Uji Beda BAB II
Uji Beda BAB II
Uji beda dilakukan dengan dua alternatif metode yaitu uji statistik parametrik atau
uji statistik non-parametrik. Penentuan pemakaian metode uji dilakukan berdasarkan
hasil uji normalitas (Kolmogorov-Smirnov Test). Bila hasil uji menunjukkan data
terdistribusi normal maka digunakan uji statistik parametrik.
1) Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data uji mempunyai distribusi
normal atau tidak. Data uji yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau
mendekati normal. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan statistik
Kolgomorov-Smirnov. Alat uji ini biasa disebut dengan K-S yang tersedia dalam
program SPSS 15.00 For Windows. Kriteria yang digunakan dalam tes ini adalah
dengan membandingkan antara tingkat signifikansi yang didapat dengan tingkat
alpha yang digunakan, dimana data tersebut dikatakan berdistribusi normal bila
sig > alpha (Ghozali, 2006: 115).
2) Uji beda
(1) Uji statistik parametrik
Uji statistik parametrik adalah suatu uji yang modelnya menetapkan syaratsyarat tertentu tentang parameter populasi yang menjadi sampel penelitiannya.
Syarat-syarat tersebut biasanya tidak dilakukan pengujian terlebih dahulu dan
sudah dianggap memenuhi syarat. Seberapa jauh makna hasil uji parametrik
tersebut tergantung pada validitas anggapan-anggapan tadi. Uji parametrik
juga menuntut bahwa nilai-nilai yang dianalisis merupakan hasil dari suatu
pengukuran minimal dengan skala interval (Sulaiman, 2002: 1).
Uji parametrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda t
berpasangan (paired sample t-test). Uji beda t-test digunakan untuk
menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai ratarata yang berbeda (Ghozali, 2006: 55-56). Uji beda t-test dilakukan dengan
cara membandingkan perbedaan rata-rata dua sampel atau rumusnya dapat
ditulis sebagai berikut:
t