Anda di halaman 1dari 23

GAYA KEPEMIMPINAN

MARTHA TILAAR
Achmad Aji DS

Biograf

Martha Tilaar (lahir di Kebumen, Jawa


Tengah, 4 September 1937; umur 77
tahun) adalah seorang pengusaha
Indonesia yang bergerak di bidang
kosmetika dan jamu dengan nama
dagang Sariayu.
Ia menikah dengan H.A.R Tilaar dan
memiliki empat anak, Bryan Emil Tilaar,
Pinkan Tilaar,Wulan Tilaar,Kilala Tilaar

Pendidikan :
- SD St. Theresia, Jakarta (1949)
- SMP St. Theresia, Jakarta (1955)
- SMA St. Ursula, Jakarta (1957)
- IKIP, Jakarta (1963)
- Kursus Kecantikan di Jakarta (1961-1962)
- Academy of Beauty Culture di Bloomington,
Indiana, AS (1967- 1969)
- Kursus-kursus kecantikan di Bangkok, Hong
Kong, Tokyo, London, Paris, New York (19751984)

Karir :
- Guru SD di Jakarta (1958-1961)
- Dosen IKIP Jakarta (1963-1965)
- Karyawan Campes Beauty Salon, Indiana Universty, AS
(1967- 1970)
- Direktur Puspita Martha (1974-1978)
- Presdir PT Martina Berto
- Direktur Martha Salon
- Dirut PT Sari Ayu Martha Kosmetika Indonesia (1978 -sekarang)
Penghargaan :
- Doktor Kehormatan (Honoris Causa) dalam bidang
Fashion and Artistry dari World University Tuscon, Arizona,
AS tahun 1984

Sejarah

Ketika kecil, anak sulung dari tiga


bersaudara ini justru bertingkah seperti
lelaki, enggan merawat diri. Ibunya,
Nyonya Handana, menegurnya, Sang ibu
lalu menitipkan putrinya pada seorang
ahli kecantikan tradisional di Yogyakarta,
Titi Poerwosoenoe. Dan wanita kelahiran
Kebumen, Jawa Tengah, ini pun
mengaku, "Ibu Titi, guru pertama yang
mengajar saya bersolek".

Sebelum menikah, Ibu Martha sempat


mengajar di SD selama dua tahun.
Setelah menjadi sarjana pendidikan dari
IKIP Jakarta, ia juga sempat mengajar di
alma maternya selama tiga tahun.
Lalu mengikuti suami, Dr. Henry A.
Rudolf Tilaar, yang bertugas ke Amerika
Serikat. Di sanalah ia belajar masalah
kecantikan, dan lulus 1967. Lalu bekerja
selama tiga tahun di Campes Beauty
Salon, Universitas Indiana, AS.

Setelah kembali ke Jakarta, 1969, ia membuka


salon kecantikan. Dimulai dari modal 1 juta rupiah
di saku, hasil menabung selama tingal dan bekerja
di Amerika Serikat, selain juga sumbangan dari
ayahnya-Handana-dan adik-adiknya, Ratna dan
Bambang.
Maka, awal tahun 1970, 3 Januari 1970, berdirilah
Marthas salon. Salon kecil di Jalan Dr.
Kusumaatmaja, Jakarta itu, akhirnya berkembang
menjadi lima buah. Meskipun ia mendapat
pendidikan dari Amerika, ajaran gurunya yang
pertama kali, Titi Poerwosoenoe

Tahun 1972 ia pun ke Eropa belajar


ramu-ramuan. Dikunjunginya pabrik
Yves Rocher di Prancis, Mary Quant di
Inggris, dan Hartleben di Jerman Barat.
Kembali ke Indonesia, empat tahun
kemudian didirikannya Martha Griya
Salon yang memperkenalkan perawatan
tradisional. Usaha itu kian berkembang
dengan berdirinya pabrik kosmetik PT
Sari Ayu

Martha Kosmetika Indonesia, yang


diresmikan oleh Ny. Nelly Adam Malik, 22
Desember 1981. Baru berusia dua tahun
perusahaan itu mendapat penghargaan
tertinggi untuk penampilannya pada The
First Asian Beauty Congress and
Exhibition, Singapura. Ibu Martha sendiri
memperoleh Doktor Kehormatan di
bidang Fashion Artistry dari The World
University Tucson, Arizona, Amerika
Serikat, 1984.

Prinsip berbagi yang melandasi bisnis


kecantikan Martha Tilaar diwujudkan
dalam bentuk pemberdayaan, terutama
bagi perempuan. Grup usaha Martha
Tilaar ini memayungi 11 anak
perusahaan dan mempekerjakan sekitar
6.000 karyawan, 70% diantaranya
adalah perempuan. Tak sedikit di antara
kaum hawa ini yang mendapatkan
kesempatan belajar dan sekolah cumacuma untuk mengembangkan dirinya

Mulai pekerja di ranah rumah tangganya


hingga ahli seperti peneliti di perusahaannya.
Martha tak sungkan mengirim peneliti
belajaretnobotany ke Perancis dan medical
antropology di Leiden, Belanda. "Pendekatan
sains dibutuhkan untuk mengembangkan
produk lokal," katanya. Satu lagi kunci sukses
bisnis Martha Tilaar, fokus pada satu bidang,
yakni kecantikan. "Saya mulai bisnis dari
salon, lalu sekolah, pabrik, distribusi yang
semuanya bergerak di bidang kecantikan.

Baru-baru ini, DR. Martha Tilaar


diberikan penghargaan oleh Sekretaris
Jenderal PBB, Ban Ki Moon pada UN
Global Compact Leaders Summit di New
York karena menjalankan perusahaan
yang memiliki program meliputi 10
prinsip Global Compact etika, seperti hak
asasi manusia, tenaga kerja, konservasi
pengendapan, dan anti- korupsi sejalan
dengan delapan tujuan pembangunan
millennium.

Tindakan

Martha tilaar sebagai pendiri MARTA TILAAR GRUP


selalu menekankan beberpa hal yang dilakukan agar
memperoleh kesuksesan seperti sekarang. Yang
pertama kali harus dimiliki adalah jiwa DJITU. Djitu
disini adalah Jujur, Inovasi tekun dan ulet.
Sikap ini yang terus ada dalam diri Martha sehingga
membawa kesuksesannya sampai dengan sekarang.
Mental DJITU ini yang harus dimiliki oleh semua
enterprenuership agar dapat mencapai kesuksesan
Sebelum memulai usaha juga harus meneliti lingkungan
yang ada yaitu dengan melakukanriset pasar agar yang
diperbuat oleh perusahaan dapat menarik pasar.

Sebagai bisnis keluarga, saya senantiasa


bertindak sebagai ibu kepada
karyawan," kata istri Prof Dr H.A.R. Tilaar
itu, ketika berbagi pengalaman pada
acara peluncuran buku Indonesian Top
CEO Wisdom di Jakarta, Selasa.
Sebagai ibu, katanya, kadang-kadang dia
berlaku keras kepada karyawan, namun
bila karyawan sedang tertimpa
kesusahan dia tampil untuk menghibur.

Martha Tilaar yang sangat berkomitmen untuk


membangun industri kosmetik. Dia merupakan
investasi besar dalam penelitian dan pengembangan
(R & D). Dia ingin mengirim staf ahli farmasi belajar di
luar negeri, atau berpartisipasi dalam berbagai
pameran di luar negeri. Dia memiliki dua apoteker
staf nomor doktor, master dan sarjana strata satu
lainnya.
Berdasarkan komitmen yang kuat bahwa Martha ingin
menunjukkan kepada bangsa-bangsa di dunia bahwa
Indonesia bisa menunjukkan diri mereka sendiri dan
tidak tertinggal dalam bidang kosmetik dan tata rias.

Grup usaha Martha Tilaar ini memayungi


11 anak perusahaan dan
mempekerjakan sekitar 6.000 karyawan,
70% diantaranya adalah perempuan. Tak
sedikit di antara kaum hawa ini yang
mendapatkan kesempatan belajar dan
sekolah cuma-cuma untuk
mengembangkan dirinya

Martha juga mendirikan Yayasan Martha Tilaar. Ia


dididik banyak wanita dan ibu-ibu tentang kecantikan.
Tujuannya agar mereka memahami keindahan yang
bisa mengurus diri sendiri. Tapi sebagian besar
sehingga mereka memiliki keterampilan keindahan,
sesuatu yang memiliki banyak untuk membantu
perempuan dalam krisis multidimensi melanda
bangsa termasuk pemutusan hubungan kerja (PHK)
terhadap karyawan perempuan maupun laki-laki di
banyak perusahaan lain. Bagi Martha Tilaar
perempuan adalah peran pemersatu besar bagi
keutuhan bangsa. Karena dia tidak ingin perempuan
terbelakang dalam hal pendidikan.

Kepemimpinan
Transformasional

Kepemimpinan transformasional
merupakan gaya kepemimpinan yang
berupaya mentransformasikan nilai-nilai
yang dianut oleh bawahan untuk
mendukung visi dan tujuan organisasi.
Melalui transformasi nilai-nilai tersebut,
diharapkan hubungan baik antar
anggota organisasi dapat dibangun
sehingga muncul iklim saling percaya
diantara anggota organisasi.

Seorang pemimpin dikatakan bergaya


transformasional apabila dapat
mengubah situasi, mengubah apa yang
biasa dilakukan, bicara tentang tujuan
yang luhur, memiliki acuan nilai
kebebasan, keadilan dan kesamaan.
Pemimpin yang transformasional akan
membuat bawahan melihat bahwa
tujuan yang mau dicapai lebih dari
sekedar kepentingan pribadinya

Kepemimpinan transformasional secara khusus berhubungan


dengan gagasan perbaikan. Bass menegaskan bahwa
kepemimpinan transformasional akan tampak apabila
seorang pemimpin itu mempunyai kemampuan untuk:

Menstimulasi semangat para kolega dan pengikutnya untuk


melihat pekerjaan mereka dari beberapa perspektif baru.
Menurunkan visi dan misi kepada tim dan organisasinya.
Mengembangkan kolega dan pengikutnya pada tingkat
kemampuan dan potensial yang lebih tinggi
Memotivasi kolega dan pengikutnya untuk melihat pada
kepentingannya masing-masing, sehingga dapat
bermanfaat bagi kepentingan organisasinya.

Adapun, karakteristik kepemimpinan


transformasional menurut Avolio dkk
(Stone et al, 2004) adalah sebagai
berikut:
(1)Idealized influence(or charismatic
influence)
(2)Inspirational motivation
(3)Intellectual stimulation
(4)Individualized consideration

Gaya kepemimpinan

Pemimpin yang transformasional antara lain adalah


pemimpin yang berorientasi pada pendukung,
prinsip, dan perubahan.
Pemimpin memberdayakan para pendukung
dengan memberi kesempatan kepada orang-orang
yang mereka pimpin untuk menyatakan pendapat
dan memberi masukan.
Pemimpin ini juga melakukan berbagai upaya untuk
pengembangan diri. Selain memberdayakan
pengikut mereka, para wanita Beliau lebih banyak
yang bertindak sebagai mentor daripada sebagai
bos.

Wanita pemimpin memberi petunjuk dan bimbingan


yang diperlukan kepada para pendukung untuk
melakukan pekerjaan yang ditugaskan
Selain bertindak sebagai mentor, para wanita
pemimpin juga cenderung untuk memimpin dengan
memberi teladan kepemimpinan pada para
pendukunng melalui sikap dan tindakan mereka. Jika
mereka menginginkan disiplin untuk diterapkan oleh
anak buah, maka mereka pun akan menunjukkan sikap
disiplin, jika mereka ingin agar anak buah bersikap
jujur dan terbuka, mereka pun akan memberikan
teladan yang sama.

Anda mungkin juga menyukai