Anda di halaman 1dari 67

BA 10 KBRA2102 008

BUKU 1 BAHAN AJAR

MANAJEMEN DAN TEKNIK PERAWATAN


Penyusunan Bahan Ajar Dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi (Kurikulum 2007) ini dibiayai dari DIPA
Politeknik Negeri Bandung
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun Anggaran 2010

Disusun Oleh :
Ade Suryatman Margana, ST., M.Eng
NIP : 19600711 198403 1 003

PROGRAM STUDI TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA


JURUSAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2010

LEMBAR PENGESAHAN

1. Identitas Bahan Ajar

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Judul Bahan Ajar


: Manajemen dan Teknik Perawatan (T)
Mata Kuliah/Semester
: Manajemen dan Teknik Perawatan(T)/IV
SKS (T-P)/Jam (T-P) : 1 (1-0)/3 (3-0)
Jurusan
: Teknik Refrigerasi dan Tata Udara
Program Studi
: Teknik Pendingin dan Tata Udara
Nomor Kode Mata kuliah : KBRA 2102

2. Penulis

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Nama
NIP
Pangkat/Golongan
Jabatan Fungsional
Program Studi
Jurusan

:
:
:
:
:
:

Ade Suryatman Margana, ST


19600711 198403 1 003
Penata/ IIId
Lektor Kepala
Teknik Pendingin dan Tata Udara
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara

Bandung, 28 Juni 2010


Mengetahui,
Ketua KBK

Ir. Andrianto Setyawan, MT


NIP 19670206 199512 1 001

Penulis,

Ade Suryatman Margana, ST


NIP 19600711 198403 1 003

Menyetujui,
Ketua Jurusan

Markus, ST.,MT..
NIP 19580426 198903 1 001

KATA PENGANTAR JURUSAN

Ada beberapa faktor dalam penyelenggaran pendidikan agar didapat lulusan yang menguasai
ilmu atau keterampilan yang diajarkan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Pertama
adalah kurikulum yang baik, kemudian fasilitas penunjang yang baik, penyelenggaraan
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang baik, serta lingkungan akademik yang menunjang.
Salah satu fasilitas penunjang KBM yang dapat disiapkan adalah adanya Bahan Ajar, yang
mana akan sangat membantu dalam proses penyampaian ilmu pengetahuan atau
keterampilan. Untuk itu, kami perlu bersyukur, karena Politeknik Negeri Bandung, dapat
memberikan bantuan dari sumber dana DIPA, untuk kegiatan pembuatan Bahan Ajar ini.
Pada tahun 2009, program studi Teknik Refrigerasi dan Tata Udara, mendapat kuota penulisan
bahan ajar sebanya 4 judul dengan jumlah dana sepuluh juta rupiah. Alhamdulillah untuk
tahun anggaran 2010, Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara mendapat kuota sebanyak
lebih banyak lagi yaitu 19 Judul Bahan Ajar pada termen pertama ini. Kesempatan ini telah
dimanfaatkan oleh hampir seluruh pengajar. Dengan ini, kami mengucapkan terimakasih
kepada pengajar yang telah memanfaatkan kesempatan ini.
Satu harapan dengan kegiatan penulisan Bahan ajar ini adalah khazanah pustaka / referensi
yang ada di Jurusan Teknik Refigerasi semakin bertambah. Mudah-mudahan dapat
dimanfaatkan oleh mahasiswa dan juga siapa saja yang ingin mempelajarinya.
Semoga dengan kegiatan ini, akan mendorong bagi staf pengajar lainnya untuk juga menulis
dan menyiapkan Bahan Ajar bagi mata kuliah-mata kuliah yang lain.
Semoga kegiatan ini menjadi bermanfaat bagi kita semua.

Bandung,

Juni 2010

Ketua Jurusan

Markus, ST., MT.


NIP 19580426 198903 1 001

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah, akhirnya bahan ajar untuk mata kuliah
Manajemen dan Teknik Perawatan (T) dapat diselesaikan.
Tujuan dari pembuatan bahan ajar ini sebagai bahan acuan baik untuk mahasiswa maupun
dosen pengampu mata kuliah Manajemen dan Teknik Perawatan (T). Isi dari bahan ajar ini
disesuaikan dengan Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) mata kuliah Manajemen dan
Teknik Perawatan (T) yang ada di Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara Politeknik Negeri
Bandung.
Untuk memperluas wawasan mahasiswa tentang Manajemen dan Teknik Perawatan,
disarankan untuk membaca buku-buku teks lainnya yang banyak tersedia di perpustakaan dan
dari sumber-sumber lainnya.

Akhir kata, semoga bahan ajar ini dapat bermanfaat. Amin.

Bandung, 28 Juni 2010

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................

KATA PENGANTAR JURUSAN

...........................................................

ii

.......................................................................

iii

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

.......................................................................

DAFTAR TABEL

.......................................................................

iv
vi

DAFTAR GAMBAR

vii

DESKRIPSI MATA KULIAH

ix

PETUNJUK PENGGUNAAN

BAB

BAB

I: PENGANTAR MANAJEMEN
1.1 Pengantar manajemen ...............................................

1.2 Batasan dan konsep dasar manajeman ................................

1,2.1 Pengertian manajemen........

1.2.2 Pengertian manajer....

1.3 Tingkatan manajemen (Management level).....

1.4 Jenis keterampilan ...

1.5 Prinsip manajemen ...

1.6 Unsur-unsur manajemen .....

13

1.7 Latihan soal .....

15

II: KONSEP DASAR PERAWATAN


2.1 Konsep dasar perawatan ...

16

2.2 Kebijakan perawatan ...


2.3 Istilah umum dalam perawatan
2.4 Preventive maintenance (PM) ..
2.5 Corrective maintenance (CM) .
2.6 Improvement maintenance .
2.7 Maintenance cost .
2.8 Prosedur pemeliharaan terencana

2.9 Kegiatan perawatan


2.10Latihan soal

BAB

III: KONTROL SUKU CADANG PERAWATAN


3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6

BAB

18
23
24
26
27
33
35
42
50

Pengelolaan dan pengontrolan suku cadang


Kontrol suku cadang
Fungsi control suku cadang
Dasar-dasar kontrol suku cadang.
Jumlah pesanan ekonomis (Eqonomic order quantity)
Latihan soal .

51
52
53
53
55
62

IV: RELIABILITY, AVAILABILITY AND FAILUREABILITY


4.1
4.2
4.3
4.4
4.5

Ukuran efektivitas system ...


Keandalan ...
Probalitas
Fungsi laju kegagalan .
Distribusi yang sering digunakan ..
4.5.1 Distribusi eksponensial .
4.5.2 Distribusi normal ..
4.5.3 Distribusi weibull ..
4.5.4 Distribusi hiper eksponensial
4.5.5 Laju kegagalan dan siklus hidup komponen .
4.6 Analisa kerusakan
4.7 Model perawatan .
4.7.1 Model pemeriksaan .
4.8 Availability .
4.9 Penaksiran parameter distribusi Weibull .
4.10Uji keswesuain distribusi Weibull .
4.11Penentuan ongkos-ongkos perawatan .
4.12Latihan soal
DAFTAR PUSTAKA

...............................................................................

LAMPIRAN
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

63
64
66
66
67
68
73
73
74
75
76
76
77
77
78
80
81
83
84

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel

3.1 : Suku cadang berdasarkan prosentase modal.........................

59

Tabel

3.2 : Suku cadang berdasarkan prosentase jumlah terpasang ......

59

Tabel

3.3 : Index kerumitan ..................................................................

60

Tabel

3.4 : Jam orang per tingkat unit kerumitan .................................

61

Tabel

3.5 : Jumlah hari yang diperlukan per tingkat unit kerumitan ....

61

Tabel

3.6 : Harga k ............................................................................

61

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1 : 5 fase proses pencapaian tujuan ........................

Gambar 1.2 : Tingkatan manajeman ...................................

Gambar 1.3 : Prosentase masing-masing jenis keterampilan ..................

Gambar 2.1 : Modern maintenance .........................................................

17

Gambar 2.2:

Monitoring minyak pelumas ..

21

Gambar 2.3:

Hubungan antara jenis-jenis maintenance ..........................

22

Gambar 2.4:

Klasifikasi preventive maintenance ..................................

25

Gambar 2.5:

Klasifikasi corrective maintenance......................................

26

Gambar 2.6:

Hubungan antara preventive maintenance dan corrective


maintenance

..

26

Gambar 2.7:

Flow diagram conditioning monitoring...

30

Gambar 2.8:

Maintenance problema iceberg ..

32

Gambar 2.9:

Perencanaan biaya terencana, biaya pemeliharaan vs


tingkat perencanaan

34

Gambar 2.10: Penanganan perawatan ........................................................

35

Gambar 2.11: Perawatan terencana ............................................................

36

Gambar 2.12: Langkah pembuatan spesifikasi kerja ...............................

39

Gambar 2.13: Jenis kegiatan maintenance .................................................

43

Gambar 2.14: Pekerjaan mekanik ..............................................................

43

Gambar 2.15: Pekerjaan listrik ..................................................................

44

Gambar 2.16: Pekerjaan sipil .....................................................................

44

Gambar 2.17: Pekerjaan umum ..................................................................

45

Gambar 2.18: Prosedur maintenance .........................................................

45

Gambar 2.19: Organisasi maintenance ......................................................

46

Gambar 2.20: Organisasi maintenance and repair tinjauan pelaksanaan ..

46

Gambar 2.21: Organisasi maintenance and repair tinjauan perencanaan

47

Gambar 2.22: Proses pelaksanaan berdasarkan perencanaan maintenance.

47

Gambar 2.23: down time vs maintenance system .................

48

Gambar 2.24: Bagan aktivitas perawatan .................

49

Gambar 3.1 : Kontrol suku cadang .........................................................

54

Gambar 4.1 : Down time .........................................................................

64

Gambar 4.2 : Hubungan waktu dengan fungsi distribusi kerusakan ..

69

Gambar 4.3 : Distribusi hiper eksponensial .........................

70

Gambar 4.4 : Distribusi eksponensial ..........................

71

Gambar 4.5 : Distribusi normal ..................................................

72

Gambar 4.6

76

Kurva bath tube ................................................................

DESKRIPSI MATA KULIAH

1.1. Identifikasi Mata Kuliah


Judul Mata Kuliah

: Manajemen dan Teknik Perawatan

Nomor Kode/SKS

: KBRA 2102/ 1 SKS

Semester/Tingkat

: IV/II

Prasyarat

: -

Jumlah Jam/Minggu

: 3 jam

1.2. Ringkasan Topik/Silabus


Mata Kuliah ini membahas mengenai Pengantar manajemen, Konsep dasar
perawatan, Kontrol suku cadang perawatan dan Reliability, Availability dan
failureability
1.3. Kompetensi yang Ditunjang
Melakukan pengawasan dan manajemen pada instalasi dan perawatan peralatan
refrigerasi dan tata udara (4.1).
1.4. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa mampu melakukan pengelolaan
organisasi bidang perawatan, merencanakan perawatan terencana dan tidak
terencana, penghitungan suku cadang perawatan dan penghitungan probabilitas
realability, availabillity dan failureability suatu mesin
1.5. Tujuan Pembelajaran Khusus

1. Mahasiswa mampu menjelaskan, membuat dan menganalisa organisasi


kerja bidang perawatan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan, membuat klasifikasi perawatan, prosedur
preventive maintenance dan corrective maintenance
3. Mahasiswa mampu menjelaskan, merencanakan suku cadang, biaya dan
man-hour bidang perawatan
4. Mahasiswa mampu menjelaskan, mengetahui probabilitas reliability,
availability dan failureability.

PETUNJUK PENGGUNAAN

Pedoman Mahasiswa
Bahan ajar ini bukan sumber belajar satu-satunya, mahasiswa diwajibkan untuk membaca
buku-buku Managemen dan Teknik Perawatan yang lainnya untuk memperkaya pengetahuan
tentang ini.
Pedoman Pengajar
Mata kuliah ini diajarkan dengan menggunakan pendekatan kompetensi sehingga pada akhir
perkuliahan diharapkan mahasiswa mempunyai kompetensi untuk membuat benda kerja
dengan teknik kerja bangku, kerja pelat dan pemipaan.
Pertama, pengajar menjelaskan teori dari setiap topik yang ada dalam GBPP, kemudian
memberikan contoh atau demonstrasi. Setelah itu meminta mahasiswa untuk menjelaskan
tentang mengenai manageman dan teknik perawatan.
Mahasiswa diberikan tugas yang menunjang seperti mengevaluasi struktur organisasi yang
sudah ada dan membuat sendiri organisasi yang berhubungan tentang kegiatan
kemahasiswaan. Untuk tugas topik yang lainnya seperti reliability, availabilty dan
failureability, mahasiswa diberikan contoh yang ada hubungannya dengan teknik refrigerasi
dan tata udara, seperti umur pakai kompresor dan lainnya.
Penggunaan Ilustrasi dalam Bahan Ajar
Pada saat mahasiswa mempelajari materi perkuliahan ini, setiap mahasiswa akan menerima
atau menggunakan tabel-tabel dan rumus yang sesuai dengan materi ilustrasi tentang materi
yang terkini . Dosen diharapkan dapat memperlihatkan gambar-gambar, kasus-kasus yang
berhubungan dengan managemen dan teknik perawatan yang diterapkan oleh industri,
terutama industri teknik refrigerasi dan tata udara, sehingga mahasiswa mempunyai
gambaran yang jelas tentang materi yang dipelajarinya.

LAMPIRAN

BAB I PENGANTAR MANAJEMEN

Tujuan Pembelajaran Umum


Mampu membuat dan menganalisa organisasi kerja bidang perawatan
Tujuan Pembelajaran Khusus
Dapat menjelaskan dan menyebutkan :
- pengertian Manajemen
- Unsur-unsur Manajemen
- Tingkatan Manajemen
- Tugas Manajer
- Ketrampilan Manajer
- Proses Manajemen (Planning, Organizing, Directing, Actuating, Controlling)
Dapat mengilustrasikan berbagai macam organisasi kerja

1.1 Pengantar Manajemen


Dalam banyak hal, organisasi-organisasi yang ada dan berkembang pada saat ini
mempunyai banyak perbedaan.

Akan tetapi lepas dari perbedaan-perbedaan yang ada,

semua organisasi memiliki beberapa kesamaan yang pokok.


Unsur kesamaan yang paling tampak dimiliki oleh organisasi-organisasi adalah unsur
tujuan atau maksud. Tujuan tersebut dapat berbeda-beda, tetapi tanpa suatu tujuan maka
tidak ada harapan bagi suatu organisasi untuk tumbuh dan berkembang, ataupun tetap
bertahan hidup.
Organisasi-organisasi itupun harus memiliki suatu program atau metode tertentu untuk
mencapai tujuan tadi. Tanpa adanya rencana untuk apa rencana itu dibuat, tidak ada sebuah
organisasipun yang dapat bekerja efektif.

Organisasi-organisasi harus memperoleh dan

mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan (Stonner, 1988:3).

Untuk memudahkan dalam penelitian kebijaksanaan, sasaran dan tujuan organisasi,


langkah-langkah yang perlu ditempuh dapat dinyatakan dalam bentuk serangkaian pertanyaan
dan pernyataan dasar sebagai berikut:
Langkah 1: Apa yang diinginkan?
Langkah 2: Apa yang sekarang dilakukan untuk memperoleh apa yang diinginkan?
Langkah 3: Apa yang ada di lingkungan sekitarnya yang perlu diperhitungkan?
Langkah 4: Apa yang mampu dikerjakan?
Langkah 5: Apa yang dapat dilakukan yang seharusnya dikerjakan?
Langkah 6: Jika terus melakukan apa yang sekarang sedang dikerjakan apakah akan
menuju ke arah tujuan?
Langkah 7: Inilah yang akan dilakukan untuk memperoleh apa yang diinginkan.
Langkah 8: Lakukan itu.
Langkah 9: Periksalah sesering mungkin untuk memastikan bahwa melakukannya
dengan benar.

1.2 Batasan dan Konsep Dasar Manajemen


The verb Manage comes from the Italian maneggiare (to handle especially a horse),
which in turn derives from the Latin manus (hand). The French word mesnagement (later
mnagement) influenced the development in meaning of the English word management in the
17th

and

18th

centuries.

1.2.1 Pengertian manajemen


Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno mnagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Dalam bahasa Inggis Manajemen berasal dari kata
management dengan asal kata to manage yang artinya secara umum adalah mengelola,

sehingga

kata manajemen dapat diartikan sebagai pengelolaan. Sedangkan pengertian

menurut ahli-ahli yang lain adalah sebagai berikut :

1. Menurut Horold Koontz dan Cyril O'donnel :


Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan
orang lain.
2. Menurut R. Terry :
Manajemen merupakan proses tertentu yang terdiri atas kegiatan merencanakan
(planning),
manusia dan

mengorganisasikan (Organizing), menggerakkan sumber daya


sumber daya

lainnya (Actuating and controlling) untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.


3. Menurut James A.F. Stoner :
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunakan sumber
daya Organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang telah ditetapkan.
4. Menurut Lawrence A. Appley :
Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain.
5. Menurut Drs. Oey Liang Lee :
Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan,
Pengarahan

dan pengawasan daripada sumber daya manusia untuk

mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

6. Menurut Follet :
Manajemen adalah seni untuk melakukan sesuatu dengan mengerahkan orang lain.
(The art of getting things done throught the people).

Manajemen adalah suatu kegiatan, dan pelaksanaannya disebut managing,

orang yang

meleksanakan kegiatan tersebut disebut manajer. Seseorang yang mendapat predikat sebagai
manajer harus mampu untuk menengani tugas-tugas yang bersifat manajerial. Yang penting
diantaranya adalh menghentinkan kecenderungan untuk melaksanakan kegiatan oleh dirinya
sendiri.
Masih banyak pengertian-pengertian yang lainnya yang diberikan untuk masalah manajemen.
Secara garis besar pengertian manajemen, dapat dilihat dalam 2 (dua) aspek yaitu aspek seni
dan aspek ilmu.
Rumusan dari aspek seni, manajemen adalah seni untuk mencapai sesuatu dengan
mengerahkan oranglain.
Seni manajemen adalah keterampilan dalam memecahkan masalah, pengambilan keputusan
dan kegiatan manajerial lainnya berdasarkan kepada naluri, ilham, perasaan, firasat, bisikan
kalbu dan pertimbangan-pertimbangan lainnya yang bersifat subjektif.
Landasan tersebut diperoleh dari pengalaman, budaya, penghayatan atas kejadian-kejadian
atau tingkah laku yang pola pengerjaanya hanya dipahami oleh perseorangan.
Kelemahan yang prinsip dari manajemen aspek seni adalah bahwa seni manajemen tidak
dapat dilimpahkan kepada orang lain, sehingga kalau seseorang manajer penganut aspek seni,
maka kegiatan usahanya akan terancam kelangsungannya manakala manager tersebut sudah
tiada.
Rumusan dari aspek ilmu, manajemen adalah serangkaian proses untuk menyediakan sarana
dan atau sumber daya,

serta mempergunakannya sedemikian rupa sehingga berhasil

mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan cara yang efektif dan efisien.
Ilmu manajemen adalah keterampilan dalam kegiatan manajerial dengan menggunakan
teknik-teknik manajemen yang berdasarkan pada data statistic, kuantitatif, akunting dan
sistematik yang dikatagorikan sebagai manajemen ilmiah. Dengan kata lain ilmu manajemen
dapat dipelajari oleh siapapun dan ilmu manajemen akan terus berkembang.
Dengan berbekal kedua jenis rumusan manajemen, seorang manajer harus dapat
melaksanakan kegiatan-kegiatan manajerial dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang
dipimpinnya. Seorang manajer juga akan terlibat dengan keterkaitan kegiatan yang lainnya,

dapat dikatakan bahwa seorang manajer menjalankan tugas manajerial adalah merupakan
suatu proses.

1.2.2 Pengertian Manajer


Manajer

adalah

seorang

yang

karena

pengalaman,

pengetahuan,

dan

keterampilannya diakui oleh organisasi untuk memimpin, mengatur, mengelola,


mengendalikan dan mengembangkan kegiatan organisasi dalam rangka mencapai
tujuan, tugas-tugas spesifik dari manajer adalah :
Manager bekerja dengan dan melalui orang lain
Manajer bertindak sebagai saluran komunikasi dalam organisasi
Manajer harus sepenuhnya atas segala tugas-tugasnya
Manajer harus dapat menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan
menentukan prioritas
Manajer harus dapat berfikir secara sistematis dan konseptual.
Manajer bertindak sebagai mediator (penengah)
Manajer bertindak sebagai politisi, diplomat, dan juga symbol bagi organisasinya.
Manager harus dapat mengambil keputusan-keputusan yang sulit dengan segera.
Sedangkan proses itu sendiri berarti suatu cara yang sistematis untuk menjalankan
suatu pekerjaan pada aspek-aspek kegiatan yang penting dan saling berkaitan.
kegiatan itu merupakan konsep dasar dari manajemen yang meliputi antara lain:

Manajer --------> Mengelola fungsi-fungsi --------> Tujuan


|
|
|
Perencanaan (Planning).
Organisasi (Organizing).
Pengarahan (Directing).
Koordinasi (Coordinating).
Pengendalian (Controlling).

Kegiatan-

Gambar 1.1 5 fase proses pencapaian tujuan


a. Perencanaan
Manajer terlebih dahulu harus memikirkan dengan matang tujuan dan
tindakannya. Tindakan manajer biasanya didasarkan atas suatu metode, rencana, atau logika
tertentu.

1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?


2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindak
b. Pengorganisasian
Manajer mengkoordinasikan sumber daya manusia serta sumber daya bahan

dan alat yang dimiliki organisasi bersangkutan dengan kemampuan tertentu untuk
mengerahkan sumber daya dalam mencapai tujuannya. Jelas kiranya semakin terpadu,
terkoordinasi tugas-tugas sebuah organisasi, akan semakin efektiflah organisasi itu.
c. Pemimpinan
Bagaimana manajer mengarahkan dan mempengaruhi para

bawahan,

bagaimana agar orang-orang lain melaksanakan tugas-tugas yang esensial. Dengan


menciptakan suasana yang tepat, manajer membantu para bawahannya untuk bekerja sebaikbaiknya.
d. Pengendalian
Manajer berusaha

untuk menjamin organisasi bergerak ke arah tujuannya

dengan benar. Apabila ada bagian tertentu dari organisasi itu pada jalan yang salah, manajer
berusaha untuk menemukan penyebabnya kemudian mengarahkan kembali ke jalan yang
benar.

1.3 Tingkatan Manajemen (Manajemen Level).


Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi tingkatan manajer menjadi 3
tingkatan :
1. Manajer lini garis-pertama (first line) adalah tingkatan manajemen paling rendah
dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional.
Dan mereka tidak membawahi manajer yang lain.
2. Manajer menengah (Middle Manager) adalah manajemen menengah dapat meliputi
beberapa tingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer menengah membawahi dan
mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya kadang-kadang juga karyawan
operasional
3. Manajer Puncak (Top Manager) terdiri dari kelompok yang relative kecil, manager
puncak bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi.

TOP
MANAGEMENT

MIDDLE MANAGEMENT

FIRST LINE MANAGEMENT

KARYAWAN

Gambar 1.2 Tingkatan manajemen

1.4 Jenis keterampilan


Masing-masing tingkat manajemen memiliki keterampilan yang berbeda-beda., manajer
harus memiliki

tiga

macam

keterampilan,

yaitu keterampilan konsepsional,

keterampilan kemanusiaan, dan keterampilan teknis.

Keterampilan konseptual
Keterampilan ini sering disebut sebagai keterampilan kosepsional (conceptional
skill). Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi
suatu rencana kegiatan untuk menciptakan gagasan atau konsepnya itu. Proses
penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut
sebagai proses perencanaan. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga
meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat
konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi.

Keterampilan komunikasi atau kemanusiaan


Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan
keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang laion
yang disebut juga keterampilan kemanusiaan (human skill).
Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan
yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang [persuasif, bersahabat, dan kebapakan
akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap
terbutka kepada atasan. Keterampilan kberkomunikasi diperlukan, baik pada
tingkatan manajemen atas, mengengah maupun bawah.

Keterampilan teknis
Keterampilan terakhir yang merupakan bekal bagi seorang manajer adalah
keterampilan teknis (technical skill). Keterampilan ini apda umumnya merupakan
bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini
merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya
memperbaiki mesin, membuat kursi, merangkai bbunga dan keterampilan teknis
yang lain.

CONSEPTUAL

47

31

18

35

HUMAN/

42

35

TECHNICAL

18

27

47

Gambar 1.3 Prosentasi masing-masing jenis keterampilan


1.5 Prinsip manajemen
Prinsip dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan fundamental atau
kebenaran umum yang merupakan sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak.
Prinsip merupakan dasar, namun tidak bersifat mutlak karena prinsip bukanlah umum.
Dalam hubungannya dengan manajemen prinsip-prinsip bersifat fleksibel dalam arti
bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasisitauasi yang berubah.
Prinsip-prinsip umum manajemen (general principle of management) teridi dari:

Pembagian kerja (Division of work)


Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga
pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan
harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus
rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and
dislike. Dengan adanya prinsip the right man in the right place akan memberikan
jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja. Pembagian kerja yang
baik merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam pembagian
kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan dalam
penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang manajer yang berpengalaman
akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan menjadi titik
tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.

Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)


Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan
setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban. Wewenang dan
tanggung jawab harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan
pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil
wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya.
Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak. Kegagalan suatu usaha
bukan terletak pada karyawan, tetapi terletak pada puncak pimpinannya karena
yang mempunyai wewemang terbesar adalah manajer puncak. oleh karena itu,

apabila manajer puncak tidak mempunyai keahlian dan kepemimpinan, maka


wewenang yang ada padanya merupakan bumerang.

Disiplin (Discipline)
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi
tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila
wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh
karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap
disrinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerajaan sesuai
dengan weweanng yang ada padanya.

Kesatuan perintah (Unity of command)


Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan
perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik. Karyawan harus
tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesui dengan wewenang yang
diperolehnya. Perintah yang datang dari manajer lain kepada serorang karyawan
akan merusak jalannya wewenang dan tanggung jawab serta pembagian kerja.

Kesatuan pengarahan (Unity of direction)


Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan perlu
diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan pengarahan bertalian erat dengan
pembagian kerja. Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap kesatuan perintah.
Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua perintah sehingga
menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh karena itu, perlu alur yang jelas dari
mana karyawan mendapat wewenang untuk pmelaksanakan pekerjaan dan kepada
siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak
terjadi kesalahan. Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak dapat
terlepas dari pembaguan kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, serta
kesatuan perintah.

Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri


Setiap karyawan harus mengabdikan kepentingan sendiri kepada kepentingan
organisasi. Hal semacam itu merupakan suatu syarat yang sangat penting agar setiap
kegiatan berjalan dengan loancar sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik Setian
karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi
apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung

kepada berhasil-tidaknya kepentingan organisasi. Prinsip pengabdian kepentingan


pribadi kepada kepentingan orgabisasi dapat terwujud, apanila setiap karyawan
merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang tinggi.

Penggajian pegawai
Gaji atau upah bagi karyawan merupakan kompensasi yang menentukan
terwujudnya kelancaran dalam bekerja. Karyawan yang diliputi perasaan cemas dan
kekurangan akan sulit berkonsentrasi terhadap tugas dan kewajibannya sehingga
dapat mengakibatkan ketidaksempurnaan dalam bekerja. Oleh karena itu, dalam
prinsip penggajian haris dipikirkan bagaimana agar karyawan dapat bekerja dengan
tenang. Sistem penggajian harus diperhitungkan agar menimbuulkan kedisiplinan
dan kegairahan kerja sehingga karyawan berkompetisi untuk membuat prestasi yang
lebih besar. Prinsip more pay for more prestige (upaya lebih untuk prestasi lebih),
dan prinsip upah sama untuk prestasi yang sama perlu diterapkan sebab apabila ada
perbedaan akan menimbulkan kelesuan dalam bekerja dan mungkin akan
menimbulkan tindakan tidak disiplin.

Pemusatan (Centralization)
Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu
kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang wewenang
tertinggi atau manajer puncak. Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk
menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari kesimpangsiurang
wewenang

dan

tanggung

jawab.

Pemusatan

wewenang

ini

juga

tidak

menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of authority)

Hirarki (tingkatan)
Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja
ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki. Hirarki diukur dari
wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan ke
bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan mengetahui kepada
siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah.

Ketertiban (Order)
Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena pada
dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang.
Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik

atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu,
ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan.

Keadilan dan kejujuran


Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak
dapat dipisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan karena
atasan memiliki wewenang yang paling besar. Manajer yang adil dan jujur akan
menggunakan wewenangnya dengan sebaik-baiknya untuk melakukan keadilan dan
kejujuran pada bawahannya.

Stabilitas kondisi karyawan


Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala
pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena adanya
disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan. Manusia sebagai
makhluk sosial yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan pikiran. Apabila
keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang kacau akan
menimbulkan goncangan dalam bekerja.

Prakarsa (Inisiative)
Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa
menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian
pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Jadi dalam prakarsa terhimpun kehendak,
perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, setiap
prakarsa yang datang dari karyawan harus dihargai. Prakarsa (inisiatif) mengandung
arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh penghargaan.
Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah untuk
menolak gairah kerja. Oleh karena itu, seorang manajer yang bijak akan menerima
dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya.

Semangat kesatuan, semangat korp


Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib sepenanggyungan
sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik. semangat kesatuan akan
lahir apabila setiap karyawan mempunyai kesadaran bahwa setiap karyawan berarti
bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat dibutuhkan oleh dirinya. Manajer yang
memiliki kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit de

corp), sedangkan manajer yang suka memaksa dengan cara-cara yang kasar akan
melahirkan friction de corp (perpecahan dalam korp) dan membawa bencana.

1.6 Unsur-unsur manajemen


Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alatalat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk
mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M,
yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.
Man (SDM)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan.
Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan
proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses
kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh
karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang
berkerja sama untuk mencapai tujuan.
Money (uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil
kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam
perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang
penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus
diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan
berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga
kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil
yang akan dicapai dari suatu organisasi.
Materials (bahan)

Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan
jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik,
selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat
menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana.
Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi
tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
Machines (mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan
mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan
yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
Methods (metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu
tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan.
Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara
pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai
pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas
yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan
usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang
melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai
pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan
demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya
sendiri.
Market (pasar)

Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila


barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang
akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh
sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil
produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar
pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai
dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
1.7 Latihan soal :

1. Jelaskan perbedaan yang mendasar dari pengertian manajemen klasik dengan manajemen
modern.
2. Gambarkan dan jelaskan tentang tingkatan manajemen dan ketrampilan
dasar yang harus dimilki oleh seorang manajer.
3. Coordinating, jelaskan tentang :
a. Definisi
b. Jenis ketergantungan dalam organisasi.
c. Jenis koordinasi dalam organisasi.
4. Controlling, Jelaskan tentang :
a. Definisi
b. Proses Controlling (lengkapi dengan flowchart)

BAB II KONSEP DASAR PERAWATAN

Tujuan Pembelajaran Umum

Mampu membuat klasifikasi perawatan dan Prosedur Preventive Maintenance dan Corrective
Maintenance

Tujuan Pembelajaran Khusus


Dapat menjelaskan dan menyebutkan :
- Pengertian Manajemen Perawatan (Teroteknologi)
- Sejarah Perawatan
- Tujuan Perawatan
- Klasifikasi Perawatan
- Siklus investasi dan pengembaliannya
- Prosedur Preventive

Maintenance dan

Corrective Maintenance

2.1 Konsep Dasar Perawatan

Perawatan adalah suatu konsepsi dari semua aktivitas yang diperlukan untuk
menjaga atau mempertahankan kualitas peralatan agar tetap dapat berfungsi dengan
baik seperti dalam kondisi sebelumnya.
Dari pengertian tersebut di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan, bahwa:

Fungsi perawatan sangat berhubungan erat dengan proses produksi.

Peralatan yang dapat digunakan terus untuk berproduksi adalah hasil adanya
perawatan.

Aktivitas perawatan banyak berhubungan erat dengan pemakaian peralatan, bahan,


pekerjaan, cara penanganan dan lain-lain.

Aktivitas perawatan harus dikontrol berdasarkan kepada kondisi yang terjaga.


Dengan semakin kompleksnya disain asset dan standard performance-nya, maka

diperlukan teknik dan manajemen maintenance yang lebih baik, serta cara pandang yang lebih
proposional tentang peranan dan tanggung jawab fungsi maintenance, dan memberikan
paradigma baru bahwa :

Tumbuhnya kesadaran bahwa kerusakan peralatan akan mempengaruhi keselamatan


dan kerusakan lingkungan.

Tumbuhnya kesadaran bahwa prestasi maintenance akan sangat berpengaruh


terhadap kualitas produk.

Semakin tingginya tuntutan untuk meningkatkan availability serta menekan biaya


maintenance.

Gambar 2.1 Modern maintenance

Pekerjaan perawatan

adalah

untuk

melakukan perbaikan yang bersifat

kualitas, meningkatkan suatu kondisi ke arah yang lebih baik.

Banyaknya atau seringnya

pekerjaan perawatan yang dilakukan tergantung pada:

Batas kualitas terendah yang diijinkan dari suatu komponen.

Sedangkan batas

kualitas yang lebih tinggi dapat dicapai oleh pekerjaan perawatan.

Waktu pemakaian atau lamanya operasi yang menyebabkan berkurangnya kualitas


peralatan.

Dalam hal ini komponen (peralatan) dapat menjadi sasaran untuk

terkena tekanan-tekanan, beban pakai, kondisi dan pengaruh-pengaruh lain yang


dapat mengakibatkan menurunnya atau kehilangan kualitas, sehingga kemampuan
komponen berkurang ketahanannya.

2.2 Kebijakan perawatan


Dalam

penerapannya,

perawatan diperlukan teknik yang

merupakan

penerapan dari ilmu pengetahuan dan prinsip-prinsip dasar perawatan yang bertujuan
untuk menjaga kondisi suatu mesin dari peralatan dalam kondisi sempurna.
Ada dua kebijakan perawatan yang umum dikenal di dunia industri, yaitu perawatan
kerusakan (break down maintenance) dan perawatan pencegahan (preventive
maintenance).

Perawatan Kerusakan
Perawatan kerusakan dapat diartikan sebagai kebijakan perawatan dengan cara
mesin atau peralatan dioperasikan hingga rusak, kemudian baru diperbaiki.
Kebijakan ini merupakan strategi perawatan yang sangat kasar dan kurang baik
karena dapat menimbulkan biaya perawatan tinggi, kehilangan kesempatan
keuntungan karena terhentinya mesin, keselamatan kerja tidak terjamin, kondisi
mesin tidak diketahui dan tidak dapat merencanakan waktu, tenaga kerja serta
biaya.

Metode ini disebut juga sebagai perawatan berdasarkan kerusakan (failure

based maintenance).

Strategi perawatan ini kurang sesuai untuk mesin-mesin

tingkat kritis yang tinggi dan hanya sesuai untuk mesin-mesin yang sederhana
dimana tidak memerlukan perawatan secara intensif.
Perawatan kerusakan disebut juga emergency maintenance, / break down maintenance.
Emergency maintenance dilakukan pada saat ada tanda kerusakan. Break down
maintenance dilakukan pada saat peralatan sudah berhenti. Biesanya pekerjaan darurat
sudah dilaksanakan sebelum mesin benar-benar berhenti.
Perawatan darurat dibagi atas 2 kelompok yaitu :

a) Perawatan kerusakan terencanaPlanned CM yang dilakukan apabila telah


diketahui sejak dini kapan peralatan harus diperbaiki, sehingga dapat dilakukan
persiapan sejak awal dan mampu untuk dikontrol.
b) Unplanned CM dilakukan apabila mesin benar-benar telah berhenti ( tidak dapat
digunakan ), atau dalam keaadaan derurat, sehingga sifat aktifitas ini selalu
segera ( urgent ) dan sulit untuk dikendalikan yang mengakibatkan ongkos
pemeliharaan menjadi tinggi. Do we operate the plant or does the plant operate
us ?

Perawatan Pencegahan
Perawatan pencegahan terdiri atas:
a.

Perawatan Terjadwal (schedule maintenance)


Perawatan terjadwal merupakan bagian dari perawatan pencegahan, perawatan ini
bertujuan mencegah terjadinya kerusakan dan perawatannya dilakukan secara
periodik dalam rentang waktu tertentu, strategi perawatan ini disebut juga sebagai
perawatan berdasarkan waktu (time based mintenance).
Strategi perawatan ini cukup baik dalam mencegah terhentinya mesin yang tidak
direncanakan. Rentang waktu perawatan ditentukan berdasarkan pengalaman, data
masa lalu atau rekomendasi dari pabrik pembuat mesin yang bersangkutan.
Kekurangannya, juka rentang waktu perawatan terlalu pendek akan mengganggu
aktivitas praktikum dan dapat meningkatkan kesalahan yang timbul karena
kekurangan cermatan teknisi dalam memasang kembali komponen yang diperbaiki
serta kemungkinan adanya kontaminasi yang masuk ke dalam sistem.
Jika rentang waktu perawatan terlalu panjang kemungkinan mesin akan mengalami
kerusakan sebelum tiba waktu perawatan, selain itu jika kondisi mesin atau
komponen mesin/peralatan masih baik dan menurut jadwal harus sudah diganti atau
diperbaiki akan menimbulkan kerugian.

b.

Perawatan Prediktif (Predictive Maintanence)


Perawatan prediktif inipun merupakan bagian perawatan pencegahan. perawatan
prediktif ini dapat diartikan sebagai strategi perawatan dimana pelaksanaannya
didasarkan kondisi mesin itu sendiri.
Untuk menentukan kondisi mesin dilakukan tindakan pemeriksaan atau monitoring
secara rutin, jika terdapat tanda atau gejala kerusakan segera diambil tindakan
perbaikan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, jika tidak terdapat gejala
kerusakan segera pula diketahui.
Perawatan prediktif disebut juga perawatan berdasarkan kondisi (condition based
maintenance) atau juga disebut monitoring kondisi mesin (machinery condition
monitoring), yang artinya sebagai penentuan kondisi mesin dengan cara memeriksa

mesin secara rutin sehingga dapat diketahui keandalan mesin serta keselamatan kerja
terjamin.
Secara garis besar ada beberapa metode dalam memantau atau memonitoring
kondisi dari suatu mesin, antara lain:

1. Monitoring minyak pelumas


Minyak pelumas sebagai darahnya mesin disamping berfungsi sebagai pendingin,
pencegah korosi dan mengurangi getaran, juga sebagai pembawa kontaminan
atau kotoran yang terjadi dalam mesin yang diakibatkan dari dalam atau luar
mesin. Kontaminan atau kotoran dapat dideteksi dengan cara melakukan:
- tes kekentalan (viscosity test)
- tes perhitungan partikel (particle counting test)
- tes kuantifair parikel (particle quantifier test)
- tes geram keausan (wear debris test)
- tes bilangan keasaman
- tes ferografi (ferography test)
- tes gelembung (bubble test)

2. Monitoring visual
Metode ini menggunakan panca indera yang meliputi rasa, bau, lihat, dengar dan
sentuh guna mengetahui kondisi mesin. Agar lebih akurat lagi gunakan berbagai
alat bantu.

3. Monitoring kinerja
Merupakan teknik monitoring kondisi mesin ditentukan dengan cara memeriksa
dan mengukur parameter kinerja, dan kemudian bandingkan

dengan standar.

4. Monitoring geometris
Tujuannya adalah untuk mengetahui penyimpanan geometris yang
terjadi pada mesin.

Secara operasional meliputi pengukuran levelling dan

pengukuran posisi (alignment).

5. Monitoring getaran (Vibration)

Monitoring ini memeriksa dan mengukur parameter getaran secara rutin dan
terus menerus. Dengan monitoring getaran yang terjadi diharapkan kerusakan
mesin dapat dideteksi secara dini dan kerusakan lebih jauh dapat dicegah.

Gambar 2.2 Monitoring minyal pelumas


Perawatan pencegahan ini secara umum perlu dilakukan melalui tiga dasar kegiatan yang
biasanya harus dipenuhi yaitu:
1. Inspeksi atau langkah pemeriksaan, prosedur inspeksi sebaiknya direncanakan, sehingga
dapat menghemat waktu, definisinya adalah pemeriksaan secara rutin terhadap
kelengkapan mesin dan peralatan guan:
-

memastikan fasilitas dapat beroperasi sesuai rencana,

melakukan pemeriksaan terhadap kondisi fasilitas,

melakukan evaluasi potensi yang akan menimbulkan gangguan dan kerusakan

melakukan penafsiran terjadinya kerusakan,

melakukan identifikasi komponen-komponen pengganti,

membuat jadwal perbaikan berdasarkan kebutuhan, dan lain-lain.

Ada

beberapa

pertimbangan

dalam

menentukan

frekuensi

inspeksi, yaitu beban kerja, umur, pengalaman dan kritisnya fasilitas.

untuk

melakukan

2. Perawatan, yang merupakan langkah pemeliharaan secara rutin yang didasarkan pada
cara perawatan harian, mingguan, bulanan dan seterusnya. Atau dapat juga didasarkan
pada jumlah jam pemakaian tertentu atau satuan output/produksi.
3. Perbaikan, yang dimaksud dengan perbaikan disini adalah perbaikan kecil yang mungkin
timbul dari hasil pemeriksaan.

Gambar 2.3. : Hubungan antara jenis-jenis maintenance.

2.3 Istilah Umum Dalam Perawatan

Istilah perawatan pada kenyataan mengacu kepada fungsi pemeliharaan secara


keseluruhan, yaitu:
a.

Perawatan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari tindakan yang dilakukan untuk
menjaga suatu barang atau unruk memperbaikinya sampai kondisi yang diterima.

b. Perawatan darurat (emergency maintenance) adalah perawatan yang perlu segera


dilakukan untuk mencegah akibat yang serius.
c.

Perawatan terencana (planned maintenance) adalah perawatan yang diorganisasi dan


dilakukan dengan pemikiran ke masa depan, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

d. Rusak (break down) adalah kegagalan yang menghasilkan ketidak tersediaan suatu alat.
e.

Perawatan korektif (corrective maintenance) adalah perawatan yang dilakukan untuk


memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah terhenti untuk
memenuhi suatu kondisi yang dapat diterima.

f.

Perawatan pencegahan (preventive maintenance) adalah perawatan yang dilakukan pada


selang waktu yang ditentukan sebelumnya, atau terhadap kriteria lain yang diuraikan, dan
dimaksudkan untuk mngurangi kemungkinan bagian-bagian lain tidak memenuhi kondisi
yang dapat diterima.

g.

Perawatan jalan (running maintenance) adalah perawatan yang dapat dilakukan selama
mesin dipakai.

h. Perawatan berhenti (shut down maintenance) adalah perawatan yang hanya dapat
dilakukan selama mesin berhenti.
i.

Daftar inventaris pabrik (plant inventory) adalah daftar seluruh barang, tempat kerja,
bangunan dan isinya, untuk tujuan identifikasi, beserta informasi mengenai konstruksi dan
rincian teknis masing-masing.

j.

Program perawatan (maintenance program) adalah daftar alokasi suatu jenis perawatan
untuk suatu periode.

k.

Jadwal perawatan (maintenance schedule) adalah daftar komprehensif mengenai


perawatan dan saatnya.

l.

Kartu riwayat (history card) adalah catatan penggunaan, kejadian dan tindakan yang
bersangkut paut dengan suatu alat tertentu.

m. Laporan kerja (job report) adalah pernyataan tertulis tentang kerja yang dilakukan dan
kondisi suatu alat.
n. Spesifikasi kerja (job specification) adalah dokumen yang menguraikan pekerjaan yang
dilakukan.
o. Perbaikan menyeluruh (overhaul) adalah pengujian dan perbaikan menyeluruh dari suatu
alat, atau sebagian besar bagiannya sampai suatu kondisi yang dapat diterima.
p. Waktu nganggur (down time) adalah periode waktu dimana suatu alat tidak berada dalam
kondisi mampu memberikan unjuk kerja yang diharapkan.
q. Perencanaan perawatan (maintenance planing) adalah penentuan sebelumnya pekerjaan,
metode, bahan, alat, mesin, pekerja, dan waktu yang diperlukan.

2.4 Preventive maintenance (PM)

Mencegah terjadinya kerusakan mesin selama pemakaian untuk berproduksi, di


mana kerusakan ini biasanya terjadi tanpa memberikan tanda-tanda sebelumnya
sehingga mesin terpaksa berhenti secara tiba-tiba. (Preventative maintenance covers all
programmed maintenance which is carried out in order to prevent the occurrence of
failures or to detect failures before they develop to a breakdown or interruptions in
production.)
Sasaran PM :

MENCEGAH terjadinya kerusakan

MENDETEKSI kerusakan yang terjadi

MENEMUKAN kerusakanyang tersembunyi.

Program PM harus dimulai dari tahap perancangan (design) hingga tahap penyediaan spare
parts, diantaranya adalah :

a) Design dari alat / mesin yang digunakan harus memperhatikan beban, kondisi
lingkungan kerja pemakaian alat/masin dan sebagainya.
b) Dibentuknya repair team.
c) Pengadaan perlengkapan, perencanaan dan penjadwalan perbaikan fasilitas.
d) Inspeksi / pemeriksaan secara periodic.
e) Arsipkan data-data tentang pemeliharaan sebagai riwayat hidup.
f) Pengadaan suku cadang.

Dalam pelaksanaannya ada 4 tindakan yang dapat dilakukan :

a) Time directed yang bertujuan pencegahan langsung pada sumber kerusakan. Seperti
tindakan over haul dfan pemggantian suku cadang.
b) Condition directed yang brtujuan untuk mendeteksian kerusakan atau gejala-gejala
kerusakan.
c) Failure finding yaitu menemukan kerusakan tersembunyi dengan pemeriksaan
berkala.
d) Run to failure yaitu peralatan / fasilitas dipakai sampai rusak karena tidak ada
tindakan ekonomis dapat dilakukan untuk pencegahan kerusakan.

Gambar 2.4 Klasifikasi preventive maintenance


Definisi PM dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a) Direct PM adalah pekerjaan preventive maintenance yang memberikan efek pada


kondisi peralatan secara langsung seperti pembersihan, lubrikasi, penggantian suku
cadang secara rutin. Aktifitas ini diukur dengan satuan waktu yang diperlukan untuk
melakukan perbaikan. Produser ini sering disebut Fixed Time Maintenance (FTM)
karena semua kegiatan ini dikontrol dengan satuan waktu.
b) Indirect Pm merupakan aktivitas yang tidak mengakibatkan efek secara langsung
dari komdisi peralatan. Contoh kegiatan ini adalah mendeteksi dan memantau
(monitoring) kerusakan pada fasilitas dan sering dissebut dengan Condition Based
Maintenance.

Subjektif monitoring
Done by the sense such as listen, look, touch, taste and smell and form that
estimate the condition.
Tergantung dari siapa yang melakukan moniotoring serta meliputi skill dan
pengetahuan sendiri.

Objektive Condition Monitoring


Menggunakan alat selain sense. Misalnya alat-alat ukur dan dengan cara off-line
condition monitoring yaitu mematikan peralatan dan menggunakan alat
kemudian menginterpretasikan kondisi mesin. Continous monitoring yaitu
menggunakan suatu alat dengan sensor sehingga apabila terdapat kesalahan
maka akan memberikan informasi.

2.5 Corrective maintenance (CM)


Perawatan korektif adalah melingkupi perawatan yang tujuannya adalah memperbaiki
kerusakan pada peralatan (Corrective Maintenance covers all maintenance which is carrisd out
in order to correct (repair) a fault in equipment).

Gambar 2.5 Klasifikasi corrective maintenaqnce


Disebut juga emergency maintenance / break down maintenance. Emergency
maintenance dilakukan pada saat ada tanda kerusakan. Break down maintenance dilakukan
pada saat peralatan sudah berhenti. Biasanya pekerjaan darurat sudah dilaksanakan sebelum
mesin benar-benar berhenti.
CM dibagi atas 2 kelompok yaitu

Planned CM yang dilakukan apabila telah diketahui sejak dini kapan peralatan harus
diperbaiki, sehingga dapat dilakukan persiapan sejak awal dan mampu untuk
dikontrol.

Unplanned CM dilakukan apabila mesin benar-benar telah berhenti ( tidak dapat


digunakan ), atau dalam keaadaan derurat, sehingga sifat aktifitas ini selalu segera
dan sulit untuk dikendalikan yang mengakibatkan ongkos pemeliharaan menjadi
tinggi. Do we operate the plant or does the plant operate us ?

2.6 Improvement maintenance


Modifikasi beberapa komponen dari suatu peralatan dengan tujuan (The term
improvement maintenance is used when to modify the equipment so the condition improves)

a) Memperpanjang umur komponen


b) Meningkatkan nilai tekhnologi
c) Komponen sudah obsolete
Ada beberapa perlakuan perawatan yang berhubungan antara preventive maintenance dan
corrective maintenance, yaitu :

Operate To Break Down (OTBD)

Fixed Time Maintenance (FTM)

Condition Out Maintenance (CBM)

Design Out Maintenance (DOM)

Life Time Extension (LTE)

Redundancy (RED)

MAINTENANCE

Corrective
Maintenance

Unplaned
CM

Preventive
Maintenance

Planned
CM

Indirect
PM

Subjectice

Direct
PM

Objective

Gambar 2.6 Hubungan antara preventive maintenance dan corrective maintenance


Operate To Break Down (OTBD)

Peralatan dioperasikan hingga berhenti karena rusak (breakdown).

Pemeliharaan dilakukan dengan Unplanned Corrective Maintenance.

Cost of Down Time sangat tinggi.

Kadang kala prosedur maintenance ini terpaksa dilakukan karena alasan teknis
atau ekonomis pada peralatan tertentu saja.

Fixed Time Maintenance (FTM)

Mesin atau alat harus dihentikan sesuai jadwal untuk kegiatan maintenance,
tanpa memperdulikan jadwal produksi.

Jadwal perbaikan ini ditentukan berdasarkan Life Time dari peralatan. Life Time
ini dapat diperkirakan dan diramalkan sebelumnya.

FTM merupakan dasar dari kegiatan Preventive Maintenance.

Hasil dari FTM ini masih belum memuaskan karena :


a) Ada kemungkinan part diganti terlalu dini sehingga memerlukan biaya
yang sebenarnya masih belum perlu.
b) Ada kemungkinan part sudah terlebih dahulu rusak (break down)
sehingga menimbulkan down time cost yang tinggi.

Condition Base Maintenance (CBM)

Prosedur ini dapat dianggap sebagai just in time maintenance

Langkah yang dilakukan adalah menemukan kerusakan secara dini sebelum


kerusakannya menjadi lebih parah yang mengakibatkan mesin berhenti.

Merencanakan jadwal perbaikan sehingga dapat dikompromikan dengan jadwal


peoduksi.

Melakukan perbaikan yaitu Planned Corrective Maintenance.

Condition monitoring dapat dilakukan dengan 3 cara :


-

Simple inspection : pengecekan kualitatif dengan melihat, mendengarkan,


atau merasakan

Condition checking : dilakukan secara rutin dan diukur beberapa parameter


yang tidak dicatat, tetapi hanya digunakan untuk membandingkan dengan
batas control. Metoda ini memerlukan pengalaman cukup pada system yang
sama.

Trend monitoring : pengukuran dilakukan dan di plot untuk mendeteksi


adanya kelainan dari trend yang normal.

Parameter
Petunjuk
Kondisi normal

Monitoring
rutin

Data

Tingkat
Atau
Trend analisis

Abnormal

Diagnosis

Perencanaan &
Pelaksanaan
Perawatan

Gambar 2.7, Flow diagram condition monitoring


Design Out Maintenance (DOM)

Prosedur ini diambil dengan tujuan menghilangkan kejadian kerusakan yang


berulang-ulang (repetitive failure).

Kerusakan seharusnya tidak terjadi lagi.

Kegiatan ini seharusnya sudah diantisipasi sejak awal pada tahap ide, tahap
spesifikasi dan tahap perencanan alat (lihat tahap perjalanan dari suatu alat).

Life Time Extension (LTE)

Bertujuan untuk memperpanjang umur dari suatu alat.

Dengan cara memodifikasi alat atau komponen. Kegiatan ini disebut dengan
Improvement Maintenance.

Redundancy (RED)

Menyediakan mesin atau komponen yang diinstalasi secara parallel dengan


mesin atau komponen sejenis.

Mesin cadangan ini beroperasi apabila mesin utamanya mati.

Prosedur ini sangat mahal karena harus menyediakan investasi ganda (double).

Tetapi apabila mesin berhenti secara tiba-tiba dan menyediakan down time cost
yang sangat mahal, maka prosedur ini seharusnya masih ekonomis.

Untuk menentukan jenis perlakuan perawatan diatas perlu dipertimbangkan hal-hal berikut :

Strategi maintenance harus berdasarkan suatu tujuan yaitu :

Kerusakan yang tidak terencana (unplanned break down) harus dihindari.

Berikut ini ada beberapa pola berfikir apabila terjadi kerusakan :

Dapatkah kerusakan ini dihilangkan ? bila tidak dapat dihilangkan, langkah


selanjutnya adalah memperpanjang umur komponen.

Apakah umur komponen dapat diperpanjang ?

Bila

umur

komponen

tidak

dapat

diperpanjang,

maka

coba

untuk

mengaplikasikan Condition Monitoring Base selama mesin beroperasi dan


temukan tanda-tanda kerusakan pada awal pertumbuhan kerusakan.

Dapatkah CBM digunakan selama mesin beroperasi ?

Apebila tidak dapat dilakukan, maka lakukan CBM pada saat mesin tidak
beroperasi.

Dapatkah CBM digunakan selama mesin tidak beroperasi ?

Apabila tidak dapat dilakukan, maka kerjakan FTM.

Dapatkah FTM dilaksanakan ?

Bila interval diantara kerusakan sulit untuk ditemui polanya, maka lakukan
OTBD dan apabila secara ekonomis masih menguntungkan coba lakukan RED.

Apabila prosedur maintenance lainnya tidak dapat dilakukan, maka tindakan


yang

dapat

dilakukan

adalah

RED

selama

secara

ekonomis

masih

menguntungkan.

Apabila secara ekonomis RED tidak menguntungkan, maka satu-satunya


prosedur yang dapat dilakukan untuk menjalankan maintenance adalah OTBD.
Kadangkala OTBD dilakukan karena harga alat atau komponen sangat murah
dan tidak menyebabkan production loss.

Permasalahan yang ditimbulkan oleh kurang baiknya perawatan diibaratkan seperti gunung es
(Maintenance problem iceberg)

Gambar 2.8 Maintenance problem iceberg

Quality losses
Kerugian akibat menurunnya kualitas produksi yang disebabkan oleh tidak
terjaminnya performansi peralatan. Perusahaan harus mengganti kerugian berupa
menurunnya kualitas produk seperti konsekwensi dengan harga yang murah atau
ongkos perbaikan barang.

Energy losses
Konsumsi tenaga yang lebih besar bila peralatan tidak terpelihara dengan baik.
Contoh mobil yang tidak pernah di tune up akan mempunyai gejala boros. Hal ini
dikarenakan adanya beberapa katup pada karburator dan mesin yang harus disetel.

Capital cost
Apabila pemeliharaan sangat sedikit dilaksanakan maka kemungkinan akan
terjadinya kerusakan. Kerusakan seringkali berhubungan dengan penggantian suku

cadang dan berhubungan dengan inventory atau stok dari suku cadang. Untuk
mengadakan suku cadang akan dibutuhkan capital cost yang cukup tinggi.

Production losses
Adalah kerugian-kerugian yang terjadi pada permasalahan produksi akibat
pelaksanaan legiatan maintenance yang tidak baik.

Capacity losses
Akibat pemeliharaan yang tidak baik, peralatan sering kali rusak dan dalam hal ini
kapasitas produksi menjadi berkurang akibat waktu yang hilang untuk menunggu
perbaikkan dan waktu perbaikan itu sendiri.

Work environment
Keamanan dan kenyamanan bekerja menjadi rendah, sehingga mempengaruhi
motivasi kerja operator (menjadi malas), atau sering sakit yang akhirnya
mempengaruhi kecepatan dan bahkan kualitas produksi.

Lost market
Dengan hilangnya waktu akibat kerusakan yang tidak terduga dan bahkan perbaikan
pada produk untuk mencapai kualitas yang di inginkan, akan menyebabkan
terlambatnya produk masuk kedalam pasar penjualan.

Increased investement (decrease of equipment life)


Pada sisi peralatan, maintenance yang kurang baik akan menyebabkan umur
peralatan menjadi rendah dan bahkan menuntut penggantian seluruh peralatan yang
baru dan membutuhkan biaya yang lebih besar dari pada biaya pemeliharaan.

2.7 Maintenance costs

Direct maintenance cost lebih mengarah pada performansi pekerjaan peralatan.


1. Wages and salaries
a) Laborocost for Corective maintenance
b) Laborocost for Preventive maintenance
c) Laborocost for Reconditioning
2. Materiall spare parts cost
a) Material/spare parts cost for Corective maintenance
b) Material/spare parts cost for Preventive maintenance
c) Material/spare parts cost for Reconditioning

3. Administration cost
a) Cost for training of maintenance personnel
b) Contracted work forces
c) Maintenance Equipment cost
4. Cost for training
5. Spare part cost
6. Contracted work forces
7. Modification cost

Indirect maintenance cost

lebih mengarah kepada kerugian-kerugian yang

disebabkan karena interupsi pada pekerjaan maintenance.

Kecenderungan lamanya waktu nganggur

% Biaya pemeliharaan

Biaya pemeliharaan total

Pemeliharaan berlebihan
tak ekonomis
Biaya pemeliharaan
darurat
Tingkat ekonomis optimum
Biaya pemeliharaan terencana

Biaya pemeliharaan
lain-lain
Tingkat perencanaan
Rancangan sebelum
pemeliharaan terencana
85 % Darurat
5 % Terencana
10 % Lain-lain

Pemeliharaan ekonomis
20 % Pengurangan biaya total
10 % Darurat
60 % terencana
10 % Lain-lain

Pemeliharaan berlebihan
tak ekonomis
5 % Darurat
85 % Terencana
10 % Lain-lain

Gambar 2.9 Perencaan biaya terencana, biaya pemeliharaan vs tingkat Perencanaan.


2.8 Prosedur pemeliharaan terencana
Kebanyakan manajer pada industry sekarang ini telah mendengar mengenai
pemeliharaan terencana dan mengetahui serba sedikit keuntungan yang didapat dari
penyusunan dan pelaksanaan suatu rancangan pemeliharaan perawatan.
Tujuan utama suatu jadwal pemeliharaan, catatan riwayat mesin, dan prinsip program
pemeriksaan pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) pada umumnya diketahui
dan dimengerti oleh kebanyakan manajer yang berpandangan luas, dan tak diragukan lagi
dipraktekan dalam cara yang sederhana seperti mengirimkan kendaraan ke bengkel untuk di
service pada selang waktu tertentu.

Gagasan yang timbul mengenai pokok-pokok pikiran dalam perencanaan program


perawatan ditunjukan oleh tiga buah pertanyaan sebagai berikut.
1. Apa yang harus dirawat?
2. Bagaimana cara merawatnya?
3. Kapan melakukan perawatannya?

Gambar 2.10 Penanganan perawatan


Apa yang tidak begitu jelas adalah bagaimana cararnya menangani perencanaan dan
pelaksanaan system tersebut di pabrik mereka .

Pada

gambar 2.11 menggambarkan

bagaimana bekerjanya system pengendalian pemeliharaan tersebut, dan berikut uraian


singkat dari masing-masing blok bagan.

Gambar 2.11 Perawatan terencana

Langkah-langkah pemeliharaan terencana

Menentukan terlebih dahulu apa yang akan dipelihara (tergantung dari persiapan
segala fasilitas). Hal ini meliputi pembuatan daftar sarana, penyusunan mengenai
bahan-bahan pembiayaan, karena ini merupakan asset fisik yang ada yang
memerlukan pemeliharaan dan merupakan satu-satunya alas an yang bisa
dipertanggung jawabkan dalam meminta pengluaran biaya.

Selanjutnya pembuatan jadwal pemeliharaan

harus disiapkan untuk setiap mesin

atau peralatan yang akan mendapat pemeliharaan pencegahan terencana. System ini
dapat dmulai dengan menggunakan pemeliharaan pencegahan terencana bagi
beberapa mesin utama dan sesudah didapatkan pengalaman dalam penggunaan
jadwal, lebih banyak lagi mesin yang dimasukkan dalam perencanaan sampai
tercapai tingkat pemeliharaan ekonomis yang optimum. Karena tidak mungkin
mengubah tipe pemeliharaan tidak terencana menjadi pemeliharaan terencana
dalam waktu singkat.

Sesudah mempersiapkan jadwal pemeliharaan, selanjutnya kita harus menyusun


spesifikasi pekerjaan

yang dihimpun dari jadwal pemeliharaan. Spesifikasi

pekerjaan disusun dari jadwal pekerjaan sebagai suatu alat komunikasi antara
permintaan kepala/penyelia pemeliharaan dalam pelaksana/ teknisinya. Spesifikasi
ini dipersiapkan secara terpisah untuk masing-masing pekerjaan dan frekuensi
sebagai suatu pengarahan bagi pekerja.
Beberapa aspek manfaat dan spesifikasi kerja antara lain :

1. Pada dasarnya ini merupakan suatu instruksi ke pelaksana dan harus


menentukan bagian tertentu dari mesin yang memerlukan perhatian dan dengan
jelas menunjukan tindakan yang harus dilakukan, misalnya periksa, bersihkan.
Lumasi, teliti, ukur, ganti.
2. Spesifikasi ini harus memberikan petunjuk mengenai cara, jika hal ini tidak
jelas, perlu disebutkan urutan operasi demikian juga jika diperlukan suatu
perkakas atau alat ukur yang khusus.
3. Tujuannya adalah menjaga pada suatu standar, dengan demikian perlu
disebutkan standar ini dengan melampirkan derajat keausan, kesejajaran,
toleransi, kapasitas beban lebih dan sekering , tekanan, suhu dan sebagainya
yang sesuai.
4. Sebagaimana dalam seluruh pabrik , aspek keselamatan terhadap pelaksana dan
operator harus diberi perhatian tinggi,
Spesifikasi pekerjaan ini harus disalin, dan salinannya harus disimpan di bagian
perencanaan pemeliharaan dalam bundle arsip untuk mencegah hilangnya dokumentasi
kerja di bengkel.

Untuk menerapkan spesifikasi pekerjaan dan mengendalikan pengeluaran, bagian


pemeliharaan sebaiknya merencanakan program pemeliharaan berkala untuk selama
jangka waktu tertentu. Secara ideal memang dijabarkan dalam jangka waktu 1
tahun,

tapi biasanya perusahaan-perusahaan sulit melakukannya karena banyak

factor yang akan mempengaruhi produksi dan kebutuhan pabrik-perusahaan secara


keseluruhan. Oleh karenanya perencanaan pemeliharaan pencegahan perlu disusun
secara

bulanan-

mingguan,

sehingga

perlu

dibuat

program

perencanaan

bulanan/mingguan. Rencana ini dibuat bersama-sama dengan bagian produksi,


biasanya

dengan

bagian

perencanaan

dan

bagian

produksi.

Pengaturan

pemberhentian mesin/peralatan untuk pemeriksaan pemeliharaan pencegahan


terencana dan reparasi adalah persyaratan dasar yang mutlak. Perusahaan yang tidak
dipersiapkan unuk membehjentikan mesin dan peralatan dalam kondisi apapun
untuk pemeliharaan akan tetap beroperasi dan metode pemeliharaan darurat yang
mengganggu dan mahal.

Preventive
Maintenance

Normal
Maintenance

Does
Standard
Exist

Emergency
Maintenance

Create

Write
Standard
?

Gambar 2.12 Langkah pembuatan spesifikasi kerja


Setiap bulan salinan program perencanaan bulanan/mingguan yang disetujui
didistribusikan oleh bagian prencanaan pemeliharaan ke staf produksi dan staf
pemeliharaan , bersama-sama dengan spesifikasi pekerjaan yang terdaftar dalam
perencanaan ini untuk disebarkan ke pelaksana yang ditunjukuntuk melaksanakan
pemeriksaan pencegahan tersabut. Tanggung jawab untuk memilih pelaksana ini
harus masih ditangani penyelia pemeliharaan , yang mengetahui dengan tepat siapa
yang sesuai untuk mengerjakan pekerjaan tertentu.
Permintaan pemeliharaan dari penyelia pemeliharaan (bag. produksi) untuk
mendapatkan jasa dari bagian pemeliharaan harus mendapatkan perhatian dengan
prioritas tinggi, walaupun dari pengalaman yang menunjukan bahwa kebanyakan
pekerjaan pemeliharaan dapat dirancang , jangka pendek sekalipun, dan pada
kenyataannya prioritas yang paling atas ini jauh lebih sedikit dari yang biasa diduga
. Untuk mengatasi masalah ini dan untuk menentukan efektifitas tenaga kerja yang
sebenarnya seteliti mungkin dan biaya pemeliharaan pabrik yang efektif , dirancang
suatu pemeliharaan - pemeliharaan .

Laporan hasil pemeliharaan dan permintaan pemeliharaan yang telah diisi lengkap
oleh pelaksana pemeliharaan yang melakukan pekerjaan ini sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan , dikembalikan ke penyelia untuk diperiksa kembali dan

menandatangani laporan tersebut sebelum diserahkan kembali ke kantor


perencanaan pemeliharaan.ini merupakan kesempatan bagi penyelia dan pelaksana
untuk membahas laporan ini jika dianggap perlu, dan juga untuk menambah
informasi lain yang mungkin diperlukan bagi kartu riwayat mesin. Kartu riwayat
mesin,

merupakan

catatan

semua

tindakan

yang

menyangkut

untuk

mempertahankan kondisi mesin dan mengembalikan pada kondisi yang dapat


diterima , disusun berupa laporan-laporan kerja pemeliharaan. Laporan dari
pemeliharaan mesin menurut jadwal pemeliharaan tahunan dan laporan dari
permintaan pemeliharaan/ perbaikan, disusun dan ditulis ulang didalam

Jika, pada waktu melaksanakan pemeliharaan pencegahan terencana ditemukan


kerusakan dan tidak dapat diselesaikan selama waktu yang ditentukan sesuai
program, maka perlu dilakukan tindakan sebagai berikut :
1. Jika digunakannya mesin tersebut bisa menyebabkan kerusakan terhadap mesin
atau produk, atau membahayakan keselamatan, maka mesin tersebut harus
segera diperbaiki dan pekerjaan ini dilakukan dengan prioritas seperti pekerjaan
untuk kerusakan darurat.
2. Jika mesin tersebut dapat dioperasikan dengan aman tanpa menyebabkan
kerusakan atau kerugian, maka mandor pemeliharaan melaporkannya dan
menulis permintaan pemeliharaan untuk memperbaiki mesin tersebut lebih
lanjut di waktu yang tidak mengganggu produksi. Pekerjaan ini bisa
memerlukan atau tidak memerlukan program tergantung dari keadaan dan
besarnya reparasi. Jenis pekerjaan ini disebut pekajaan yang timbul dari
pemeriksaan. Karena ditemukan pada waktu pemeriksaan, pekerjaan ini
dianggap sebagai bagian dari pemeriksaan terncana, dan secara teoritis
dikerjakan selama pemeriksaan jika tidak ada batasan waktu yang tersedia.
Tujuan utama pemeliharaan terencana iakah untuk meningkatkan standar

pemeliharaan dan keefektifan pembiayaan. Hal ini bisa dilakukan dengan analisis kritis hasilhasil pemeliharaan, dan perancangan pengurangan pemeliharaan sebagai hasil dari analisis
tersebut.
Untuk melaksanakan hal ini kita harus menyimpan catatan riwayat mesin. Catatan ini
disusun dari laporan pemeriksaan dan permintaan pemeliharaan yang dikembalikan sesudah

pekerjaan tersebut selesai dikerjakan oleh para pelaksana, dan informasi tersebut sesuai
nomor mesin.
Catatan nomor mesin mempunyai satu fungsi yang lain. Mula-mula jadwal
pemeliharaan mungkin merupakan kombinasi dari buku petunjuk pabrik pembuatnya.
Pengetahuan teknis dari insinyur pemeliharaan dan pengalaman praktis yang dimiliki mandor
pemeliharaan beserta bawahannya selama memelihara pabrik, dan mungkin juga berdasar
kira-kira saja.
Ketika suatu jadwal pemeliharaan diterapkan, hanya dengan mempelajari catatan
riwayat mesin kita dapat meyakini apakah system pemeliharaan yang dipakai cukup efektif
atau tidak. Jika terjadi kerusakan darurat, ini biasanya menunjukkan satu atau lebih hal berikut
:

1. Pemeliharaan tidak cukup


2. Pemeliharaan tidak benar
3. Standar pekerjaan pemeliharaan yang tidak memadai
Hal ini berarti perlu menaikkan frekuensi pemeriksaan, mengubah jadwal untuk
meyakinkan bahwa telah dilakukan pemeriksaan yang memadai terhadap bagian-bagian
mesin yang menyebabkan kerusakan darurat dan pengawasan yang lebih ketat terhadap
karyawan pemeliharaan.
Di lain pihak, jika hanya sedikit atau ada kerusakn yang dilaporkan pada waktu
pemeriksaan, mungkin terjadi pemeliharaan lebih (over maintenance) yang tidak ekonomis
sebagaimana telah kita bahas dalam bab yang lalu, dan dianjurkan untuk mengurangi jumlah
atau jenis pemeriksaan yang dilakukan.

2.9 Kegiatan perawatan


Kegiatan perawatan pada umumnya terbagi dalam masing-masing bidang keteknikan. Tetapi
pada saat ini kegiatan mencakup segala prasarana dan penunjang prasarana yang ada.

Berikut adalah kegiatan-kegiatan perawatan yang dilakukan saat ini.

Gambar 2.13 Jenis kegiatan maintenance

PERKAKAS TANGAN
PEMELIHARAAN
RUTIN

PEKERJAAN
TANGAN

ALAT PELUMAS
ALAT PENGUKUR

1.Inspection, Test, Check Up


2. Pelumasan
3. Pembersihan

ALAT ANGKUT
PEKERJAAN
MEKANIK

REPAIR

BENGKEL
KECIL

1. Memotong
2. Membentuk
3. Membuat
4. Treatment

Gambar 2.14 Pekerjaan mekanik

ALAT PENGGERAK
ALAT POTONG TANGAN

1.Replacement
2.Overhaul
3.Corrective
4.Pengembangan

PROCESSING
&
MANUFACTURE

MESIN PORTABLE

PERLENGKAPAN LAIN

BENGKEL
MEKANIK

MESIN-MESIN

PEMELIHARAAN
RUTIN

PERALATAN LISTRIK

BENGKEL
LISTRIK

MESIN-MESIN KECIL

PEKERJAAN
LISTRIK

(2)

BENGKEL
INSTRUMENT

BENGKEL
ELEKTRONIK

PERALATAN INSTRUMENT

PERALATAN ELEKTRONIK

Gambar 2.15 Pekerjaan listrik

GEDUNG

1.GEDUNG PABRIK
2. KANTOR
3. GUDANG
4. BENGKEL

MESIN-MESIN
PEKERJAAN
SIPIL

AREA

BENGKEL
SIPIL
PERALATAN SIPIL

(3)

1. HALAMAN
2. TAMAN
3. SELOKAN/PIPA
LEDENG

LAIN-LAIN

1. JALAN
2. JEMBATAN

1. PEKERJAAN BATU
2. PEKERJAAN KAYU
3. PEKERJAAN PIPA
4. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
5. PEKERJAAN PENGECATAN
6. PEKERJAAN KACA
7. PEKERJAAN LISTRIK (?)

Gambar 2.16 Pekerjaan sipil

MAINTENANCE
AID

SAFETY

ALAT BANTU
MAINTENANCE

ALAT SAFETY

UMUM

(4)

FIRE
PROTECTION

LAIN-LAIN

Gambar 2.17 Pekerjaan umum

ALAT PEMADAM KEBAKARAN

ALAT KHUSUS

INSPEKSI PERIODIK
PREVENTIVE
MAINTENANCE

TUGAS ULANGAN
EVALUASI BAHAN-BAHAN DAN PENGERJAAN

PROCEDURE
MAINTENANCE

PREDICTIVE
MAINTENANCE

PENGUKURAN
(PERIODIK)

REPAIR-REPAIR

PERLAKUAN
AKIBAT
BREAK DOWN

CORRECTIVE
MAINTENANCE

IMPROVEMENT

KONDISI PERALATAN

AVAILABILITY

MENGHILANGKAN
PROBLEM YANG TIDAK
EKONOMIS

REPLACEMENT PENGGANTI MAINTENANCE


BENTUK LAIN
MAINTENANCE

REPALCEMENT YANG DIRENCANAKAN


MAINTENANCE MENUNGGU BREAKDOWN

Gambar 2.18 Prosedur maintenance

PRINSIP
ORGANISASI

ORGANISASI

DASAR
PEMBAGIAN
AKTIFITAS

FUNGSI
PRODUK
LOKASI
PROCESS
PERALATAN
WAKTU

BENTUK
ORGANISASI
PERAWATAN

GARIS
GARIS DAN STAF
FUNGSIONIL
MATRIK

Gambar 2.19 Organisasi maintenance

PERTIMBANGAN
PERMULAAN

FAKTOR
ORGANISASI
ORGANISASI
MAINTENANCE
&
REPAIR

ORGANISASI + SITUASI + PERSONIL


DASAR
LOKAL
BIAYA PER PRODUK
RENDAH
OFF GRADE KECIL
RENCANA ORG.
DOWN TIME KECIL
LOGIS
PEMISAHAN FUNGSI
FASILITAS YG.
ADM. & ENG.
MEMADAI
PENGAWASAN YANG
EFEKTIF
SYSTEM & CONTROL
YG EFEKTIF

KEBUTUHAN
ENGINEERING
SUPPORT

SENTRALISASI
&
DESENTRALISAS

GARIS
GARIS DAN STAF
FUNGSIONIL
MATRIK

Gambar 2.20 Organisasi maintenance dan repair ditinjau dari perencanaan

TEKNIS
(ENGINEERING)
SOFT WARE
(KERJA MEJA)
ORGANISASI
MAINTENANCE
&
REPAIR
I. UTAMA
MAINT. EXISTING
PLANT(GED. MES.)
INSP.,CHECK UP,
PELUM, CLEAN)
GENERASI &
DISTRIBUSI UTILITY
TAMBAHAN
STORE KEEPING
WASTE DISPOSAL
INSURANCE
SALVAGE
SAFETY & FIRE
PROTECTION

HARD WARE
(KERJA
LAPANGAN)

ANALISA DATA
IMPROVEMENT
DEVELOPMENT
ETC.

PLANNING &
SCHEDULING
METHOD
MAN POWER
COST
SPARE PART
ETC.

PERFORMANCE

PELAKSANA
CONTROL
SUPERVISI
TRAINING
RECORD

Gambar 2.21 Organisasi maintenance dan repair ditinjau dari pelaksanaan

DATA

INFORM.
KONSULT.

INSTRUKSI
FOREMAN
MAINTENANCE

DATA

FOREMAN
ENGINEERING

DATA

II.
1.
2.
3.
4.
5.

NON TEKNIS
(PLANNING
MAINTENANCE)

IDEE IMPROV. & DEV.


DESIGN & GAMBAR
ANALISA TEKNIS &
EKONOMIS
SYSTEM &
PROCEDURE

PENGATURAN PELAKSANAAN
DIMANA & KAPAN
PERSIAPAN BAHAN
PERSIAPAN PERALATAN
PERSIAPAN PERSONIL
(TRAINING)

FOREMAN
PRODUKSI

PLANNING
MAINTENANCE

PELAKSANA
MAINTENANCE

RECORD

Gambar 2.22 Proses pelaksanaan berdasarkan perencanaan maintenance

PERALATAN
KRITIS

DOWN
TIME

AVAILABILITY
RENDAH

VS

MAINTENANCE
SYSTEM

METODA
MAINTENANCE
KHUSUS

PENGARUH
TERHADAP
PRODUKSI ATAU
SYSTEM

PERALATAN
TIDAK
KRITIS

AVAILABILITY
TINGGI

METODA
MAINTENANCE
BIASA
PRODUKSI
TINGGI

PRODUKSI
RENDAH

Gambar 2.23 Down time vs maintenance system

Gambar 2.24 Bagan aktivitas perawatan

2.10

Latihan soal

5. Jelaskan tentang definisi menajemen perawatan dan tujuannya.


2. Gambarkan, tentang :
a. Klasifikasi perawatan
b. Klasifikasi Preventive Maintenance
c. Bagan perawatan terencana
3. Sebutkan beberapa aspek manfaat dari spesifikasi kerja.

Anda mungkin juga menyukai