Epidemiologi KLB
Epidemiologi KLB
Disusun oleh :
Puji
G1B0
Indah Cahyani
G1B0110
Ajeng Prastiwi S. W.
G1B011019
Yuditha Nindya K. R.
G1B011059
G1B0110
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kejadian luar biasa (KLB) masih sering terjadi di Indonesia. KLB ini
mempunyai makna sosial dan politik tersendiri oleh karena peristiwa yang
demikian mendadak, melibatkan banyak orang dan dapat menimbulkan
banyak kematian. Batasan KLB meliputi arti yang luas, yang dapat diuraikan
meliputi semua kejadian penyakit, dapat suatu penyakit infeksi akut kronis
ataupun penyakit non infeksi. Penyakit menular pada manusia merupakan
masalah penting yang dapat terjadi setiap saat, terutama di negara
berkembang khususnya Indonesia. Penyakit menular seperti demam berdarah
dengue sudah merebak hampir di setiap daerah. Penyakit poliomielitis dan flu
burung yang ditularkan melalui unggas dan dinyatakan sebagai kejadian luar
biasa juga sempat merenggut jiwa.
Kejadian luar biasa masih tidak ada batasan mengenai penentuan
jumlah penderita yang dapat dikatakan sebagai KLB. Hal ini selain karena
jumlah kasus sangat tergantung dari jenis dan agen penyebabnya, juga karena
keadaan penyakit akan bervariasi menurut tempat (tempat tinggal, pekerjaan)
dan waktu (yang berhubungan dengan keadaan iklim) dan pengalaman
keadaan penyakit tersebut sebelumnya dan tidak ada batasan yang spesifik
mengenai luas daerah yang dapat dipakai untuk menentukan KLB, apakah
dusun desa, kecamatan, kabupaten atau meluas satu propinsi dan Negara.
Luasnya daerah sangat tergantung dari cara penularan penyakit tersebut.
Waktu yang digunakan untuk menentukan KLB juga bervariasi. KLB dapat
terjadi dalam beberapa jam, beberapa hari atau minggu atau beberapa bulan
maupun tahun. Kejadian luar biasa ini merupakan kesempatan untuk
mempelajari epidemiologi penyakit dn faktor risikonya. Dengan demikian,
investigasi epidemiologi terhadap KLB suatu penyakit dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kesalahan dalam penanganannya.
2. Tujuan
1. Mengetahui definisi dan cara menentukan Kejadian Luar Biasa
(KLB).
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Kejadian Luar
Biasa(KLB).
3. Mengetahui cara menanggulangi wabah dari Kejadian Luar
Biasa(KLB).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
No
949/
Kholera
Pertusis
Pes
Rabies
Demam
Malaria
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Influenza
Tifus
Hepatitis
DBD
Tifus
Campak
m.
n.
p.
q.
r.
Meningitis
Polio
Ensefalitis
Difteri
Antraks
logistik.
Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas.
Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat
Memperbaiki kerja laboratorium
Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain
laporan
menampung
penderita
diare
yang
memerlukan
Merawat
berkunjung.
Melakukan pencatatan nama , umur, alamat lengkap, masa inkubasi,
dan
memberikan
pengobatan
penderita
diare
yang
(yang diinfus, tdk diinfus, rawat jalan, obat yang digunakan dsb.
5. Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya KLB
1.
2.
Patogenesitas
Kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi pada pejamu
sehingga timbul sakit.
3.
kondisi
yang
terdapat
di
sekitar
organisme
tetapi
wabah
Menentukan cara penanggulangan wabah
Kegiatan :
Mengumpulkan data morbiditas dan mortalitas penduduk
Pemeriksaan klinis, fisik, laboratorium dan penegakan
diagnosis
Pengamatan terhadap penduduk, pemeriksaan, terhadap
makhluk hidup dan benda-benda yang ada di suatu wilayah
yang diduga mengandung penyebab penyakit wabah
b. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita, termasuk
tindakan karantina, tujuannya adalah :
Memberikan pertolongan medis kepada penderita agar sembuh
dan mencegah agar mereka tidak menjadi sumber penularan
Menemukan dan mengobati orang yang tampaknya sehat,
tetapi mengandung penyebab penyakit sehingga secara
potensial dapat menularkan penyakit (carrier)
manusia.
Penanganan
secara
khusus
itu
meliputi
penyakit
yang
dilakukan
dalam
rangka
penanggulangan wabah.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
1) Menurut
Peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
No
949/
meningkatnya
kesakitan/kematian
yang
bermakna
secara
yang
rendah, patogenesitas,
dan
pengebalan;
melakukan
pemusnahan
penyebab
penyakit,
Saran
1. .Untuk pencegahan akan adanya KLB, hendaknya melaksanakan
Sistem Kewaspadaan Dini secara cermat serta membentuk dan
mengadakan pelatihan TIM Gerak Cepat puskesmas. Melakukan
pengebalan dan pemusnahan penyebab penyakit juga perlu dilakukan
demi mendukung upaya pencegahan KLB.
2. Pelaksanaan Screening di Indonesia hendaknya lebih di utamakan
untuk mendapatkan mereka yang menderita sedini mungkin sehingga
10
11
DAFTAR PUSTAKA
Agung,trisno.2011.Invesitigasi
Wabah.[Online
Tersedia][09/05/2012][15:19]
http://www.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Epidemiologi/Investigasi_
Wabah.pdf
Bustan,M.N.2006.Pengantar Epidemiologi.Jakarta: Rineka Cipta.
Budiarto,Eko dan Dewi Anggaraeni.2003.Pengantar Epidemiologi Edisi 2.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Chandra,Budiman.2007.Pengantar
Kedokteran
Kesehatan
Lingkungan.Jakarta:
Buku
EGC.
Ajar
Epidemiologi
Untuk
Mahasiswa
12