Anda di halaman 1dari 18

Important Military Role for Medical Expulsion Therapy of

Urolithiasis
(Pentingnya Peran Militer dalam Pengobatan Ekspulsi
Urolithiasis)
LCDR Sean P.Stroup ,MC USN*;CDR Brian K.Auge,MC USN

Pembimbing :
dr.Rachmat Budi,SpU

ABSTRAK
Batu ginjal adalahsalah satu masalah yang
mempengaruhi anggota militer. Berbagai
obat, termasuk steroid, calcium channel
blockers, dan alfa antagonis adrenergik yg
membantu passage spontan pada batu
ureter. Meskipun terapi pengobatan medis
telah subjektif dari sejumlah investigasi
urologi, sampai saat ini sangat sedikit ditulis
tentang manajemen medis batu kemih akut
dalam pengobatan darurat dan perawatan
primer.

PENDAHULUAN
Sekitar 13% pria dan 7% perempuan didiagnosis
batu ginjal. Penyakit batu ginjal terhitung 122 dari
100.000 kunjungan rawat jalan. Dengan tingkat
kekambuhan untuk urolitiasis setinggi 70% lebih dari
10 tahun. Nefrolitiasis menyebabkan morbiditas
yang signifikan dan penurunan produktivitas.
Di Amerika,biaya perawatan kesehatan nasional
untuk mereka yang dirawat dengan diagnosis
urolitiasis telah meningkat secara drastis, dengan
perkiraan tahunan pengeluaran sebesar $ 2,1 miliar
pada tahun 2000.

Berdasarkan studi, terapi plasebo dapat


mengontrol batu ginjal antara 25% 54% dengan waktu rata-rata 10 hari.
Pada umumnya, 50% dari batu yang
berukuran <7mm akan lewat dengan
spontan tanpa intervensi dalam
hitungan hari atau bulan.
Apabila batu berukuran >7mm sangat
jarang lewat tanpa intervensi.

Untuk pasien militer, evakuasi medis


umumnya diperlukan untuk mencapai
perawatan urologi secara invasif. Prosedur
ini sering mengakibatkan nyeri pasca
operasi, dan pemulihan sering
membutuhkan waktu berkepanjangan.
Batu ginjal dapat menyebabkan komplikasi
termasuk episode berulang kolik renal,
infeksi saluran kemih dan hidronefrosis.

Pengobatan nefrolitiasis dengan


pembedahan telah menjadi lebih mudah
dengan perkembangan extracorporeal
shockwave lithotripsy dan teknik
endourologic. Terapi medis dengan steroid,
calcium channel blockers, dan alfa
antagonis reseptor adrenergik dapat
mengurangi kebutuhan analgesik dan
mengurangi kebutuhan untuk operasi atau
meningkatkan efektivitas tekhnik operasi.

Evakuasi OIF/OEF akibat Nefrolithiasis. Data Joint


Patient Tracking Application, pasien yang
didiagnosa batu ginjal dalam tugas.

Melacak jumlah insiden nefrolithiasis


dalam militer merupakan hal yang sulit.
Berdasarkan ulasan Joint Patient
Tracking Application, kejadian
nefrolitiasis tampaknya akan meningkat
setiap tahunnya. Dari Juli 2004 - Juli
2005, ada total dari 88 kasus
nefrolitiasis dievakuasi, dari Juli 2005
sampai Juli 2006, 126 kasus, dan dari Juli
2006 sampai Juli 2007, 159 kasus.

Dalam ulasan Expeditionary Strike Group


dan Carier Strike Group After Action Reports
menyebutkan antara 5 - 12 kasus
nefrolithiasis per 5.000 - 6.000 kru. Dari
jumlah tersebut, 3-5 memerlukan evakuasi
medis (MEDEVAC).
Komandan Submarine Force, US Pacific
Fleet (COMSUBPAC) mencatat rata-rata 2
sampai 4 ginjal batu evakuasi medis per
tahun sejak tahun 1990.

KOLIK RENAL
Urolitiasis dengan kolik renal, keluhan nyeri
pinggang berat dengan radiasi ke arah pangkal
paha, mual, muntah dan hematuria.
Batu ginjal terbentuk dan akhirnya turun ke
ureter, dan sering menyebabkan obstruksi
sementara karena intrinsik "Choke points"
dalam ureter. Selain itu, iritasi batu ureter yang
dinding menyebabkan pelepasan prostaglandin
dan cytokines, mediator inflamasi
menyebabkan nyeri, edema, dan kontraksi
ureter.

MANAJEMEN AWAL KOLIK


RENAL
Manajemen awal kolik renal akut harus dilakukan
pemeriksaan fisik dan analisis urin. Riwayat batu ginjal
dan deskripsi nyeri pinggang mungkin satu-satunya
petunjuk untuk menegakkan diagnosa.Pemeriksaan
penunjang paling sering digunakan adalah heliks
computed tomography (CT) dari perut dan panggul,
foto polos ginjal-ureter-kandung kemih.
Obat anti-inflammatory drugs (NSAID) belum terbukti
secara independen untuk pengobatan kolik renal.NSAID
yang disetujui untuk digunakan parenteral di Amerika
Serikat adalah ketorolac, perbaikan gejala nyeri akibat
kolik renal akut.

Dosis awal 30 sampai 60 mg intramuskular (IM)


atau 30 mg IV diikuti oleh 30 mg IV atau IM
setiap 6 sampai 8 jam. Dosis 15 mg
direkomendasikan pada pasien yang lebih tua
dari 65 tahun dan pada mereka dengan
insufisiensi ginjal. Dalam kasus yang lebih
parah, ketorolac sangat efektif bila digunakan
bersama-sama dengan analgesik narkotik atau
antiemetik. NSAID oral (ibuprofen,naproxen,
dan siklooksigenase 2 inhibitor) sering
digunakan dalam pengelolaan rawat jalan.

TERAPI EKSPULSI
Beberapa obat, termasuk calcium
channel blockers dan alfa antagonis
adrenergik dengan atau tanpa steroid telah
digunakan untuk membantu dalam passage
batu ureter secara spontan. Obat-obat ini
bertindak langsung pada ureter dengan
mempengaruhi kontraksi.
Steroid telah digunakan untuk
mengurangi edema mukosa dalam ureter
dengan menurunkan mekanisme inflamasi.

Ada penelitian dimana 25 mg/hari


methylprednisolone atau 30 mg /hari deflazacort
selama 10 hari dapat meningkatkan lewatnya
batu ureter. Namun penelitian dengan sampel
random ini masih belum dapat disimpulkan .
Penelitian yang lebih baru telah dirancang untuk
mengevaluasi kebutuhan steroid. Kortikosteroid
ditoleransi oleh pasien untuk jangka waktu yang
singkat, dan hanya boleh digunakan pada pasien
yang tidak memiliki bakteriuria.

CALCIUM CHANNEL
ANTAGONISTS
Calcium channel blockers yang diakui
lebih dari satu dekade yang lalu memiliki
aktivitas spasmolitik efektif pada ureter.
Dalam studi oleh Borghi et al 30 mg
dari nifedipine (slow release) yang
digunakan dalam kombinasi dengan
steroid menunjukkan peningkatan
tingkat pengobatan dengan
methylprednisolone saja.

Porpiglia et al melakukan studi di 92


pasien dengan batu ureter distal
dengan ukuran1 cm atau lebih diobati
dengan baik 30 mg /hari, slow release
nifedipine dan 30 mg / hari,
deflazacort. Pengobatan batu terjadi
pada 38 (79%) dari 48 pasien, dengan
waktu pengobatan rata-rata 7 hari
(kisaran, 2-10 hari).

KESIMPULAN
Terapi Ekspulsi dengan alfa blocker atau
calcium canal blocker,dengan atau tanpa
penggunaan steroid terbukti efektif untuk
penyakit batu saluran kemih tanpa
komplikasi.
Terapi Ekspulsi sangat beralasan sebagai
langkah awal penangan batu saluran kemih.
Terapi ini terbukti memberikan keuntungan
dan meminimalisir kebutuhan evakuasi
medis/ tindakan invasif.

Anda mungkin juga menyukai