli dalam
bidang tertentu yang bertugas memberi nasihat dan saran kepada pimpinan dalam organisasi
tersebut.

4. Struktur Organisasi Fungsional dan Staf


Struktur organisasi ini merupakan gabungan dari bermacam-macam struktur organisasi.dengan
memakai sistem gabungan ini di mungkinkan memilih, yang menguntungkan di pakai yang
merugikan di tinggalkan.

Struktur Organisasi Di Buat Dengan Maksud :


Memperlihatkan pola hubungan antara anggota organisasi dan sarana yang dimiliki agar setiap
anggota organisasi mengerti dengan jelas tugasnya, kewajiban, hak dan tanggung jawab.

Tipe Struktur Organisasi


Ada beberapa jenis struktur organisasi dan perusahaan harus memilih mana yang terbaik sesuai
dengan kebutuhannya.
Struktur Tradisional. Struktur ini berdasarkan fungsi divisi dan departemen. Ini adalah jenis
struktur yang mengikuti aturan dan prosedur organisasi. Dicirikan dengan memberikan garis
otoritas yang jelas di seluruh level manajemen. Jenis struktur dibawah struktur tradisional
adalah :
1. Struktur Lini - adalah jenis struktur yang memiliki lini perintah yang sangat spesifik.
Persetujuan dan perintah dari jenis struktur ini berasal dari atas ke lini yang bawah. Struktur ini
sesuai untuk organisasi yang kecil seperti kantor akunting atau kantor hukum. Jenis struktur
seperti ini memudahkan pengambilan keputusan, dan bersifat informatif. Mereka memiliki
departemen yang lebih sedikit, yang membuat seluruh organisasi sangat desentralisasi.
2. Struktur Lini dan Staff meskipun struktur lini sesuai untuk kebanyakan organisasi,
khususnya organisasi yang kecil, tapi tidak efektif untuk organisasi yang lebih besar. Dimana
struktur organisasi lini dan staff memainkan perannya. Lini dan struktur menggabungkan
struktur lini dimana informasi dan persetujuan berasal dari atas ke bawah, dengan dukungan dan
spesialisasi staf departemen. Stuktur organisasi lini dan staff lebih terpusat. Manajer lini dan
staff memiliki otoritas pada bawahannya. Pada jenis stuktur organiasai ini, proses pengambilan
keputusan menjadi lebih lambat karena lapisan dan panduan yang tipikal, dan jangan melupakan
formalitas didalamnya.
3. Struktur fungsional jenis struktur organisasi ini mengelompokkan orang berdasarkan fungsi
yang mereka lakukan dalam kehidupan profesional atau menurut fungsi yang dilakukan dalam
organisasi. Bagan organisasi untuk organisasi berbasis fungsional terdiri dari Vice President,
Sales department, Customer Service Department, Engineering atau departemen produksi,
departemen Akunting dan Administratif .
Struktur Divisional. Ini adalah jenis struktur yang berdasarkan divisi yang berbeda dalam
organisasi. Struktur-struktur ini dibagi ke dalam:
1. Struktur produk struktur sebuah produk berdasarkan pada pengelolaan karyawan dan kerja
yang berdasarkan jenis produk yang berbeda. Jika perusahaan memproduksi tiga jenis produk
yang berbeda, mereka akan memiliki tiga divisi yang berbeda untuk produk tersebut .
2. Struktur pasar struktur pasar digunakan untuk mengelompokkan karyawan berdasarkan
pasar tertentu yang dituju oleh perusahaan. Sebuah perusahaan bisa memiliki 3 pangsa pasar
yang digunakan dan berdasarkan struktur ini, maka akan membedakan divisi dalam struktur.
3. Struktur geografis organisasi besar memiliki kantor di tempat yang berbeda, misalnya ada
zona utara, zona selatan, barat, dan timur. Struktur organisasi mengikuti struktur zona wilayah.

Struktur Matrix
Merupakan struktur, yang menggabungkan struktur fungsi dan produk. Kedua gabungan ini
merupakan gabungan terbaik untuk membuat struktur organisasi yang efisien. Ini adalah
struktur organisasi yang paling kompleks. Penting untuk menemukan struktur organisasi yang
terbaik untuk organisasi, karena penetapan yang keliru akan merusak fungsi organisasi
Menurut Keith Davis ada 6 bagan bentuk struktur organisasi yaitu :
1. Bentuk Vertikal
2. Bentuk Mendatar / horizontal
3. Bentuk Lingkaran / circular
4. Bentuk Setengah lingkaran / semi Sircular
5. Bentuk Elliptical
6. Bentuk Piramida terbalik (Invented Piramid)
Bagan organisasi adalah suatu upaya dengan tulisan atau lisan untuk menunjukan tingkatan
organisasi.
1. Bagan mendatar ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk
pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari kiri
kea rah kanan atau sebaliknya.

2. Bagan Lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk
pimpinana sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari
pusat lingkaran ke aarah bidang lingkaran.

3. Bagan Setengah lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenang dari pucuk
pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat
lingkaran kea rah bidang bawah lingkaran atau sebaliknya.
4. Bagan Elips ialah bentuk bagan satuan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk
pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat Elips
kea rah bidang elips

Setiap bentuk bagan organisasi yang ada menggambarkannya dapat dibalik, kecuali bagan
lingkaran, bagan elips dan bagan sinar. Bagan pyramid dapat disusun dari bawah kea rah atas,
bagan mendatar dapat disusun dari kanan kea rah kiri, bagan menegak (Vertikal) dapat disusun
dari bawah ke atas, bagan setengah lingkaran dapat di susun dari pusat lingkaran ke arah bidang
atas lingkaran, bagan setengah elips dapat disusun dari pusat elip kea rah bidang atas elip.
Dalam bagan lingkaran, bagan elip dapat pula digambar satuan organisasi atau pejabat yang
lebih rendah kedudukannya terletak di atas, tetapi ini semua tidak mengubah jenjang ataupun
kedudukan yang sesungguhnya.
Hal ini dikemukakan pula oleh Keith Davis sebagai berikut ;
Perubahan-perubahan penggambaran bagan kadang-kadang diterima untuk menggalakan
pertalian kedudukan atasan bawahan dari kebiasaan bagan-bagan organisasi, tetapi perubahanperubahan ini tidak mengubah keadaan kedudukan yang sebenarnya. Termasuk di dalamnya
perubahan-perubahan bagan mendatar, lingkaran, setengah lingkaran, elips dan piramida
terbalik.

Struktur Organisasi ( Organizational Structure )


Stuktur organisasi pada setiap perusahaan berbeda-beda bergantung pada budaya dan jenis
industri dimana mereka berusaha. Contohnya saja perusahaan konsultan dan perusahaan
pertambangan. Struktur organisasi mereka bisa sangat berbeda. Umumnya pada perusahaan
konsultan, jabatan tertinggi adalah partner sedangkan pada perusahaan tambang bisa CEO.

Umumnya stuktur organisasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis: Fungsional, Project, dan
Organisasi Matrix. Tipe struktur organisasi berpengaruh pada bagaimana komunikasi didalam
perusahaan.
Functional Organization ( Organisasi Fungsional )

Organisasi fungsional umum ditemui pada perusahaan-perusahaan yang memproduksi suatu


barang. (Kebanyakan perusahaan di Indonesia mungkin menggunakan Functional Organization
tapi Saya belum mendapatkan hasil survey tentang ini).
Pada functional organization, semakin besar organisasi, semakin dalam pula hirarkinya dan
semakin terspesialisasi pekerjaannya. Semua orang melapor kepada hirarki diatasnya,
seterusnya hingga mencapai puncak hirarki (CEO).
Keuntungan dari Functional Organization adalah kesederhanaan dalam komunikasi dan efisiensi
proses yang berulang. Kerugiannya bila menghadapi sebuah proyek antar divisi, pergerakan dari
tiap anggota tim akan terbatasi oleh sekat-sekat divisi dan manajer proyek dapat merangkap
menjadi

manajer salah satu divisi yang

mengakibatkan keputusannya

terpengaruh

kedudukannya pada divisi. Kerugian lain dari sistem ini adalah komunikasi menjadi sangat
terbatas (umumnya top down) dan kreativitas terbatasi oleh rangkaian persetujuan birokratis.
Projectized Organization ( Organisasi Proyek )

Organisasi proyek seperti ini berfokus hanya saja proyek daripada fungsionalitas. Saya sendiri
belum pernah menemukan organisasi besar yang menggunakan tipe organisasi proyek ini.
Mungkin tipe organisasi ini ada pada beberapa kelompok konsultan freelancer yang bekerja
secara lepas tetapi memiliki seorang koordinator. Manajer proyek memiliki kuasa yang besar
selama sebuah proyek berlangsung.
Keuntungan dari tipe organisasi ini adalah kemudahan untuk memasukkan seorang konsultan
luar, efisiensi dalam mengerjakan proyek, kemudahan untuk membagikan sumber daya antar
proyek, fleksibilitas dan independensi yang besar dari tiap karyawannya.

Kekurangan yang dapat muncul adalah setiap karyawan harus cukup memiliki motivasi,
bertanggung jawab, dan terbiasa untuk mengambil inisiatif. Struktur ini tidak terlalu cocok bila
perusahaan memiliki banyak aspek administrasi atau operasi.
Matrix Organization ( Organisasi Matrix )

Organisasi Matrix merupakan peleburan dari kedua tipe organisasi diatas. Organisasi Matrix
menca ri keseimbangan antara operasional/administrasi dan proyek. Contohnya adalah seorang
manajer proyek yang ingin mengerjakan proyek inventory. Tim proyek akan terdiri dari bagian
purchasing dan finance.Organisasi Matrix mempunyai tiga buah sub Organisasi berdasarkan
kekuatan manajer proyek dan manajer fungsional.Keuntungan yang diberikan tipe organisasi
matrix adalah pemanfaatan sumber daya manusia yang efisien, anggota tim mempunyai
pekerjaan operasional tetap setelah proyek selesai, sharing pengetahuan antar divisi yang lebih
baik dari pada tipe fungsional, dan adanya keterlibatan stakeholder yang kuat.
Kekurangan yang dapat muncul adalah dengan adanya dua buah atasan, karyawan bawah harus
melapor pada dua atasan dan hal ini dapat membingungkan. Atasan-atasan dapat
memperebutkan karyawan sehingga membingungkan mereka dalam membuat prioritas kerja
dan memahami perannya. Prosedur komunikasi dan pemanfaatan sumber daya harus ada dan
jelas untuk menghindari kekacauan ini.
PENYUSUNAN PERATURAN PEKERJA
Hubungan kerja merupakan suatu fenomena yang banyak menyita perhatian berbagai
pihak di negeri atau dunia ini. Sering kita dengar tentang masalah dunia ketanaga kerjaan di
lingkungan kita ini. Dimana hal ini sangatlah dipengaruhi pula oleh perjanjian kerja. Perjanjian
kerja menurut UU No 13 Tahun 2003 adalah perjanjian antara pekerja atau buruh dengan
perusahaan atau pemberi kerja yang termuat syarat-syarat hak dan kewajiban para pihak.
Perjanjian kerja pada dasarnya dibuat untuk mencegah terjadinya perselisihan atau sengketa
yang dapat terjadi antara para pihak yang terlibat dalam suatu hubungan kerja yakni
pihak pertama (perusahaan) dan pihak kedua (karyawan).
Perjanjian kerja sebagai sarana pendahulu sebelum berlangsungnya hubungan kerja,
harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, dalam arti mencerminkan keadilan baik bagi
penguasaha maupun bagi buruh, karena keduanya akan terlibat dalam suatu hubungan kerja.Di

dunia barat kehidupan masyarakat seperti halnya merupakan arena pertarungan antara
kepentingan-kepentingan perseorangan yang saling bertentangan, sedangkan didalam
lingkungan masyarakat Indonesia adalah tempat kerjasama dimana anggota melakukan tugas
tertentu menurut pembagian kerja yang tertatur menuju tercapainya cita-cita bersama, yaitu
masyarakat adil dan makmur.

Definisi Perjanjian Kerja


Perjanjian yang dalam bahasa belanda biasa disebut Arbeidsovereenkoms, yang dapat
diartikan dalam beberapa pengertian . pengertian pertama disebutkan dalam ketentuan pasal
1601 a KUHPerdata, mengenai perjanjian kerja disebutkan bahwa :
Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian dimana pihak yang satu si buruh, mengikatkan
dirinya untuk dibawah perintahnya pihak yang lain, si majikan untuk suatu waktu tertentu,
melakukan pekerjaan dengan menerima upah .
Selain itu pengertian mengenai perjanjian kerja diketengahkan oleh seorang pakar Hukum
Perburuhan Indonesia yaitu, Bapak Prof .R. Iman Soepono, S.H. yang menerangkan bahwa
perihal pengertian tentang perjanjian kerja, beliau mengemukakan bahwa : Perjanjian
kerja adalah suatu perjanjian dimana pihak kesatu , buruh, mengikatkan diri untuk bekerja
dengan menerima upah pada pihak lainnya, majikan yang mengikatkan diri untuk mengerjakan
buruh itu dengan membayar upah. Selanjutnya perihal pengertian Perjanjian Kerja, ada lagi
pendapat Prof Subekti, S.H. beliau menyatakan dalam bukunya Aneka Perjanjian,
disebutkan bahwa perjanjian kerja adalah :
Perjanjian antara seorang buruh dengan seorang majikan perjanjian mana ditandai
dengan ciri ciri ; adanya suatu upah atau gaji tertentu yang diperjanjikan dan adanya suatu
hubungan diperatas yaitu suatu hubungan berdasarkan mana pihak yang satu (majikan) berhak
memberikan perintah perintah yang harus di taati oleh pihak yang lain.Perihal perjanjian kerja
Wiwoho Soedjono, S.H, mengemukakan bahwa pengertian perjanjian kerja adalah hubungan
antara seseorang yang bertindak sebagai pekerja atau buruh dengan seseorang yang bertindak
sebagai majikan.Dengan adanya pengertian tentang perjanjian seperti ditentukan diatas,
bisa diambil kesimpulan.

Unsur-unsur Dalam Perjanjian Kerja


a) Adanya Unsur Work atau Pekerjaan
Didalam suatu perjanjian kerja tersebut haruslah ada suatu pekerjaan yang
diperjanjikan dan dikerjakan sendiri oleh pekerja yang membuat perjanjian kerja
tersebut. Pekerjaan mana yaitu yang dikerjakan oleh pekerja itu sendiri, haruslah
berdasarkan dan berpedoman pada perjanjian kerja. Adapun bunyi pasal 1603a
KUHPerdata adalah :
Buruh wajib melakukan sendiri pekerjaannya; hanyalah dengan izin majikan ia
dapat menyuruh seseorang ketiga menggantikannya (pasal 1383 KUHPerdata)
b) Adanya Unsur Servis atau Pelayanan
Bahwa dalam melakukan pekerjaan yang dilakukan sebagai manifestasi adanya
perjanjian kerja teersebut, pekerja haruslah tunduk pada perintah orang lain, yaitu
pihak pemberi kerja dan harus tunduk dan dibawah perintah orang lain, si
majikan. Dengan adanya ketentuan tersebut , menunjukan bahwa si pekerja dalam
melaksanakan pekerjaannya berada dibawah wibawa orang lain, yaitu si majikan.
c) Adanya Unsur Time atau Unsur Tertentu
Bahwa dalam melakukan hubungan kerja tersebut, haruslah dilakukakan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian kerja atau peraturan
perundang undangan. Oleh karna itu dalam melakukan pekerjaannya, pekerja
tidak boleh melakukan sekehendak dari si majkan dan juga boleh dilakukan
dalam kurun waktu seumur hidup, sebab jika terjadi demikian pribadi mansuia

akan hilang, sehingga timbullah apa yang di namakan perbudakan dan bukan
perjanjian kerja.
d) Adanya Unsur Upah atau Pay
Jika seseorang yang

bekerja, dalam melaksanakan pelerjaannya

untuk

mendapatkan selain upah, akan tetapi yang menjadi tujuannya adalah selain upah,
maka pelaksanaan pekerjaa tersebut sulit untuk dikatakan sebagai pelaksanaan
perjanjian kerja.Upah maksudnya adalah imbalan prestasi yang wajib dibayar
oleh majikan untuk pekerjaan itu.
Definisi Peraturan Perusahaan
Peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha
yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan. Syarat kerja adalah hak
dan kewajiban antara pekerja dan pengusaha yang belum diatur didalam peraturan
perundang-undangan. Sementara, tata tertib perusahaan adalah aturan yang harus
ditaati atau dilaksanakan pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya disuatu
perusahaan.
Tujuan Peraturan Perusahaan
a) Memberikan kepastian syarat-syarat kerja di perusahaan
b) Meningkatkan kegairahan dan ketenangan bekerja
c) Meningkatkan produktivitas kerja, akhirnya akan meningkatkan taraf hidup pekerja
dan keluarganya.
Ketentuan Dalam Peraturan Perusahaan
a) Pengusaha yang mempekerjakan 10 (sepuluh) orang pekerja atau lebih wajib
membuat peraturan perusahaan
b) Pembuatan peraturan perusahaan merupakan dan tanggung jawab perusahaan
c) Pengusaha dalam menyusung peraturan perusahaan, mempertimbangkan saran dan
pertimbangan wakil pekerja atau pengurus serikat buruh
d) Wakil pekerja atau serikat pekerja, dapat tidak memberikan saran dan pertimbangan
peraturan perusahaan yang dibuat oleh perusahaan.
e) Ketentuan dalam peraturan perusahaan tidak boleh bertentangan dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku

f) Berlakunya peraturan perusahaan adalah sejak mendapatkan pengesahan dari menteri


atau pejabat yang ditunjuk selama 2 (dua) tahun dan wajib diperbaharui setelah abis
masa berlakunya.
g) Pengusaha wajib melayani kehendak serikat pekerja di perusahaan untuk melakukan
perundingan pembuatan perjanjian kerjasama.
h) Perubahan peraturan perusahaan dapat dilakukan atas dasar kesepakatan bersama
antara pengusaha dan wakil pekerja, perubahan ini memiliki hukum yang mengikat
setelah disahkan oleh menteri.
i) Dalam satu perusahaan hanya dapat dibuat 1 (satu) peraturan perusahaan saja yang
berlaku bagi seluruh pekerja di perusahaan
j) Apabila perusahaan mempunyai cabang perusahaan maka PP induk yang berlaku di
semua cabang perusahaan, serta dapat dibuat turunan untuk masing-masing anak
perusahaan.
k) Perusahaan wajib memberitahu isi serta memberikan naskah peraturan perusahaan
atau perubahannya kepada pekerja
l) Pengesahan peraturan perusahaan oleh menteri pejabat yang ditunjuk, harus sudah
diberikan dalam waktu paling lama 30 hari kerja sejak diterima.
m) Dalam waktu 30 hari PP belum disahkan, namun dianggap telah disahkan.
Proses pembuatan Peraturan Perusahaan
a) Pengusaha membuat naskah rancangan peraturan perusahaan
b) Untuk mendapatkan saran dan pertimbangan, pengusaha harus menyampaikan naskah
rancangan tersebut kepada wakil pekerja secara tertulis dengan bukti tanda terima
c) Jika dalam waktu 14 hari wakil pekerja belum memberikan saran dan pertimbangan,
maka pengusaha berhak mengajukan permohonan pengesahan disertai dengan bukti
pengusaha telah meminta saran dan pertimbangan dari pihak buruh
d) Pengusahan harus mengajukan rancangan peraturan perusahaan dalam rangkap 3
disertai bukti telah meminta saran dan pertimbangan dari perwakilan pekerja
e) Pejabat yang bertanggung jawab meneliti kelengkapan materi PP
f) Jika terdapat materi yang tidak sesuai dalam peraturan perundang-undangan maka
pejabat terkait wajib mengembalikannya dalam waktu 7 hari
g) Pengusaha wajib menyampaikan PP yang telah dilengkapi atau diperbaiki kepada
instansi yang bertanggung jawab di bidang tenaga kerja dalam 14 hari sejak
diterimanya pengembalian

h) Jika perusahaan tidak memenuhi ketentuan pada butir g, maka perusahaan dianggap
tidak mengajukan peraturan perusahaan.
i) Setelah memenuhi persyaratan, instansi yang bertanggung jawab dibidang tenaga
kerja mengeluarkan surat pengesahan.
j) Pengusaha berhak mengajukan pembaharuan PP paling lama 30 hari kerja setelah
berakhirnya PP
k) Permohonan pengesahan peraturan perusahaan diajukan kepada instansi yang
bertanggung jawab di bidang tenaga kerja, memuat :
o Nama dan alamat perusahaan
o Nama dan pimpinan perusahaan
o Wilayah operasi perusahaan
o Status perusahaan
o Jenis atau bidang usaha
o Jumlah pekerja menurut jenis kelamin
o Status hubungan kerja
o Upah tertinggi dan terendah
o Nama dan alamat serikat buruh ( apabila ada )
o Nomor pencatatan serikat buruh ( apabila ada )
o Masa berlakunya peraturan perusahaan
o Pengesahan peraturan untuk yang ke berapa
Materi peraturan perusahaan
a) Hak dan kewajiban pengusaha
b) Hak dan kewajiban pekerja
c) Syarat kerja
d) Tata tertib perusahaan
e) Jangka waktu berlakunya peraturan perusahaan
Pengesahan Peraturan Perusahaan
Perusahaan yang mempekerjakan 10 (sepuluh) orang pekerja atau lebih wajib
membuat peraturan perusahaan yang mulai berlaku setelah disahkan oleh:

o Kepala

instansi

yang

bertanggung

jawab

di

bidang

ketenagakerjaan kabupaten/kota, untuk perusahaan yang terdapat hanya


dalam 1 (satu) wilayah kabupaten/kota;
o Kepala instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
provinsi, untuk perusahaan yang terdapat pada lebih dari 1 (satu)
kabupaten/kota dalam
1 (satu) provinsi;
o Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, untuk
perusahaan yang terdapat pada lebih dari 1 (satu) provinsi.
Peraturan perusahaan harus disusun dengan meminta pertimbangan dari wakil pekerja di
perusahaan yang bersangkutan, dan harus memuat hak dan kewajiban pekerja, serta hak
dan kewajiban pengusaha, syarat kerja, tata tertib perusahaan dan jangka waktu berlakunya
peraturan perusahaan.Ketentuan dalam peraturan perusahaan tidak boleh bertentangan atau
memuat perlindungan kurang dari peraturan perundang-undangan yang berlaku.Perusahaan
tidak wajib menyusun peraturan perusahaan jika telah memiliki Perjanjian Kerja Bersama.

Source:
Agile Portfolio Management. Jochen Krebs. 2009
Wikipedia.org (Matrix Organization)
Dasar-dasar organisasi / oleh Sutarto - Cet.18 - Yogyakarta Gajah Mada University Press,
1998
Makmur, H. 2007. Patologi Serta Terapinya dalam Ilmu Administrasi dan Organisasi.
Bandung : PT. Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai