Anda di halaman 1dari 8

COB WEBB TEORY (TEORI SARANG LABA - LABA)

Di Susun Oleh :
Irwinsyah(110320031)

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2014

COB WEBB TEORY (TEORI SARANG LABA - LABA)


Terjadi pada produk pertanian karena :
1. Berfluktuasi pada musim ke musim
2. Reaksi terlambat (time lag) dari produsen terhadap harga
3. Undurable goods.

Harga dan kuantitas untuk berbagai macam barang berubah secara siklis dalam jangka
panjang. Kalau harga meningkat atau menurun, jumlah yang diproduksi juga meningkat atau
menurun dalam gelombang yang berbeda. Penjelasan mengenai gerakan harga dan kuantitas ini
dinamakan teori laba laba atau cob webb teory. Dinamakan demikian sesuai dengan gambarnya
yang berbentuk seperti sarang laba laba.
Secara grafis, analisis cob webb dapat dilihat pada grafik di bawah:

Kurve ini menerangkan terjadinya fluktuasi harga dari musim ke musim yang disebabkan
oleh adanya reaksi yang terlambat dari pihak produsen terhadap harga. Pada musim 1, panen Q1
harga P1. Dengan asumsi harga tetap produsen meningkatkan hasilnya pada musim berikutnya
sebesar Q2 akibatnya produksi melimpah dan bisa menurunkan harga jadi P2. Dengan asumsi
harga tetap seperti musim 2 produsen mengurangi produksinya pada musim ke 3, akibatnya
produksi di pasar berkurang dan harga jadi naik P3; demikian seterusnya sehingga mencapai
keseimbangan dengan jumlah barang Qe harga Pe Teori cob webb ini menjelaskan tentang
siklus harga dan produksi yang naik turun dalamjangka waktu tertentu. Tipe tipe dari cob
webb sendiri antara lain:

a. siklus dengan fluktuasi yang jarakya tetap

b. siklus yang menuju titik keseimbangan

c. siklus yang menjauhi titik keseimbangan

B. PERGESERAN KURVA PENAWARAN PERMINTAAN TERHADAP HARGA


KESEIMBANGAN
Harga keseimbangan atau harga pasar (Equilibrium Price) adalah tinggi rendahnya
tingkat harga yang terjadi atas kesepakatan antara produsen/penawaran dengan konsumen
atau permintaan. Pada harga keseimbangan produsen/penawaran bersedia melepas
barang/jasa, sedangkan permintaan/konsumen bersedia membayar harganya. Dalam kurva
harga keseimbangan terjadi titik temu antara kurva permintaan dan kurva penawaran, yang
disebut Equilibrium Price.
Terbentuknya harga pasar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran. Masing-masing faktor dapat menyebabkan bergesernya jumlah
permintaan dan jumlah penawaran. Dengan bergesernya permintaan dan penawaran akan
mengakibatkan bergesernya tingkat harga keseimbangan

P pada Rp. 400,00 terjadi Equilibrium Price dengan jumlah yang ditawarkan (S) sama
dengan jumlah yang diminta (D), yaitu sebesar 5.000 unit. Penjual menawarkan dengan
harga Rp.600,00 dengan jumlah barang yang terjual/ditawarkan 7.000 unit. Sedangkan
pembeli menawar dengan harga Rp.200,00 dan jumlah barang yang diminta 7.000 unit.
Karena tidak terjadi kesepakatan, maka penjual berusaha menurunkan harga dan pembeli
berusaha menaikkan penawaran, demikian seterusnya sampai akhirnya bertemu pada harga
Rp.400,00 dengan jumlah barang yang ditawarkan
sama dengan jumlah yang diminta, sebesar 5.000 unit.
Titik keseimbangan (Equlibrium Price) akan mengalami pergeseran akibat dari naik
turunnya akibat perubahan permintaan dan penawaran.

1. Pergeseran kurva permintaan terhadap harga keseimbangan


Jika jumlah permintaan bertambah sedangkan jumlah penawaran tetap, maka ada
kecenderungan harga akan naik. Analisis pergeseran dapat dilihat pada grafik di bawah
ini:

Pergeseran kurva permintaan akan mengakibatkan kelebihan permintaan. Harga


akan terdorong naik karena harga dan kuantitas ekuilibrium bergerak naik ke E
2. Pergeseran kurva penawaran terhadap harga keseimbangan
Jika jumlah permintaan berkurang sedangkan jumlah penawaran tetap, maka
harga akan turun.

Bila penawaran bergeser ke kiri (S ke S), kekurangan Q akan mendorong harga


(P) naik. P akan terus naik sampai jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang
diminta pada titik ekuilibrium baru, yaitu E.

C. PERUBAHAN SURPLUS PRODUSEN SERTA KONSUMEN


1. Surplus produsen
Surplus produsen adalah ukuran keuntungan yang diperoleh produsen karena
mereka telah beroperasi pada suatu pasar komoditas. Keuntungan tersebut diperoleh
mereka karena harga yang terbentuk di pasar melebihi harga yang mau mereka tawarkan
pada tingkat penjualan tertentu. Penjelasan tentang surplus produsen dapat ditinjau dari
sudut pandang yang sama dengan surplus konsumen, yaitu pada kondisi di mana jumlah
yang ditawarkan masih sedikit, mereka bersedia menawarkan sejumlah barang dengan
harga yang lebih rendah daripada harga keseimbangan pasar. Kondisi ini akan berakhir
ketika keseimbangan muncul. Surplus produsen dapat dihitung dengan mencari luas
daerah dibawah harga dan di atas kurva penawaran

2. Surplus konsumen
Surplus konsumen adalah jumlah maksimum yang mau dibayar oleh konsumen
untuk memperoleh suatu barang atau kesediaan konsumen untuk mengeluarkan imbalan
atas jasa yang diperolehnya. Surplus konsumen merupakan selisih harga tertinggi yang
bersedia dibayar konsumen dengan harga yang benar-benar dibayar oleh konsumen.
(Surplus Konsumen = nilai barang bagi pembeli - harga yang dibayarkan pembeli).
Surplus konsumen juga dapat dikatakan sebagai kelebihan atau perbedaan antara
kepuasan total atau total utility (yang dinilai dengan uang) yang dinikmati konsumen dari
mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu dengan pengorbanan totalnya (yang dinilai
dengan uang) untuk memperoleh atau mengkonsumsikan jumlah barang tersebut.
Surplus konsumen terjadi jika harga yang dibayarkan oleh konsumen terhadap
suatu barang lebih tinggi dari harga pasarnya. Surplus konsumen akan terus naik jika
konsumen terus membeli produk sampai unit tertentu dan menghentikannya, karena jika

diteruskan konsumen tidak akan mendapatkan surplus lagi. Surplus konsumen pada
hakikatnya berarti perbedaan diantara kepuasan yang diperoleh seseorang didalam
mengkonsumsikan sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk
memperoleh barang tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, Marhaendra. 2009. Elemen Dasar Penawaran dan Permintaan. STIE


PGRI. Nganjuk
Purwanta, Wiji. Harga Keseimbangan Pasar. Jakarta
Wahyu, Tri. 2010. Ekonomi Pertanian Keseimbangan Pasar. Jakarta
Dwi, Tutut. 2011. Ekonomi Mikro. Fakultas Pertanian. Kediri

Anda mungkin juga menyukai