Anda di halaman 1dari 32

Page 1 of 32

PENGETAHUAN TENTANG CAT


TEORI DAN APLIKASI

Page 2 of 32

I.

PENDAHULUAN

SEKILAS SEJARAH CAT


Orang-orang primitif dahulu mengenal cat pertama kali diperkirakan pada 25.000
tahun yang lalu. Mereka adalah para pemburu dan para penghuni gua, mereka terinspirasi
oleh pembentukan batu-batuan dari dinding gua yang mereka tempati serta warna-warna dari
binatang yang mereka buru. Dengan kreasi imajinasi ini mereka berpikir kekuatan mereka
akan meningkat.
Analisis secara kimiawi dari pengecatan dinding yang ditemukan di Altamira
(Spanyol) dan Lascaux (Perancis) memperlihatkan bahwa pewarna-pewarna utama yang
digunakan oleh seniman pada jaman Palaeolitik adalah terbuat dari oksida besi (Fe) dan
oksida manganis (Mg).
Warna-warna dasar yang diketemukan dalam pengecatan gua-gua pada umumnya adalah
hitam, merah, dan kuning bersama sama dengan warna-warna diantaranya. Arang dari kayu
bakar, kuning dari besi karbonat, dan mungkin juga mereka menggunakan kapur.
Pewarna-pewarna tanah ini dihaluskan menjadi bubuk halus dengan penumbuk dan
mortar (lumpang).Pewarna halus ini diperkirakan dicampur dengan air, sumsum tulang, gajih
hewan, putih telur atau gula tetumbuhan untuk menbentuk cat. Mereka mengaplikasikannya
dengan mengoleskannya dengan jari atau dengan kuas dari rambut atau bulu-bulu binatang.
Bangsa Mesir mengembangkan seni pembuatan cat pada masa 3000-6000 tahun
sebelum masehi. Mereka mengembangkan jumlah warna yang lebih banyak dari pewarna
(pigment) yang memasukkan warna biru, lapis lazuli( suatu sodium silicate - campuran
kristal sodium sulphide), dan azurite (secara kimiawi mirip malachite). Pigmen
syntetis/buatan pertama kali yang dikenal sebagi 'Egyptian Blue' diproduksi hampir 5000
tahun yang lalu. Pigmen ini diperoleh dari kalsinasi batuan, sodium carbonate malachite dan
pasir silika pada temperatur 830 oC.
Pada masa 600-400 tahun sebelum masehi bangsa Romawi meyakini bahwa cat dapat
mempertahankan sekaligus mendekorasikan suatu benda. Pada masa ini diperkenalkan vernis
dari minyak (drying oils). Untuk selanjutnya tidak sampai pada abad ketiga belas vernis ini
telah dikenal Eropa.
Revolusi industri mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan
industri cat. Pertumbuhan penggunaan besi dan baja untuk konstruksi dan rekayasa industri
memacu kebutuhan cat dasar anti karat yang akan menunda atau mencegah timbulnya
karat/korosi. Cat dasar timbal dan seng dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan ini. Cat
dengan dasar timbal digantikan produk lain bukan karena produk lain telah diproduksi, tetapi
karena pengenalan dari daya racun/ toksisitasnya pada mereka yang menggunakannya.
Selanjutnya dengan perkembangan ilmu dan teknologi, bermacam-macam cat serta
bahan pembuat cat (Resin, pigmen, aditif dan lain-lain) telah ditemukan dan dipergunakan
secara luas, dan menjadi kebutuhan setiap rumah tangga.
II.

CAT DAN PELAPIS PERMUKAAN

Istilah 'cat' dan 'pelapis permukaan' (surface coating) sering digunakan secara tertukar.
Pelapis permukaan adalah penjelasan yang lebih umum yaitu apapun material yang
digunakan sebagai suatu lapisan yang rata pada suatu permukaan. Cat secara tradisional
digunakan untuk menjelaskan material berwarna sebagai pembeda dari lapisan bening yang
lebih dikenal sebagai lacquer atau vernis.

Page 3 of 32
Komposisi dari suatu cat dapat dilihat dalam tabel berikut yang juga menjelaskan
fungsi masing masing komponen. Tidak semua cat mengandung setiap bahan seperti dalam
tabel ini. Sebagai contoh Cat Gloss/Kilap tidak mengandung extender yaitu merupakan
partikel kasar dari bahan anorganik. Material ini biasanya digunakan untuk cat matt, dempul,
undercoat atau cat dasar.
Tabel 1.1 Komposisi cat
Komponen
Vehicle/bahan
pembentuk film

Cat

Pigment/bahan
pembentuk warna

2.1.

Fungsi
Polimer/ Resin/ bahan Menberikan lapisan
pengikat
kuntinyu, memberikan
perlindungan terhadap
permukaan yang dicat.
Solvent/pelarut
Memberikan sifat
mudah diaplikasikan.
Additive/bahan
Jumlahnya sedikit,
tambahan
dan mempunyai
fungsi khusus seperti
drier, katalis, anti busa
dll.
Pigment/partikel
Memberikan daya
halus dari bahan
tutup, warna atau ada
organik atau
juga fungsi khusus
anorganik
untuk spesial efek
atau anti karat.
Extender/partikel
Digunakan bermacam
kasar bahan anorganik macam fungsi seperti
agar mudah disanding,
sebagai bahan pengisi
agar lapisan filmnya
tebal dll.

POLIMER ATAU RESIN PEMBENTUK LAPISAN

Kimia organik dari bahan pembentuk lapisan/film dapat diklasifikasikan berdasarkan


berat molekulnya. Resin dengan berat molekul rendah biasanya tidak dapat membentuk film
tanpa adanya reaksi kimia, sedangkan Resin dengan berat molekul tinggi dapat membentuk
film meski tanpa reaksi kimai. Contoh-contoh dari klaifikasi resin berdasarkan hal tersebut di
atas adalah :

Tabel 1.3

Page 4 of 32

Resin dengan Berat Molekul rendah


Binder Oleoresins
Alkyds
Polyurethanes
Urethane Oils
Amino resins
Phenolic resins
Epoxide resins
Unsaturated polyesters
Chlorinated rubber

Resin dengan Berat Molekul tinggi


Nitrocellulose
Solution Vinyls
Solution Acrylics
NAD dispersion polymers
PVA
Acrylic
Styrene/butadiene

Latex
Latex
Latex

2.1.1. Resin dengan Berat Molekul Rendah


Bahan Pengikat Oleoresin
Resin jenis ini terbuat dari pemanasan minyak tumbuh-tumbuhan dengan resin alam
seperti Gum rosin, Rosin kayu dan lain-lain, termasuk didalamnya 'Oil Modified
Phenolics'. Resin jenis ini kurang 'reproducible' dibandingkan dengan polimer kondensasi
seperti alkyd.
Alkyd
Alkyd adalah suatu derivat polyester sebagai produk reaksi dari minyak tumbuhan
trigliserida, poliol ( misalnya : Glycerol) dan asam dibasa atau anhidratnya (misal : Phthalic
Anhydride). Secara umum resin ini diformulasikan dengan sangat beragam di kegunaannya
dan dapat diklasifikasikan sesuai dengan kandungan minyak tumbuhan.Secara garis besar
terbagi dalam tiga kategori : 'Short Oil', 'Medium Oil' dan 'Long Oil' yang secara kasar
masing masing mempunyai kandungan '<45%, 45-60% dan >60%.Untuk Cat Synthetic
Gloss, untuk mendapatkan daya tahan (durability) maksimum dapat digunakan 'Long Oil
Alkyd' berbasis 'Linseed' atau 'Soya bean'. Dalam hal ini proses konversi dari bentuk polimer
dengan berat molekul rendah ke padatan (crosslinked solid) sebagai hasil dari oksidasi. Salah
satu sifat khusus dari LO alkyd adalah kelarutannya dalam hidrokarbon alifatik. Sebaliknya,
biasanya short Oil alkyd (mis. Coconut oil) biasanya kurang larut dengan hidrokarbon alifatik
dan biasanya dilarutkan dalam pelarut aromatik.
Polyurethane, urethane alkyd
Secara struktural, material ini adalah gabungan suatu alkyd yang mana gugus polyester
digantikan sebagian atau seluruhnya dengan urethane -NH-C(=O)-O-. Polyurethane
juga termasuk market Two Pack PU Refinish, Industrial & HPC, yang mana proses
pengeringan (curing) dengan adanya reaksi gugus isocyanate dengan gugus hydroxyl pada
komponen kedua. Keunggulan dari Alkyd urethane adalah tentang daya tahan ikatan urethane
terhadap proses hydrolisa, sehingga untuk mendapatkan daya tahan (durability) maka
synthetic gloss biasanya dikombinasikan antara LO alkyd dengan urethan ini.

Page 5 of 32
Phenolic Resin
Resin ini merupakan hasil reaksi antara formaldehid dengan fenol. Selalu digunakan
dalam kombinasi dengan resin lain atau dengan 'drying oil' memberikan daya tahan
kimia yang lebih baik pada resin kombinasinya. Phenolic resin dapat bereaksi dengan
rosin atau gum rosin dan kemudian dicampur dengan 'bodied drying oil' membentuk bahan
pengikat (binder) yang digunakan untuk primer sealer, atau sebagai clear varnis.
Epoxy Resin
Sebagian besar Epoxy Resin berdasarkan product reaksi dari 'epichlorhydrin dan bisphenol A
(diphenylolpropane', resin jenis ini dapat juga diesterifikasi dengan asam lemak tidak jenuh
memberikan epoxy ester. Resin ini memberikan daya tahan kimiawi yang lebih baik dari pada
alkyd, tetapi dalam keadaan tertentu mempunyai ketahanan cuaca (durability) yang lebih
jelek dari 'long oil alkyd'. Epoxy resin juga dapat digunakan bersama dengan MF atau
phenolic. Epoxy resin memberikan pengeringan 'curing' yang bervariasi yang memungkinkan
banyak macam komposisi 'two pack'. 'Crosslinker' yang paling banyak digunakan dalam
sistim epoxy adalah 'polyamide'. Pengeringan terjadi akibat terjadinya reaksi antara gugus
amino dari polyamide dengan gugus epoxy. Reaksi ini terjadi sangat lambat pada temperatur
kamar.
Chlorinated Rubber
Chlorinated Rubber adalah resin pementuk film (lapisan) yang tersedia dalam rentang berat
molekul yang luas, mulai dari 3500 sampai sekitar 20.000. Resin ini dibuat dari klorinasi
larutan karet. Resin chlorinated yang ada di pasaran biasanya mengandung 65% chlorine.
Digunakan sebagai bahan baku utama suatu cat yang kering udara ('air dry') dimana
memerlukan daya tahan kimiawi dan ketahanan terhadap cuaca yang bagus. Berhubung pada
dasarnya dalam bentuk padatan resin ini sangat rapuh, maka diperlukan platisizer. Selain itu
chlorinated rubber juga dapat dikombinasikan dengan resin lain yang kompatible seperti
alkyd. Cat chlorinated rubber biasanya digunakan untuk bangunan, tembok, kolam renang,
cat marka jalan dan cat-cat kapal/marine.
2.1.2. Resin dengan berat molekul tinggi
Hampir semua polimer dengan berat molekul tinggi diproduksi dari suatu polimerisasi
dengan inisiasi radikal bebas dari campuran monomer vinyl, acylate, atau
metacrylate.Dapat dipolimerisasikan dalam bentuk larutan, suspensi atau dispersi.
Polimerisasi dispersi dapat dalam pelarut hidrokarbon (Non Aqueous Dispersion, NAD) atau
dalam pelarut/media air 'emulsion polymer' . Pengecualian mungkin terjadi pada resin Nitro
cellulose, dimana dibuat dari nitrasi langsung pada cellulose dalam asam sulfat. Tersedia
dalam beberapa grade, yang menjelaskan tingkat nitrasinya sekaligus tingkat kelarutannya
dalam bermacam solven. Kebanyakan resin ini digunakan dalam pengecatan ulang mobil,
wood finish laquer (furniture). Pada umumnya resin jenis ini (berat molekul tinggi) tidak
memerlukan 'crosslinker' dalam proses pembentukan filmnya, namun dalam prakteknya,
penambahan polimer lain dalam jumlah sedikit juga dapat bereaksi ('crosslinked')
didalamnya.
Latex (Emulsion Polymer), merupakan kelompok polimer yang mempunyai pertumbuhan
yang paling cepat dalam sektor pasar cat, dimulai dengan penggunaan homopolymer
polyvinyl acetate' sebagai 'binder' dalam cat tembok jenis matt dan low sheen, kemudian
meningkat dalam perkembangannya dengan penggunaan plastisasi internal (penambahan
suatu co-monomer platiziser), sampai dengan Latex dengan acrylic dan methacrylic.

Page 6 of 32
Peningkatan jumlah pemakaian cat emulsi sebagi akibat tuntutan masyarakat untuk
mengurangi polusi udara dan makin ketatnya peraturan-peraturan perundang-undangan yang
ditujukan untuk melindungi lingkungan hidup.
Polimer Emulsi
Polimer emulsi saat ini merupakan resin yang terbanyak digunakan dalam industri pelapisan
hal ini dipacu oleh perkembangan yang pesat dari pemakaiannya pada cat emulsi untuk
dekorasi perumahan, gedung-gedung perkantoran dan bangunan lainnya. Selain itu juga
digunakan untuk bahan perekat, textil, maupun percetakan.
'Emulsi' adalah merupakan sistim dua fase dari dua cairan yang tidak dapat saling bercampur
satu sama lain, dimana bentuk tetesan kecil salah satu cairan tersebut didispersikan dalam
fase cairan lainnya. Istilah Polimerisasi emulsi dan Polimer emulsi menjelaskan proses dan
hasil akhir dari suatu penambahan monomer dalam air dengan adanya surfactant,
menggunakan inisiator yang larut dalam air untuk membentuk dispersi partikel halus yang
stabil. Istilah latex juga merupakan sebutan untuk hasil dispersi ini. Ukuran partikel dari
emulsi ini biasanya antara 0.1 - 0.5 micrometer, artinya dalam satu liter emulsi mengandung
10 pangkat 16 (angka satu nolnya 16) partikel tunggal dengan luas permukaan 2000m2.
Formulasi dari polimerisasi emulsi tertentu dapat mengandung 50% monomer campuran yang
ditambahkan dalam air untuk mendapatkan Tg tertentu, dengan surfactant, kadang koloid,
inisiator, buffer pH dan fungisida. Monomer yang keras (Hard monomer) biasanya vinyl
acetate, methyl methacrylate, styrene dan gas vinyl chlorida. Sedangkan monomer lunak
(soft) digunakan butyl acrylate, 2-ethylexyl acrylate, vinyl versatate, maleate ester dan gas
monomer ethylene dan vinylidene chloride.
Monomer yang banyak digunakan adalah yang daya larut dalam airnya rendah tapi tidak
rendah sekali, karena daya larut yang sangat rendah akan sangat sulit didispersikan.
Monomer lain yang dapat ditambahkan dalam formulasi latex adalah asam seperti asam
akrilat atau asam metakrilat dan monomer penambah daya rekat. Film coalesce sebagai
pelarut selama proses penguapan mempunyai peranan yang sangat penting, dan temperatur
minimum pembentukan lapisan (MFFT = Minimum Film Forming Temperature) dari suatu
lapisan cat adalah sangat spesifik mendekati Tg latex namum juga masih dipengaruhi oleh
adanya surfactant dan ketidak homogennya komposisi polimer. Latex dengan Tg tinggi
memerlukan coalescing agent seperti benzyl alcohol yang relatif tinggi dalam komposisi cat.
MFFT biasanya menunjukkan Tg dari komposisi emulsi, namum karena sangat sulit
mengikuti deviasi ini, maka biasanya ada diantara 0-10oC. Makin rendah MFFT nya makin
memerlukan pigmentasi yang tinggi, artinya untuk PVC yang tinggi diperlukan latex dengan
MFFT yang rendah.
2.2

PIGMENT/PEWARNA

2.2.1. Klasifikasi pigment


Pigment warna dapat dikelompokkan dalam beberapa cara, yang paling umum adalah
berdasarkan warna. Dalam pengelompokan ini, pertama secara kimiawinya
yaitu
anorganik atau organik, lalu dari asal muasalnya natural (alam) atau
sintetis (buatan)
kemudian berdarsarkan warna.

Page 7 of 32

2.2.2 Sifat warna


Sinar matahari atau sinar putih dari berbagai sumber sebenarnya terdiri dari kumpulan
panjang gelombang ektromagnet yang meliputi spectrum cahaya. Sinar ini bila
dilewatkan melalui kaca prisma, maka beberapa panjang gelombang yang
menyusunnya akan dibelokkan (direfraksikan) pada sudut yang
berbeda-beda, yang
menghasilkan spectrum seperti berikut.
400
Ultraviolet

450

500

570

590

610

700
Infra red

Violet

Blue

Green

Yellow Orange Red

Catatan : Panjang gelombang dalam milimicrons (mu)


Suatu permukaan yang memantulkan seluruh panjang gelombang dari spectrum cahaya di
atas tampak sebagai warna putih. Bila menyerap seluruh panjang gelombang akan terlihat
sebagai warna hitam. Sebaliknya bila permukaan menyerap sebagian panjang gelombang dan
memantulkan yang lainnya, maka benda ini mempunyai warna dari panjang gelombang yang
dipantulkan. Sebagai contoh, jika hanya memantulkan panjang gelombang di atas 610 milli
microns, maka warnanya akan menjadi merah. Sinar yang dipantulkan pigment tertentu
mungkin tidak tepat pada warna utama (primary colour), misal dalam hal pigment hijau,
mungkin saja hijau kekuning-kuningan, hijau medium atau hijau kebiru-biruan.
Hubungan antara warna primer dapat dijelaskan dengan gambar lingkaran warna
seperti berikut ini :
Hijau
Biru

Kuning
Grey

Ungu

Orange
Merah

Gambar Lingkaran Warna


Warna yang berlawanan dalam lingkaran warna saling menetralkan satu sama lain bila
dicampurkan dan akan menghasilkan warna grey (abu-abu). Warna-warna yang tidak
berdekatan dalam lingkaran tersebut, bila dicampurkan mempunyai kecenderungan
mengarah ke abu-abuan atau mengurangi kemurniannya.
2.2.3. Colour Attribute
Pembicaraan tentang warna yang terdahulu terbatas pada 'hue', yang merupakan satu
dari tiga atribut dari presepsi warna. Hue adalah sifat yang membedakan warna warna
primer : hijau, kuning, orange, merah, ungu dan biru. Atribut lain dari warna adalah
'lightness' atau 'value' yaitu persentasi reflektant dari linar 'putih'. Hue tertentu, seperti
kuning mempunyai lightness yang lebih tinggi dari hue yang lain seperti biru, pada 'chroma'
yang sama atau tingkat kemurnian yang sama. 'Lightness' suatu warna dapat dinaikkan

Page 8 of 32
dengan mecampurkan warna putih dan menurunkannya dengan menambahkan hitam. Atribut
ketiga adalah 'chroma', yang dikenal sebagai kemurnian ('purity' ) atau kejenuhan
('saturation'). 'Chroma' yang tinggi berarti bahwa warna itu jenuh atau kuat, lebih jelasnya,
chroma menyatakan derajat penyimpangan dari grey/abu-abu pada lightness yang sama. Bola
warna diperlihatkan dalam gambar berikut adalah suatu gambar yang membantu dalam hal
pengertian dati atribut warna.
White
Yellow

Orange

Green

chroma
Blue

Red

Purple
Black

Gambar : Bola Warna


Garis lingkar dari bagian penampang datar/horizontal menggambarkan chroma
maximum, Chroma meningkat kerah luar dari sumbu tegak/vertical ke arah garis lingkar dari
bola warna. Sumbu tegak/vertical menggambarkan rentang abu-abu netral dari Hitam ke
Putih. Grey atau campuran grey dengan warna spectral meningkat dari bawah ke atas. Bola
warna ideal ini hanya mengilustrasikan prinsip saja, bukan merupakan harga nyata, karena
semua warna primer diasumsikan mempunyai mempunyai lightness & kekuatan warna
('tinting strength' pada hal tidak.
2.2.4. Pengukuran Warna
Barangkali masalah yang paling sulit untuk menggambarkan warna adalah,
pengukuran,
spesifikasi dan reproduksi. Karena mata manusia mempunyai sensitifitas warna yang lebih
baik dari pada alat apapun, maka masalah yang timbul cukup banyak dari kebutuhan
pencatatan, spesifikasi dan yang akan membolehkan reproduksi warna apapun. Standard
warna yang dapat di produksi dengan menggunakan panel kertas atau tin plate karena waktu
dapat berubah atau berubah karena kotor. Persyaratan dasar untuk pengukuran warna adalah
sumber 'illuminant' dan kondisi standard dalam penglihatan. Alat yang digunakan untuk
pengukuran warna ini terbagi dalam dua kategori : 'Spectrofotometer' dan 'Colorimeter'.
Spectrofotometer memberikan nilai reflactant pada semua panjang gelombang dalam
spektrum warna. Bahkan yang lebih modern telah dilengkapi dengan data base dan warna
artifisial yang dapat ditampilkan di layar komputer, layarnya pun memerlukan kalibrasi
yang sangat teliti. Banyak model
dan merk tersedia di pasaran. misal dari Datacolor,
Minolta, X-Rite dan lain-lain.
Colorimeter relatif merupakan alat yang tidak sulit untuk mengukur besaran dan arah
perbedaan warna. Alat ini secara umum cukup untuk mengontrol warna. Pengukuran tiga
reflectant dibuat dan dikonversikan ke dalam perhitungan skala nilai warna untuk :
1.
Lightness
2.
Redness & Greeness

Page 9 of 32
3.

Yellowness & Blueness

2.2.5.Sifat-sifat Warna
Sifat-sifat pigment warna sangat berpengaruh dalam sistim cat yang menggunakannya,
karena itu setiap pigment warna selalu memerlukan evaluasi yang lengkap. Sifat-sifat
umum suatu pigment / zat pewarna adalah sebagai berikut :
Mass Color/Mass Tone
Menunjukkan warna dari pigment yang digunakan dalam kekuatan penuh (full
strength)Tinting Strength Yaitu kemampuan (relatif) suatu pigment memberikan warna
pada suatu basis putih (White Base).
Oil Absorption
Adalah nilai yang mengindikasikan jumlah Linseed Oil yang diperlukan untuk
membasahi suatu pigment.
Hiding Power/Daya tutup
Kemampuan suatu pigment untuk menutupi subtrate yang mempunyai warna kontras
(biasanya Hitam dan Putih/ Black & White). Karena hiding power menentukan jumlah
pigment yang diperlukan, maka akan berpengaruh terhadap RM Cost,
konsistensi,
gloss dan sifat-sifat lain.
Lightfastness
Sifat ini berhubungan dengan cat eksterior, karena energi radiasi dari sinar matahari
merupakan sumber penyebab perubahan warna. Sinar Ultra violet dari sinar matahari
lebih merusak terhadap perubahan warna dan kekuatan lapisan cat dibanding
radiasi
spectrum warna. Pigment warna yang mempunyai dayatahan cuaca
(mempunyai light
fastness tinggi) biasanya harganya mahal mempunyai tinting
strength yang rendah
sehingga jumlah pemakaian yang relatif lebih banyak.
Exterior durability
Ketahanan terhadap cuaca (Exterior durability) dari resin pengikat dalam sistim pelapisan/
coating sering kali menentukan tingkat colorfastness dari pigment, karena
kerusakan
resin pengikat menyebabkan pengapuran pigment yang menghasilkan tampak pudar yang
tidak bergantung dengan ketahanan dari pigment. Di lain pihak, pigment berpengaruh
terhadap ketahanan cuaca dari sistim pengecatan karena berbeda pigment berbeda
kapasitasnya dalam memantulkan dan menyerap energi radiasi sehingga melindungi resin
pengikat dari perusakan.
Bleeding
Problem bleeding timbul bila suatu cat warna muda biasanya putih, diapplikasikan terhadap
suatu sistim (cat dasar) warna tua yang mengadung pigment organik yang dapat larut
biasanya merah atau maroon. Hal ini disebabkan pigment dalam cat dasar larut oleh
solvent/pelarut dari cat akhirnya.Cara mengatasinya adalah dengan menggunakan cat dasar
yang menggunakan pigment yang tidak larut dalam solvent/pelarut cat akhirnya.
Flooding dan floating

Page 10 of 32
Dalam sistim cat, kedua sifat diatas melibatkan dua atau lebih pigment. Pada flooding salah
satu dari pigment-pigmentnya muncul dipermukaan secara tidak merata, menghasilkan suatu
lapisan yang berbeda warna dari lapisan utamanya. Jika lapisan cat dalam keadaan basah atau
setengah kering diusap dengan jari akan muncul warna kontras.Pada floating terjadi warna
belang, hal ini biasanya dapat terjadi ketika cat disemprotkan atau dikuaskan dengan lapisan
tebal dimana garis-garis warna akan tampak pada arah aliran cat. Untuk mengatasinya
biasanya dengan mengubah applikasi yaitu mengurangi ketebalan pada saat applikasi, atau
dengan mengubah jenis pigment ataupun dispersinya.
Daya tahan alkali dan keasaman kuat
Sifat ini biasanya berpengaruhnya pada saat cat telah diapplikasikan, misalnya adanya
serangan alkali dari tembok basah, atau adanya sifat asam dari lingkungan. Pemakaian
Alkali Resisting Primer Sealer kadang kadang dapat mengurangi kerusakan cat
akibat
serangan alkali dari tembok yang belum kering sempurna.
2.2.6. Klasifikasi Pigment
Pigment-pigment yang ada, apabila terbasahi dengan resin pengikat adalah putih, berwarna
dan tidak berwarna atau 'sering disebut material extender. Pigment warna secara tradisional
diklasifikasikan sebagai inorganic dan organic.
Inorganic Pigment -->

Termasuk seluruh pigment putih and extenders dan dan


pigment warna baik synthetic maupun natural.
Organic Pigment --> Saat ini umumnya adalah synthetic.
Tabel : Sifat -sifat umum dari pigment-pigment inorganic & organic
SIFAT PIGMENT
Warna
Opasitas/daya tutup
Colour strength/kekuatan
Daya tahan terhadap bleeding
Daya tahan terhadap kimiawi
Daya tahan terhadap panas
Durability/dayatahan cuaca
Harga

INORGANIC PIGMENT
Kadang-kadang dekil/kotor
Biasanya tinggi
Biasanya rendah
Bagus
Bervariasi
Kebanyakan bagus
Biasanya bagus
Relatif murah

ORGANIC PIGMENT
Biasanya cerah
Relatif rendah
Normalnya tinggi
Bervariasi dari bagus->jelek
Bervariasi
Bervariasi
Bervariasi
Relatif lebih mahal.

Klasifikasi umum :
Warna Utama
Inorganic Pigment -Carbonate
-Oxides
-Sulphides,sulphoselenides
-Sulphates
-Silicates
-Ferrocyanides
-Chromates, molibdates
-Carbon
-Metallic
-Synthetic mixed oxide complex

Putih, tidak berwarna.


Putih,Hijau,Kuning,Merah,Coklat
Putih, Kuning, orange, merah
Tidak berwarna.
Putih, tak berwarna, biru.
Biru
kuning, merah
Hitam
Aluminium, bronze
Beberapa warna

Page 11 of 32

Organic Pigment :
Warna utama
- Pigment Azo,
Mono azo Arylamide-Acetoacetarylamide-- Kuning
Naphthanilide--Merah
Naphthol --- Merah, Orange
- Azocondensation ----Merah,kuning,orange
Metal salt of acid azo dies ---Merah
- Diazo
Diarylides ---Kuning,merah,orange
- Heterocyclic ---Isoindolinone --Kuning,orange
- Polycyclic including Vat pigment---Phthalocyanine--Biru, Hijau
- Quinacridone ------ Orange,Red,
Magenta,Violet.
- Perylene
----- Red, Marron
-Dioxazine
----- Violet
- Thioindigo ----- Maroon
- Anthraquinone
- Anthrapyrimidine ----Kuning
- Inadantrone
----- Biru
- Flavantrone ---Kuning
- Dibromanthanthrone ---- Merah
- Pyranthrone ----- Merah
- Perinone
---Orange
- Lain-lain--- Polymer beads ---Colourless extender
---Pearlescent--- ----- Multicolour
2.2.7. ISTILAH PIGMENT/NOMENCLATURE
Colour Index
Adalah sistim pengkodean untuk mengidentifikasikan secara jelas suatu pigment ditentukan
jenisnya. Semua material dikelompokkan bersama sesuai apakah pigment atau Solvent dyes
(pewarna yang larut), dan ke dalam kelompok warna. Angkanya menunjukkan semua
material yang kimia konstitusinya dalam kelompok warna.
Contohnya : CI Pigment Yellow 3 adalah pigment kuning, dan berdeda dengan
kelompok katakanlah, CI Solvent Yellow 3, yang mana termasuk suatu dye.
Chemical Constitution
Yaitu penomoran untuk tiap jenis pigment dengan basis kontruksi kimia yang sama. Sehingga
untuk contoh di atas, CI Pigment yellow 3 mempunyai CI Constitution Number 11710.
Semua pigment kuning yang mempunyai basis kontruksi kimia yang menghasilkan coupling
4-chloro-2-nitroaniline pada 2-chloro-acetanilide ditentukan sebagi nomor 11710.
Nama komersial
Penamaan pigment berdasarkan nama dagang atau nama komersial.
Nama umum dari Pigment Yellow 3 adalah 'Aryamide Yellow 10G', 'G' dalam nama ini
menjelaskan sebagai kuning yang mengarah (mempunyai tone) ke hijau (Green), angka 10
menunjukkan tingkat 'kehijauan', Kemudian Arylamide Yellow G adalah pigment kuning.
Kedua pigment ini dipasaran disebut 'Hansa Yellow'.

Page 12 of 32

Daftar Colour index lebih dari 700 jenis pigment Colour index terdapat lebih dari 5000
pigment yang berbeda untuk semua pemakaian tidak hanya untuk cat. tetapi untuk tinta cetak,
plastik, karet, sement, dan paper.
2.2.8. PEMILIHAN PIGMENT
2.2.8.1. JENIS CAT
Dalam memilih pigment, perlu memperhatikan resin yang digunakan dan mekanisme
pengeringan. Hal ini disebabkan cukup banyak, tetapi tidak semua, ada pigment
dipengaruhi oleh resin, solvent, dilluent dan additif lain serta oleh panas. Sebagai contoh,
naphthol mono azo red pigment seperti toluidine red, Colour Index Pigmnet Red 3, dapat
digunakan pada banyak warna dalam cat synthetic alkyd yang kering udara dalam mineral
spirit atau dalam cat emulsi dimana air sebagai pelarut. Walaupun, pigment jenis ini akan
pudar pudar pada warna pastel dan medium. Sealin itu juga akan 'bleeding' dalam cat solvent
based karena mempunyai solvent resistensi yang kurang baik. Pigment jenis chrome tidak
tahan pada temperature tinggi. Daftar jenis penggunaan pigment ada dalam daftar terpisah.
2.2.8.2.
PERTIMBANGAN DAYA TAHAN/HARGA CAT
Pertimbangan selanjutnya adalah penggunaan akhir dan kebutuhan konsumen, dalam
hal daya tahan lapisan cat, sifat-sifat ketahanan dan harga. Tentu saja untuk
memberikan daya tahan yang tinggi maka jinis pigment yang dipilih akan mempunyai
harga yang tinggi pula. Sebagai contoh untuk memformulasikan cat otomotif dan cat exterior
harus menggunakan pigment 'High Performance Pigment', dalam hal pigment organik
biasanya harganya jauh lebih mahal karena pada umumnya pigment jenis ini dibuat dengan
cara dan material organik yang sangat kompleks untuk menstabilkan sifat-sifat pigment
tersebut. Dalam hal daya tahan khusus seperti daya tahan terhadap karat, maka diperlukan
pigment anti korosi, biasanya diperlukan untuk cat dasar atau undercoat.
2.2.8.3.
DAYA TUTUP/OPACITY DAN TRANSPARANSI
Setelah mempersempit daerah pemilihan dengan memperhatikan resin pengikat dan daya
tahan yang diperlukan, perhatian berikutnya adalah apakah yang diperlukan itu warna
'solid', efek khusus, atau tranparan.
Warna solid berarti lapisan 'opaque'/menutup subtrat dan memerlukan pigment yang
memberikan daya tutup. Lapisan efek khusus seperti yang ditampilkan cat
'flamboyant', 'metallic' atau 'pearlescent'.
Dimana diperlukan daya tutup yang bagus, akan sangat mudah didapatkan untuk
warna Hitam, coklat, biru, dan hijau gelap, dengan menggunakan carbon black,
oxida besi/iron oxide, pthalocyanine blue dan green. Cat putih hampir tidak bervariasi
selain menggunakan TiO2 rutile. Warna merah cerah, orange, dan kuning terang adalah
warna-warna yanng sangat sulit untuk mendapatkan daya tutup yang bagus. Warna merah &
kuning kotor yang menggunakan yellow oxide & Red oxide mempunyai opacity yang sangat
bagus dan harganya relatif murah.
Pigment Lead Chrome cara mudah mendapatkan daya tutup yang bagus untuk kuning &
merah cerah, tetapi pigment jenis ini jarang digunakan di Eropa, Jepang & Amerika,
karena tingkat toksisitas yang relatif berbahaya.

Page 13 of 32
2.2.9. WARNA DAN CAMPURAN WARNA
Cat yang paling sederhana, dalam hal pigmentasi, adalah yang hanya mengandung satu
pigment untuk mendapatkan warna yang diinginkan. Hal ini misalnya pada Top Coat
Gloss Synthetic warna hitam dan putih, yaitu dengan menggunakan carbon black dan
titanium dioksida.
Pigmentasi yang lebih rumit diperlukan untuk memenuhi permintaan seperti :
- 'Hue' yang ada diantara yang dapat diperoleh dari pigment warna tunggal.
- Tingkat kilap yang lebih rendah seperti semi gloss, matt, yang mana pigment
extender
harus digunakan untuk mendapatkan tingkat kilap yang diharapkan.
- Reologi yang khusus dari cat basah, dalam kaleng, selama applikasi dan untuk hasil
pengecatan akhir.
Pigment - pigment organik dan anorganik dapat dicampurkan untuk menghasilkan
warna paduan.
Berikut ini contohnya :
Kuning + Biru ----> Hijau
Merah + Putih -----> Merah muda/pink
Hitam + Putih -----> Abu-abu
Merah + kuning + putih ----> orange muda
2.2.10.
KUANTITAS PIGMENT DALAM CAT
Jumlah pigment yang digunakan dalam lapisan cat ditentukan oleh :
a.
Intensitas dan kekuatan warnanya (Strength)
b.
Daya tutup yang dikehendaki
c.
Tingkat daya kilap (Gloss level)
d.
Daya tahan dan ketahanan (durability) yang ditetapkan.
Sealin diatas masih ada dua konsep yang mendasari :
(i)
Pigment Volume Concentration (PVC)
(ii)
Perbandingan Pigment dengan Binder (P/B ratio).
Secara umum cat mobil dan industri diformulasikan pada PVC yang rendah, sedangkan cat
untuk bangunan (decorative) bervariasi antara 10% sampai 90% PVC, tergantung subtrat
sifat-sifat daya tahan yang diharapkan. Cat dengan PVC rendah akan di buat
dengan
sejumlah kecil pigment utama (prime pigment) seperti Rutile Titanium dioksida,dengan
jumlah besar pigment extender seperti calcium carbonate, untuk memberikan 'dry hiding'.
III.

PROSES PEMBUATAN CAT

3.1
Pendahuluan
Secara umum proses pembuatan cat dapat dibagi dalam beberapa tahapan diantaranya :
(i)
Tahap premix & dispersi
(ii)
Tahap stabilisasi (make up)
(iii) Tahap pencampuran akhir
(iv)
Tahap penyesuaian warna (Colour matching)
(v)
Tahap pengujian mutu (QC)
(vi)
Tahap pengemasan (filling & packing)
Pada tahapan premix bahan baku, berupa pelarut (solvent atau air), aditif/bahan tambahan
(dispersant, anti foam/defoamer, dll), pigment dan kalau cat solvent base ditambah resin
dicampur dalam tanki/mixer dan diaduk pada kecepatan tinggi sampai homogen.

Page 14 of 32
Tahapan dispersi, pigment mengalami proses pemisahan dari aglomerat menjadi partikel
-partikel primer pigment halus, dan dilanjutkan proses pembasahan oleh pelarut dengan
dipermudah oleh adanya dispersant. Sehingga partikel pigment terbalut oleh cairan
dispersant/ resin. Proses ini menghasilkan apa yang disebut millbase.Pada tahapan ini
konsentrasi pigment sangat tinggi sehingga sangat riskan pigment saling kontak menyatu
menjadi aglomerat lagi.
Kondisi pigment dalam millbase tidak stabil, artinya dapat berubah menyatu menjadi
aglomerat lagi, oleh karena itu segera dilakukan tahapan stabilisasi, disini resin pelarut dan
aditif lain ditambahkan agar dispersi pigment stabil.
Selanjutnya bahan - bahan lain ditambahkan, apabila yang dibuat cat berwarna, biasanya
diperlukan penyesuaian warna (colour matching).
Setelah warna sesuai dengan acuan (standard), dilanjutkan pengetesan oleh bagian QC, dan
bila perlu dilakukan adjustment agar sesuai spesifikasi yang ditentukan.
Setelah dinyatakan OK, baru boleh difilling & dipacking.
3.2. . DISPERSI
Secara sederhana, kita dapat mendefinisikan cat itu adalah suatu dispersi koloid dari pigment
(sebagi fase terdispersi) dalam suatu larutan polimer (sebagai fase 'continue'). Cat emulsi,
mempunyai fase dispersi pada kedua komponen yaitu pigment & polimernya.
Oleh karena itu dalam prakteknya, masalah yang paling banyak timbul dari suatu cat berasal
dari kekurang - sempurnaan dari keadaan dispersi pigment. Kesempurnaan dispersi pigment
akan berpengaruh pada :
(i)
Sifat-sifat optis, misal warna.
(ii)
Daya kilap
(iii) Daya tutup
(iv)
Daya tahan
(v)
Flow/penempakan lapisan.
(vi)
Stabilitas dalam penyimpanan (storage stability).
Untuk mendapatkan dispersi yang baik suatu partikel koloid dari powder, kita mempunyai
tahapan yang harus dilalui. Yaitu :
(a)
Pencelupan dan pembasahan pigment (wetting)
(b)
Distribusi dan stabilisasi koloid pigment.
3.2.1. Proses 'wetting' (pembasahan pigment)
Proses ini dapat digambarkan secara skematis sebagai berikut :
Tahap 1.
Tahap 2
Tahap 3.
Partikel di udara
udara
cairan
Tahap 1. :
Tahap 2. :
dengan
Tahap 3. :

(P)

Penyiapan ruang
dalam cairan

Pengisian ruangan oleh


partikel.

udara
cairan ( )

udara
cairan
((P))

(P)

Energi permukaan partikel disimbulkan sebagai A sv.


Energi partikel di udara ditambah kerja yang diperlukan untuk
menyiapkan ruang dalam cairan dimana volumenya sama
volume partikel adalah A sv + A lv
Kerja yang diperlukan untuk mengisi ruangan dalam cairan dengan
partikel adalah A ls - A sv - A lv

Page 15 of 32
Total perubahan energi pada proses pencelupan partikel adalah jumlah Tahapan 2 + 3 - 1 :
yaitu : A ls - A sv
Dari persamaan Young kita mempunyai sv =ls +lv Cost
Perubahan energi dari penjumlahan persamaan diatas adala
- A lv Cos
Jika diuji dengan persamaan Young di atas, dalam kontek 'wetting' atau sudut kontak
adalah :
sv - sl
cos =

lv

Kemudian, pada sudut < 90o, penurunan dalam lv akan menurunkan dan
memperbaiki wetting. Pada penambahan bahan aktif permukaan, maka yang teradsorpsi pada
interface udara akan menurunkan lv, dan yang teradsorpsi permukaan partikel akan
menurunkan sl, Keduanya berpengaruh pada pembasahan (wetting) yang lebih baik.
3.2.2. STABILISASI KOLOID
Tidak cukup dengan pembasahan (wetting) untuk menghasilkan dispersi koloid yang stabil.
Hal penting pada kenyataannya bahwa gaya tarik antar partikel selalu ada dalam dispersi
pigment, yaitu gaya van der Waalls (gaya permukaan). Gaya tarik menarik ini merupakan
kosekuensi dari interaksi gaya antar atom diantara atom - atom yang menyusun partikel.
Material polar menggunakan gaya elektrostatik pada dua kutup yang lain (Gaya Keesom, dan
molekul polar dapat menarik molekul non polar dengan induksi dua kutup (Gaya Debye).
Untuk menghasilkan dispersi koloid yang stabil diperlukan suatu sumber energi repulsi
(penolakan) pada partikel-partikel yang terdispersi, sehingga jarak antar partikel (pada
konsentrasi partikel yang diinginkan, misal PVC tertentu), dimana jumlah energinya cukup
untuk mencegah terjadinya flokulasi. Energi repulsi ini dapat timbul dari gaya coulomb, atau
dari stabilisasi sterik.
3.2.3. PROSES DISPERSI
Adalah penting, untuk menyatakan kembali bahwa tujuan dari proses dispersi pigment adalah
pembasahan dan pemisahan partikel pigment primer dari agregat dan aglomerat dan
stabilisasi lanjutannya pada madia cat, misalnya, larutan resin atau dispersant selama proses
dispersi.
Semua proses adalah penting dan berpengaruh pada penggunaan pigment, produktifitas, dan
sifat-sifat akhir produk.
Untuk mencegah terjadinya re-agregasi selama dan setelah proses dispersi adalah penting
untuk mengikuti ratio yang benar dari pigment, resin dan solvent. Selanjutnya, penambahan
sejumlah resin atau solvent harus dilakukan untuk mencegah terjadinya 'colloidal shock'
(flokulasi), pada tahap maku up akhir. Proses memisahkan partikel pigmant dari agregat
disebut 'grinding'.

Page 16 of 32
Gaya antar molekul juga sangat penting perannya dalam mempengaruhi pembasahan suatu
permukaan pigment. Memaksimalkan pengaruh gaya antar molekul dalam suatu sistim cat
akan mencapai suatu dispersi pigment yang cepat dan stabil dengan tenaga/share forces yang
minimum.
Penggunaan dispersant juga merupakan hal yang sangat penting untuk menghasilkan proses
wetting dan stabilisasi dari pigment dispersi. Oleh karena itu penimbangan dispersant yang
akurat sangat membantu cepat atau lambatnya proses dispersi dan stabilisasi dispersi.
Dispersant dan media cat teradsorpsi pada permukaan pigment, yang berarti salah satu gugus
(polar) membasahi, sedangkan gugus non polar tertinggal dalam fase liquid (cairan), model
ini yang disebut sebagai stabilisasi sterik.
3.3.
METODE DAN MESIN UNTUK DISPERSI
Berikut ini, adalah sekilas petunjuk umum alat alat yang biasanya digunakan dalam proses
pembuatan cat.

3.3. 1 HIGH SPEED DISPERSER (HSD).


Ada beberapa pembuat type HSD : Torrance, Cowless, Vollrath, Mastermix, Silverson dan
lain-lain. Prinsip operasinya adalah rotasi/putaran bebas dari suatu cakram/disc dalam
ketel/vessel/mixer terbuka. Karena tidak ada grinding media, pigment terdispersikan sendiri
dipercepat oleh kedua permukaan rotor, sehingga terbentuk aliran laminar/vortex.
Dispersi akan terjadi bila terjadi vortex yang cukup bagus. Untuk mendapatkan vortex yang
bagus maka diperlukan aturan-aturan/ukuran tertentu dari dimensi mixer, garis tengah
cakram/blade, tinggi rendah blade dan maksimum tinggi cairan millbase. (lihat gambar).
Aggaplah, diameter blade = D , maka patokan untuk mendapatkan vortek yang bagus adalah
sebagaiberikut :
Minimum
Maksimum
Diameter tanki
2.0D
4.0D
Tinggi batch/permukaan millbase
1.0D
2.0D
Jarak dasar tanki dengan blade
0,5D
1.0D
Kecepatan cakram/blade berkisar antara 3,000 - 6,000 feet per menit tergantung dari kondisi
millbase.
HSD merupakan proses yang sangat penting bila dipergunakan secara benar, alat ini sangat
efektif sebagai alat dispersi cat emulsi, primer atau undercoat dan sebagai
predispersi/premixing untuk alat-alat pendispersi lain seperti bead mill, attritor dan lain-lain
untuk mendispersikan cat berpigment seperti cat mobil, industri atau lainnya. Predispersi mill
base yang berkualitas tinggi akan mengurangi jumlah/waktu dispersi alat pendispersinya
(Bead Mill dll), yang berarti meningkatkan produktifitas. HSD merupakan proses Batch,
menghasilkan banyak debu, oleh karena itu diperlukan dust extractor yang efektif.
Tanki HSD harus dilengkapi dengan pendingan untuk medapatkan temperatur operasi
dibawah 45oC, karena temperatur akan naik cepat selama proses dispersi, bahkan temperatur
kontak pada rotor/blade sampai 70oC. Hal ini akan menyebabkan kehilangan solvent,
perubahan viskositas dan mengurangi efisiensi. Kecepatan shaft seharusnya ber-varaibel
untuk memudahkan penanganan, dan posisi rotor juga dapat diatur naik-turun. Pada kondisi
operasi yang benar, saat vortex yang baik putaran millbase tetap tanpa bergelombang dan
tanpa menciprat. Naiknya temperatur millbase akan menurunkan viskositas yang ditandai
dengan munculnya cipratan yang berlebih, pada kondisi ini dispersi tidak akan efektif, karena

Page 17 of 32
itu untuk mengoreksinya dapat dilakukan : Menurunkan kecepatan putar rotor, menurunkan
posisi blade dan menaikkan aliran air pendingin.
Proses dengan HSD memerlukan perhatian yang konstan. Rata-rata waktu dispersi adalah 30
menit, dan turnover batch sekitar 90 menit. Scraping pada permukaan dalam dinding harus
dilakukan untuk menarik millbase yang menempel didinding mixer.
3.3.2 . BEAD MILL
Sebutan lain dari Bead mill adalah sand mill, alat ini telah dipergunakan untuk
mendispersikan cat berpigment sejak tahun 1950-an. Namum spanjang sejarahnya telah
mengalami perbaikan -perbaikan. Dari awalnya menggunakan pasir Ottawa 30mesh,
kemudian glass bead sampai menggunakan grinding media sintetis. (Zirconium).
Prinsip operasi alat ini adalah millbase yang telah dipremix dialirkan dalam tabung silinder
dengan pompa, dalam silinder telah terisi glass bead atau grinding media sejenis dengan
jumlah tertentu dan terdapat pula piringan-piringan yang berputar yang berfungsi
menggerakkan glass bead tersebut. Pada millbase ini melewati tabung tersebut, terjadi proses
penghalusan pigment, kemudian mill base dipisahkan dari grinding media dengan adanya
saringan di ujung tabung. Selanjutnya millbase ditampung dalam tanki/mixer lain. Apabila
kehalusan yang diperoleh belum sesuai dengan spesifikasinya, millbase dialirkan lagi melalui
tabung silinder tersebut sampai fineness/kehalusannya tercapai.
Posisi tabung silinder ada dua macam, vertikal ( dibuat oleh prodisen seperti Sussmeyer,
Torrance, Netzsch & Master) dan Horizoltal ( dibuat diantaranya oleh Dae Hwa).
Pemilihan jenis dan diameter grinding media dan jenis produk serta kondisi millbase
(viskositas & konsistensi) sangat menentukan optimasi mesin ini. Semakin kecil diameter dan
semakin tinggi SG/density grinding media yang digunakan semakin efisien, karena semakin
tinggi luas. permukaannya. Viskositas kerja yang optimum adalah 5-6 poise rotothinner.
Mesin ini dilengkapi dengan sistim air pendingin untuk medapatkan temperatur operasi
dibawah 50oC, karena pada umumnya millbase akan kehilangan potensi dispersi diatas
temperatur tersebut. Normal charge to void yang optimum adalah antara 1 : 1 sampai 1 : 1,2,
bila turun di bawah 1 : 1 akan sulit proses dispersinya. Alat ini memerlukan proses premixing
yang sempurna, premixning yang kurang sempurna akan menyebabkan grinding proses yang
tidak efisien/lama.
Salah satu kelemahan alat ini adalah kurang baik untuk mendispersikan millbase yang
bersifat tixotropis.
3.3.3. BALL MILL
Ball mill adalah batch proses dan merupakan alat pendispersi yang paling tua, namum masih
mempunyai peranan yang sangat penting dalam industri cat. Alat ini dapat mendispersikan
cat yang tixotropic/kental (dan juga pigment yang sulit didispersikan), yang tidak bisa
didispersikan oleh alat lain seperti Bead Mill ataupun Basket mill.Ball mill dalam prosesnya
memerlukan sedikit pengawasan, walaupun prosesnya sangat lama 8-24 jam, bahkan sampai
36 jam.
Ball mill adalah berbentuk satuan tabung silindris yang kira-kira antara diameter dan panjang
silinder sama, dan berputar pada sumbu horisontal. Lapisan dalam tabung dilapisi lapisan

Page 18 of 32
yang tidak poros, terbuat dari porselen, alumina, atau silica blok yang keras, untuk mencegah
kontaminasi mill base akibat abrasi. Tabung alat ini diisi dengan grinding media berbentuk
bola-bola sampai volume tertentu.
Bola-bola grinding media bisa berbeda diameter, atau berbeda bahan pembuatnya, misal
seperti porselen, steatite, alumina, atau dari stinless steel, semuanya mempunyai densitas
yang berbeda. Porses dispersinya sebenarnya sangat sederhana asal volume mill base dan
grinding media benar dan putaran tabung masih standard. Media grinding/bola-bola
mengikuti putaran tabung dengan gerakan menyerupai gerakan garis parabola, pada saat bolabola diatas akan jatuh dan seterusnya sehingga bola-bola saling berbenturan, menyebabkan
aglomerat pigment terpisah menjadi partikel-partikel pigment, disini proses dispersi terjadi.
Semakin intensif tumbukan antar bola-bola makin efektif proses dispersinya.
Volume dispersi yang optimum adalah biasanya 60% dari volume tabung. (lihat gambar).
Kelemahan alat ini selain lama, juga bising akibat tumbukan bola-bola didalam tabung.
3.3.4 . ATTRITOR
Attritor merupakan satuan tabung pendispersi berbentuk silinder vertikal dengan shaft/palang
pengaduk yang berputar pada poros tengah, jenis tertentu dilengkapi sistim sirkulasi cairan,
dan juga dilengkapi pendingin. Didalam tabung diisi bola-bola seperti pada ball mill,
tumbukan bola-bola dikarenakan putaran shaft/pengaduk.
Kondisi empiris dapat digambarkan sebagai berikut :
Kapasitas Loading
=
Charge to Void ratio
=
Perbandingan diameter tabung ke pengaduk =
Ukuran grinding media/bola-bola
=

70% (volume)
1:1
1 : 0,75
1/4 in, 3/8 in sampai 1/2 in.

Lama waktu dispersi bianya relatif cepat 4-6 jam, namun karena sifatnya batch process, alat
ini kapasitasnya relatif kecil. Alat ini tersedia berbagai ukuran, dari skala laboratorium
sampai 100 gallon.
Seperti ball mill kelemahan alat ini adalah bising.
IV.

CAT UNTUK BANGUNAN


Istilah lain cat ini adalah 'Decorative Paints' atau 'Archtectural Paints', yaitu lebih
spesifiknya cat yang digunakan untuk melindungi dan memperindah rumah atau gedung (dari
tembok, kusen kayu serta bahan bangunan lainnya). Sifat-sifat dari cat jenis ini sangat
dipengaruhi oleh jenis bahan pengikat/jenis latex, PVC dan jenis pigmennya.
4.1.

PVC DAN CPVC (Critical PVC)

Paramater yang paling banyak dipakai untuk menjelaskan komposisi cat adalah 'Pigment
Volume Concentration' atau PVC yaitu presentasi atau perbandingan antara volume pigment
(termasuk extender) dengan total volume padatan dari lapisan cat kering.

Page 19 of 32

PVC =

Vp
Vp + Vb

dimana Vp= Volume pigmen dan Vb= Volume binder/bahan pengikat


Secara konseptif, perubahan akan terjadi, apabila binder ditambahkan kedalam pigment
kering secara sedikit demi sedikit sampai kelebihan binder. Selajutnya proses dapat
dilanjutkan dengan mengambil pigmen sampai hanya tinggal bindernya saja. Kondisi awal
dan kondisi akhir mewakili skala ekstrim 100% dan 0% pada skala PVC.
Selama proses penambahan binder ke dalam pigment kering, ada satu titik dimana
penambahan binder tepat memenuhi rongga 'voids' diantara partikel pigmen. PVC pada titik
ini sering disebut sebagai PVC kritis (Critical PVC) atau CPVC, yang merepresentasikan
suatu transisi penting pada sifat-sifat lapisan cat. Sehingga ada kemungkinan
memformulasikan cat pada banyak PVC, yaitu dibawah, diatas atau sama dengan CPVC.
Apabila suatu cat diformulasikan diatas CPVCnya, maka jumlah bindernya tidak cukup untuk
mengisi semua ruang yang ada, sehingga lapisan cat menjadi poros.
Secara umum orang menggunakan PVC sebagai salah satu parameter yang dapat
menunjukkan secara kualitatif sifat dari suatu cat. Cat Gloss/Kilap umymnya mempunyai
PVC yang rendah (15-25%), sementara primer, cat tembok/mid-sheen, undercoat dan cat flat
mempunyai PVC yang lebih tinggi.
4.2. KONSEKUENSI DARI POROSITAS
Sebagaimana diketahui apabila PVC dari suatu sistem binder dinaikkan, maka akan ada
perubahan sifat-sifat secara bertahap. Jelasnya kecepatan pada dimana perubahan-perubahan
sifat akan di pengaruhi oleh tingkat porositasnya, dan hal ini akan ditunjukkan oleh suatu titik
balik di sekitar CPVC. Secara umum hubungan porositas dan sifat-sifat dari suatu cat dapat
dikategorikan ke dalam 3 kelompok.
Sifat Mekanis
- Densitas/kepadatan
- Kekuatan
- Adhesion/daya rekat
- Elastisitas

Sifat Permeabilitas
- Daya tahan Rust/karat
- Daya tahan Blister
- Daya tahan Staining
-

Sifat optis
- Contrast ratio
- Tinting strength
- Gloss/daya kilap
- Light scattering

4.3.

SIFAT DARI BAHAN PENGIKAT/BINDER


Di dalam market Cat Decorative ada sejumlah penggunaan khusus, misal untuk lantai,
proteksi tembok, kolam renang dan lain-lain, yang tentu saja menggunakan resin yang
bermacam - macam, tetapi secara umum dapat di bagi ke dalam dua kelompok/ kategori yang
lebih sering disebut 'Water Based' (Cat berbasis Air) dan 'Solvent Based' (Cat Minyak).
Cat dengan dasar latex (Water based) dalam proses pengeringannya memerlukan apa yang
disebut dengan coalescing agent yaitu dalam mengatur tegangan permukaan yang diikuti oleh
gerakan partikel polimer yang kental. Sedangkan 'Gloss Enamel'/ Alkyd base, atau sering
dikenal cat besi dan kayu dalam proses pengeringannya melalui oksidasi antara Alkyd (dalam
rumus kimianya mengandung ikatan rangkap C=C) dengan udara (O2) dengan bantuan drier.
Cat Gloss ini dirancang dengan pengencer/pelarut White Spirit satu golongan dengan minyak

Page 20 of 32
tanah yang termasuk jenis 'Solvent Aliphatic/Non Polar', kebalikannya 'Solvent Aromatic' dan
'Solvent Polar'. Oleh karena itu tidak semua 'Thinner'/pelarut dapat digunakan untuk
mengencerkan setiap cat (lihat lebih detail bab yang membahas tentang pelarut).
'Aqueous'
Berbasis air dengan sedikit
solven
I
'Cat Emulsi' atau Cat Latex

'Dispersi Polimer',
pembentukan film melalui
coalescence
Polimer/Oligopolimer,
IV
pembentukan filmnya melalui 'Water thinnable Alkyd'
oksidasi

'Non Aqueous'
Berbasis minyak khususnya
white spirit
II
'Non-aqueous dispersion'
'NAD'
III
Cat Minyak atau Cat Alkyd

EMULSI POLIMER
Emulsi Polimer merupakan resin yang terbanyak digunakan dalam inductri cat, hal ini
disebabkan oleh terus tumbuhnya pemakaian cat tembok emulsi untuk pengecatan rumahrumah dan gedung-gedung. 'Emulsi' adalah suatu sistim dua fase dua cairan yang tidak dapat
bercampur ('immiscible'), dimana partikel kecil dari suatu fase didispersikan ke dalam fase
lain yang akan membentuk fase tidak memisah. Istilah lain dari emulsi polimer ini sering di
sebut sebagai Latex. Ukuran partikel ini sangat kecil yaitu 0,1 - 0,5 micrometer, sehingga
dalam satu liter latex mungkin megandung 10 pangkat 16 partikel dengan luas permukaan
sampai 2000 m2
Polymerisasi suatu emulsi biasanya terdiri dari penambahan kedalam air, sekitar 50%
campuran monomer untuk mendapatkan Tg (Glass temperature), dengan surfactant, dan
kadang koloid, juga buffer pH dan fungisida. Monomer keras yang digunakan dalam
polimerisasi biasanya Vinyl acetate, methyl methacrylate, styrene, dan vinyl chloride gas.
Sedangkan monomer lunak '(soft)' adalah butyl acrylate, 2-ethylhexyl acrylate, vinyl
versatate, maleate ester dan gas monomer dari ethylene / vinylidene chloride. 'All Acrylic'
yang mengandung methyl metacrylate dan monomer acrylic terplastisasi secara umum
memberikan sifat emulsi yang unggul oleh karena itu banyak digunakan terutama untuk cat
eksterior, yang mempunyai sifat mudah diapplikasikan, 'low odour' dan cepat kering.
4.4.

SUBTRAT TEMBOK/PLASTER/SEMEN
Bagian terbesar permukaan yang dijumpai pada suatu bangunan adalah plaster,
concrete, atau batu bata. meskipun masing-masing mempunyai sifat karakteristik sendiri sendiri namum semuanya mempunyai sifat yang mirip yang berpengaruh dalam pengecatan.
Beberapa sifat yang penting adalah Alkalinitas (Sifat ke'basa'an), sifat porositas permukaan
dan secara umum mempunyai pengaruh terhadap kelembaban dan intraksinya terhadap
subtrat.
4.4.1. Implikasi Kelembaban
Air sering berada dalam jumlah yang besar dinding, terutama dinding baru. Hal ini di
sebabkan permukaan dinding pada dasarnya terbuat dari bahan konstruksi yang basah dan
juga memerlukan campuran air sehingga didalam dinding baru terkandung air. Kadungan air
atau kelembaban dinyatakan dengan kelembaban relatif.

Page 21 of 32
Permukaan yang basah sangat akan sulit untuk dicat, tetapi 'damp' dan permukaan yang
kering dapat dicat dengan cat emulsi yang biasanya diformulasikan di atas CPVC untuk
meningkatkan permeability atau daya resap/tembus suatu lapisan.
Adanya air di dalam permukaan yang tidak bisa keluar/mengering akan mengurangi daya
rekat suatu cat, yang dapat menimbulkan kerusakan 'blister' dan dapat memungkinkan
tumbuhnya jamur. Kelembaban juga merupakan faktor utama dalam hubungannya dengan
serangan alkali 'Alkali Attack', 'Efflorescence' dan 'Staining'.
Alkali Attack
Semen portland adalah bersifat sangat alkali demikian juga plaster dinding. Tingkat
alkalinitas yang tinggi ini dengan adanya air akan dapat menyebabkan 'Saponifikasi' pada
banyak cat minyak dan dapat menyebabkan perubahan warna pigments, terutama pigmen
organik.
Efflorescence
Endapan kristal yang berada pada permukaan dinding atau plaster disebut 'efforescence' dan
berbentuk padatan. Padatan 'efflorescence' ini biasanya suatu bentuk garam sodium sulfat,
dan merusak lapisan cat yang mempunyai tingkat permeabilitas rendah, namun cat minyak
mempunyai kemampuan yang terbatas menahan 'efflorescence'. Cat yang mempunyai
permeabilitas tinggi membiarkan 'efflorescence' melewati lapisan dimana dapat di hapus/seka
dari permukaan cat, tetapi tumpukan 'efflorescence' dapat merusak daya rekat cat. Type
'efflorescence' yang lebih padat biasanya adalah sejenis Kalsium Karbonat 'lime bloom' dan
ini lebih sulit dihilangkan tapi lebih mudah dicat ulang setelah sedikit pengamplasan.
Staining
Warna coklat sering muncul pada cat emulsi pada batu bata, beton atau permukaan lain.
Warna ini terjadi dari turunan garam alkali ataupun bahan organik yang dapat bereaksi
dengan alkali. Primer tahan alkali 'Alkali resisting Primer/Sealer' biasanya dapat mencegah
terjadinya 'staining' ini.
4.4.2. Karakteristik semen/plaster
Semen merupakan bahan bangunan yang sangat banyak digunakan dalam membangun suatu
bangunan. 'Portland' semen di produksi dengan memanaskan batu kapur /'limestone' dengan
bahan lain yang mengandung silica, alumina dan beberapa oksida besi. Setelah pencampuran
material ini di dalam klinker dipanaskan pada sekitar 1400 oC dan dihaluskan dengan
'gypsum' dan material lain untuk membentuk semen bubuk.
Pada saat semen dicampur dengan air menghasilkan suatu dispersi, dimana partikel secara
cepat di lapisi dengan produk hidrasi. Produk hidrasi merupakan koloid yang banyak dan
membentuk kristal kalsium hidroksida yang banyak. Larutan ini menjadi jenuh ion Ca++,
OH-, SO4-- dan ion-ion lain.
Secara stokiometris, kebutuhan semen bubuk untuk terhidrasi sempurna ditemukan
perbandingan air/semen pada 0,23, namun secara prakteknya sangat komplek.
Kalsium sulfat biasanya sebagai gypsum umumnya ditambahkan ke dalam proses pembuatan
cement yang berfungsi untuk mengontrol kecepatan reaksi, material ini disebut sebagai
'retarder'.

Page 22 of 32
4.4.3 . Porositas dan Permeabilitas Semen & 'Concrete'
Pergerakan kelembaban dalam dinding semen boleh digunakan istilah 'permebilitas'
dan'difusi'', Meskipun keduanya berasal dari proses yang secara fisik sama, namun secara
matematis berbeda. Permeabilitas diasosiasikan dengan adanya suatu perbedaan tekanan dan
juga diasosiasikan sebagai material yang jenuh, sementara proses diffusi lebih
menggunakannya dalam hal material kering dengan cairan yang didorong oleh daya kimiawi
atau kelembaban.
Permeabilitas dipengaruhi oleh porositas dan hydrasi dari material dalam pori-pori, dan daya
kapiler. Umumnya, gerakan air terjadi dalam kapiler dibanding dalam pori-pori.
Permeabilitas dari suatu dinding semen merupakan indikator utama dalam hal potensi daya
tahan, yaitu adanya kekuatan mekanis dan daya tahan serangan kimiawi.
4.5

. Pengecatan terhadap subtrat semen dan 'Masonry'

4.5.1 'Water Repellent'


Material ini digunakan untuk meningkatkan daya tahan penetrasi air hujan dengan pengaruh
minimal pada penampakannya. Fungsinya dengan menghambat penyerapan secara capiler,
tetapi umumnya tidak memberikan permukaan film. Sifat lainnya adalah tahan terhadap
penetrasi air, penguapan air dan efflorescence. Silicon resin merupakan material yang paling
banyak digunakan dalam formulasi cat ini. Biasanya Resin silicon tersedia dalam bentuk
water based dan solvent based.
Perlu ditekankan disini meskipun water repellent dapat efektif dalam mengurangi penetrasi
air hujan, namun pada kondisi tertentu dapat terjadi 'spalling' yang disebabkan oleh adanya
'trapping'/tertahannya garam-garam alkali (biasanya sebagi efflorescence) yang menekan ke
permukaan. Penyebab lain juga dikarenakan perbedaan temperatur dalam dinding dan
permukaan.
4.5.2 Sealer
Masonry sealer dikenal sebagai 'stabiliser', jenisnya bisa cat berbasis alkyd dalam white
spirit, alkyd dengan modifikasi 'tung' ditujukan untuk menambah daya tahan terhadap
serangan alkali, selain itu juga dapat digunakan jenis modifikasi phenolic. Viskositas yang
encer ditujukan agar memudahkan penetrasi ke dalam dinding. Untuk permukaan yang baik
dan normal tidak diperlukan ini.
4.5.3. Alkali Resisting Primer
Produk lain yang spesifik untuk masonry/dinding semen adalah Alkali Resistant Primer yang
didesain untuk menahan serangan alkali pada tembok yang masih alkalis. Meskipun biasanya
adalah solvent based, tapi bisa juga menggunakan polimer berbasis air. Waterborne primer
dapat diformulasikan menggunakan resin acrylic, untuk meningkatkan daya penetrasi ke
tembok digunakan latex yang mempunyai partikel halus dengan PVC solid content yang
rendah.
V. SISTIM PENGECATAN
5.1
. PENGECATAN TEMBOK
5.1.1. Faktor faktor yang mempengaruhi pengecatan

Page 23 of 32
Sebenarnya banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya suatu
pengecatan, namun secara umum dapat dikategorikan sebagai berikut :
(i)
Persiapan permukan
(ii)
Pemilihan painting system
(iii) Pada saat applikasi
5.1.2 Persiapan permukaan
Tembok baru luar & dalam
Persiapan permukaan yang harus dilakukan sangat bergantung dari keadaan tembok. Hal-hal
yang perlu diperhatikan sebenarnya ada dua yang terpenting, yaitu :
(a)
(b)

Kandungan air dalam dinding (moisture).


Tingkat alkalinitas dinding (derajat kebasaan/pH)

Air digunakan dalam jumlah yang besar dalam pembuatan dinding bangunan, oleh karena itu
diperlukan waktu yang cukup untuk mendapatkan kondisi dinding yang siap untuk dilakukan
pengecatan. Apabila, kondisi tembok belum kering sempurna, cat yang sifatnya menutup pori
pori permukaan dinding harus tidak boleh diaplikasikan, bila kandungan air didalam dinding
tertutup cat, maka akan timbul kerusakan lapisan cat 'blister' atau akan tumbuh jamur,
Pada umumnya, cat itu menutupi permukaan, cat kilap/gloss kurang permeable dibandingkan
dengan cat tidak kilap/matt/flatt/doff. Cat minyak kurang permeable dibanding cat emulsi.
Dinding atau plasteran mempunyai sifat yang sangat alkalis / basa, selama proses
pengeringan dinding tembok, garam-garam alkali terbawa oleh air dari dalam dinding menuju
ke permukaan.
Dengan adanya moisture/kandungan air dalam tembok, garam-garam alkali dapat menyerang
resin dari cat minyak berbasis alkyd, menyebabkan kerusakan lapisan cat tersebut yang
disebut saponifikasi.
Apabila garam-garam alkali tadi menembus cat tembok (yang permeable) menumpuk
dipermukaan membentuk aglomerasi kristal-kristal, ini dinamakan effloresence.
Lebih jauh, kandungan alkali dengan adanya moisture (air), akan berpengaruh terhadap
beberapa jenis pigment, menyebabkan perubahan warna (discolouration).Oleh karena itu
sebelum dilakukan pengecatan, permukaan tembok harus dibiarkan sekering mungkin.
Idealnya dengan pembacaan alat protimeter tidak boleh lebih dari 15. Apabila kondisi tembok
masih belum kering benar (pembacaan dengan protimeter <22), harus dilakukan pengecatan,
penggunaan Alkali resisting sealer dapat mengurangi serangan alkali dari tembok basah,
namun dengan Alkali resisting sealer inipun tidak menjamin akan bebas defect.
Apabila akan mengecat tembok baru dengan cat minyak/cat kayu & besi, sebaiknya
permukaan dilapisi alkali resisting sealer terlebih dahulu untuk mengurangi dampak serangan
alkali.Namun dalam beberapa kasus alkali resisting sealer tidak dapat mengatasi masalah
kehilangan daya rekat /loss of adhesion akibat adanya moisture/kelembaban tembok.
Persiapan dan pendasaran
Biarkan tembok mengering sempurna, bila ada efflorescene, hilangkan dengan cara mengelap
dengan kain lap kering diikuti oleh kain yang basah lalu biarkan kering paling tidah 48 jam.
Bila efflorescence muncul lagi, ulangi sampai benar-benar tidak ada lagi. Bersihkan
permukaan, dari debu, kotoran dan sisa sisa semen/plaster.
Gunakan Alkali Killer (A579-44469)-Solvent Based atau Alkali Resisting Wall Sealer
(A931-1050N)- Water Based. satu lapis dengan ketebalan yang cukup.
Wall filler sebaiknya digunakan hanya untuk perbaikan cacat tembok atau retak-retak rambut,
apabila kualitas tembok sudah bagus tidak diperlukan wall filler, wall filler seharusnya

Page 24 of 32
digunakan setelah tembok dilapisi Alkali Resisting Sealer, dan tidak dianjurkan untuk tembok
luar.
Pengecatan ulang permukaan luar & dalam
Tembok yang telah dicat, sebelum dilakukan pengecatan ulang harus dirahbilitasi terlebih
dahulu. Bagian yang retak-retak, pipa-pipa dalam tembok kalau ada yang bocor/pecah harus
diperbaiki. Tembok yang basah akan bermasalah bila di cat, oleh karena itu sumber air,
misalnya pipa air yang bocor, atau talang air yang bocor harus diperbaiki terlebih dahulu.
Dengan lain perkataan permukaan harus dibuat semulus mungkin.
Persiapan dan pendasaran
untuk permukaan yang sebelumnya dicat dengan Cat Gloss
Bila cat sebelumnya kondisinya cukup baik, cukup dicuci dengan sabun lunak dan air atau
solvent yang cocok untuk menghilangkan, kotoran, debu, oli, bahan lilin dan lain-lain.
Amplas permukaan dalam keadaan basah dengan amplas tahan air untuk memberikan daya
rekat yang baik. Akhirnya bilas dan biarkan mengering. Kerok bagian lapisan cat yang rusak.
Perbaiki bagian yang retak-retak, lalu amplas sampai halus dan biarkan mengering.
Bila cat lama sudah mengelupas, blister/menggelembung, daya rekat kurang baik atau secara
umum kondisinya tidak baik, maka keseluruhan lapisan cat lama harus dikerok. Selanjutnya
bagian subtrat yang retak-retak diperbaiki, dan setelah permukaan siap, diperlakukan seperti
permukaan baru.
Persiapan dan pendasaran
untuk permukaan yang sebelumnya di cat dengan cat tembok emulsi
Bila kondisi cat emulsi sebelumnya cukup bagus, daya rekat masih baik, cukup di bersihkan
permukaannya.
Bila kondisinya sudah tidak baik, maka lapisan cat lama haurs dikelupas seluruhnya, perbaiki
bagian pemukaan yang retak-retak, amplas, bilas dan biarkan mengering.
Untuk kondisi yang kurang baik (powdery/telah mengapur), aplikasikan satu lapis Masonsry
Sealer (A200-743) atau Alkali Resisting Wall sealer (A931-1050N)
5.2
. PENGECATAN BESI DAN BAJA
Pada daerah yang lembab seperti daerah tropis, besi dan baja yang tidak dilindungi akan
cepat berkarat. Tingkat kecepatan timbulnya karat akan menjadi lebih cepat dengan adanya
tingkat polusi udara yang tinggi seperti kandungan senyawa sulfur. Sehingga daerah
perindustrian lebih berat pengaruhnya dibanding daerah pemukiman.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perlindungan besi dan baja dengan pengecatan adalah :
(i)
Keseluruhan persiapan kerja sebelum pengecatan.
(ii)
Jenis cat dasar (primer) yang digunakan.
(iii) Ketebalan dan jenis cat akhir yang digunakan.
Daya tahan cat pada persiapan besi/baja yang bersih, bebas karat, mungkin akan lebih tahan
lima atau enam kali lebih lama dibanding dengan persiapannya yang kurang baik. Sehingga
dapat dikatakan kesempurnaan persiapan merupakan faktor yang paling penting dari yang
disebut diatas.

Page 25 of 32
Persiapan yang umum dilakukan dalam pekerjaan dengan besi, baik baru maupun lama,
biasanya dengan cara mengelupas, mengerok dan dengan sikat kawat adalah jauh dari cara
yang ideal. Untuk area yang luas, dengan bantuan mekanis kelihatannya lebih effektif
dibanding cara manual.
Untuk pemakaian umum pada besi dan baja, harus dipakai cat dasar minyak atau oleoresin
yang mengandung pigment penghambat karat (pigment anti korosi). Pigment anti karat
konvensional seperti Lead red & Zinc chromate meskipun mempunyai kemampuan yang
bagus, namun di kenal sebagai pigment yang beracun (toxic). Cat dasar minyak dengan
menggunakan pigment anti korosi selain lead & chromate juga mempunyai kemampuan yang
sama, keunggulannya lebih tidak toxic. Maka dengan pertimbangan aspek kesehatan dan
lingkungan hidup lebih baik digunakan jenis cat yang terakhir.
Besi dan baja yang telah selesai dipersiapkan harus segera dilakukan pengecatan cat dasar,
meskipun hanya beberapa jam terpapar udara yang lembab atau udara terkontaminasi, akan
mengurangi nilai dari keseluruhan persiapan yang telah dilakukan. Ketebalan cat sangat
penting dalam melindungi besi dan baja. Untuk besi dan baja baru, sistim empat lapis, yaitu :
satu lapis cat dasar, satu lapis cat undercoat dan dua lapis cat akhir adalah minimum yang
harus digunakan agar memberikan lapisan yang mempunyai ketebalan yang layak.
Persiapan dan pendasaran
untuk besi dan baja baru yang tidak dicat dasar.
Hilangkan semua kotoran, grease, oli dan lain-lain dengan mencucinya menggunakan minyak
white spirit atau solvent yang cocok dan dilap dengan kain lap bersih. Hilangkan semua karat
dan noda sampai bersih dengan mengerok atau menyikat dengan sikat kawat. Kemudian
lakukan pendasaran dengan cat dasar (Dulux Quick Drying Universal Primer Green A54049524).
Persiapan dan pendasaran
untuk besi dan baja yang telah dicat sebelumnya
Hilangkan semua lapisan cat yang rusak atau yang telah kurang daya rekatnya dengan
mengerok, jika perlu mengelupas keseluruhannya. Bersihkan seluruh karat dengan
mengelupas, mengerok dan menyikatnya dengan sikat kawat hingga bersih. Segera lakukan
pengecatan dengan cat dasar satu lapis( misal dengan Dulux Quick Drying Universal Primer
Green A540-49524).

Seng dan Besi/baja galvanis


Permakaan galvanis atau seng tidak memberikan daya rekat yang baik pada hampir semua
cat, oleh karena itu permukaan harus di 'etch' dengan perlakuan bahan kimia khusus atau
dengan cat dasar yang khusus.
Bahan Aluminium
Logam jenis ini dan alloy-nya saat ini banyak digunakan untuk bahan bangunan, dari yang
berbentuk lembaran, cor dan yang lainnya. Kadang-kadang bahan ini sudah di-treatment,
namun bila belum, maka diperlukan perlakuan khusus yang biasanya disebut 'Etching
Primer'

Page 26 of 32
5.3.

PENGECATAN KAYU

Kayu Baru
Pada dasarnya, semua kayu yang digunakan dalam bangunan dan industri konstruksi di
Indonesia adalah bergetah, dan karena itu memerlukan perlakuan dan perhatian yang khusus
apabila akan dicat. Demikian juga, kayu dengan tingkat kelembaban yang tinggi tidak bagus
untuk dilakukan pengecatan.
Getah kayu harus di'seal' untuk mencegah adanya perubahan warna yang disebabkan oleh
merembesnya getah dan mengurangi masalah pengeringan. Usahakan kelembaban/kadar air
dalam kayu serendah mungkin, hindarkan terkena air hujan atau udara lembab karena kayu
akan segera menyerap air/uap air.
Biarkan kayu sekering mungkin, bersihkan dari kotoran, dan berikan satu lapis cat dasar
sealer (misal Dulux Aluminium Wood sealer A519-3697 atau Dulux Red Oxide Primer A54049014)
VI.

PRODUK, PENGGUNAAN DAN SISTIM PENGECATAN

6.1. DULUX WEATHERSHIELD(A918-lines)


Uraian
Cat ini adalah cat tembok emulsi khusus untuk eksterior, berbasis latex all/murni acrylic
untuk digunakan pada permukaan baru maupun lama, seperti tembok bata, plaster, semen,
asbes dan bahan bangunan eksterior lain.
Dibuat dengan formulasi yang dapat memberi perlindungan dari serangan jamur dan lumut
selama sekurang-kurangnya 5 tahun. Dulux Weathershield Exterior Wall Finish tahan alkali
dan mempunyai daya tahan, daya rekat, dan daya anti pudar yang sangat baik.
Kegunaan
Produk ini digunakan untuk dinding atau tembok luar yang baru maupun yang sudah pernah
dicat sebelumnya, seperti tembok bata semen, plaster, asbestos dan dinding semi permanen.
6.2. DULUX WEATHERSHIELD ROOF PAINT (A968-lines)
Uraian
Dulux weathershield Roof Paint, adalah cat genteng berbasis air ( Water Based ), yang
bermutu tinggi, mempunyai daya tahan yang baik terhadap cuaca, kepudaran dan tahan
jamur. Mempunyai daya tutup dan daya sebar yang sangat baik, Memberikan sheen daya
kilap yang cukup.
Kegunaan
Produk ini digunakan unutk melindungi dan memperindah atap bangunan yang baru maupun
yang pernah dicat sebelumnya baik atap dari beton, asbes maupun genteng biasa.
6.3. DULUX PEARL GLO LUXURY WALL FINISH (A913-lines)
Uraian
Dulux Pearl Glo Luxury Wall Finish adalah cat emulsi bermutu yang mempunyai daya tahan
tinggi dan dapat dicuci dengan daya kilap sedang. Juga mempunyai daya tahan alkali yang
baik.
Kegunaan

Page 27 of 32
Produk ini digunakan untuk melindungi dan memperindah dinding bagian dalam normal
termasuk plaster, semen, asbestos, dinding papan, gipsum, apabila menginginkan
penampakan agak kilap pada hasil akhirnya.
6.4. DULUX PENTALITE EMULSION (A922-lines)
Uraian
Pentalite Emulsion dari Dulux mangandung wewangian dan merupakan cat emulsi yang
bermutu tinggi, dengan hasil akhir tidak kilap (matt), memberikan lapisan yang halus.
Kegunaan
Produk ini digunakan untuk melindungi dan memperindah dinding bagian dalam termasuk
plaster, semen, asbestos, dinding papan, dinding gypsum, apabila menginginkan penampakan
tidak kilap pada hasil akhirnya.
6.5. DULUX SYNTHETIC SUPER GLOSS (A365-lines)
Uraian
Dulux Synthetic Supergloss adalah cat kilap bermutu tinggi dengan daya kilap yang
sempurna, memberikan daya tahan tinggi yang baik dan memberikan lapisan yang halus.
Kegunaan
Produk ini digunakan untuk melindungi dan memperindah permukaan baik dalam maupun
luar, bermacam kayu, besi baja. Untuk proteksi maksimum permukaan luar gunakan cat
Dulux PU Finish (R451)
6.6. DULUX ALKALI KILLER/ S/B PRIMER SEALER (A579-44469)
Uraian
Dulux Alkali Killer, Solvent Base Primer Sealer, adalah cat dasar berbasis minyak, terbuat
dari resin kopolimer yang mempunyai kemampuan meresap kedalam tembok, sehingga dapat
mengurangi pengaruh serangan alkali dari tembok baru. Cat dasar ini juga dapat digunakan
untuk memperkuat daya rekat dan sebagai dasar pada pengecatan ulang.
Kegunaan
Produk ini digunakan untuk mendasari permukaan tembok lama maupun baru, termasuk
dinding beton, asbestos, plaster dll. Dapat memberikan daya rekat cat akhir pada tembok, dan
pada permukaan yang sebelumnya telah dicat, pada saat pengecatan ulang.
6.7. DULUX ALKALI RESISTING PRIMER SEALER (A931-1050N)
Uraian
Dulux Alkali Resisting Primer Sealer, adalah cat dasar berbasis aor (Water Base), yang
diformulasikan dengan menggunakan resin acrylic modified dengan partikel halus sehingga
mampu meresap pada dinding sehingga dapat mengurangi pengaruh serangan alkali dari
tembok baru. Cat dasar ini juga dapat memberikan daya rekat yang baik pada pengecatan
ulang.
Kegunaan
Produk ini digunakan unutk mendasari permukaan tembok lama maupun baru, termasuk
dinding beton, asbestos, plaster dll. Dapat memberikan daya rekat cat akhir pada tembok.
6.8. DULUX MASONRY SEALER (A200-743)
Uraian
Dulux Masonry Sealer adalah cat dasar berbasis minyak yang mempunyai daya penetrasi
resap dan daya pengikat yang baik. Dibuat khusus untuk dipakai pada waktu pengecatan
ulang permukaan-permukaan di bagian luar (exterior). Tidak dianjurkan untuk bagian dalam
(interior) bila sirkulasi udara kurang baik.

Page 28 of 32
Kegunaan
Pemakaian produk Dulux Masonry Sealer sanagat dianjurkan pada waktu pengecatan ulang
permukaan-permukaan tembok lama terutama bila keadaan cat lama sudah mengapur
(powdery), mengelupas atau berkurang daya rekatnya. Cat exterior apapun tidak akan
memberikan hasil yang memuaskan bila dipakai pada kondisi permukaan seperti tersebut di
atas.
6.9. DULUX QUICK DRYING UNIVERSAL PRIMER GREEN (A540-49524)
Uraian
Dulux Quick Drying Universal Primer Green, adalah cat dasar berbasis minyak (Solvent
Based), dengan anti karat bebas zinc-chromate. Artinya, cat dasar ini tidak menggunakan
bahan tambahan zinc-chromate, tanpa bahan tambahan timbal. Cepat kering dan memberikan
daya tahan terhadap karat.
Kegunaan
Cat dasar ini digunakan untuk berbagai jenis logam, cepat kering sehingga cocok dipakai
sebagai meni untuk tujuan perawatan maupun kontruksi baru. Untuk melindungi besi baja
dari serangan karat.
6.10. DULUX TEAK OIL (A101-110)
Uraian
Dulux Teak Oil khusus di buat untuk tujuan memperindah dan melindungi berbagai jenis
permukaan kayu, baik kayu padat maupun kayu olahan.
Kegunaan
Produk ini dianjurkan untuk permukaan-permukaan kayu seperti panel-panel kusen, pintu,
jendela, perabot rumah tangga dan sebagainya . Dulux Teak Oil ini akan menampakan lebih
jelas urat-urat kayu. Tidak dianjurkan dipakai untuk bagian luar (exterior).
6.11. DULUX TIMBER GLOW CLEAR VARNISH (A291-lines)
Uraian
Dulux Timber Glow Clear Varnish, dibuat dengan formulasi alkyd polyurethane, yang
mampu membentuk lapisan yang kuat dan tahan lama.
Kegunaan
Produk ini cocok digunakan untuk melindungi dan memperindah beerbagai macam
permukaan kayu dibagian dalam termasuk ubin parket, panel-panel kayu kusen pintu dan
jendela. Serat perabot rumah tangga. Tidak dianjurkan untuk bagian luar (exterior).
6.12. DULUX FUNGICIDAL WASH (A923-48635)
Uraian
Dulux Fungicidal Wash adalah cairan kimia yang mempunyai bau tidak menyengat, tidak
membercak dan dapat terbiodegrasi secara sempurna. Diformulasikan untuk mematikan
lumut dan jamur yang tumbuh baik interior maupun exterior tanpa mempengaruhi daya rekat
dan warna lapisan cat berikutnya.
Kegunaan
Produk ini digunakan untuk mematikan lumut dan jamur pada dinding, plaster, beton dan
bahan bangunan lainnya. Cairan ini dikemas untuk siap pakai pengenceran.
a.

PAINT DEFECT/KEGAGALAN PENGECATAN,

Page 29 of 32

PENCEGAHAN DAN CARA MENGATASINYA


BLISTERING (MENGGELEMBUNG)
PENYEBAB :
a.
Air atau solvent yang tertahan/terjebak di bawah lapisan cat yang telah
mengering, dan mendorong lapisan tersebut.
b.
Permukaan yang masih basah, langsung dicat (misal kayu dengan kadar air
>18%)
c.
Atau pada pengecatan ulang dimana bagian tertentu daya rekat cat sebelumnya
sudah tidak baik.
PENCEGAHAN :
a & b. Biarkan permukaan yang akan dicat telah kering benar.
c.
Yakinkan bahwa pada pengecatan ulang cat lama masih bagus daya rekatnya
CARA MENGATASI :
a.
Kerok lapisan cat seluruhnya dan bersihkan.
b.
Haluskan dengan amplas lalu lakukan pengecatan ulang.
c.
Untuk permukaan yang mengapur gunakan Masonry Sealer sebelum pengecatan.
BITTINESS (LAPISAN CAT BERBINTIK-BINTIK)
PENYEBAB :
a.
Peralatan/permukaan yang akan dicat yang kurang bersih.
b.
Bagian atas cat yang mengering/mengeras ikut teraduk dan tercampur.
PENCEGAHAN :
a.
Bersihkan peralatan/permukaan yang akan dicat sebelum mulai pengecatan.
b.
Aduk cat dengan hati-hati, bila ada yang mengering/mengeras pisahkan/buang.
CARA MENGATASI :
Amplas permukaan yang cacat dengan amplas halus sampai bersih/rata, lalu cat ulang.
BRUSHMARK (GARIS - GARIS BEKAS KUAS)
PENYEBAB :
a.
Cat tidak mengalir secara merata setelah dilapiskan.
b.
Kuas dijalankan pada saat cat sudah mulai mengering
c.
Kuas yang digunakan kotor dan menggumpal.
d.
Lapisan cat yang diaplikasikan tidak merata/tebal tipis.
PENCEGAHAN :
a.
Encerkan cat sesuai petunjuk.
b.
Pakai kuas yang baik dan bersih dan gunakan dengan benar.
c.
Lakukan pengecatan dengan merata dan baik.
CARA MENGATASI :
Gosok dengan Amplas sampai permukaan halus, lalu lakukan pengecatan ulang.

Page 30 of 32
CRACKING (LAPISAN RETAK-RETAK)
PENYEBAB :
a.
Lapisan cat sudah tua.
b.
Pengecatan dilakukan pada cat dasar yang masih belum kering betul.
PENCEGAHAN :
Lapisan cat harus kering betul sebelum diberi lapisan berikutnya.
CARA MENGATASI :
a.
Gosok dengan amplas bagian yang retak, hanya pada lapisan atasnya saja, lalu
lakukan
pelapisan ulang.
b.
Untuk cat yang sudah tua, harus dikerok semua dan dicat ulang.
CISSING (MATA IKAN)
PENYEBAB :
a.
Permukaan yang dicat mengandung minyak, gemuk, oli.
b.
Cat dasar yang dipakai banyak mengadung/terkontaminasi dengan oli, minyak
PENCEGAHAN :
Permukaan yang akan dicat harus bersih dari kotoran oli, gemuk dll, dengan cara
membersihkannya dengan solvent.
CARA MENGATASI :
a.
Bersihkan permukaan dengan kain yang dicelupkan bahan solvent.
b.
Cuci permukaan dengan air sabun, dan biarkan kering.
c.
Gosok dengan amplas sampai halus, lalu lakukan pengecatan ulang.
DISCOLOURATION (PERUBAHAN WARNA)
PENYEBAB
a.
Akibat faktor cuaca, yaitu sinar UV dari sinar matahari mengenai lapisan cat.
b.
Akibat adanya serangan garam alkali yang berasal dari tembok yang masih belum
kering benar namum sudah dilakukan pengecatan.
PENCEGAHAN :
a.
Pemilihan warna warna yang tepat.
b.
Biarkan tembok kering terlebih dahulu sebelum pengecatan. Pemakaian Alkali
Resisting
Sealer dapat mengurangi, defect ini, pada tingkat tertentu.
CARA MENGATASI :
a.
Pengecatan ulang dengan pemilihan warna yang tepat.
b.
Pengecatan ulang dengan menggunakan Alkali Resisting Sealer dapat mengurangi
tingkat defect.
DRYING TROUBLE (LAPISAN CAT SUKAR MENGERING)
PENYEBAB :
a.
Pengecatan dilakukan dalam keadaan cuaca yang kurang baik (mendung/hujan).
b.
Permukaan yang dicat berdebu/kotor.
c.
Permukaan yang dicat mengandung ter atau wax/polish.
d.
Pemakaian pengencer yang tidak cocok.

Page 31 of 32
PENCEGAHAN :
a.
Lakukan pengecatan dalam keadaan cuaca yang baik/cerah.
b.
Permukaan yang akan dicat harus bersih dan kering.
c.
Pakai pengencer yang sesuai petunjuk.
CARA MENGATASI :
a.
Kerok sampai bersih seluruh lapisan cat.
b.
Ulangi proses pengecatan dari awal.
EFFLOURESCENCE
PENYEBAB :
Terbawanya larutan garam-garam alkali dari dalam tembok oleh adanya air ke permukaan
tembok. Kemudian airnya menguap tinggal kristal garam-garam alkali yang menumpuk di
permukaan tembok.
CARA MENGATASI :
a.
Bila lapisan cat tidak rusak, cukup dengan membersihkan kristal-kristal gram tersebut.
b.
Bila lapisan catnya rusak berat, maka harus dikerok sampai bersih, lakukan
pengecatan
ulang.
FLAKING (MENGELUPAS)
PENYEBAB :
a.
Bahan lapisan menyusut/memuai.
b.
Repainting/pengecatan ulang dilakukan pada cat lama yang sudah mengapur.
c.
Permukaan yang dicat kotor dan berminyak (daya rekat kurang).
d.
Meni/cat dasar atau lapisan sebelumnya tidak cocok satu sama lain atau tidak
diamplas.
PENCEGAHAN :
a.
Pastikan sebelum pengecatan ulang lapisan lamanya tidak mengapur dan bagus.
b.
Gunakan mansonry sealer/alkali sealer untuk permukaan yang sebelumnya mengapur.
c.
Pastikan permukaan sebelum dicat bersih dan kering.
CARA MENGATASI :
a.
Kerok lapisan cat seluruhnya dan bersihkan.
b.
Gunakan amplas hingga halus, lalu lakukan pengecatan ulang sesuai petunjuk.
SAPONIFIKASI (PENYABUNAN LAPISAN CAT OLEH GARAM ALKALI)
PENYEBAB :
Serangan alkali yang kuat pada lapisan cat, terutama cat berbasis minyak/alkyd.
PENCEGAHAN :
Alkalinitas dan moisture dinding tidak boleh terlalu tinggi.
CARA MENGATASI :
Kerok lapisan cat seluruhnya, bersihkan,gosok dengan amplas. Lalu beri satu lapis
Alkali Resisting Sealer untuk mengurangi serangan alkali.
POOR OPACITY (DAYA TUTUP BERKURANG)
PENYEBAB :

Page 32 of 32
a.
b.
c.

Pelaksanaan pengecatan kurang baik.


Pengenceran cat yang berlebihan.
Pengadukan yang kurang merata.

PENCEGAHAN :
a.
Pakailah cat dasar yang dianjurkan.
b.
Encerkan cat sesuai petunjuk.
c.
Aduk cat dengan baik.
CARA MENGATASI :
Tambah satu lapis dengan cara yang benar.
LOSS OF GLOSS ( DAYA KILAP KURANG DARI YANG SEHARUSNYA)
PENYEBAB :
a.
Pengecatan atas permukaan yang mengandung minyak/lilin.
b.
Pengecatan pada cuaua yang kurang baik/mendung/hujan.
c.
Cat yang sudah tua dan mulai mengapur.
d.
Pengecatan tanpa cat primer sehingga cat banyak terserap permukaan.
e.
Menggunakan pengencer yang tidak cocok.
PENCEGAHAN :
a.
Permukaan harus kering, bersih dan bebas dari gemuk/lilin sebelum dicat.
b.
Lakukan pengecatan pada cuaca yang baik.
c.
Gunakan cat dasar yang cocok.
d.
Gunakan pengencer yang cocok.
CARA MENGATASI :
a. Lapisan cat dikerok/diamplas, bersihkan dan lakukan pengecata ulang.

Anda mungkin juga menyukai