Anda di halaman 1dari 1

Aksara jawa yang sering dikenal dengan Hanacaraka atau carakan, bukan hanya simbol bunyi

dalam bentuk tulisan, tapi ada makna besar yang menarik untuk disimak.
Cerita yang melatarbelakangi Hanacaraka berasal dari mitologi Ajisaka yang dianggap sebagai
penguasa tanah Jawa. Arti dari Hanacaraka yang diceritakan kakek saya adalah seperti kalimat
berikut. Hana Caraka (ada utusan), Data Sawala (saling bertengkar/berselisih), Padha
Jayanya (sama-sama kuat), Maga Bathanga (menjadi mayat/sama-sama mati).
Ada yang menarik saat saya membuka timeline twitter malam ini, mas Candra Malik menuliskan
tafsir hanacaraka dari sudut pandang beliau sebagai sufi kota. Berikut saya kutipkan tafsir
hanacaraka menurut mas Candra Malik dari account twitter beliau @candramalik.
Hanacaraka, Ana rasa ingkang rumangsa. Rasa saking ingkang hangrumangsani. Ada rasa yang
merasakan. Rasa dari yang menyadari diri.
Datasawala, Rasa pungkasaning gela. Rasa purwakaning lega. Datan owah-gingsir. Rasa akhir
penyesalan, awal pengampunan. Tak bimbang lagi.
Padajayanya, Rasa ingkang hangrungmasani rasanipun piyambak. Sawang-sinawang. Rasa
yang merasakan diri sendiri. Melihat dan dilihat.
Magabathanga, Rasa ingkang kraos. Rasa ingkang tansah reraosan. Rasa yang mengenal diri.
Rasa yang selalu memawaskan diri.
Arti dari hanacaraka sangatlah kaya tergantung dari bagaimana kita menafsirkannya, bahkan
beberapa agamawan seperti Islam, Katolik dan agama lain ada yang memaparkan dari sudut
pandang mereka.
Bersuyukur sebagai bangsa yang kaya, penuh sejarah yang tersirat jutaan makna

Anda mungkin juga menyukai