Disusun Oleh :
Ade Suryatman Margana, ST., M.Eng
NIP : 19600711 198403 1 003
LEMBAR PENGESAHAN
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2. Penulis
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Nama
NIP
Pangkat/Golongan
Jabatan Fungsional
Program Studi
Jurusan
:
:
:
:
:
:
Penulis,
Menyetujui,
Ketua Jurusan
Markus, ST.,MT..
NIP 19580426 198903 1 001
Ada beberapa faktor dalam penyelenggaran pendidikan agar didapat lulusan yang menguasai
ilmu atau keterampilan yang diajarkan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Pertama
adalah kurikulum yang baik, kemudian fasilitas penunjang yang baik, penyelenggaraan
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang baik, serta lingkungan akademik yang menunjang.
Salah satu fasilitas penunjang KBM yang dapat disiapkan adalah adanya Bahan Ajar, yang
mana akan sangat membantu dalam proses penyampaian ilmu pengetahuan atau
keterampilan. Untuk itu, kami perlu bersyukur, karena Politeknik Negeri Bandung, dapat
memberikan bantuan dari sumber dana DIPA, untuk kegiatan pembuatan Bahan Ajar ini.
Pada tahun 2009, program studi Teknik Refrigerasi dan Tata Udara, mendapat kuota penulisan
bahan ajar sebanya 4 judul dengan jumlah dana sepuluh juta rupiah. Alhamdulillah untuk
tahun anggaran 2010, Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara mendapat kuota sebanyak
lebih banyak lagi yaitu 19 Judul Bahan Ajar pada termen pertama ini. Kesempatan ini telah
dimanfaatkan oleh hampir seluruh pengajar. Dengan ini, kami mengucapkan terimakasih
kepada pengajar yang telah memanfaatkan kesempatan ini.
Satu harapan dengan kegiatan penulisan Bahan ajar ini adalah khazanah pustaka / referensi
yang ada di Jurusan Teknik Refigerasi semakin bertambah. Mudah-mudahan dapat
dimanfaatkan oleh mahasiswa dan juga siapa saja yang ingin mempelajarinya.
Semoga dengan kegiatan ini, akan mendorong bagi staf pengajar lainnya untuk juga menulis
dan menyiapkan Bahan Ajar bagi mata kuliah-mata kuliah yang lain.
Semoga kegiatan ini menjadi bermanfaat bagi kita semua.
Bandung,
Juni 2010
Ketua Jurusan
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah, akhirnya bahan ajar untuk mata kuliah
Manajemen dan Teknik Perawatan (T) dapat diselesaikan.
Tujuan dari pembuatan bahan ajar ini sebagai bahan acuan baik untuk mahasiswa maupun
dosen pengampu mata kuliah Manajemen dan Teknik Perawatan (T). Isi dari bahan ajar ini
disesuaikan dengan Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) mata kuliah Manajemen dan
Teknik Perawatan (T) yang ada di Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara Politeknik Negeri
Bandung.
Untuk memperluas wawasan mahasiswa tentang Manajemen dan Teknik Perawatan,
disarankan untuk membaca buku-buku teks lainnya yang banyak tersedia di perpustakaan dan
dari sumber-sumber lainnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................
...........................................................
ii
.......................................................................
iii
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
.......................................................................
DAFTAR TABEL
.......................................................................
iv
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
ix
PETUNJUK PENGGUNAAN
BAB
BAB
I: PENGANTAR MANAJEMEN
1.1 Pengantar manajemen ...............................................
13
15
16
BAB
BAB
18
23
24
26
27
33
35
42
50
51
52
53
53
55
62
...............................................................................
LAMPIRAN
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
63
64
66
66
67
68
73
73
74
75
76
76
77
77
78
80
81
83
84
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
59
Tabel
59
Tabel
60
Tabel
61
Tabel
3.5 : Jumlah hari yang diperlukan per tingkat unit kerumitan ....
61
Tabel
61
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 : 5 fase proses pencapaian tujuan ........................
17
Gambar 2.2:
21
Gambar 2.3:
22
Gambar 2.4:
25
Gambar 2.5:
26
Gambar 2.6:
..
26
Gambar 2.7:
30
Gambar 2.8:
32
Gambar 2.9:
34
35
36
39
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
49
54
64
69
70
71
72
Gambar 4.6
76
Nomor Kode/SKS
Semester/Tingkat
: IV/II
Prasyarat
: -
Jumlah Jam/Minggu
: 3 jam
PETUNJUK PENGGUNAAN
Pedoman Mahasiswa
Bahan ajar ini bukan sumber belajar satu-satunya, mahasiswa diwajibkan untuk membaca
buku-buku Managemen dan Teknik Perawatan yang lainnya untuk memperkaya pengetahuan
tentang ini.
Pedoman Pengajar
Mata kuliah ini diajarkan dengan menggunakan pendekatan kompetensi sehingga pada akhir
perkuliahan diharapkan mahasiswa mempunyai kompetensi untuk membuat benda kerja
dengan teknik kerja bangku, kerja pelat dan pemipaan.
Pertama, pengajar menjelaskan teori dari setiap topik yang ada dalam GBPP, kemudian
memberikan contoh atau demonstrasi. Setelah itu meminta mahasiswa untuk menjelaskan
tentang mengenai manageman dan teknik perawatan.
Mahasiswa diberikan tugas yang menunjang seperti mengevaluasi struktur organisasi yang
sudah ada dan membuat sendiri organisasi yang berhubungan tentang kegiatan
kemahasiswaan. Untuk tugas topik yang lainnya seperti reliability, availabilty dan
failureability, mahasiswa diberikan contoh yang ada hubungannya dengan teknik refrigerasi
dan tata udara, seperti umur pakai kompresor dan lainnya.
Penggunaan Ilustrasi dalam Bahan Ajar
Pada saat mahasiswa mempelajari materi perkuliahan ini, setiap mahasiswa akan menerima
atau menggunakan tabel-tabel dan rumus yang sesuai dengan materi ilustrasi tentang materi
yang terkini . Dosen diharapkan dapat memperlihatkan gambar-gambar, kasus-kasus yang
berhubungan dengan managemen dan teknik perawatan yang diterapkan oleh industri,
terutama industri teknik refrigerasi dan tata udara, sehingga mahasiswa mempunyai
gambaran yang jelas tentang materi yang dipelajarinya.
LAMPIRAN
mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan (Stonner, 1988:3).
and
18th
centuries.
sehingga
mencapai tujuan
6. Menurut Follet :
Manajemen adalah seni untuk melakukan sesuatu dengan mengerahkan orang lain.
(The art of getting things done throught the people).
orang yang
meleksanakan kegiatan tersebut disebut manajer. Seseorang yang mendapat predikat sebagai
manajer harus mampu untuk menengani tugas-tugas yang bersifat manajerial. Yang penting
diantaranya adalh menghentinkan kecenderungan untuk melaksanakan kegiatan oleh dirinya
sendiri.
Masih banyak pengertian-pengertian yang lainnya yang diberikan untuk masalah manajemen.
Secara garis besar pengertian manajemen, dapat dilihat dalam 2 (dua) aspek yaitu aspek seni
dan aspek ilmu.
Rumusan dari aspek seni, manajemen adalah seni untuk mencapai sesuatu dengan
mengerahkan oranglain.
Seni manajemen adalah keterampilan dalam memecahkan masalah, pengambilan keputusan
dan kegiatan manajerial lainnya berdasarkan kepada naluri, ilham, perasaan, firasat, bisikan
kalbu dan pertimbangan-pertimbangan lainnya yang bersifat subjektif.
Landasan tersebut diperoleh dari pengalaman, budaya, penghayatan atas kejadian-kejadian
atau tingkah laku yang pola pengerjaanya hanya dipahami oleh perseorangan.
Kelemahan yang prinsip dari manajemen aspek seni adalah bahwa seni manajemen tidak
dapat dilimpahkan kepada orang lain, sehingga kalau seseorang manajer penganut aspek seni,
maka kegiatan usahanya akan terancam kelangsungannya manakala manager tersebut sudah
tiada.
Rumusan dari aspek ilmu, manajemen adalah serangkaian proses untuk menyediakan sarana
dan atau sumber daya,
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan cara yang efektif dan efisien.
Ilmu manajemen adalah keterampilan dalam kegiatan manajerial dengan menggunakan
teknik-teknik manajemen yang berdasarkan pada data statistic, kuantitatif, akunting dan
sistematik yang dikatagorikan sebagai manajemen ilmiah. Dengan kata lain ilmu manajemen
dapat dipelajari oleh siapapun dan ilmu manajemen akan terus berkembang.
Dengan berbekal kedua jenis rumusan manajemen, seorang manajer harus dapat
melaksanakan kegiatan-kegiatan manajerial dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang
dipimpinnya. Seorang manajer juga akan terlibat dengan keterkaitan kegiatan yang lainnya,
dapat dikatakan bahwa seorang manajer menjalankan tugas manajerial adalah merupakan
suatu proses.
adalah
seorang
yang
karena
pengalaman,
pengetahuan,
dan
Kegiatan-
dan alat yang dimiliki organisasi bersangkutan dengan kemampuan tertentu untuk
mengerahkan sumber daya dalam mencapai tujuannya. Jelas kiranya semakin terpadu,
terkoordinasi tugas-tugas sebuah organisasi, akan semakin efektiflah organisasi itu.
c. Pemimpinan
Bagaimana manajer mengarahkan dan mempengaruhi para
bawahan,
dengan benar. Apabila ada bagian tertentu dari organisasi itu pada jalan yang salah, manajer
berusaha untuk menemukan penyebabnya kemudian mengarahkan kembali ke jalan yang
benar.
TOP
MANAGEMENT
MIDDLE MANAGEMENT
KARYAWAN
tiga
macam
keterampilan,
Keterampilan konseptual
Keterampilan ini sering disebut sebagai keterampilan kosepsional (conceptional
skill). Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi
suatu rencana kegiatan untuk menciptakan gagasan atau konsepnya itu. Proses
penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut
sebagai proses perencanaan. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga
meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat
konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi.
Keterampilan teknis
Keterampilan terakhir yang merupakan bekal bagi seorang manajer adalah
keterampilan teknis (technical skill). Keterampilan ini apda umumnya merupakan
bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini
merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya
memperbaiki mesin, membuat kursi, merangkai bbunga dan keterampilan teknis
yang lain.
CONSEPTUAL
47
31
18
35
HUMAN/
42
35
TECHNICAL
18
27
47
Disiplin (Discipline)
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi
tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila
wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh
karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap
disrinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerajaan sesuai
dengan weweanng yang ada padanya.
Penggajian pegawai
Gaji atau upah bagi karyawan merupakan kompensasi yang menentukan
terwujudnya kelancaran dalam bekerja. Karyawan yang diliputi perasaan cemas dan
kekurangan akan sulit berkonsentrasi terhadap tugas dan kewajibannya sehingga
dapat mengakibatkan ketidaksempurnaan dalam bekerja. Oleh karena itu, dalam
prinsip penggajian haris dipikirkan bagaimana agar karyawan dapat bekerja dengan
tenang. Sistem penggajian harus diperhitungkan agar menimbuulkan kedisiplinan
dan kegairahan kerja sehingga karyawan berkompetisi untuk membuat prestasi yang
lebih besar. Prinsip more pay for more prestige (upaya lebih untuk prestasi lebih),
dan prinsip upah sama untuk prestasi yang sama perlu diterapkan sebab apabila ada
perbedaan akan menimbulkan kelesuan dalam bekerja dan mungkin akan
menimbulkan tindakan tidak disiplin.
Pemusatan (Centralization)
Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu
kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang wewenang
tertinggi atau manajer puncak. Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk
menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari kesimpangsiurang
wewenang
dan
tanggung
jawab.
Pemusatan
wewenang
ini
juga
tidak
Hirarki (tingkatan)
Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja
ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki. Hirarki diukur dari
wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan ke
bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan mengetahui kepada
siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah.
Ketertiban (Order)
Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena pada
dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang.
Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik
atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu,
ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan.
Prakarsa (Inisiative)
Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa
menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian
pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Jadi dalam prakarsa terhimpun kehendak,
perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, setiap
prakarsa yang datang dari karyawan harus dihargai. Prakarsa (inisiatif) mengandung
arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh penghargaan.
Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah untuk
menolak gairah kerja. Oleh karena itu, seorang manajer yang bijak akan menerima
dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya.
corp), sedangkan manajer yang suka memaksa dengan cara-cara yang kasar akan
melahirkan friction de corp (perpecahan dalam korp) dan membawa bencana.
Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan
jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik,
selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat
menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana.
Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi
tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
Machines (mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan
mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan
yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
Methods (metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu
tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan.
Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara
pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai
pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas
yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan
usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang
melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai
pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan
demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya
sendiri.
Market (pasar)
1. Jelaskan perbedaan yang mendasar dari pengertian manajemen klasik dengan manajemen
modern.
2. Gambarkan dan jelaskan tentang tingkatan manajemen dan ketrampilan
dasar yang harus dimilki oleh seorang manajer.
3. Coordinating, jelaskan tentang :
a. Definisi
b. Jenis ketergantungan dalam organisasi.
c. Jenis koordinasi dalam organisasi.
4. Controlling, Jelaskan tentang :
a. Definisi
b. Proses Controlling (lengkapi dengan flowchart)
Mampu membuat klasifikasi perawatan dan Prosedur Preventive Maintenance dan Corrective
Maintenance
Maintenance dan
Corrective Maintenance
Perawatan adalah suatu konsepsi dari semua aktivitas yang diperlukan untuk
menjaga atau mempertahankan kualitas peralatan agar tetap dapat berfungsi dengan
baik seperti dalam kondisi sebelumnya.
Dari pengertian tersebut di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan, bahwa:
Peralatan yang dapat digunakan terus untuk berproduksi adalah hasil adanya
perawatan.
diperlukan teknik dan manajemen maintenance yang lebih baik, serta cara pandang yang lebih
proposional tentang peranan dan tanggung jawab fungsi maintenance, dan memberikan
paradigma baru bahwa :
Pekerjaan perawatan
adalah
untuk
Sedangkan batas
penerapannya,
merupakan
penerapan dari ilmu pengetahuan dan prinsip-prinsip dasar perawatan yang bertujuan
untuk menjaga kondisi suatu mesin dari peralatan dalam kondisi sempurna.
Ada dua kebijakan perawatan yang umum dikenal di dunia industri, yaitu perawatan
kerusakan (break down maintenance) dan perawatan pencegahan (preventive
maintenance).
Perawatan Kerusakan
Perawatan kerusakan dapat diartikan sebagai kebijakan perawatan dengan cara
mesin atau peralatan dioperasikan hingga rusak, kemudian baru diperbaiki.
Kebijakan ini merupakan strategi perawatan yang sangat kasar dan kurang baik
karena dapat menimbulkan biaya perawatan tinggi, kehilangan kesempatan
keuntungan karena terhentinya mesin, keselamatan kerja tidak terjamin, kondisi
mesin tidak diketahui dan tidak dapat merencanakan waktu, tenaga kerja serta
biaya.
based maintenance).
tingkat kritis yang tinggi dan hanya sesuai untuk mesin-mesin yang sederhana
dimana tidak memerlukan perawatan secara intensif.
Perawatan kerusakan disebut juga emergency maintenance, / break down maintenance.
Emergency maintenance dilakukan pada saat ada tanda kerusakan. Break down
maintenance dilakukan pada saat peralatan sudah berhenti. Biesanya pekerjaan darurat
sudah dilaksanakan sebelum mesin benar-benar berhenti.
Perawatan darurat dibagi atas 2 kelompok yaitu :
Perawatan Pencegahan
Perawatan pencegahan terdiri atas:
a.
b.
mesin secara rutin sehingga dapat diketahui keandalan mesin serta keselamatan kerja
terjamin.
Secara garis besar ada beberapa metode dalam memantau atau memonitoring
kondisi dari suatu mesin, antara lain:
2. Monitoring visual
Metode ini menggunakan panca indera yang meliputi rasa, bau, lihat, dengar dan
sentuh guna mengetahui kondisi mesin. Agar lebih akurat lagi gunakan berbagai
alat bantu.
3. Monitoring kinerja
Merupakan teknik monitoring kondisi mesin ditentukan dengan cara memeriksa
dan mengukur parameter kinerja, dan kemudian bandingkan
dengan standar.
4. Monitoring geometris
Tujuannya adalah untuk mengetahui penyimpanan geometris yang
terjadi pada mesin.
Monitoring ini memeriksa dan mengukur parameter getaran secara rutin dan
terus menerus. Dengan monitoring getaran yang terjadi diharapkan kerusakan
mesin dapat dideteksi secara dini dan kerusakan lebih jauh dapat dicegah.
Ada
beberapa
pertimbangan
dalam
menentukan
frekuensi
untuk
melakukan
2. Perawatan, yang merupakan langkah pemeliharaan secara rutin yang didasarkan pada
cara perawatan harian, mingguan, bulanan dan seterusnya. Atau dapat juga didasarkan
pada jumlah jam pemakaian tertentu atau satuan output/produksi.
3. Perbaikan, yang dimaksud dengan perbaikan disini adalah perbaikan kecil yang mungkin
timbul dari hasil pemeriksaan.
Perawatan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari tindakan yang dilakukan untuk
menjaga suatu barang atau unruk memperbaikinya sampai kondisi yang diterima.
d. Rusak (break down) adalah kegagalan yang menghasilkan ketidak tersediaan suatu alat.
e.
f.
g.
Perawatan jalan (running maintenance) adalah perawatan yang dapat dilakukan selama
mesin dipakai.
h. Perawatan berhenti (shut down maintenance) adalah perawatan yang hanya dapat
dilakukan selama mesin berhenti.
i.
Daftar inventaris pabrik (plant inventory) adalah daftar seluruh barang, tempat kerja,
bangunan dan isinya, untuk tujuan identifikasi, beserta informasi mengenai konstruksi dan
rincian teknis masing-masing.
j.
Program perawatan (maintenance program) adalah daftar alokasi suatu jenis perawatan
untuk suatu periode.
k.
l.
Kartu riwayat (history card) adalah catatan penggunaan, kejadian dan tindakan yang
bersangkut paut dengan suatu alat tertentu.
m. Laporan kerja (job report) adalah pernyataan tertulis tentang kerja yang dilakukan dan
kondisi suatu alat.
n. Spesifikasi kerja (job specification) adalah dokumen yang menguraikan pekerjaan yang
dilakukan.
o. Perbaikan menyeluruh (overhaul) adalah pengujian dan perbaikan menyeluruh dari suatu
alat, atau sebagian besar bagiannya sampai suatu kondisi yang dapat diterima.
p. Waktu nganggur (down time) adalah periode waktu dimana suatu alat tidak berada dalam
kondisi mampu memberikan unjuk kerja yang diharapkan.
q. Perencanaan perawatan (maintenance planing) adalah penentuan sebelumnya pekerjaan,
metode, bahan, alat, mesin, pekerja, dan waktu yang diperlukan.
Program PM harus dimulai dari tahap perancangan (design) hingga tahap penyediaan spare
parts, diantaranya adalah :
a) Design dari alat / mesin yang digunakan harus memperhatikan beban, kondisi
lingkungan kerja pemakaian alat/masin dan sebagainya.
b) Dibentuknya repair team.
c) Pengadaan perlengkapan, perencanaan dan penjadwalan perbaikan fasilitas.
d) Inspeksi / pemeriksaan secara periodic.
e) Arsipkan data-data tentang pemeliharaan sebagai riwayat hidup.
f) Pengadaan suku cadang.
a) Time directed yang bertujuan pencegahan langsung pada sumber kerusakan. Seperti
tindakan over haul dfan pemggantian suku cadang.
b) Condition directed yang brtujuan untuk mendeteksian kerusakan atau gejala-gejala
kerusakan.
c) Failure finding yaitu menemukan kerusakan tersembunyi dengan pemeriksaan
berkala.
d) Run to failure yaitu peralatan / fasilitas dipakai sampai rusak karena tidak ada
tindakan ekonomis dapat dilakukan untuk pencegahan kerusakan.
Subjektif monitoring
Done by the sense such as listen, look, touch, taste and smell and form that
estimate the condition.
Tergantung dari siapa yang melakukan moniotoring serta meliputi skill dan
pengetahuan sendiri.
Planned CM yang dilakukan apabila telah diketahui sejak dini kapan peralatan harus
diperbaiki, sehingga dapat dilakukan persiapan sejak awal dan mampu untuk
dikontrol.
Redundancy (RED)
MAINTENANCE
Corrective
Maintenance
Unplaned
CM
Preventive
Maintenance
Planned
CM
Indirect
PM
Subjectice
Direct
PM
Objective
Kadang kala prosedur maintenance ini terpaksa dilakukan karena alasan teknis
atau ekonomis pada peralatan tertentu saja.
Mesin atau alat harus dihentikan sesuai jadwal untuk kegiatan maintenance,
tanpa memperdulikan jadwal produksi.
Jadwal perbaikan ini ditentukan berdasarkan Life Time dari peralatan. Life Time
ini dapat diperkirakan dan diramalkan sebelumnya.
Parameter
Petunjuk
Kondisi normal
Monitoring
rutin
Data
Tingkat
Atau
Trend analisis
Abnormal
Diagnosis
Perencanaan &
Pelaksanaan
Perawatan
Kegiatan ini seharusnya sudah diantisipasi sejak awal pada tahap ide, tahap
spesifikasi dan tahap perencanan alat (lihat tahap perjalanan dari suatu alat).
Dengan cara memodifikasi alat atau komponen. Kegiatan ini disebut dengan
Improvement Maintenance.
Redundancy (RED)
Prosedur ini sangat mahal karena harus menyediakan investasi ganda (double).
Tetapi apabila mesin berhenti secara tiba-tiba dan menyediakan down time cost
yang sangat mahal, maka prosedur ini seharusnya masih ekonomis.
Untuk menentukan jenis perlakuan perawatan diatas perlu dipertimbangkan hal-hal berikut :
Bila
umur
komponen
tidak
dapat
diperpanjang,
maka
coba
untuk
Apebila tidak dapat dilakukan, maka lakukan CBM pada saat mesin tidak
beroperasi.
Bila interval diantara kerusakan sulit untuk ditemui polanya, maka lakukan
OTBD dan apabila secara ekonomis masih menguntungkan coba lakukan RED.
dapat
dilakukan
adalah
RED
selama
secara
ekonomis
masih
menguntungkan.
Permasalahan yang ditimbulkan oleh kurang baiknya perawatan diibaratkan seperti gunung es
(Maintenance problem iceberg)
Quality losses
Kerugian akibat menurunnya kualitas produksi yang disebabkan oleh tidak
terjaminnya performansi peralatan. Perusahaan harus mengganti kerugian berupa
menurunnya kualitas produk seperti konsekwensi dengan harga yang murah atau
ongkos perbaikan barang.
Energy losses
Konsumsi tenaga yang lebih besar bila peralatan tidak terpelihara dengan baik.
Contoh mobil yang tidak pernah di tune up akan mempunyai gejala boros. Hal ini
dikarenakan adanya beberapa katup pada karburator dan mesin yang harus disetel.
Capital cost
Apabila pemeliharaan sangat sedikit dilaksanakan maka kemungkinan akan
terjadinya kerusakan. Kerusakan seringkali berhubungan dengan penggantian suku
cadang dan berhubungan dengan inventory atau stok dari suku cadang. Untuk
mengadakan suku cadang akan dibutuhkan capital cost yang cukup tinggi.
Production losses
Adalah kerugian-kerugian yang terjadi pada permasalahan produksi akibat
pelaksanaan legiatan maintenance yang tidak baik.
Capacity losses
Akibat pemeliharaan yang tidak baik, peralatan sering kali rusak dan dalam hal ini
kapasitas produksi menjadi berkurang akibat waktu yang hilang untuk menunggu
perbaikkan dan waktu perbaikan itu sendiri.
Work environment
Keamanan dan kenyamanan bekerja menjadi rendah, sehingga mempengaruhi
motivasi kerja operator (menjadi malas), atau sering sakit yang akhirnya
mempengaruhi kecepatan dan bahkan kualitas produksi.
Lost market
Dengan hilangnya waktu akibat kerusakan yang tidak terduga dan bahkan perbaikan
pada produk untuk mencapai kualitas yang di inginkan, akan menyebabkan
terlambatnya produk masuk kedalam pasar penjualan.
3. Administration cost
a) Cost for training of maintenance personnel
b) Contracted work forces
c) Maintenance Equipment cost
4. Cost for training
5. Spare part cost
6. Contracted work forces
7. Modification cost
% Biaya pemeliharaan
Pemeliharaan berlebihan
tak ekonomis
Biaya pemeliharaan
darurat
Tingkat ekonomis optimum
Biaya pemeliharaan terencana
Biaya pemeliharaan
lain-lain
Tingkat perencanaan
Rancangan sebelum
pemeliharaan terencana
85 % Darurat
5 % Terencana
10 % Lain-lain
Pemeliharaan ekonomis
20 % Pengurangan biaya total
10 % Darurat
60 % terencana
10 % Lain-lain
Pemeliharaan berlebihan
tak ekonomis
5 % Darurat
85 % Terencana
10 % Lain-lain
Pada
Menentukan terlebih dahulu apa yang akan dipelihara (tergantung dari persiapan
segala fasilitas). Hal ini meliputi pembuatan daftar sarana, penyusunan mengenai
bahan-bahan pembiayaan, karena ini merupakan asset fisik yang ada yang
memerlukan pemeliharaan dan merupakan satu-satunya alas an yang bisa
dipertanggung jawabkan dalam meminta pengluaran biaya.
atau peralatan yang akan mendapat pemeliharaan pencegahan terencana. System ini
dapat dmulai dengan menggunakan pemeliharaan pencegahan terencana bagi
beberapa mesin utama dan sesudah didapatkan pengalaman dalam penggunaan
jadwal, lebih banyak lagi mesin yang dimasukkan dalam perencanaan sampai
tercapai tingkat pemeliharaan ekonomis yang optimum. Karena tidak mungkin
mengubah tipe pemeliharaan tidak terencana menjadi pemeliharaan terencana
dalam waktu singkat.
pekerjaan disusun dari jadwal pekerjaan sebagai suatu alat komunikasi antara
permintaan kepala/penyelia pemeliharaan dalam pelaksana/ teknisinya. Spesifikasi
ini dipersiapkan secara terpisah untuk masing-masing pekerjaan dan frekuensi
sebagai suatu pengarahan bagi pekerja.
Beberapa aspek manfaat dan spesifikasi kerja antara lain :
bulanan-
mingguan,
sehingga
perlu
dibuat
program
perencanaan
dengan
bagian
perencanaan
dan
bagian
produksi.
Pengaturan
Preventive
Maintenance
Normal
Maintenance
Does
Standard
Exist
Emergency
Maintenance
Create
Write
Standard
?
Laporan hasil pemeliharaan dan permintaan pemeliharaan yang telah diisi lengkap
oleh pelaksana pemeliharaan yang melakukan pekerjaan ini sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan , dikembalikan ke penyelia untuk diperiksa kembali dan
merupakan
catatan
semua
tindakan
yang
menyangkut
untuk
pemeliharaan dan keefektifan pembiayaan. Hal ini bisa dilakukan dengan analisis kritis hasilhasil pemeliharaan, dan perancangan pengurangan pemeliharaan sebagai hasil dari analisis
tersebut.
Untuk melaksanakan hal ini kita harus menyimpan catatan riwayat mesin. Catatan ini
disusun dari laporan pemeriksaan dan permintaan pemeliharaan yang dikembalikan sesudah
pekerjaan tersebut selesai dikerjakan oleh para pelaksana, dan informasi tersebut sesuai
nomor mesin.
Catatan nomor mesin mempunyai satu fungsi yang lain. Mula-mula jadwal
pemeliharaan mungkin merupakan kombinasi dari buku petunjuk pabrik pembuatnya.
Pengetahuan teknis dari insinyur pemeliharaan dan pengalaman praktis yang dimiliki mandor
pemeliharaan beserta bawahannya selama memelihara pabrik, dan mungkin juga berdasar
kira-kira saja.
Ketika suatu jadwal pemeliharaan diterapkan, hanya dengan mempelajari catatan
riwayat mesin kita dapat meyakini apakah system pemeliharaan yang dipakai cukup efektif
atau tidak. Jika terjadi kerusakan darurat, ini biasanya menunjukkan satu atau lebih hal berikut
:
PERKAKAS TANGAN
PEMELIHARAAN
RUTIN
PEKERJAAN
TANGAN
ALAT PELUMAS
ALAT PENGUKUR
ALAT ANGKUT
PEKERJAAN
MEKANIK
REPAIR
BENGKEL
KECIL
1. Memotong
2. Membentuk
3. Membuat
4. Treatment
ALAT PENGGERAK
ALAT POTONG TANGAN
1.Replacement
2.Overhaul
3.Corrective
4.Pengembangan
PROCESSING
&
MANUFACTURE
MESIN PORTABLE
PERLENGKAPAN LAIN
BENGKEL
MEKANIK
MESIN-MESIN
PEMELIHARAAN
RUTIN
PERALATAN LISTRIK
BENGKEL
LISTRIK
MESIN-MESIN KECIL
PEKERJAAN
LISTRIK
(2)
BENGKEL
INSTRUMENT
BENGKEL
ELEKTRONIK
PERALATAN INSTRUMENT
PERALATAN ELEKTRONIK
GEDUNG
1.GEDUNG PABRIK
2. KANTOR
3. GUDANG
4. BENGKEL
MESIN-MESIN
PEKERJAAN
SIPIL
AREA
BENGKEL
SIPIL
PERALATAN SIPIL
(3)
1. HALAMAN
2. TAMAN
3. SELOKAN/PIPA
LEDENG
LAIN-LAIN
1. JALAN
2. JEMBATAN
1. PEKERJAAN BATU
2. PEKERJAAN KAYU
3. PEKERJAAN PIPA
4. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
5. PEKERJAAN PENGECATAN
6. PEKERJAAN KACA
7. PEKERJAAN LISTRIK (?)
MAINTENANCE
AID
SAFETY
ALAT BANTU
MAINTENANCE
ALAT SAFETY
UMUM
(4)
FIRE
PROTECTION
LAIN-LAIN
ALAT KHUSUS
INSPEKSI PERIODIK
PREVENTIVE
MAINTENANCE
TUGAS ULANGAN
EVALUASI BAHAN-BAHAN DAN PENGERJAAN
PROCEDURE
MAINTENANCE
PREDICTIVE
MAINTENANCE
PENGUKURAN
(PERIODIK)
REPAIR-REPAIR
PERLAKUAN
AKIBAT
BREAK DOWN
CORRECTIVE
MAINTENANCE
IMPROVEMENT
KONDISI PERALATAN
AVAILABILITY
MENGHILANGKAN
PROBLEM YANG TIDAK
EKONOMIS
PRINSIP
ORGANISASI
ORGANISASI
DASAR
PEMBAGIAN
AKTIFITAS
FUNGSI
PRODUK
LOKASI
PROCESS
PERALATAN
WAKTU
BENTUK
ORGANISASI
PERAWATAN
GARIS
GARIS DAN STAF
FUNGSIONIL
MATRIK
PERTIMBANGAN
PERMULAAN
FAKTOR
ORGANISASI
ORGANISASI
MAINTENANCE
&
REPAIR
KEBUTUHAN
ENGINEERING
SUPPORT
SENTRALISASI
&
DESENTRALISAS
GARIS
GARIS DAN STAF
FUNGSIONIL
MATRIK
TEKNIS
(ENGINEERING)
SOFT WARE
(KERJA MEJA)
ORGANISASI
MAINTENANCE
&
REPAIR
I. UTAMA
MAINT. EXISTING
PLANT(GED. MES.)
INSP.,CHECK UP,
PELUM, CLEAN)
GENERASI &
DISTRIBUSI UTILITY
TAMBAHAN
STORE KEEPING
WASTE DISPOSAL
INSURANCE
SALVAGE
SAFETY & FIRE
PROTECTION
HARD WARE
(KERJA
LAPANGAN)
ANALISA DATA
IMPROVEMENT
DEVELOPMENT
ETC.
PLANNING &
SCHEDULING
METHOD
MAN POWER
COST
SPARE PART
ETC.
PERFORMANCE
PELAKSANA
CONTROL
SUPERVISI
TRAINING
RECORD
DATA
INFORM.
KONSULT.
INSTRUKSI
FOREMAN
MAINTENANCE
DATA
FOREMAN
ENGINEERING
DATA
II.
1.
2.
3.
4.
5.
NON TEKNIS
(PLANNING
MAINTENANCE)
PENGATURAN PELAKSANAAN
DIMANA & KAPAN
PERSIAPAN BAHAN
PERSIAPAN PERALATAN
PERSIAPAN PERSONIL
(TRAINING)
FOREMAN
PRODUKSI
PLANNING
MAINTENANCE
PELAKSANA
MAINTENANCE
RECORD
PERALATAN
KRITIS
DOWN
TIME
AVAILABILITY
RENDAH
VS
MAINTENANCE
SYSTEM
METODA
MAINTENANCE
KHUSUS
PENGARUH
TERHADAP
PRODUKSI ATAU
SYSTEM
PERALATAN
TIDAK
KRITIS
AVAILABILITY
TINGGI
METODA
MAINTENANCE
BIASA
PRODUKSI
TINGGI
PRODUKSI
RENDAH
2.10
Latihan soal