Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

Manajemen
Konstruksi
METODE PERHITUNGAN
QUANTITY
Fakultas
Teknik
Perencanaan dan
Disain

Program
Studi

Teknik Sipil

Tatap
Muka

05

Kode MK

Disusun Oleh

A61112EL

Mawardi Amin, Ir, MT.

Abstract

Kompetensi

Dalam perhitungan quantity pekerjaan


konstruksi, membutuhkan standarisasi
perhitungan atau pengukuran terhadap
volume pekerjaan yang akan
dilaksanakan

Mahasiswa memahami method of


measurement dan prinsip perhitungan
volume sehingga mahasiswa mampu
untuk membuat perhitungan quantity.

5. METODE PERHITUNGAN QUANTITY DALAM TENDER

5.1. Gambaran Umum tentang Method of Measurement


Dalam kegiatan tender, terutama dibagian Penganggaran (estimating/budgeting),
kegiatan

penghitungan

atau

pengukuran

terhadap

volume

pekerjaan

yang

akan

dilaksanakan, merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan lainnya,
seperti pembuatan metoda konstruksi, dan analisis harga satuan untuk masing-masing
pekerjaan.
Berhubung belum adanya standarisasi dalam penghitungan atau pengukuran volume
pekerjaan, maka sulit bagi pihak terkait untuk mengontrol ulang hasil penghitungan yang
sudah jadi. Tujuan dari metoda penghitungan quantity (Method of Measurement) adalah
sebagai berikut :
1.

Untuk menyeragamkan atau menstandarkan perhitungan volume pekerjaan di


Lingkungan unit kerjanya masing-masing.

2.

Untuk memudahkan mekanisme kontrol menelusuri asal usul perhitungan.

Dasar dari method of measurement ini adalah Standard Method of Measurement of


Building Works yang digunakan di Negara Malaysia. Karena memang pada awalnya system
ini berasal dari Negara-negara Commonwealth yang didasarkan pada British Standard.
Di negara-negara tersebut hal yang demikian termasuk dalam pendidikan Quantity
Surveying di mana lulusannya disebut sebagai Quantity Surveyor. Tugasnya tidak terbatas
hanya pada perhitungan kuantitas volume pekerjaan saja, tetapi juga mencakup keahlian
dalam pengendalian proyek, serta juga aspek hukum dalam proyek. Profesi ini banyak
digunakan oleh para investor dari luar negeri sedangkan untuk proyek-proyek yang didanai
Pemerintah masih sangat jarang digunakan.
Pada modul ini akan dibahas mengenal metoda perhitungan kuantitas dengan disertai
contoh-contoh perhitungan secara sederhana.

201
3

MANAJEMEN KONSTRUKSI
Mawardi Amin

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

5.2. Metoda Pengukuran Kuantitas


Measurement atau pengukuran di sini diartikan sebagai pekerjaan untuk menghitung
jumlah atau kuantitas pekerjaan yang terdapat di dalam tender drawing (gambar kontrak)
yang selanjutnya akan dilaksanakan dalam pekerjaan.
Seperti kita ketahui dan juga mungkin pernah kita laksanakan, bahwa tidak setiap item
pekerjaan dalam Bill of Quantity ( BQ ) sama jumlahnya atau kuantitasnya sesuai dengan
pekerjaan yang tercantum dalam tender drawing. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya
redesign kembali dari pihak Owner yang menyebabkan pihak Konsultan Perencana lupa
untuk memasukkan atau menghapuskan ataupun menambah kembali jumlah/kuantitas
pekerjaan yang akan dilaksanakan dan juga kekurang cermatan dari pihak Konsultan
Perencana dalam menghitungnya.
Pada umumnya waktu tender yang terjadi di Indonesia, terutama jika Ownernya lokal,
selalu terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Mungkin 2 minggu atau 3 minggu dengan
jumlah lembar gambar yang mungkin mencapai ratusan. Sehingga biasanya Kontraktor
jarang atau mungkin tidak mengontrol ulang kembali jumlah volume pekerjaan tersebut yang
biasanya sistem kontraknya adalah lump sum price.
Hal ini berbeda dengan sistem di Negara lain, umpamanya di Malaysia, di mana
pada saat akan tender, Kontraktor tidak harus melibatkan banyak personil, karena berkas
penawaran sudah disajikan oleh Konsultan Quantity Surveyor (QS ) untuk masing-masing
Kontraktor, sehingga Kontraktor tidak perlu lagi harus disibukkan dengan menyalin atau
memperbanyak penawaran yang harus dijilid dan tidak perlu lagi menghitung kembali
volume pekerjaan. Kontraktor hanya perlu mencantumkan harga penawaran untuk masingmasing item pekerjaan yang terkadang pun boleh ditulis tangan. Jadi yang diperlukan oleh
Kontraktor adalah Bank data untuk harga-harga berdasarkan metode konstruksi yang
disesuaikan dengan kondisi di Lapangan. Jika terdapat perbedaan hasil volume pekedaan
antara BoQ dan Lapangan, hal tersebut diatasi dengan adanya Variation Order. Dan
biasanya kredibilitas Konsultan QS diuji dalam hal ini. Karena jika terlalu banyak Variation
Order, maka kerja konsultan QS dapat diragukan. Untuk menghindari hal tersebut biasanya
waktu yang dipakai oleh Konsultan QS cukup panjang untuk menghitungnya.

201
3

MANAJEMEN KONSTRUKSI
Mawardi Amin

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

5.3. Prinsip Pengukuran


Sebelum memulai pekerjaan menghitung kuantitas bahan, perlu untuk diketahui
beberapa definisi dan panduan penting yang akan dilaksanakan dalam proses bills of
quantities.
Dalam menghitung kuantitas bahan terdapat beberapa cara menghitung diantaranya
yaitu :
1.

Metode tradisional (traditional method)

2.

Cut and shuffle method

3.

Slip - Sort method.

Yang akan dibahas adalah hanya metode tradisonal saja, sebab metode yang lain
pada dasarnya merupakan pengembangan dari metode tradisional.
Dalam metode tradisional beberapa hal urutan untuk menghitung yaitu :
1. Taking Off
Taking off artinya mengambil ukuran suatu elemen bangunan dari gambar tender
atau gambar pelaksanaan dan dimasukkan ke dalam dimension sheet (kertas dimensi)
beserta keterangan terperinci mengenai elemen tersebut.
2. Squaring
Squaring adalah menghitung luas, volume atau pun panjang dan jumlah buah atau
bilangan tiap-tiap dimensi dari ukuran yang telah diambil dalam proses taking off.
3.

Abstracting
Abstracting adalah memindah dan mengumpulkan elemen dan jumlah kuantitas tiap-

tiap elemen yang sudah disquarekan mengikut jenis dari kertas dimensi ke kertas abstract
untuk mendapatkan jumlah keseluruhan kuantitas tiap-tiap elemen tersebut.
4. Billing
Billing adalah menyediakan draft daftar jumlah bahan berdasarkan pengumpulan
kerja-kerja abstrak yang telah dilakukan.
Proses 2 sampai dengan 4 disebut sebagai proses working up yang mana setiap
perhitungan dan pemindahan ukuran elemen pada tiap-tiap proses mesti dikontrol oleh
orang kedua untuk meminimumkan kesalahan perhitungan dan pemindahan.
Ada pun yang disebut sebagai kertas dimensi adalah berbentuk sebagai berikut :
201
3

MANAJEMEN KONSTRUKSI
Mawardi Amin

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Formulir Perhitungan

Unit kerja

Dihitung oleh

Tanggal

: ..

Diperiksa oleh

Tanggal

: ..

Nomor Gambar

Judul Gambar

Elemen

:
Lembar ke : .

TIMESING

DIMENSION

SQUARING

DESCRIPTION

Keterangan
a. Kolom 1
Kolom 1 disebut sebagai kolom timesing yang digunakan untuk perkalian bilangan
elemen yang diukur yang terdapat di dalam gambar pelaksanaan atau gambar tender.
b. Kolom 2
Kolom 2 disebut juga sebagai kolom taking off

yang gunanya adalah mengambil

ukuran-ukuran dan gambar tender atau pelaksanaan yang akan dikalkulasikan.


c. Kolom 3
Kolom 3 disebut juga sebagai kolom squaring yang gunanya untuk meletakkan jumlah
kuantitas tiap-tiap elemen yang telah dikalikan atau pun ditambahkan.

201
3

MANAJEMEN KONSTRUKSI
Mawardi Amin

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Semua

keterangan terperinci mengenai elemen yang diukur diletakkan di dalam ruang


description.
d. Kolom 4
Kolom 4 disebut juga sebagai kolom description yang gunanya adalah sebagai kolom
detail perhitungan dan juga deskripsi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Untuk menghitung, tiap-tiap kertas dimensi haruslah dimulai dengan nama proyek,
kode gambar dan lembar kerja dari gambar yang bersangkutan. Di bawah kertas dimensi
haruslah dituliskan nomor halaman kertas dimensi. Ukuran untuk panjang, luas dan volume
serta jumlah bilangan dimasukkan ke dalam ruang dimensi di kertas dimensi hingga dua
angka di belakang koma saja. Di bagian ruang deskripsi mestilah ditunjukkan semua
perhitungan yang diambil dari gambar dengan tiga angka di belakang koma, sedangkan
yang dimasukkan ke dalam ruang dimension cukup dua angka di belakang koma.
Setiap ukuran disusun di atas satu sama lain untuk satu keterangan item kerja.
Simbol kurungan [, digunakan untuk satu kumpulan ukuran yang mempunyai satu
keterangan.
Aturan penulisan dimensi adalah sebagai berikut
1.

Ukuran panjang akan ditunjukkan dengan satu ukuran saja dengan dua angka di
belakang koma, walaupun di ruang description ditulis tiga angka di belakang koma.

2.

Untuk satuan buah atau number (nos ditunjukkan dengan angka tanpa ada koma).

3.

Untuk luas ditunjukkan dengan dua ukuran diletakkan di atas satu sama lain dengan
urutan panjang, kemudian diikuti lebar.

4.

Ukuran volume ditunjukkan oleh tiga ukuran sama seperti untuk luas di atas satu sama
lain dengan urutan panjang, diikuti lebar dan terakhir tinggi dari elemen yang kita ambil.

5.

Yang dimaksud dengan panjang dan lebar adalah mengikuti aturan koordinat cartesian
X, Y, dan Z seperti contoh berikut :

X
X

201
3

MANAJEMEN KONSTRUKSI
Mawardi Amin

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Contoh untuk hal tersebut :


Kasus A :

50,00 m

20,00 m

maka untuk contoh kasus A ini, panjangnya adalah 50,00 m dan lebarnya adalah 20,00 m

Kasus B :

30,00 m

10,00 m
maka untuk contoh kasus B ini, panjangnya adalah 10,00 m dan lebarnya adalah 30,00 m

Berikut ini adalah contoh-contoh perhitungan :

TIMESING

DIMENSIO
N

SQUARING

DESCRIPTION

22,00

Ukuran panjang

22

Bilangan / number (Nos)

22,00

Ukuran Luas

10,00

201
3

MANAJEMEN KONSTRUKSI
Mawardi Amin

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

15,00

Ukuran Volume

12,00
5,00

Tiap-tiap susunan ukuran di atas mengikuti Standard Method of Measurement


dengan urutan dari panjang, lebar dan tinggi untuk volume dan panjang serta lebar untuk
luas seperti yang ditunjukkan pada contoh di atas.
Timesing digunakan untuk menunjukkan beberapa elemen yang sama mempunyai
ukuran yang sama. Perkalian 3 yang ditunjukkan secara 3/ berarti ada tiga elemen yang
sama. Penulisan berarti 3 x 4 dan 2/4 berarti 2 x 4 dan seterusnya seperti contoh di
bawah ini :

TIMESING

DIMENSIO
N

SQUARING

DESCRIPTION

3/

22,00

20/

22

2/5/

22,00

Ukuran panjang

Bilangan / number (Nos)

Ukuran Luas

10,00

4/4/

15,00

Ukuran Volume

12,00
5,00

201
3

MANAJEMEN KONSTRUKSI
Mawardi Amin

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Seandainya ada beberapa lagi elemen yang sama mempunyai ukuran yang sama
digunakan dotting seperti contoh berikut :

TIMESING

DIMENSIO
N

SQUARING

DESCRIPTION

3/

22,00

20/

22

2/5/

22,00

Ukuran panjang

Bilangan / number (Nos)

Ukuran Luas

10,00

4/4/

15,00

Ukuran Volume

12,00
5,00

Untuk satu permukaan dinding yang mempunyai pembukaan untuk pintu atau pun
jendela adalah lebih mudah mengambil ukuran keseluruhan dan buat pengurangan atau
deductions dengan menggunakan simbol ddt dan menggunakan tinta merah di dalam
kumpulan ukuran untuk dinding seperti contoh berikut ini :

TIMESING
201
3

DIMENSIO

SQUARING

MANAJEMEN KONSTRUKSI
Mawardi Amin

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

DESCRIPTION

N
1

22,00

Half brickwall

10,00

2/

2,10

Ddt. For door

1,50

Apabila kita telah menghitung dan terjadi kesalahan dalam perhitungan tersebut,
maka semua kesalahan tersebut tidak boleh dihapus, tetapi haruslah dibatalkan dengan
menuliskan NIL secara melintang di atas ukuran yang salah atau keterangan yang perlu
diperbaiki seperti contoh berikut ini :

TIMESING

DIMENSIO
N

SQUARING

DESCRIPTION

4/

12,00
0,60

NIL Concrete at

0,80

2/4/

10,00
0,50

Concrete at .

0,70

201
3

10

MANAJEMEN KONSTRUKSI
Mawardi Amin

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Dengan sistem yang sudah standar ini, diharapkan memudahkan pihak lain untuk
mengoreksi ataupun

melanjutkan pekerjaan yang

telah dilaksanakan

oleh

pihak

sebelumnya.

5.4. Prosedur Perhitungan :


1. Sebelum memulai pekerjaan menghitung, hendaklah dibuatkan Taking-Off List terlebih
dahulu agar memudahkan pekerjaan. Contoh Taking-Off List adalah sebagai berikut :

No.

CLAUSE

DESCRIPTION

UNIT

TAKING OFF LIST


(Based on drawings given)
Sub Structure
1. Excavation

m3

2. Embankment

m3

Foundation
1. Concrete

m3

2. Formwork

m2

3. Reinforcement

kg

Frame Column

2.

a. Concrete

m3

b. Formwork

m2

c. Reinforcement

kg

Selalu membuat urutan-urutan pekerjaan, misalnya :


a)

Dari Ruang ke Ruang searah jarum jam

b)

Item yang sejenis dikelompokkan.

c)

Dimulai dari lantai bawah sampai ke lantai atas.

d) Bagian yang telah dihitung agar ditandai untuk menunjukkan


bahwa bagian tersebut telah dikerjakan.
201
3

11

MANAJEMEN KONSTRUKSI
Mawardi Amin

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Daftar Pustaka

201
3

12

MANAJEMEN KONSTRUKSI
Mawardi Amin

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

1.

Dipohusodo, Istimawan, "Manajemen Proyek Dan Konstruksi Jilid I", Kanisius, 1996,
Yogyakarta.

2.

Djoyowirono, Soegeng, "Manajemen Konstruksi I" edisi ke 2, BP KMTS FT-UGM, 1991,


Yogyakarta.

3.

Shtub, Avraham; F Bard, Jonathan; Globerson, Shlomo :

Project Management

Engineering, Technology and Implementation ", Prentice Hall, Englewood, New Jersey,
1994.
4.

Soeharto, Imam, "Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional", Erlangga,


1995, Jakarta.

5.

Turner, J Rodney : " The Handbook Of Project based Management", McGraw-Hill Book
Company, Berkshire, Maidenhead, England, 1991.

201
3

13

MANAJEMEN KONSTRUKSI
Mawardi Amin

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai