Anda di halaman 1dari 14

PENGESAHAN TUGAS

1. Judul Kegiatan
2. Bidang Kegiatan
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Jurusan
d. Universitas
e. Alamat Rumah / No. Telepon
f. Alamat Email
4. Anggota Pelaksana Kegiatan
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. NIP
c. Alamat Rumah / No. Telepon
d. Alamat Email
6. Jangka Waktu Pelaksanaan

: Sensor PIR
: Tugas Mini Proyek
: Muhammad Yusuf Saifulloh
: 125874242
: Teknik Elektro
: Universitas Negeri Surabaya
: Dsn. Tesan 009/005 Ds.Tritunggal,
Babat Lamongan / 085731377726
: m.yusuf_saifulloh@yahoo.co.id
: 1 orang
: Dr. Bambang Suprianto, M.T.
: 196103251987011001
: Wiguna 7/20 Surabaya /
08123066420, 0815992080
: bangjosp@yahoo.com
: Paling lambat sebelum UAS

Disetujui oleh,

Dr. Bambang Suprianto, M.T.


(196103251987011001)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karuniaNya sehingga penulis telah menyelesaiakan
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah Rangkaian Elektronika Analog.
Materi dalam makalah ini sudah diurutkan sesuai dengan kapasitasnya masing
masing, sehingga Mahasiswa insya Allah dapat dengan mudah memahami.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan, karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami menerima untuk pemberian saran dan
kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Surabaya, 18 April 2014

Penulis

DAFTAR ISI
Pesahan Tugas

................................................................................. 1

Kata Pengantar

................................................................................. 2

Daftar Isi

................................................................................. 3

Bab 1
Pendahuluan
1.1 Abstrak
1.2 Latar Belakang Masalah
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan
1.5 Kegunaan Program

................................................................................. 4
................................................................................. 6
................................................................................. 7
................................................................................. 7
................................................................................. 7

Bab 2
Gambar Rencana Rangkaian
2.1 Aplikasi
................................................................................. 8
2.2 Skema Rangkaian
................................................................................. 8
2.3 Daftar Komponen
................................................................................. 8
2.4 Prinsip Kerja Rangkaian ................................................................................. 9
2.5 Blok Diagram
............................................................................... 13
Bab 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

............................................................................... 15
............................................................................... 15

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Abstrak

Cahaya merupakan suatu bentuk radiasi dari gelombang elektromagnetik


yang ada pada prinsipnya sama dengan gelombang radio, misalnya infrared ,
ultraviolet, dan sinar x. Pada dasarnya yang membedakannya adalah panjang
gelombang dan frekuensinya. Panjang gelombang dari cahaya tampak adalah
antara 400 nm hingga 800 nm, dan ultraviolet mempunyai panjang gelombang
lebih pendek dari 400 nm. Hubungan antara frekuensi dan panjang gelombang
dapat dirumuskan dengan persamaan sbb :
Rumus

C=

.f

Keterangan :
8

C adalah kecepatan cahaya (3. 10 m/s )


adalah panjang gelombang (meter)

f adalah frekuensi (Hertz)

Radiasi inframerah berada pada spectrum elektromagnetik dengan panjang


gelombang lebih besar dari cahaya tampak.

Inframerah merupakan radiasi yang tidak tampak pada daerah spectrum


elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang 75 nm sampai 100 0 m .
Radiasi inframerah tidak dapat dilihat tapi dapat dideteksi. Benda yang dapat
memancarkan panas berarti memancarkan radiasi inframerah. Benda benda ini
termasuk makhluk hidup seperti binatang dan manusia.
Tubuh manusia dan binatang dapat memancarkan radiasi inframerah terkuat
yaitu pada panjang gelombang 9,4 m . Radiasi inframerah yang dipancarkan
oleh tubuh manusia yang dideteksi oleh sensor PIR.
Jadi ketika seseorang berjalan melewati sensor, sensor akan menangkap
pancaran sinar inframerah pasif yang dipancarkan oleh tubuh manusia yang
memiliki suhu yang berbeda dari lingkungan, sehingga menyebabkan material
pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas yang
dibawa oleh sinar inframerah pasif tersebut. Kemudian sebuah amplifier yang ada
menguatkan arus tersebut yang kemudian dibandingkan oleh comparator sehingga
menghasilkan output.
Ketika manusia berada di depan sensor PIR dengan kondisi diam, maka
sensor PIR akan menghitung panjang gelombang yang dihasilkan oleh tubuh
manusia tersebut. Panjang gelombang yang konstan ini menyebabkan energi
panas yang dihasilkan dapat digambarkan hampir sama pada kondisi lingkungan
disekitarnya. Ketika manusia itu melakukan gerakan, maka tubuh manusia itu
akan menghasilkan pancaran sinar inframerah pasif dengan panjang gelombang
5

yang bervariasi sehingga menghasilkan panas berbeda yang menyebabkan sensor


merespon dengan cara menghasilkan arus pada material Pyroelectricnya dengan
besaran

yang

berbeda

beda.

Karena

besaran

yang

berbeda

inilah

comparatormenghasilkan output.
Jadi sensor PIR tidak akan menghasilkan output apabila sensor ini
dihadapkan dengan benda panas yang tidak memiliki panjang gelombang
inframerah antar 8 sampai 14 mikrometer dan benda yang diam seperti sinar
lampu yang sangat terang yang mampu menghasilkan panas, pantulan objek
benda dari cermin dan suhu panas ketika musim panas.
1.2 Latar Belakang Masalah
Kebutuhan akan listrik memang tidak dapat di tolak lagi. Hampir semua
peralatan rumah mengggunakan listrik sebagai sumber daya. Tidak bisa di
pungkiri juga,biaya yang kita keluarkan juga semakin besar. Sebagai contoh
penggunaan lampu kamar tidur yang menyala mulai pukul 5 sore sampai 6 pagi.
Rata-rata lampu tersebut memiliki daya sebesar 15 watt bahkan lebih. Jika di
hitung dengan menggunakan :
Daya pakai perbulan
=

( n x P x t ) x 30 hari

Keterangan : n adalah jumlah lampu


P adalah daya
t adalah lama pemakaian
Maka dengan memasukkan nilai dengan menggunakan rumus diatas (1 x 15 x
13) x 30 hari dan menghasilkan daya perbulan sebesar 5,85Kwh. Kita bisa
menghitung biaya listrik perbulan menggunakan :
Biaya Listrik Perbulan = Biaya Pakai (Daya Pakai Perbulan x Biaya
Listrik perKwh) + PPJ (10 % x Biaya Pakai) +
Biaya Beban
Dimana biaya beban = Rp 1 x 8.000,00 dan biaya per Kwh = Rp 720,00.
Maka biaya yang harus kita keluarkan perbulan hanya untuk satu kamar adalah :
(5,85 x Rp 720,00) + (10% x Biaya Pakai) + Rp 18.000,00 = Rp 22.633,00.
Padahal selama 13 jam tersebut kita tidak selalu berada di kamar. Itu artinya
lampu kamar menyala walaupun di dalam ruangan tersebut tidak ada orang.
Untuk menyikapi hal tersebut, di gunakanlah teknologi sensor PIR yang akan
mendeteksi keberada orang di dalam suatu ruangan tertentu. Dengan
menggunakan sensor PIR, dapat menghemat nyala lampu. Misal seseorang masuk
6

ke kamar mulai pukul 00.00 05.00. Ini berarti waktu nyala lampu kamar hanya 5
jam, maka : (1 x 15 x 5) x 30 hari = 2,25 Kwh. Dan biaya yang di keluarkan :
(2,25 x Rp 720,-) + (10% x Biaya Pakai) + Rp 18.000,- = Rp 19.782,Besarnya efisiensi dapat di hitung :
(Biaya Listrik Sebelum di Pasang Sensor PIRBiaya Listrik Setelah di Pasang Sensor PIR)
x 100
Biaya Listrik Sebelum di Pasang Sensor PIR
Hasil Perhitungan :

22.63319.782
x 100
22.633

= 12,6%

Ini berarti, dengan menggunakan sensor PIR kita bisa menghemat biaya listrik
sebesar 12,6 %.
1.3 Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara menghemat biaya listrik perbulan?
b. Bagaimana cara kerja dari sensor PIR?
c. Sebesar apa efisiensi setelah menggunakan sensor PIR?
1.4 Tujuan
a. Memenuhi tugas mata kuliah Rangkaian Elektronika Analog dan Digital.
b. Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari
perkuliahan terhadap realita.
c. Membuat dan mengetahui cara kerja Sensor PIR(Passive Infrared
Receiver).
d. Pengembangan kreatifitas mahasiswa dalam bidang Elektonika Analog.
1.5 Kegunaan Program
Bagi mahasiwa : untuk meningkatkan dan melatih kreatifitas mahasiswa

dalam menemukan alat yang berguna secara umum di masyarakat.


Bagi masyarakat : masyarakat bisa menggunakan teknologi ini untuk
membantu aktivitas sehari hari.

BAB 2
GAMBARAN RENCANA RANGKAIAN
2.1 Aplikasi

Aplikasi sensor PIR sangat banyak, tergantung kita memanfaatkanya untuk


apa saja. Setiap pendeteksi terhadap gerakan manusia dapat digunakan sensor
PIR, seperti :
Pembuka pintu otomatis
Pengendali kran wudhu
Pengaman rumah
Bel pintu otomatis, dll
2.2 Skema Rangkaian

2.3 Daftar Komponen

IC LM324

1 buah

Resistor 10K

3 buah

Resistor 1 K

3 buah

VR 100K

1 buah

Kapasitor 4700uF

1 buah

Transistor 9014

1 buah

Transistor BC107

1 buah

Dioda 1 A

1 buah

Relay

1 buah

2.4 Prinsip Kerja Rangkaian

PIR(Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor berbasiskan


infrared. Akan tetapi, tidak seperti sensor infrared kebanyakan yang terdiri dari IR
LED dan fototransistor. PIR tidak memancarkan apapun seperti IR LED. Sesuai
dengan namanya Passive, sensor ini hanya merespon energy dari pancaran
inframerah pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang terdeteksi olehnya. Benda
yang bisa dideteksi oleh sensor ini biasanya adalah tubuh manusia.

Karena output PIR tidak lebih dari 5 volt, maka perlu penguat untuk
menguatkan tegangan output PIR. Dimana digunakan Op-Amp sebagai penguat
non inverting. Dengan menggunakan rumus :
Rf
+1
Rs
Keterangan :
Rf adalah R feedback
Rs adalah R seri
Maka ditemukanlah penguatan sebesar 11x, jadi jika output PIR yang masuk
pada kaki positif sebesar 1 volt, output dari penguatan adalah sebesar 11 Volt.
Setelah dikuatkan masuk pada rangkaian Op-Amp sebagai comparator.
Digunakannya comparator untuk dilakukan perbandingan akan adanya manusia
atau tidak, ketika output dari penguat tidak lebih dari tegangan referensi maka
output Op-Amp akan low dan tidak akan memicu aktuator aktif. Ketika output
penguat lebih dari tegangan referensi maka output comparator akan high, hal ini
akan memicu aktuator aktif. Untuk menghitung tegangan referensi dapat
digunakan rumus :

VR
Vin
VR+ R 3
Maka ditemukan tegangan referensi sebesar 9,33 volt. Ketika output
comparator high, hal ini membuat transistor pertama saturasi yang akan mulai
mengisi kapasitor sebesar 4700 uF, yang mana kapasitor ini yang menentukan
seberapa lama aktuator aktif, dengan memanfaatkan pengisian dan pengosongan
kapasitor.
Di dalam sensor PIR ini terdapat bagian bagian yang mempunyai perannya
masing masing, yaitu Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric Sensor, Amplifier, dan
Comparator.
Fresnel Lens
Lensa Fresnel pertama kali digunakan pada tahun 1980an. Digunakan
sebagai lensa yang memfokuskan sinar pada lampu mercusuar.
Penggunaan paling luas pada lensa Fresnel adalah pada lampu depan
mobil, di mana mereka membiarkan berkas parallel secara kasar dari
pemantul parabola dibentuk untuk memenuhi persyaratan pola sorotan
utama. Namun kini, lensa Fresnel pada mobil telah ditiadakan diganti
dengan lensa plain polikarbonat. Lensa Fresnel juga berguna dalam
pembuatan film, tidak hanya karena kemampuannya untuk memfokuskan
sinar terang, tetapi juga karena intensitas cahaya yang relative konstan

diseluruh lebar berkas cahaya.


IR Filter
IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang
sinar infrared pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang
gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9
sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor. Sehingga

Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja.


Pyroelectric Sensor
Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat
celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada
lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap
oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga
menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium
nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik. Mengapa bisa
menghasilkan arus listrik? Karena pancaran sinar inframerah pasif ini
10

membawa energi panas. Material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus


listrik karena adanya energy panas yang dibawa oleh infrared pasif
tersebut. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yang terbentuk ketika
sinar matahari mengenai solar cell.
Amplifier
Sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus yang masuk pada

material pyroelectric.
Comparator
Seterlah dikuatkan oleh amplifier kemudian arus dibandingkan oleh
comparator sehingga mengahasilkan output.

Gambar blok diagram Sensor PIR

Cara kerja pembacaan sensor PIR


Pancaran infra merah masuk melalui lensa Fresnel dan mengenai sensor
pyroelektrik, karena sinar infra merah mengandung energi panas maka sensor
pyroelektrik akan menghasilkan arus listrik. Sensor pyroelektrik terbuat dari
bahan galium nitrida (GaN), cesium nitrat (CsNo3) dan litium tantalate (LiTaO3).
Arus listrik inilah yang akan menimbulkan tegangan dan dibaca secara analog
oleh sensor. Kemudian sinyal ini akan dikuatkan oleh penguat dan dibandingkan
oleh komparator dengan tegangan referensi tertentu (keluaran berupa sinyal 1-bit).
Jadi sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1, 0 saat sensor tidak
mendeteksi adanya pancaran infra merah dan 1 saat sensor mendeteksi infra
merah. Sensor PIR didesain dan dirancang hanya mendeteksi pancaran infra
merah dengan panjang gelombang 8 14 mikrometer. Diluar panjang gelombang

11

tersebut sensor tidak akan mendeteksinya. Untuk manusia sendiri memiliki suhu
badan yang dapat menghasilkan pancaran infra merah dengan panjang gelombang
antara 9 10 mikrometer (nilai standar 9,4 mikrometer), panjang gelombang
tersebut dapat terdeteksi oleh sensor PIR. (Secara umum sensor PIR memang
dirancang untuk mendeteksi manusia)
Sensor PIR ini bekerja dengan menangkap energy panas yang dihasilkan dari
pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu benda
diatas nol mutlak. Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira kira 32
derajat celcius, yang merupakan sushu panas yang khas yang terdapat pada
lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh
Pyroelectric Sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga
menyebabkan Pyroelectric Sensor yang terdiri dari gallium nitride, caesium nitrat
,dan litium tantalite menghasilkan arus listrik.

2.5 Blok Diagram

Keterangan :

Op-Amp sebagai Penguat


Setelah sensor mendeteksi adanya manusia, maka sensor akan berlogika satu,

output sensor ini akan dikuatkan oleh op-amp sebagai penguat yaitu penguat non
inverting, besarnya penguatan dapat dihitung dengan rumus R Feedback dibagi
dengan R input, disini digunakan R feedback sebesar 10K dan R input sebesar 1K,

12

maka besarnya penguatan yaitu 10X. jika output sensor PIR 1 Volt, maka setelah
masuk pada penguatan output menjadi 10 Volt (1 X 10 = 10 Volt).

Op-Amp Sebagai Comparator


Disini diperlukan komparator untuk membandingkan bahwa adanya manusia

atau tidak, disini diperlukan komparator agar yang dideteksi adalah manusia saja,
mengingat semua benda mengeluarkan sinar infra red yang berbeda, maka
diperlukan filter untuk membedakannya.
Setelah keluar dari penguat, maka terjadi perbandingan antara input positif
dan negatif op-amp, apabila input positif op-amp lebih dari input negatif maka
output akan berlogika high 1, tapi jika input negatif lebih dari input positif,
maka output op-amp akan berlogika low 0. Sensitifitas ini bisa diatur dengan
mengatur nilai variabel resistor, yang terdapat pada input negatif op-amp.

Actuator
Setelah dibandingkan, dan logika dari op-amp sebagai comaprator high, maka

masuk pada actuator (penggerak), disini digunakan relay, karena output op-amp
mempunyai arus yang kecil tidak mampu menyangga beban yang berat. Relay ini
dikendalikan oleh transistor sebagai saklar, yang dikendalikan dari logika output
op-amp sebagai komparator. Ketika op-amp comaprator high, maka basis pada
transistor pertama akan terdapat tegangan, sehingga memicu aliran arus dari
kolektor ke emitor, karena terpicunya transistor pertama membuat terpicunya
transistor kedua. Ketika ada aliran arus dari kolektor ke emitor pada transistor
pertama, maka basis pada transistor kedua juga terdapat arus, sehingga transistor
kedua aktif. Karena transistor kedua aktif, maka relay pun akan aktif, dan
menghidupkan LED sebagai output.

13

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan pengamatan yang sudah kami lakukan diatas. Dapat
kami simpulkan, bahwa dengan menggunakan kecanggihan teknologi sensor
PIR bisa menjadikan motivasi dalam kemajuan teknologi masa kini atau bisa
dikatakan lebih praktis. Disamping itu, sensor PIR dapat bermanfaat dalam
kehidupan modern saat ini karena sensor PIR memiliki efisiensi listrik yang
cukup tinggi, dimana sensor PIR ini dapat menghemat konsumsi listrik yang
digunakan.
3.2 Saran
Dengan ini penulis mengharapkan agar adanya pengembangan penelitian
lebih lanjut yang menjadikan teknologi sensor PIR lebih efisien dan praktis
dari sebelumnya. Hal tersebut yang akan menjadikan nilai jual yang tinggi
dan semakin berkembangnya teknologi masa depan.
Driver PIR
Sensor PIR respon lama, pertama persiapan, kedua pengenalan sinar infra red
lingkungan sekitar, ketiga pengenalan infra red manusia.
Secara umum, output PIR tidak lebih dari 3 volt, untuk itu diperlukan
penguat, disini kami menggunakan konfigurasi Op-Amp non-inverting.
Masuk ke driver PIR karena output PIR 1010 makadibutuhkan delay 1
dengan 1 agar wktu mendeteksi manusia tidak mati maka menggunakan
kapasitor 4700microfarad.
Setelah masuk driver langsung saya masukkan ke output. Outpunya buzzer,
Display LED menggunakan konfigurasi NE555 fungsi astable.
Fungsi NE555 :
1. Monostabel : Hanya memiliki 1 kondisi stabel
2. Bistabel
: Memiliki 2 kondisi stabel
3. Astable
: Tidak memiliki kondisi stabel. Makanya outpunya 1010
4. IC LM324
: IC op-Amp digunakan penguat, jadi tegangan masuk
dikuatkan.

14

Anda mungkin juga menyukai