PRASANGSA
Downloaded By:
I Nyoman Rauh
6 August 2022
www.komangputra.com
Tokoh utama dalam Teks Atma Prasangsa yang paling menonjol yaitu
“Bhagawan Penyarikan”.
Tak kuasa Bhagawan Penyarikan menahan rasa kasih sayang dan belas
kasihannya, tetapi beliau lewat begitu saja tanpa mengeluarkan sepatah
katapun dari bibirnya. Kepiluan hatinya semakin bertambah tatkala
menyaksikan para atman ada yang merintih menahan rasa sakit, ada
yang mengajak sesama berkumpul disuatu tempat, dan nada yang
mengikuti kemana perginya Bhagawan Penyarikan. Semuanya berharap
agar diberikan bantuan dan kesejukan untuk meringankan
penderitaannya.
Bhagawan Marcukunda, samā araryān sirā ring heb ning kayu tejā,
prāsama sirā
Terjemahan :
Hal itu diketahui oleh Bhagawan Penyarikan. Tiba-tiba ditengah
perjalan, datang Bhagawan Marcukunda, bersama berdiri ditengah
jalan dengan Bhagawan Penyarikan. Bersama-sama juga beliau
beristirahat dan berteduh dibawah pohon teja.
untuk memperjelas isi dari cerita ini. Setelah demikian beliau kembali
ke pertapaannya. Dan tidak muncul lagi dalam lanjutan cerita
berikutnya.
Dādi tā Sāng Narada inutus de Bhātara Iswāra, atilikā ikāng rāt ring
Madyapada, angādeg Sāng Narada ring madyān ikāng āwyāti, ring luhur
Sāng Narada Mānglāyang ring Ambārakāsa, kātinggalān den irā sāng
Narada ing sor ikāng akāsa ambāra, nga. Pating kredāp, pating kredep,
pati gurilap, pating ing sārwa katon
Terjemahan :
Pada saat itu Ida Sang Narada diutus oleh Bhatara Iswara, menyelidiki
keadaan dunia. Ditengah – tengah Biomantara Sang Narada berdiri
tetapi sudah jelas terlihat segala sesuatu yang ada di permukaan bumi
ini. Di angkasa raya beliau terbang kesana – kemari, terlihat oleh beliau
di bawah (dipermukaan bumi) ada cahya warna warni pati gurilap
itulah yang pertama dilihat dari angkasa.
Pertama kita harus memahami bahwa badan ini bukanlah Aku, tapi
Aku adalah roh yang bersemayam di dalam sebuah badan. Sebagai
roh, kita telah ada sebelum tubuh seorang bayi terbentuk. Untuk lahir
sebagai manusia, maka kita sebagai roh terlebih dahulu memasuki
dan bergabung dengan tubuh seorang bayi di dalam kandungan.
Jenis-jenis kematian dan penyebab kematian itu banyak hal yaitu mati
tidak wajar, mati akibat bunuh diri atau dibunuh, tenggelam, jatuh
dari pohon, jatuh dari kuda, tertidas batu hingga mati, mati mendadak
tanpa sebab, mati karena tersiram air panas, dan jenis-jenis penyebab
kematian lainnya secara mendadak.
Dalam Teks Atma Prasangsa, yang dikatakan alam yang lebih luhur
adalah tempat yang lebih tinggi dari pada surga seperti kutipan
berikut:
Pesan yang disampaikan antara lain agar sang jasat yang sangat
disayangi, dimana telah diajak semasa hidupnya mengarungi
kehidupan, tempat untuk belajar agama dan kehidupan kembali
Setelah tiba di tempat Ida Hyang Betari Durga kebetulan Ida Hyang
Ida Hyang Betari Durga yang melihat kehadiran sang atma suci
tersebut langsung menghampiri sang atma, dan duduk didepan sang
atma yang sedang duduk menghaturkan sembah bakti, Ida Hyang
Betari Durga berkata kepada sang atma sambil menangis adapun
perkataan Ida Hyang Betari Durga antara lain “ wahai anakku sang
atma suci jangan takut melihat semua bawahan dan muridku yang ada
disini apalagi engkau seorang atma yang suci dimana semasa hidup
telah dapat menerapkan ajaran agama dengan baik dan benar dapat
menjaga hubungan baik dengan sang pencipta, sesama manusia dan
dengan alam sekitarnya “.
Giri Putri nama Sang Hyang Betari, ketika dipuja di Gunung Batur
Sang Hyang Danu nama Sang Hyang Betari.
Sang Hyang Betari Durga berkata “wahai engkau atma suci yang
telah mendalami ajaran kemoksan sekarang silakan lanjutkan
perjalananmu menuju swarga loka semoga mendapatkan swarga
bhuana yang sangat baik, semoga kamu tegar dalam perjalanan
karena dalam perjalanan nanti kamu akan melewati banyak rintangan
dimana akan melewati goa, gunung dan hutan yang angker, “
Setelah selesai menerima pesan dari Sang Hyang Betari Durga dan
menghaturkan sembah untuk berpamitan akhirnya sang atma
melanjutkan perjalanan keluar dari candi bentar yang ada di pura
dalem menuju arah timur laut ( kaja kangin / airsenia ) sepanjang
jalan yang dilalui oleh sang atma terlihat pemandangan yang indah
mempesona, banyak sekali bunga yang sedang berbunga disana sini
serta berwarna warni dengan bau yang harum semerbak hal tersebut
dikarenakan pada saat itu adalah musim semi dimana semua tanaman
dan bunga sedang berbunga dan berbuah, burung – burung bersuara
merdu bagaikan musik dari kayangan
Untuk menghindari sang buaya sang atma naik kembali ke atas batu
sambil melihat mata sang buaya yang ada di depannya, sang atma
berkata “uduh dewa (wahai engkau) sang jugul ageng (sang buaya
besar), jangan engkau mengelak karena aku sudah mengetahui siapa
engkau sebenarnya, engkau adalah adikku yang lahir dari satu rahim
ibu, waktu itu engkau dan aku lahir bersamaan tidak lain engkau
adalah ari – ari.
Wahai sang jugul ageng (buaya besar) engkau dan aku bersaudara
untuk itu sebaikan antar aku menyebrangi sungai ini supaya lebih
cepat aku bisa menyelesaikan perjalanan ini, siapa lagi selain idewa
(engkau) yang pantas menolong aku “ mendengan penjelasan sang
atma, sang buaya sadar dan menangis seraya berkata” uduh kakak
sang atma mohon ampun atas kesalahan hamba, silakan naik ke
punggungku akan ku antar kakak sampai di tepi sungai besar ini “
setelah sampai ketepian sang atma menyampaikan terima kasih
kepada sang buaya dan melanjutkan perjalanannya menuju arah
semula timur laut (kaja kangin / airsenia).
Sang atma sekarang telah tiba di tepi hutan rimba yang sangat
mengerikan, ketika sang atma hendak masuk ke hutan tersebut sang
atma merasa terkejut melihat semua hewan lari tunggang langgang,
burung – burung yang ada di dahan pohon semuanya terbang ke
angkasa semua hewan mencari tempat persembunyian, terdengar dari
hutan tersebut suara yang menyerupai auman macan menuju ke arah
sang atma, setelah menunggu beberapa saat muncul raksasa
perempuan yang sangat besar menutup jalan sang atma raksasa
Tanpa rasa takut sang atma mendekati raksasi ulu tersebut sampil
berkata dengan sangat halus, “ ibu terimalah sembah bakti hamba,
hamba tidak ada lain adalah anakmu engkau lahirkan dahulu, hamba
mengerti penjelmaan MU ini adalah salah satu kesaktian dari rahim
yang ada dalam tubuhmu, ijinkan hamba lewat untuk menuju tempat
yang harus hamba tuju “ sang raksasi ulu menjawab “ wahai engkau
anakku sang atma suci, engkau sangat paham dengan aji kemoksan (
ajaran moksa ) dan sangat tekun dan taat kepada ajaran agama untuk
itu ibu sangat mendoakan perjalananmu semoga kamu tidak menemui
rintangan sang sulit dan semoga kamu mendapat tempat yang utama
nantinya, aku akan membuatkanmu jalan melewati daerah
kekuasaanku “ setelah selesai menerima sembah bakti dari sang atma
raksasi tersebut berbalik dan bergelinding membuatkan jalan untuk
sang atma karena kesaktian sang raksasi apapun yang tersentuh
olehnya hancur berantakan.
karena engkau berempat dan aku tidak ada lain dan tiada bukan
adalah bersaudara, ketika engkau kecil sang angga pati yang pertama
sang prajepati yang kedua sang banas pati yang ketiga dan yang
keempat sang banaspati raja , didalam tubuh engkau juga memiliki
tempat seperti sang prajapati engkau di hati tempatmu dan
seterusnya …………….. begitulah keberadaan kalian semuanya, lebih
baik kalian berempat kerumah hamba di mercapada ( bumi ) disana
telah disiapkan saji darpana agung silakan dinikmati di sana.
Selanjutnya ijinkan saya melanjutkan perjalanan”.
Ketika sang atma sedang mandi berita tentang kedatangan sang atma
sudah tiba di swarga selanjutnya para dewa – dewi, bidadari
mempersiapkan penyambutan, dengan diiringi suara musik yang
sendu rombongan penyambut tersebut menuju tempat Pancaka Tirta
tempat sang atma mensucikan diri.
Salah satu dari para dewa tersebut berkata “uduh dewa (wahai
engkau) sang atma engkau sangat taat, suci dan uttama kami semua
datang untuk menjemput kedatangan mu menuju sorga, kamu pantas
untuk mendapatkan sorga yang utama, yang akan kamu peroleh
adalah rumah yang terbuat dari emas yang terbaik”