Stainless Steel 1
Stainless Steel 1
Disusun Oleh :
Aqmarina Indra
(F14070051)
Siska Febriana
(F14070052)
Taubing Desmarlianto
(F14070053)
Ratna Aprilynda M
(F14070055)
Fadlullah Abdurrachman
(F14070057)
(F14070058)
Muhammad Syaefuddin
(F14070059)
Denis Andreas
(F14070061)
Mila Sophia
(F14070062)
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
1.2 Tujuan
Bab II Isi
10
14
16
18
29
DAFTAR PUSTAKA
32
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
ISI
2.1 KANDUNGAN ATOM/UNSUR DAN IKATANNYA
Baja stainless merupakan baja paduan yang mengandung minimal 10,5% Cr.
Sedikit baja stainless mengandung lebih dari 30% Cr atau kurang dari 50% Fe.Daya
tahan Stainless Steel terhadap oksidasi yang tinggi di udara dalam suhu lingkungan
biasanya dicapai karena adanya
membentuk sebuah lapisan tidak aktif Kromium(III) Oksida (Cr2O3) ketika bertemu
oksigen. Lapisan ini terlalu tipis untuk dilihat, sehingga logamnya akan tetap berkilau.
Logam ini menjadi tahan air dan udara, melindungi logam yang ada di bawah lapisan
tersebut. Fenomena ini disebut Passivation dan dapat dilihat pada logam yang lain,
seperti pada alumunium dan titanium. Pada dasarnya untuk membuat besi yang tahan
terhadap karat, krom merupakan salah satu bahan paduan yang paling penting. Untuk
mendapatkan besi yang lebih baik lagi, dintaranya dilakukan penambahan beberapa zatzat berikut, Penambahan Molibdenum (Mo) bertujuan untuk memperbaiki ketahanan
korosi pitting dan korosi celah Unsur karbon rendah dan penambahan unsur penstabil
karbida (titanium atau niobium) bertujuan menekan korosi batas butir pada material yang
mengalami proses sensitasi.Penambahan kromium (Cr) bertujuan meningkatkan
ketahanan korosi dengan membentuk lapisan oksida (Cr 2O3) dan ketahanan terhadap
oksidasi temperatur tinggi. Penambahan nikel (Ni) bertujuan untuk meningkatkan
ketahanan korosi dalam media pengkorosi netral atau lemah. Nikel juga meningkatkan
keuletan dan mampu bentuk logam. Penambahan nikel meningkatkan ketahanan korosi
tegangan. Penambahan unsur molybdenum (Mo) untuk meningkatkan ketahanan korosi
pitting di lingkungan klorida. Unsur aluminium (Al) meningkatkan pembentukan lapisan
oksida pada temperature tinggi.
Austenitic Stainless Steel mengandung sedikitnya 16% Chrom dan 6% Nickel (grade
standar untuk 304), sampai ke grade Super Autenitic Stainless Steel seperti 904L (dengan
kadar Chrom dan Nickel lebih tinggi serta unsur tambahan Mo sampai 6%). Molybdenum
(Mo), Titanium (Ti) atau Copper (Co) berfungsi untuk meningkatkan ketahanan terhadap
temperatur serta korosi. Austenitic cocok juga untuk aplikasi temperature rendah
disebabkan unsur Nickel membuat Stainless Steel tidak menjadi rapuh pada temperatur
rendah.
dingin
(cold
work).
Figure 1. Micro-structure of same steel showing part of ferrite network, Widmansttten Figure 2. Macro-structure of cast steel
and feathery structure. Ferrite-white. revea-ling large prirmary austenite crystals
Pearlite-dark ( x 80)